Share

Bab 60 : Aku Juga Haus!

Author: NACL
last update Last Updated: 2025-04-05 16:07:42

Untuk sesaat, jarak antara keduanya sangat dekat. Yasmin bisa merasakan embusan napas hangat dari Barra yang beraroma mint. Jantungnya berdebar keras, tetapi dia terlalu terpaku menatap manik mata cokelat pria itu yang seperti menghipnotisnya.

Dengan bibir bergetar, Yasmin berusaha bertanya, “Apa yang mau Bapak katakan?”

Barra menghela napas, lalu perlahan melepaskan tangannya dari pergelangan Yasmin. Keduanya serempak mundur satu langkah, menjaga jarak aman.

Hanya saja, pandangan mereka masih saling mengunci, seolah tidak ada sudut lain yang bisa diperhatikan.

“Aku sudah tahu kejadian di kafe,” ucap Barra akhirnya. Nada suaranya yang datar, tetapi membuat Yasmin tersenyum masam.

Ucapan itu membuatnya kembali teringat pada sikap Barra kemarin—tuduhan dingin yang melukai harga dirinya.

Ya, Yasmin tahu dirinya bukan berasal dari keluarga terpandang, tapi bukan berarti dia bisa diperlakukan semena-mena.

Yasmin menarik napas panjang dan mengalihkan pandangan dari wajah pria tampan yang a
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Ibu Susu Bayi Kembar Pengacara Dingin   Bab 61 : Jangan Mimpi Jadi Istriku!

    “Apa maksud Bapak?” tanya Yasmin, suaranya menegang dan sorot matanya mengeras. Dia sungguh tidak menyangka ucapan yang sederhana pada Boy, justru ditanggapi oleh pria itu.“Aku ini haus, mau minum air putih!” tegas Barra, nadanya menyebalkan, dan tatapan pria itu yang sinis membuat Yasmin ingin mengelus dada.“Kalau begitu, Bapak bisa ambil sendiri ke dapur,” balas Yasmin, kali ini intonasinya datar dan dingin.“Aku juga tahu,” tukas Barra, masih dengan nada menyulut emosi.Yasmin menarik napas panjang. Dari ekor matanya, dia menangkap pria itu mengangkat sebelah alis dan bibirnya terangkat miring penuh ejekan. Yasmin membalikkan badan, mengelus dada yang terasa panas, meskipun wajahnya terjaga manis di hadapan Boy.“Iya, Sayang, mimik yang banyak, ya. Supaya cepat besar dan makin ganteng,” gumam Yasmin lembut, lalu mencium puncak kepala bayi itu.Tidak lama kemudian, terdengar pintu terbuka. Yasmin melirik ke arah kaca, Barra sudah pergi. Baru saat itu dia bisa bernapas lega.Sekita

    Last Updated : 2025-04-05
  • Ibu Susu Bayi Kembar Pengacara Dingin   Bab 62 : Apa Maumu yang Sebenarnya?

    “Tol—”Mulut Yasmin kembali dibekap dengan kasar. Tubuhnya diseret masuk ke dalam toilet pria tanpa sempat melawan. Napas wanita itu tertahan, panik dan matanya membelalak mencoba mengenali sosok di hadapannya, tetapi pria itu memakai masker dan topi hitam yang menutupi seluruh wajah.Yasmin berusaha bergerak untuk melawan, tetapi percuma. Kedua tangannya dikunci kuat, tubuhnya dihimpit, tak mampu meninju, apalagi menendang.“Pergi dari rumah Barra Armend sekarang juga. Kalau tidak, hidupmu akan kuhancurkan!” bisik pria itu dengan suara berat dan tajam, membuat tubuh Yasmin merinding.Dia tidak mengenali suara itu. Hanya saja, aroma parfum yang menguar … seperti pernah dia hirup sebelumnya. Ada rasa tak asing yang menusuk hidung, membuatnya makin waspada.Yasmin menggeleng. Meskipun tubuhnya gemetaran hebat, dia berusaha mengingat kata-kata Barra :‘Jangan takut lagi.’Dia m

    Last Updated : 2025-04-06
  • Ibu Susu Bayi Kembar Pengacara Dingin   Bab 63 : Berubah Karena Kamu

    Setelah Barra selesai makan dan Yasmin menghabiskan sup iga di mangkuknya, wanita itu lebih dulu berpamitan dan masuk ke kamar. Namun, malam itu dia sulit tidur. Wajah misterius yang menyekapnya di toilet terus membayangi.Siapa orang itu? Apa tujuannya?Pagi-pagi sekali, ketika Yasmin terbangun karena haus dan hendak mengambil air minum, dia mendapati Kezia sudah rapi mengenakan setelan olahraga. Rambutnya dicepol santai dan wajahnya segar.“Mami mau ke mana? Ini masih pagi,” tanya Yasmin heran.Kezia tersenyum, lalu meregangkan lengan ke atas. “Mau jogging, dong. Usia segini badan nggak boleh diam saja. Kamu mau ikut?”Yasmin diam sejenak. Ingatannya kembali pada ancaman yang dia terima saat terakhir keluar rumah. Dia menggeleng pelan. Rasa trauma itu belum hilang. Mungkin dia tidak akan keluar rumah lagi dalam waktu dekat ... kecuali jika ditemani seseorang.Seseorang seperti ....Baru saja pikiran itu muncul, Kezia melirik ke arah lantai dua sambil tersenyum penuh arti. Seolah tahu

    Last Updated : 2025-04-06
  • Ibu Susu Bayi Kembar Pengacara Dingin   Bab 64 :  Tunangannya Barra

    Pagi ini, aroma nasi goreng dan roti panggang memenuhi udara. Yasmin dan Mbok Inah baru saja selesai memasak untuk sarapan. Yasmin, yang sudah mandi dan selesai menyusui si kembar, menata sarapan di meja dengan rapi. Lalu menyambut Kezia yang baru turun dari tangga dengan senyum hangat. “Yasmin pintar masak. Mami jadi kepikiran mau kasih modal buat kamu buka usaha sendiri,” celetuk Kezia sambil menarik kursi. Yasmin mengerjap kaget, lalu terkekeh kecil. “Mami bisa aja .…” Ucapan itu ringan, dan matanya tak sengaja melirik ke arah Barra yang baru saja duduk di meja sambil sibuk menggulir layar tablet. Earphone tertancap di telinga, suara berita terdengar samar dari sana. Barra tidak menyapa siapa pun. Yasmin diam-diam mengerucutkan bibir. Kezia sempat bilang kalau Barra berubah. Buktinya sekarang? Yasmin justru merasa, mungkin Kezia terlalu mengkhawatirkan anaknya sendiri. “Hari ini Mami mau jemput Papi ke bandara, kamu bisa ikut?” tanya Kezia pada Barra. “Sibuk, Mi,”

    Last Updated : 2025-04-07
  • Ibu Susu Bayi Kembar Pengacara Dingin   Bab 65 : Foto Barra Bersama Wanita Cantik

    Yasmin menegang ketika melihat orang yang turun dari mobil bukan Barra. Wajah itu tampak asing. Namun, samar-samar, Yasmin merasa pernah melihat pria itu. Anehnya, satpam justru menyapa dengan ramah. Belum sempat pikirannya menerka-nerka, Bahtiar muncul dari pintu belakang mobil. Yasmin spontan melirik ke jendela, mencari sosok yang dikenalnya. Apa ada Barra juga di dalam sana? Lalu muncul sepasang sepatu pantofel hitam. Sekilas biasa, tetapi Yasmin langsung tahu. Da mengenal langkah itu—cara menginjak tanahnya. Itu Barra. “Kenapa mobilnya beda?” tanya Yasmin saat Bahtiar menjejakkan kaki di teras. “Yang biasa mogok. Pinjam mobil desa, biar cepat sampai,” jawab Bahtiar santai sambil menyerahkan rantang logam putih. “Ini titipan dari dapur warga. Simpan di kulkas, ya.” Yasmin mengangguk, hanya saja matanya tertuju pada pria yang baru keluar dari mobil. Jasnya rapi, tetapi bagian lengan dan bawahnya tampak kusut. Wajah tampan itu tidak pucat, tetapi bagai kehilangan ketegas

    Last Updated : 2025-04-07
  • Ibu Susu Bayi Kembar Pengacara Dingin   Bab 66 : Untuk Pertama Kalinya

    “Mami … apa Yasmin boleh tanya sesuatu?” tanya Yasmin yang pagi ini sedang menyiapkan sarapan. Kebetulan, baru Kezia duduk di ruang makan sambil menggendong Boy yang sudah bangun.Wanita paruh baya yang masih tampak cantik itu tersenyum hangat, lalu mengangguk sambil mengayun pelan tubuh mungil Boy di pangkuannya.Sebelum bertanya, Yasmin berdeham kecil. Di rumah ini, mungkin hanya Kezia yang tahu jawaban dari hal yang membuat pikirannya kalut semalaman.Dengan suara pelan, dia pun menceritakan apa yang dilihatnya tadi malam, dan bertanya, mengapa wajahnya begitu mirip dengan sosok perempuan di foto itu?Kezia tersenyum tipis. Lalu, dia menarik tangan Yasmin untuk mendekat.“Itu … Jeslyn yang Mami ceritakan kemarin. Wajah kalian memang agak mirip, ya. Katanya, di dunia ini, setiap orang punya kembaran,” ucap Kezia lembut.Yasmin menggeleng cepat. “Tapi, Yasmin nggak punya saudara kembar, Mi.”Kezia terkekeh ringan. “Iya,

    Last Updated : 2025-04-08
  • Ibu Susu Bayi Kembar Pengacara Dingin   Bab 67 : Lebih Kuat

    "Kamu yakin mau bawa Yasmin ke persidangan lagi? Kata Samantha, dia itu trauma sama mantannya," bisik Kezia, melirik ke arah dalam rumah dengan cemas. "Jangan lupa, orang yang ngancam dia di toilet itu aja belum ketahuan siapa."Hari ini adalah sidang lanjutan kasus penipuan yang melibatkan Bram, dan Yasmin kembali dipanggil oleh pengadilan untuk memberikan keterangan lebih lanjut."Mami, tenang saja," ucap Barra lembut, menyentuh bahu Kezia dengan tenang.Langkah pelan terdengar dari dalam rumah. Barra spontan menoleh dan matanya langsung tertambat pada sosok Yasmin yang muncul dengan penampilan rapi.Wanita itu mengenakan dress merah jambu yang membingkai tubuhnya dengan manis, kaki jenjangnya berbalut flat shoes berwarna senada, dan tangannya menenteng cooler bag dengan hati-hati."Mami, Yasmin berangkat dulu. Doain Yasmin, ya, Mi," ucapnya pelan sembari memeluk Kezia. Da memejamkan mata sejenak, seola-lah sedang menyerap ketenangan dari pelukan itu.Kezia membalas pelukan, lalu Ya

    Last Updated : 2025-04-08
  • Ibu Susu Bayi Kembar Pengacara Dingin   Bab 68 : Kehadiranku Tidaklah Berarti

    Yasmin menoleh dan terkesiap ketika menyadari Barra tiba-tiba berdiri di sampingnya. Kini, dia berada tepat di antara dua pria, pengacara dan jaksa. Tubuhnya yang paling mungil di antara mereka membuatnya terasa seperti terhimpit oleh dua kutub kekuasaan.Tatapan mata hitam Yasmin menangkap gurat ketegangan di wajah Barra. Rahang pria itu mengeras, jelas menahan sesuatu."Umm … Pak Barra, benar Pak Bagas. Saat ini saya sudah dilindungi beliau," ucap Yasmin pelan dan tegas. Dia juga menambahkan senyum sopan dan anggukan kecil sebagai bentuk penghormatan."Ayo, pulang. Aku sudah janji menjaga kamu pada Mami," ucap Barra tiba-tiba. Nada bicaranya terdengar tegas, bahkan menusuk di telinga Yasmin.Sebelum Yasmin sempat menanggapi, lengan Barra sudah merangkul pundaknya, lalu pria itu menatap tajam ke arah Bagas yang berdiri kikuk. Dengan gerakan cepat, Barra memutar tubuh mereka dan bersiap meninggalkan area pengadilan."Saya permisi, Pak Jaksa," pamit Yasmin sopan, walaupun langkahnya di

    Last Updated : 2025-04-08

Latest chapter

  • Ibu Susu Bayi Kembar Pengacara Dingin   Bab 70 : Tetap Senyum Meski Terluka

    “Serius kontrak iklan parfum itu batal? Gila, kenapa harus bayar 500 juta?!” geram Bram, lalu melempar tumpukan dokumen yang dibawa oleh manajernya.“Serius, Bram. Pihak iklan merasa dirugikan karena sempat nolak Nicolas demi kamu. Sekarang mereka mau ambil Nicolas lagi,” ujar sang manajer. Wajahnya terlihat kesal, dan tetap berusaha tenang.Bram memukul keras meja hingga cangkir kopi bergetar.“Yasmin benar-benar pembawa sial!” teriak Bram. Dari balik pintu, Sarah yang mengintip sampai terlonjak dan langsung memegangi dadanya.Manajer itu kemudian menjelaskan bahwa citra Bram mulai tercoreng. Netizen ramai membicarakan sosok mantan istrinya yang katanya dulu sering disakiti. Banyak yang mulai membuka-buka masa lalu Bram.“Namamu trending di Eks dan Taktik. Kalau mereka sampai tahu siapa mantan istrimu sebenarnya, dan makin simpati ... habis sudah kariermu. Mending kamu atur narasi, bilang aja pernah nikah sama dia, tapi cerai karena dia selingkuh, atau apalah.”Bram terdiam beberapa

  • Ibu Susu Bayi Kembar Pengacara Dingin   Bab 69 : Janda Genit!

    "Yasmin, tolong antar nasi gorengnya dulu ke depan. Biar Mbok yang bawa ayam gorengnya," ucap Mbok Inah sambil menata piring di nampan."Iya, Mbok," jawab Yasmin lembut, lalu mengambil mangkuk besar berisi nasi goreng dan bersiap membawanya ke ruang makan.Akan tetapi, langkahnya terhenti saat suara langkah sepatu hak tinggi menggema dari arah lorong. Cindy muncul, berjalan angkuh masuk ke dapur dengan gaun rumahan sutra yang terlalu pendek untuk pagi hari."Mbak Cindy, mau apa? Nanti Mbok buatkan, ya," ucap Mbok Inah buru-buru, berusaha mencegah Cindy menyentuh apapun di dapur.Yasmin menurunkan pandangan. Dia tak ingin terlibat. Namun, tetap saja, penampilan Cindy tidak bisa diabaikan. Kesan sensual itu terlalu mencolok, terlebih Yasmin tahu wanita itu tak pulang semalam dengan alasan merindukan Boy dan Cleo, lalu Airin sedang tidak ada di rumah, sehingga Kezia pun mengizinkan.Malam tadi, bahkam Yasmin sempat melihat Cindy menyeduh kopi dan naik

  • Ibu Susu Bayi Kembar Pengacara Dingin   Bab 68 : Kehadiranku Tidaklah Berarti

    Yasmin menoleh dan terkesiap ketika menyadari Barra tiba-tiba berdiri di sampingnya. Kini, dia berada tepat di antara dua pria, pengacara dan jaksa. Tubuhnya yang paling mungil di antara mereka membuatnya terasa seperti terhimpit oleh dua kutub kekuasaan.Tatapan mata hitam Yasmin menangkap gurat ketegangan di wajah Barra. Rahang pria itu mengeras, jelas menahan sesuatu."Umm … Pak Barra, benar Pak Bagas. Saat ini saya sudah dilindungi beliau," ucap Yasmin pelan dan tegas. Dia juga menambahkan senyum sopan dan anggukan kecil sebagai bentuk penghormatan."Ayo, pulang. Aku sudah janji menjaga kamu pada Mami," ucap Barra tiba-tiba. Nada bicaranya terdengar tegas, bahkan menusuk di telinga Yasmin.Sebelum Yasmin sempat menanggapi, lengan Barra sudah merangkul pundaknya, lalu pria itu menatap tajam ke arah Bagas yang berdiri kikuk. Dengan gerakan cepat, Barra memutar tubuh mereka dan bersiap meninggalkan area pengadilan."Saya permisi, Pak Jaksa," pamit Yasmin sopan, walaupun langkahnya di

  • Ibu Susu Bayi Kembar Pengacara Dingin   Bab 67 : Lebih Kuat

    "Kamu yakin mau bawa Yasmin ke persidangan lagi? Kata Samantha, dia itu trauma sama mantannya," bisik Kezia, melirik ke arah dalam rumah dengan cemas. "Jangan lupa, orang yang ngancam dia di toilet itu aja belum ketahuan siapa."Hari ini adalah sidang lanjutan kasus penipuan yang melibatkan Bram, dan Yasmin kembali dipanggil oleh pengadilan untuk memberikan keterangan lebih lanjut."Mami, tenang saja," ucap Barra lembut, menyentuh bahu Kezia dengan tenang.Langkah pelan terdengar dari dalam rumah. Barra spontan menoleh dan matanya langsung tertambat pada sosok Yasmin yang muncul dengan penampilan rapi.Wanita itu mengenakan dress merah jambu yang membingkai tubuhnya dengan manis, kaki jenjangnya berbalut flat shoes berwarna senada, dan tangannya menenteng cooler bag dengan hati-hati."Mami, Yasmin berangkat dulu. Doain Yasmin, ya, Mi," ucapnya pelan sembari memeluk Kezia. Da memejamkan mata sejenak, seola-lah sedang menyerap ketenangan dari pelukan itu.Kezia membalas pelukan, lalu Ya

  • Ibu Susu Bayi Kembar Pengacara Dingin   Bab 66 : Untuk Pertama Kalinya

    “Mami … apa Yasmin boleh tanya sesuatu?” tanya Yasmin yang pagi ini sedang menyiapkan sarapan. Kebetulan, baru Kezia duduk di ruang makan sambil menggendong Boy yang sudah bangun.Wanita paruh baya yang masih tampak cantik itu tersenyum hangat, lalu mengangguk sambil mengayun pelan tubuh mungil Boy di pangkuannya.Sebelum bertanya, Yasmin berdeham kecil. Di rumah ini, mungkin hanya Kezia yang tahu jawaban dari hal yang membuat pikirannya kalut semalaman.Dengan suara pelan, dia pun menceritakan apa yang dilihatnya tadi malam, dan bertanya, mengapa wajahnya begitu mirip dengan sosok perempuan di foto itu?Kezia tersenyum tipis. Lalu, dia menarik tangan Yasmin untuk mendekat.“Itu … Jeslyn yang Mami ceritakan kemarin. Wajah kalian memang agak mirip, ya. Katanya, di dunia ini, setiap orang punya kembaran,” ucap Kezia lembut.Yasmin menggeleng cepat. “Tapi, Yasmin nggak punya saudara kembar, Mi.”Kezia terkekeh ringan. “Iya,

  • Ibu Susu Bayi Kembar Pengacara Dingin   Bab 65 : Foto Barra Bersama Wanita Cantik

    Yasmin menegang ketika melihat orang yang turun dari mobil bukan Barra. Wajah itu tampak asing. Namun, samar-samar, Yasmin merasa pernah melihat pria itu. Anehnya, satpam justru menyapa dengan ramah. Belum sempat pikirannya menerka-nerka, Bahtiar muncul dari pintu belakang mobil. Yasmin spontan melirik ke jendela, mencari sosok yang dikenalnya. Apa ada Barra juga di dalam sana? Lalu muncul sepasang sepatu pantofel hitam. Sekilas biasa, tetapi Yasmin langsung tahu. Da mengenal langkah itu—cara menginjak tanahnya. Itu Barra. “Kenapa mobilnya beda?” tanya Yasmin saat Bahtiar menjejakkan kaki di teras. “Yang biasa mogok. Pinjam mobil desa, biar cepat sampai,” jawab Bahtiar santai sambil menyerahkan rantang logam putih. “Ini titipan dari dapur warga. Simpan di kulkas, ya.” Yasmin mengangguk, hanya saja matanya tertuju pada pria yang baru keluar dari mobil. Jasnya rapi, tetapi bagian lengan dan bawahnya tampak kusut. Wajah tampan itu tidak pucat, tetapi bagai kehilangan ketegas

  • Ibu Susu Bayi Kembar Pengacara Dingin   Bab 64 :  Tunangannya Barra

    Pagi ini, aroma nasi goreng dan roti panggang memenuhi udara. Yasmin dan Mbok Inah baru saja selesai memasak untuk sarapan. Yasmin, yang sudah mandi dan selesai menyusui si kembar, menata sarapan di meja dengan rapi. Lalu menyambut Kezia yang baru turun dari tangga dengan senyum hangat. “Yasmin pintar masak. Mami jadi kepikiran mau kasih modal buat kamu buka usaha sendiri,” celetuk Kezia sambil menarik kursi. Yasmin mengerjap kaget, lalu terkekeh kecil. “Mami bisa aja .…” Ucapan itu ringan, dan matanya tak sengaja melirik ke arah Barra yang baru saja duduk di meja sambil sibuk menggulir layar tablet. Earphone tertancap di telinga, suara berita terdengar samar dari sana. Barra tidak menyapa siapa pun. Yasmin diam-diam mengerucutkan bibir. Kezia sempat bilang kalau Barra berubah. Buktinya sekarang? Yasmin justru merasa, mungkin Kezia terlalu mengkhawatirkan anaknya sendiri. “Hari ini Mami mau jemput Papi ke bandara, kamu bisa ikut?” tanya Kezia pada Barra. “Sibuk, Mi,”

  • Ibu Susu Bayi Kembar Pengacara Dingin   Bab 63 : Berubah Karena Kamu

    Setelah Barra selesai makan dan Yasmin menghabiskan sup iga di mangkuknya, wanita itu lebih dulu berpamitan dan masuk ke kamar. Namun, malam itu dia sulit tidur. Wajah misterius yang menyekapnya di toilet terus membayangi.Siapa orang itu? Apa tujuannya?Pagi-pagi sekali, ketika Yasmin terbangun karena haus dan hendak mengambil air minum, dia mendapati Kezia sudah rapi mengenakan setelan olahraga. Rambutnya dicepol santai dan wajahnya segar.“Mami mau ke mana? Ini masih pagi,” tanya Yasmin heran.Kezia tersenyum, lalu meregangkan lengan ke atas. “Mau jogging, dong. Usia segini badan nggak boleh diam saja. Kamu mau ikut?”Yasmin diam sejenak. Ingatannya kembali pada ancaman yang dia terima saat terakhir keluar rumah. Dia menggeleng pelan. Rasa trauma itu belum hilang. Mungkin dia tidak akan keluar rumah lagi dalam waktu dekat ... kecuali jika ditemani seseorang.Seseorang seperti ....Baru saja pikiran itu muncul, Kezia melirik ke arah lantai dua sambil tersenyum penuh arti. Seolah tahu

  • Ibu Susu Bayi Kembar Pengacara Dingin   Bab 62 : Apa Maumu yang Sebenarnya?

    “Tol—”Mulut Yasmin kembali dibekap dengan kasar. Tubuhnya diseret masuk ke dalam toilet pria tanpa sempat melawan. Napas wanita itu tertahan, panik dan matanya membelalak mencoba mengenali sosok di hadapannya, tetapi pria itu memakai masker dan topi hitam yang menutupi seluruh wajah.Yasmin berusaha bergerak untuk melawan, tetapi percuma. Kedua tangannya dikunci kuat, tubuhnya dihimpit, tak mampu meninju, apalagi menendang.“Pergi dari rumah Barra Armend sekarang juga. Kalau tidak, hidupmu akan kuhancurkan!” bisik pria itu dengan suara berat dan tajam, membuat tubuh Yasmin merinding.Dia tidak mengenali suara itu. Hanya saja, aroma parfum yang menguar … seperti pernah dia hirup sebelumnya. Ada rasa tak asing yang menusuk hidung, membuatnya makin waspada.Yasmin menggeleng. Meskipun tubuhnya gemetaran hebat, dia berusaha mengingat kata-kata Barra :‘Jangan takut lagi.’Dia m

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status