“Barra, Mami mohon, jangan begini, Nak.” Ucapan Airin bergetar, tangan wanita itu meraih lengan Barra, mencengkeram dengan erat, seakan keputusasaannya bisa meluluhkan hati sang menantu.Mata Airin memerah, wajahnya tampak sendu, serta tubuh yang sedikit gemetar, membuat akting wanita itu terlihat sungguh meyakinkan.“Mami … hanya takut kalau dia menyakiti Boy dan Cleo.”Akan tetapi, Barra tetap berdiri tegak dengan tangan bersedekap, mata elangnya menatap dingin ke arah dua wanita di hadapannya. Rahang pria itu mengeras, jakunnya naik-turun, tanda bahwa dia menahan sesuatu yang ingin meledak dari dalam diri.“Kak Barra, tolong dengarkan Mami,” pinta Cindy, dengan putus asa.Barra mengangkat satu tangan, membuat mereka terdiam. Dia menatap kedua wanita itu dengan ekspresi tajam.“Mami dan Cindy hanya boleh bertamu ke rumah ini,” ucapnya dingin.Airin terperanjat, wajahnya seketika pucat, dan Cindy membelalak tidak percaya.“Mami ini mertuamu, Bar! Begini caramu membalasnya?” Suara Airi
Last Updated : 2025-03-23 Read more