All Chapters of Ibu Susu Bayi Kembar Pengacara Dingin: Chapter 51 - Chapter 60

88 Chapters

Bab 51 : Kamu Menikmati Ini Bukan?

Yasmin menghentikan langkahnya begitu melihat sosok wanita cantik yang menggendong Cleo. Hatinya mencelos saat keakraban kedua bayi itu dengan orang lain.Dengan suara tercekat, Yasmin bertanya, "Pak Barra, siapa—"Ucapan Yasmin terhenti karena Barra hanya menoleh sekilas padanya, dan pria itu berjalan dengan tegap menuju wanita yang duduk anggun di sofa. Yasmin menelan ludah, menatap punggung pria itu, lalu mengalihkan pandangan pada tamu yang tidak dikenalnya.Wanita itu tampak begitu cantik, dengan gaun biru tua yang membalut tubuhnya dengan sempurna. Wajahnya bersih, senyumnya lembut, tetapi Yasmin harus merasa waspada.Dia melangkah maju, mendekat, dan merasakan suasan hening serta tegang ruangan ini."Kapan Mami datang ke sini?" tanya Barra dengan nada datar.‘Mami?’ batin Yasmin. Dia mengerjap, sangat terkejut ketika melihat Barra membungkuk sedikit dan mengecup tangan wanita itu dengan takzim.Wanita itu tersenyum, mengusap pipi Barra lembut. "Baru saja. Seharusnya Mami member
last updateLast Updated : 2025-03-31
Read more

Bab 52 : Harus Berduaan Lagi?

Yasmin berdiri tegak di depan Barra, meskipun dalam hatinya, dia merasakan ketidaknyamanan yang teramat sangat. Sorot mata pria itu tajam, mutlak menuntut jawaban. Namun, kali ini Yasmin tidak berniat menghindar. Kendati ada luka di matanya, tetapi dia tak akan mundur."Apa gaji sebagai ibu susu dan ibu anak-anak ini tidak cukup?" Barra menyeringai, "Sekarang kamu mau mendekati Mami juga? Untuk apa? Supaya dapat lebih banyak keuntungan?"Dada Yasmin bergemuruh dan tangannya mengepal di sisi tubuh. "Saya memang butuh uang, Pak." Suaranya bergetar. "Tapi saya bukan penjilat. Bapak salah menilai saya. Dan terus terang saja, saya sudah capek. Terserah Bapak mau berpikir apa, karena apapun yang saya jelaskan, tetap saja salah di mata Bapak!”Untuk sejenak Barra terdiam. Mata cokelat pria itu menelusuri wajah Yasmin, mencari celah untuk membantah. Namun, kali ini, dia tidak menemukan apa pun. Lengannya sedikit melemah.Melihat kesempatan itu, Yasmin segera mendorong pria itu menjauh, lalu b
last updateLast Updated : 2025-04-01
Read more

Bab 53 : Caranya Menatapku Berbeda?

Yasmin mendorong dua kereta bayi menuju mobil, berhati-hati agar tidak mengguncang Boy dan Cleo yang baru saja tertidur. Baru beberapa langkah lagi, tiba-tiba sebuah tangan besar mengambil alih kedua pegangan kereta."Biar aku saja. Kamu terlalu lambat," ujar Barra dengan nada datar.Yasmin merengut mendengar komentar itu, tetapi memilih untuk tidak membalas. Tidak ada gunanya berdebat dengan pria yang bahkan lebih dingin daripada Kutub Selatan itu.Saat Boy sudah terbaring nyaman di car seat, Yasmin berusaha menggendong Cleo. Namun, tepat ketika tangannya menyentuh tubuh bayi itu, punggung tangannya bersentuhan dengan jemari Barra.Keduanya sama-sama terdiam. Mata mereka bertemu sejenak, ada sesuatu yang tersirat di antara mereka. Yasmin buru-buru menarik tangannya, sementara Barra dengan tenang meletakkan Cleo di samping Boy.Yasmin berniat duduk di belakang bersama si kembar, tetapi dengan cepat tangan Barra mencengkeram pergelangan tangannya, membuat wanita itu tersentak."Duduk di
last updateLast Updated : 2025-04-02
Read more

Bab 54 : Tempat Spesial

Benar, mungkin itu hanya perasaan Yasmin saja. Dia tidak boleh terjerat, karena semua pria sama saja. Lihatlah, sekarang pria itu memotong-motong iga bakar dalam diam, dan tidak memesankan Yasmin makanan yang lain.“Pak, saya maunya iga bakar,” ucap Yasmin pelan.Barra tetap diam, tetapi detik berikutnya dia menuangkan sayuran dan saus ke piring."Ini makanlah, kalau pesan yang baru, terlalu lama," perintah pria itu tegas. Lalu mendorong perlahan piring ke hadapan Yasmin.Yasmin menunduk, merasa aneh dengan perasaan hangat yang mengalir di dadanya. Dia mengangguk pelan dan mulai menyantap makanannya."Boy, sayang, diam dulu, ya, Bunda mau makan," bisik Yasmin, mencoba menenangkan bayi aktif itu.Di seberangnya, Barra memperhatikan tanpa banyak bicara. Sesekali pria itu mengulurkan tangan, mencoba mengambil alih Boy, tetapi bayi itu justru makin merengek. Yasmin akhirnya makan menggunakan satu tangan.Saat dia kesulitan mer
last updateLast Updated : 2025-04-02
Read more

Bab 55 : Jangan Takut

"Bu ... Sarah ..." bisik Yasmin lirih. Dia membeku di tempat dengan napas tersengal saat melihat sosok di haadapannya. Tangan wanita itu mencengkeram erat pegangan kereta bayi, dan iris hitamnya mencari-cari keberadaan Barra di sekitar. Namun, pria itu tak terlihat.Sarah melangkah mendekat dengan sorot mata tajam, penuh kebencian. "Kamu benar-benar nggak tahu malu, Yasmin! Masih berani berkeliaran di Jakarta setelah semua yang kamu lakukan!"Yasmin menelan ludah dengan susah payah. Kakinya terasa berat untuk melangkah."Aku ... tapi aku tidak melakukan apa-apa, Bu," sahut Yasmin, intonasinya terdengar sangat pelan."Heh, wanita kampung, jangan pura-pura bodoh!" Sarah mendesis, "dasar sok polos. Jelas-jelas kamu bersaksi dan bocorin hubunganmu dengan Bram. Dapat uang berapa dari jual cerita itu, hah?"Yasmin menggeleng lemah, matanya sudah berkaca-kaca membuat penglihatannya memburam."Jangan pikir kamu bisa lolos gitu saja!" lanjut Sarah dengan nada penuh ancaman. "Aku pasikan kamu
last updateLast Updated : 2025-04-03
Read more

Bab 56 : Sulit Berpaling Darimu

“Ada perlu apa, Sarah? Cepatlah, aku tidak punya waktu lama!” seru Airin begitu memasuki Well Coffee. Dia meletakkan tas branded-nya di atas meja dengan sengaja, seolah ingin menunjukkan statusnya. “Uang lagi, hah?” lanjutnya sinis. Hari ini, dua wanita paruh baya itu benar-benar bertemu di coffee shop, bahkan sebelum tempat itu ramai oleh pengunjung. Sarah sudah memilih tempat paling ujung agar percakapan mereka lebih leluasa. Sarah menggeleng tegas, matanya menatap tajam ke arah Airin. “Duduk, Jeng! Ini penting banget.” Airin mendesah lalu duduk di samping teman arisan sosialitanya. Dengan cepat, Sarah mendekatkan wajahnya, lalu berbisik, “Jeng, mantan mantuku, si Yasmin, kenapa bisa jadi ibu susu cucumu?” Hening sejenak. Airin menarik napas, sementara otaknya memproses informasi itu. Dia bahkan memejamkan mata sebentar, mencoba mengingat. Begitu terbuka, matanya langsung membelalak. “Masa iya si gembel itu mantan mantumu? Yang anaknya meninggal itu ‘kan?” Sarah mengangguk tega
last updateLast Updated : 2025-04-03
Read more

Bab 57 : Dianggap Sengaja?

"Yasmin, pilih saja beberapa baju untukmu dan para babysitter di rumah," perintah Kezia sambil menunjuk rak pakaian.Aroma parfum mahal bercampur dengan semerbak kain baru memenuhi butik mewah itu. Yasmin berjalan di belakang Mami Kezia, sementara Barra berdiri tidak jauh, wajahnya setengah tertutup masker hitam. Meskipun begitu, sorot matanya tetap tajam, mengawasi setiap pergerakan di sekeliling.Akhir pekan ini Kezia memaksa Barra untuk ikut serta ke mall. Tentu menggagalkan rencana Barra yang ingin menghabiskan waktu di kantor.Sementara Yasmin langsung menatap deretan gaun dan blus yang menggantung rapi. Matanya bergerak ke kanan dan kiri, mencoba memilih, tetapi semua terlihat sama baginya.Mahan dan mewah.Barra, yang sejak tadi diam, tiba-tiba melangkah mendekat dan berdiri tepat di belakang Yasmin. Pria itu mengambil dua blus pastel."Yang ini cocok buat kamu," kata pria itu santai sambil menyerahkan pakaian ke tangan Yasmin.Yasmin menatap Barra sejenak, lalu tersenyum kecil.
last updateLast Updated : 2025-04-03
Read more

INFO PENTING

Kakak Kakak setelah bab 56 tolong jangan dibuka itu bab 280 karena bukan cerita Pak Pengacara Mohon maaf salah kamar ༎ຶ⁠‿⁠༎ຶ
last updateLast Updated : 2025-04-03
Read more

INFO PENTING (TANYA JAWAB)

Malam Kak Author mohon maaf, ya, salah update. Dikarenakan posisi sedang libur panjang, jadi ada kendala untuk perbaikan. Selain itu, bab salah (208) bisa author edit menjadi bab yang benar (57) Jadi bagi Kakak yang sudah membuka bab nantinya tidak kehilangan manfaat. Hanya saja, untuk edit ini memerlukan persetujuan tim GN (editor dan cs) Sedangkan pihak GN baru kembali beroperasi pada tanggal 8 April. Tapi author akan tetap update bab setelahnya, itu artinya kakak akan terlambat baca bab 57 (karena perlu persetujuan) tapi bisa tetap lanjut bab selanjutnya. Kalau dihapus Babnya, Kakak yang sudah buka jadi kehilangan manfaat. Boleh bantu jawab, ya, Kakak Kakak sebab buku ini juga nggak mungkin libur update lama. sekali lagi author mohon maaf.
last updateLast Updated : 2025-04-03
Read more

Bab 58 : Lembut, Muda dan Polos

“Silakan sarapan, Mi. Ini roti bakar cokelat dan teh chamomilenya.” Yasmin meletakkan piring di hadapan Kezia yang tersenyum lembut. Tatapan wanita ini tak sedikit pun mengarah ke Barra yang sejak tadi menatapnya tajam. Bahkan ketika Yasmin hendak membalikkan badan untuk pergi, suara berat pria itu menahannya. “Sarapan untukku mana?” “Nasih gorengnya sebentar lagi Mbok Inah antar, Pak,” jawab Yasmin tenang dan tegas. Dia melirik Kezia, lalu menunduk sopan. “Mami, Yasmin mau lanjut pompa ASI, ya.” Kezia hanya mengangguk. Matanya menyelidik, memperhatikan percakapan singkat yang sarat ketegangan antara putranya dan wanita muda itu. Begitu Yasmin berbalik, Barra langsung bangkit dan mengikuti langkahnya. Yasmin mempercepat langkah menuju kamar anak-anak. Namun, belum sempat menutup pintu, Barra lebih dulu masuk dan menutup rapat, menguncinya dari dalam. “Bapak mau apa?!” sergah Yasmin. Suaranya naik satu oktaf. “Ini rumahku. Aku bebas masuk ke mana saja,” jawab Barra santai dengan
last updateLast Updated : 2025-04-04
Read more
PREV
1
...
456789
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status