Share

INFO PENTING

Author: NACL
last update Last Updated: 2025-04-03 18:15:15

Kakak Kakak

setelah bab 56 tolong jangan dibuka itu bab 280

karena bukan cerita Pak Pengacara

Mohon maaf salah kamar

༎ຶ⁠‿⁠༎ຶ

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Ibu Susu Bayi Kembar Pengacara Dingin   INFO PENTING (TANYA JAWAB)

    Malam Kak Author mohon maaf, ya, salah update. Dikarenakan posisi sedang libur panjang, jadi ada kendala untuk perbaikan. Selain itu, bab salah (208) bisa author edit menjadi bab yang benar (57) Jadi bagi Kakak yang sudah membuka bab nantinya tidak kehilangan manfaat. Hanya saja, untuk edit ini memerlukan persetujuan tim GN (editor dan cs) Sedangkan pihak GN baru kembali beroperasi pada tanggal 8 April. Tapi author akan tetap update bab setelahnya, itu artinya kakak akan terlambat baca bab 57 (karena perlu persetujuan) tapi bisa tetap lanjut bab selanjutnya. Kalau dihapus Babnya, Kakak yang sudah buka jadi kehilangan manfaat. Boleh bantu jawab, ya, Kakak Kakak sebab buku ini juga nggak mungkin libur update lama. sekali lagi author mohon maaf.

    Last Updated : 2025-04-03
  • Ibu Susu Bayi Kembar Pengacara Dingin   Bab 58 : Lembut, Muda dan Polos

    “Silakan sarapan, Mi. Ini roti bakar cokelat dan teh chamomilenya.” Yasmin meletakkan piring di hadapan Kezia yang tersenyum lembut. Tatapan wanita ini tak sedikit pun mengarah ke Barra yang sejak tadi menatapnya tajam. Bahkan ketika Yasmin hendak membalikkan badan untuk pergi, suara berat pria itu menahannya. “Sarapan untukku mana?” “Nasih gorengnya sebentar lagi Mbok Inah antar, Pak,” jawab Yasmin tenang dan tegas. Dia melirik Kezia, lalu menunduk sopan. “Mami, Yasmin mau lanjut pompa ASI, ya.” Kezia hanya mengangguk. Matanya menyelidik, memperhatikan percakapan singkat yang sarat ketegangan antara putranya dan wanita muda itu. Begitu Yasmin berbalik, Barra langsung bangkit dan mengikuti langkahnya. Yasmin mempercepat langkah menuju kamar anak-anak. Namun, belum sempat menutup pintu, Barra lebih dulu masuk dan menutup rapat, menguncinya dari dalam. “Bapak mau apa?!” sergah Yasmin. Suaranya naik satu oktaf. “Ini rumahku. Aku bebas masuk ke mana saja,” jawab Barra santai dengan

    Last Updated : 2025-04-04
  • Ibu Susu Bayi Kembar Pengacara Dingin   Bab 59 : Melecehkanku?

    Siang hari ini dibumbui dengan kecanggungan. Sedari tadi, Yasmin terus menunduk dan meremas jemarinya. Kejadian beberapa saat lalu benar-benar membuatnya tak tahu harus berkata apa."Jadi Barra ... apa yang kamu lakukan? Mami tidak—"Barra yang duduk di tepi ranjang segera menyela, "Mami salah paham. Itu..."Sialnya, Barra sendiri tak bisa menjelaskan alasan atas perbuatannya. Bahkan dia pun bingung kenapa bisa bertindak sejauh itu.Ucapan setengah hati itu membuat Yasmin menatap punggung pria itu. Bibirnya merengut, lalu dengan gugup dia merapikan bagian atas bajunya—padahal tubuhnya sudah tertutup. Entah kenapa, dia tetap merasa seolah dilihat secara telanjang.Dia menggeleng pelan, berusaha menepis pikiran bahwa Barra ingin melecehkannya."Kalian sudah dewasa, sama-sama single. Mami tahu apa yang kalian rasakan, tapi kalian harus bisa menahan diri," pesan Kezia, dengan mata yang membesar memperhatikan gerak-gerik Yasmin dan Barra.Sebelumnya Kezia sudah meminta Airin menunggu di rua

    Last Updated : 2025-04-05
  • Ibu Susu Bayi Kembar Pengacara Dingin   Bab 60 : Aku Juga Haus!

    Untuk sesaat, jarak antara keduanya sangat dekat. Yasmin bisa merasakan embusan napas hangat dari Barra yang beraroma mint. Jantungnya berdebar keras, tetapi dia terlalu terpaku menatap manik mata cokelat pria itu yang seperti menghipnotisnya.Dengan bibir bergetar, Yasmin berusaha bertanya, “Apa yang mau Bapak katakan?”Barra menghela napas, lalu perlahan melepaskan tangannya dari pergelangan Yasmin. Keduanya serempak mundur satu langkah, menjaga jarak aman.Hanya saja, pandangan mereka masih saling mengunci, seolah tidak ada sudut lain yang bisa diperhatikan.“Aku sudah tahu kejadian di kafe,” ucap Barra akhirnya. Nada suaranya yang datar, tetapi membuat Yasmin tersenyum masam.Ucapan itu membuatnya kembali teringat pada sikap Barra kemarin—tuduhan dingin yang melukai harga dirinya.Ya, Yasmin tahu dirinya bukan berasal dari keluarga terpandang, tapi bukan berarti dia bisa diperlakukan semena-mena.Yasmin menarik napas panjang dan mengalihkan pandangan dari wajah pria tampan yang a

    Last Updated : 2025-04-05
  • Ibu Susu Bayi Kembar Pengacara Dingin   Bab 61 : Jangan Mimpi Jadi Istriku!

    “Apa maksud Bapak?” tanya Yasmin, suaranya menegang dan sorot matanya mengeras. Dia sungguh tidak menyangka ucapan yang sederhana pada Boy, justru ditanggapi oleh pria itu.“Aku ini haus, mau minum air putih!” tegas Barra, nadanya menyebalkan, dan tatapan pria itu yang sinis membuat Yasmin ingin mengelus dada.“Kalau begitu, Bapak bisa ambil sendiri ke dapur,” balas Yasmin, kali ini intonasinya datar dan dingin.“Aku juga tahu,” tukas Barra, masih dengan nada menyulut emosi.Yasmin menarik napas panjang. Dari ekor matanya, dia menangkap pria itu mengangkat sebelah alis dan bibirnya terangkat miring penuh ejekan. Yasmin membalikkan badan, mengelus dada yang terasa panas, meskipun wajahnya terjaga manis di hadapan Boy.“Iya, Sayang, mimik yang banyak, ya. Supaya cepat besar dan makin ganteng,” gumam Yasmin lembut, lalu mencium puncak kepala bayi itu.Tidak lama kemudian, terdengar pintu terbuka. Yasmin melirik ke arah kaca, Barra sudah pergi. Baru saat itu dia bisa bernapas lega.Sekita

    Last Updated : 2025-04-05
  • Ibu Susu Bayi Kembar Pengacara Dingin   Bab 62 : Apa Maumu yang Sebenarnya?

    “Tol—”Mulut Yasmin kembali dibekap dengan kasar. Tubuhnya diseret masuk ke dalam toilet pria tanpa sempat melawan. Napas wanita itu tertahan, panik dan matanya membelalak mencoba mengenali sosok di hadapannya, tetapi pria itu memakai masker dan topi hitam yang menutupi seluruh wajah.Yasmin berusaha bergerak untuk melawan, tetapi percuma. Kedua tangannya dikunci kuat, tubuhnya dihimpit, tak mampu meninju, apalagi menendang.“Pergi dari rumah Barra Armend sekarang juga. Kalau tidak, hidupmu akan kuhancurkan!” bisik pria itu dengan suara berat dan tajam, membuat tubuh Yasmin merinding.Dia tidak mengenali suara itu. Hanya saja, aroma parfum yang menguar … seperti pernah dia hirup sebelumnya. Ada rasa tak asing yang menusuk hidung, membuatnya makin waspada.Yasmin menggeleng. Meskipun tubuhnya gemetaran hebat, dia berusaha mengingat kata-kata Barra :‘Jangan takut lagi.’Dia m

    Last Updated : 2025-04-06
  • Ibu Susu Bayi Kembar Pengacara Dingin   Bab 63 : Berubah Karena Kamu

    Setelah Barra selesai makan dan Yasmin menghabiskan sup iga di mangkuknya, wanita itu lebih dulu berpamitan dan masuk ke kamar. Namun, malam itu dia sulit tidur. Wajah misterius yang menyekapnya di toilet terus membayangi.Siapa orang itu? Apa tujuannya?Pagi-pagi sekali, ketika Yasmin terbangun karena haus dan hendak mengambil air minum, dia mendapati Kezia sudah rapi mengenakan setelan olahraga. Rambutnya dicepol santai dan wajahnya segar.“Mami mau ke mana? Ini masih pagi,” tanya Yasmin heran.Kezia tersenyum, lalu meregangkan lengan ke atas. “Mau jogging, dong. Usia segini badan nggak boleh diam saja. Kamu mau ikut?”Yasmin diam sejenak. Ingatannya kembali pada ancaman yang dia terima saat terakhir keluar rumah. Dia menggeleng pelan. Rasa trauma itu belum hilang. Mungkin dia tidak akan keluar rumah lagi dalam waktu dekat ... kecuali jika ditemani seseorang.Seseorang seperti ....Baru saja pikiran itu muncul, Kezia melirik ke arah lantai dua sambil tersenyum penuh arti. Seolah tahu

    Last Updated : 2025-04-06
  • Ibu Susu Bayi Kembar Pengacara Dingin   Bab 64 :  Tunangannya Barra

    Pagi ini, aroma nasi goreng dan roti panggang memenuhi udara. Yasmin dan Mbok Inah baru saja selesai memasak untuk sarapan. Yasmin, yang sudah mandi dan selesai menyusui si kembar, menata sarapan di meja dengan rapi. Lalu menyambut Kezia yang baru turun dari tangga dengan senyum hangat. “Yasmin pintar masak. Mami jadi kepikiran mau kasih modal buat kamu buka usaha sendiri,” celetuk Kezia sambil menarik kursi. Yasmin mengerjap kaget, lalu terkekeh kecil. “Mami bisa aja .…” Ucapan itu ringan, dan matanya tak sengaja melirik ke arah Barra yang baru saja duduk di meja sambil sibuk menggulir layar tablet. Earphone tertancap di telinga, suara berita terdengar samar dari sana. Barra tidak menyapa siapa pun. Yasmin diam-diam mengerucutkan bibir. Kezia sempat bilang kalau Barra berubah. Buktinya sekarang? Yasmin justru merasa, mungkin Kezia terlalu mengkhawatirkan anaknya sendiri. “Hari ini Mami mau jemput Papi ke bandara, kamu bisa ikut?” tanya Kezia pada Barra. “Sibuk, Mi,”

    Last Updated : 2025-04-07

Latest chapter

  • Ibu Susu Bayi Kembar Pengacara Dingin   Bab 86 : Menggetarkan Hati

    Tim dokter segera memeriksa kondisi Barra. Bahtiar dan Dariel berdiri dengan wajah tegang dari balik kaca ICU. Napas mereka terdengar berat, seolah menahan segala kemungkinan buruk yang bisa terjadi. Dariel menoleh pada Bahtiar dan memerintah. "Hubungi Tante Kezia! Sekarang!" Tanpa bertanya lebih lanjut, Bahtiar segera keluar dari ruang ICU. Membuat Airin dan Cindy langsung berdiri di ruang tunggu. Dua wanita itu saling berpandangan, menyadari ada yang tidak beres. Sementara itu, di sisi lain Kezia tengah menerima telepon dari asisten pribadi putranya. Suaranya tercekat saat mendengar nama ‘Barra; disebut. "Barra ... anakku," bisiknya, satu tangan menutup mulutnya, dan air mata mengalir tanpa izin. "Oke, Tante ke sana sekarang." Tidak disangka, Yasmin mendengar percakapan itu. Dia langsung menghampiri Kezia yang hendak keluar rumah. "Mi! Tunggu!" serunya sambil tertatih mengejar. Meskipun kakinya masih nyeri, dia memaksakan diri. "Yasmin boleh ikut, ya? Tolong, Mi ...," pintanya

  • Ibu Susu Bayi Kembar Pengacara Dingin   Bab 85 : Yasmin Bersama Bagas?

    Yasmin mengangguk pelan. Dida hendak menunjukkan cincin itu lewat media sosial Bram, tetapi akun pria itu mendadak hilang. Setelah dia cari melalui akun-akun gosip, ternyata Bram memutuskan untuk rehat dari dunia maya. Alis Yasmin mengerut dalam. Dia menggeleng tidak percaya. Sungguh sebuah kebetulan yang tak disangka. "Kamu yakin, Yasmin?" tanya Samantha sekali lagi. "Yakin, Dok ... Tapi Yasmin nggak punya fotonya," sahut ibu susu ini, menghela napas. "Oke, biar timnya Barra yang cari. Makasih infonya. Sekarang kamu rileks dan berdoa buat Barra, ya. Aku balik ke rumah sakit dulu," pamit Samantha, memeluk Yasmin dengan erat. Yasmin hanya bisa memandangi kepergian Samantha dengan kosong. Rumah ini benar-benar seperti penjara baginya. Dia bahkan tidak boleh keluar sekalipun hanya untuk menjenguk pria yang telah menyelamatkannya. Namun, dia tidak pernah putus mendoakan pria itu. Perlahan Yasmin melangkah ke kamar si kembar dan menemukan mereka asyik berceloteh sambil bermain. Rasa b

  • Ibu Susu Bayi Kembar Pengacara Dingin   Bab 84 : Aku Mau Ketemu Kamu, Mas!

    Ponsel Bahtiar berdering nyaring, memutus percakapan seriusnya dengan Samantha. Alis asisten Barra itu langsung mengerut dalam, dan napasnya berembus panjang seperti menahan sesuatu yang tidak menyenangkan.“Ada apa? Siapa yang telepon? Polisi?” tanya Samantha dengan nada tidak sabar. Jelas sekali dia ingin segera tahu siapa pelaku dari kasus pembunuhan berencana ini.Bahtiar mengangkat ponsel, lalu memperlihatkan layar yang menampilkan nama Cindy.“Angkat,” titah Samantha begitu lugas dan tajam.Bahtiar mengangguk pelan, lalu menggeser ikon hijau dengan gerakan tenang juga waspada. Suaranya terdengar datar saat menjawab panggilan itu.“Ya, Mbak Cindy, ada apa?”“Bagaimana kabar Kak Barra? Dia sudah bangun ‘kan? Nanti siang aku ke rumah sakit bareng Mami, tapi … apa kami boleh mampir ke rumah?”Samantha memberi isyarat dengan gerakan kepala sambil mengetik cepat di ponselnya, lalu menunjukkan teks itu pada Bahtiar. Mereka saling memahami dalam diam, sorot mata keduanya bicara tanpa su

  • Ibu Susu Bayi Kembar Pengacara Dingin   Bab 83 : Jangan Beri Kesempatan Kedua

    “Bram … keluar! Ada yang cari kamu.” Suara nyaring seorang wanita itu diiringi ketukan pada pintu makin intens, membuat Bram yang sempat mendengar suara sirine langsung terlonjak kaget. Detak jantungnya bagai memberontak.“Cepat, Bram!” teriak Sarah lagi.Dengan tangan gemetar, Bram membuka pintu dan melihat ibunya berdiri dengan wajah panik. Sarah tampak pucat pasi, keringat dingin membasahi pelipisnya.Melihat itu, tangan Bram mengepal, dan dia merasakan hawa dingin menyelimuti tubuhnya.Sarah langsung meraih wajah putranya dengan tatapan penuh iba. Namun, Bram menepisnya dengan kasar, sorot matanya menajam.“Jangan seperti itu, Bu. Aku ini udah besar!” sergah pria itu.Seketika dari lantai dua, dia mendengar suara berat seorang pria dari arah bawah. Bram menoleh dengan cepat, dan tubuhnya menegang. Suara itu bagai menggetarkan dadanya yang sudah rapuh.“Kamu kenapa, Nak? Cerita sama Ibu, Ibu pasti bisa bantu. Kamu berantem sama Tamara ‘kan?”“Sebaiknya Ibu usir tamu di bawah!” Pria

  • Ibu Susu Bayi Kembar Pengacara Dingin   Bab 82 : Semua Ini Salahku

    “Mami?” panggil Yasmin lagi. Suaranya gemetar, seperti anak kecil yang siap menerima hukuman.Hati wanita itu mencelos. Bukankah Barra terluka karena menyelamatkannya?“Yasmin … minta maaf, Mi,” lirihnya, tertunduk dalam-dalam.Kalau pun Kezia memaki, mengusir, atau membencinya, Yasmin akan terima. Dia sudah siap dan harus ikhlas.Tubuh Kezia bergetar. Dari pantulan bayangan di lantai rumah sakit, Yasmin bisa melihat tangan wanita paruh baya itu mengepal rapat. Isak tangisnya lirih dan memilukan di telinga.Boy dan Cleo kembali rewel dalam dekapannya, seakan ikut menyerap kesedihan sang ibu susu yang meluap.Tiba-tiba, tangan Kezia terangkat dan ….“Syukurlah kamu selamat, Yasmin. Mami ke sini mau antar kamu pulang,” bisik Kezia di tengah tangis.Wanita paruh baya itu merengkuh tubuh Yasmin ke dalam pelukan hangat. Kezia menumpahkan air matanya di pundak Yasmin.Yasmin me

  • Ibu Susu Bayi Kembar Pengacara Dingin   Bab 81 : Itik Buruk Rupa Tidak Pernah Jadi Angsa

    “Halo, Bram … ini waktu yang tepat. Yasmin ada di luar rumah. Aku kirim lokasinya,” ucap Cindy pelan melalui sambungan telepon, pandangannya tajam menatap layar ponsel.Beberapa jam lalu wanita itu duduk di balik kemudi mobilnya yang terparkir tak jauh dari rumah Barra. Hampir setiap hari, Cindy hanya mengintai Yasmin—menunggu waktu wanita itu lengah.Hari ini, seperti momentum yang sudah lama ditunggunya.“Oke. Aku pastikan sendiri dia mendapat hukumannya,” desis Bram dengan rahang mengeras, tangannya meremukkan kertas kontrak kerja sama yang dibatalkan.Tidak butuh waktu lama, Bram melajukan mobilnya menuju lokasi yang Cindy kirim. Bahkan, sejak di pemakaman, dia sudah membuntuti Yasmin dan Barra dalam diam. Tatapan pria itu menyala dengan amarah, seolah api dendam siap melahap segalanya.“Itik buruk rupa tidak akan pernah berubah jadi angsa,” geram Bram sambil menyeringai tajam saat tatapannya bertemu Yasmin di depan restoran. Sesaat kemudian, dia berbalik arah, menyusup ke gang k

  • Ibu Susu Bayi Kembar Pengacara Dingin   Bab 80 : Gelisah

    "Dua wanita yang berarti dalam hidupku ... tapi mereka pergi." Suara Barra datar dan pelan. Pandangan pria itu kosong, terpaku pada dedaunan pohon yang bergoyang pelan diterpa angin. Suasana kuburan yang sudah hening makin terasa senyap. Angin berembus pelan, membawa aroma tanah basah dan dedaunan tua. Bahkan Boy dan Cleo, yang biasanya berceloteh, kini terdiam seolah ikut meresapi kesunyian itu. Yasmin memandangi wajah tampan pria itu. Di sana, tidak terlihat kesedihan atau amarah. Hanya ada kekosongan—dan sesuatu yang sulit untuk dia jelaskan. Yasmin tidak bertanya lagi, dia mengingat ucapan Kezia tentang Jeslyn–Barra akan marah jika mengungkitnya. Dia memilih diam, menghormati luka yang membelenggu pria itu. "Ayo," ajak Barra seraya mengulurkan tangan. Yasmin melangkah, belum sempat menyambut, pria itu lebih dulu menggenggam tangannya, menarik dengan lembut. Jelas, ini tidak seperti Barra yang dingin. Alih-alih langsung pulang ke rumah, justru Barra membawa Yasmin ke kantornya

  • Ibu Susu Bayi Kembar Pengacara Dingin   Bab 79 : Membawa Yasmin

    Barra pulang dalam keadaan mabuk, beruntunglah dia sampai dengan selamat di rumah. Diantar oleh Dariel dan Stefan. Namun, pria itu mendapat kesialan di rumah. Kezia yang membukakan pintu untuknya, dan menggantikan putra sulungnya itu pakaiannya. "Mami ini sudah tua, Barra! Kamu bikin capek saja! Papi kamu sakit, kamu mabuk-mabukan lagi," keluh Kezia dengan suara tertahan, khawatir seisi rumah mendengarnya. "Yasmin di mana, Mi? Aku mau—" "Mau apa kamu, hah?" geram Kezia, "jangan keluar kamar! Yasmin bisa takut lihat kamu mabuk begini, Barra!" omel wanita paruh baya itu. Pada akhirnya Kezia menemani Barra di kamar hingga pagi, wanita itu memastikan putra sulungnya tidak melakukan perbuatan di luar nalar. Bahkan ketika pagi hari, Kezia memberikan Barra pereda pengar akibat alkohol semalam. "Jangan sampai Papi tahu kamu mabuk lagi!" ancam Kezia sebelum keluar kamar. Namun, Barra hanya mengacungkan ibu jari saja, lalu menelan obatnya. Setelah pening di kepala menghilang, Barra menggu

  • Ibu Susu Bayi Kembar Pengacara Dingin   Bab 78 : Isinya Kamu Semua

    "Mas mau ke mana? Sebentar lagi makan malam," ucap Yasmin, melihat Barra yang tergesa-gesa menuruni anak tangga. Wanita itu sedang memegang mesin pompa ASI, sedikit terkejut dengan sikap pria itu.Barra menoleh sekilas dan menghela napas saat pandangannya tertuju pada alat pompa itu. Ingin rasanya mengabaikan Yasmin, tetapi mulutnya justru berkata, "Cari angin.""Tapi … Mas, Mami bilang—"Ucapan Yasmin menggantung di udara, sebab Barra sudah melangkah keluar tanpa menoleh lagi. Dari lantai dua, Yasmin hanya bisa terdiam, lalu mengusap dadanya. Ada yang janggal. Belakang ini, pria itu lebih sering berangkat siang ke kantor, lalu tiba-tiba membelikannya barang mewah, sekarang keluar malam-malam begini.Ah, ya, mungkin Barra sedang menangani kasus besar. Mencari bukti atau saksi? Dia mengangguk kecil, mencoba menenangkan pikirannya, lalu masuk ke kamar bayi.Bersamaan dengan itu denting notifikasi dari ponsel di atas nakas membuat langkah Yasmin terhenti. Matanya membulat saat melihat pe

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status