“Kenapa Tuhan mengambilmu begitu cepat, Nak?” Di bawah gerimis yang syahdu, Yasmin bersimpuh di atas gundukan tanah mungil, tempat peristirahatan terakhir buah hatinya. Dihalau oleh beberapa perawat tadi, membuat Yasmin telat menyaksikan prosesi anaknya dimakamkan. Dia juga kehilangan kesempatan untuk bisa melihat wajah sang anak untuk terakhir kali.Tidak peduli dirinya kebasahan, dia menangis pilu sembari meremas tanah merah yang juga basah oleh hujan. Tidak peduli hari mulai gelap, dan tubuhnya gemetar kedinginan, Yasmin tetap bertahan di sana. Bahkan, ketika dia melihat darah yang merembes pada daster lusuh yang dia kenakan… Yasmin tidak peduli. Biarlah dia sakit, kehilangan banyak darah, hingga akhirnya bisa menyusul sang putri.Akan tetapi tidak lama, petugas pemakaman datang dan mengusirnya. Mau tidak mau Yasmin meninggalkan makam mungil itu dan berjalan tak tentu arah.Dalam keputusasaan, langkahnya membawa Yasmin ke suatu tempat. Wanita itu masih penasaran akan suaminya.
Last Updated : 2025-02-10 Read more