All Chapters of Ibu Susu Bayi Kembar Pengacara Dingin: Chapter 31 - Chapter 40

88 Chapters

Bab 31 : Ini Terlalu Dekat, Pak

Pukul tiga pagi, Yasmin terbangun dengan kerongkongan yang terasa kering. Tangannya meraba meja kecil di samping tempat tidur, meraih botol air.“Yah, habis,” keluhnya.Dengan hati-hati agar tidak membangunkan para babysitter, dia beranjak turun dari ranjang.Akan tetapi, langkahnya menuju dapur terhenti ketika dia melihat siluet dua sosok melintas di lorong. Jantungnya seketika berdetak lebih cepat. Bayangan itu bergerak mendekati ruang kerja Barra. “Jangan-jangan mereka … maling?” Yasmin menyipitkan mata, berusaha memastikan siapa orang itu.Begitu cahaya lampu koridor sedikit menerangi, dia menahan napas. Itu Airin dan Cindy.Alih-alih melanjutkan perjalanannya ke dapur, Yasmin justru memilih bersembunyi di balik dinding dan mengintip.“Apa yang mereka lakukan di sana?” gumamnya.Rasa penasaran mengalahkan ketakutannya. Dengan langkah hati-hati, Yasmin membuntuti mereka, tetap berada dalam kegelapan agar tidak terlihat.Saat Airin merogoh sesuatu dari dalam tasnya dan mencoba me
last updateLast Updated : 2025-03-22
Read more

Bab 32 : Ingin Sesuatu Darimu

“Barra, Mami mohon, jangan begini, Nak.” Ucapan Airin bergetar, tangan wanita itu meraih lengan Barra, mencengkeram dengan erat, seakan keputusasaannya bisa meluluhkan hati sang menantu.Mata Airin memerah, wajahnya tampak sendu, serta tubuh yang sedikit gemetar, membuat akting wanita itu terlihat sungguh meyakinkan.“Mami … hanya takut kalau dia menyakiti Boy dan Cleo.”Akan tetapi, Barra tetap berdiri tegak dengan tangan bersedekap, mata elangnya menatap dingin ke arah dua wanita di hadapannya. Rahang pria itu mengeras, jakunnya naik-turun, tanda bahwa dia menahan sesuatu yang ingin meledak dari dalam diri.“Kak Barra, tolong dengarkan Mami,” pinta Cindy, dengan putus asa.Barra mengangkat satu tangan, membuat mereka terdiam. Dia menatap kedua wanita itu dengan ekspresi tajam.“Mami dan Cindy hanya boleh bertamu ke rumah ini,” ucapnya dingin.Airin terperanjat, wajahnya seketika pucat, dan Cindy membelalak tidak percaya.“Mami ini mertuamu, Bar! Begini caramu membalasnya?” Suara Airi
last updateLast Updated : 2025-03-23
Read more

Bab 33 : Apa Maksudnya Ini ?

Yasmin mereguk saliva mendengar pernyataan Barra. Debar di jantungnya benar-benar tidak terkendali, hormon adrenalin mengalir cepat di darahnya. Terlebih saat ini posisi mereka sangat dekat. Aroma parfum maskulin Barra merasuk dalam indera penciuman Yasmin.“S—seuatu apa, ya, Pak?” tanya Yasmin memberanikan diri.Sungguh, biasanya dia akan menunduk setiap kali berpandangan dengan Barra, tetapi kali ini tidak. Dia seolah terbuai dan tenggelam dalam sorot mata pria itu.Bahkan tubuhnya pun makin lama terasa lemas. Intimidasi Barra benar-benar kuat padanya.“Kamu tidak akan bisa menolaknya,” ucap pria itu dengan intonasi datar dan tegas.Pikiran Yasmin sudah melanglang ke segala arah, ponsel di tangannya pun hampir jatuh. Apa lagi maksud seorang pria memberikan ponsel semahal ini pada wanita? Tidak mungkin cuma-cuma, bukan?Saat ponsel itu hampir terjatuh, Barra dan Yasmin meraihnya. Hingga tangan keduanya tanpa sengaja bersentuhan.“Maaf,” ucap Yasmin, bibirnya bergetar. “Tapi kenapa sa
last updateLast Updated : 2025-03-23
Read more

Bab 34 : Pagi yang Menegangkan Bersama Barra

“Mas Bram? Kasus penipuan apa?” gumam Yasmin. Semalaman ini dia tidak bisa tidur, bahkan setelah memompa ASI pun Yasmin hanya duduk melamun di pinggir tempat tidur. Lantas dia menggunakan ponsel barunya untuk mencari tahu tentang Bram. Yasmin pun menutup mulut saat membaca berita seputar Bram yang menipu artis baru untuk masuk agensinya. Uang itu sangat banyak, membuat Yasmin geleng-geleng. Lantas dia teringat beberapa bulan lalu, di mana Sarah banyak membeli tas branded, mobil baru, dan jalan-jalan ke luar negeri bersama geng sosialitanya. Akan tetapi, Yasmin memilih mengempaskan ingatan itu. Dia tidak mau terlibat lagi dengan orang-orang itu! Menjelang pagi barulah Yasmin bisa memejamkan mata, itu pun setelah dia menyusui Boy dan Cleo. Namun, saat Yasmin mengerjapkan mata, dia mendengar suara bising dari dapur. Yasmin bergegas ke dapur dan melihat Mbok Inah terpeleset. “Ya ampun, Mbok. Sini biar Yasmin bantu.” Dia berusaha membantu Mbok Inah duduk di kursi dan melihat kakinya. “
last updateLast Updated : 2025-03-24
Read more

Bab 35 : Tuduhan Memilukan

Yasmin yang sedang menyusui Boy tersentak merasakan getaran ponsel di saku dress floral merah mudanya. Wanita itu mengintip sejenak dan tercekat melihat nama pengirim pesan. Bibirnya merengut.[Kirim foto Boy dan Cleo!]Ya, meskipun Barra sudah berangkat kerja, tetapi dominasi dan efek percakapan mereka tadi pagi masih membekas dalam pikirannya. Yasmin menatap Boy lekat-lekat, mengusap pipi mungil bayi itu dengan lembut."Semoga besar nanti, Boy jadi pria yang baik, ya, Nak," bisiknya pelan. Boy pun tersenyum kecil dan makin kuat menyedot ASI-nya.Yasmin memilih mengabaikan pesan itu. Lagipula, masih ada babysitter, kenapa harus dia yang mengirimkan foto si kembar? Namun, belum lama berselang, ponselnya kembali berdenting.[Sedang apa mereka?]Yasmin mendecak, merasa terganggu. Entah kenapa, dia justru berani melawan di belakang pria itu, tetapi di hadapan Barra, dia selalu kehilangan kata-kata.Setelah selesai menyusui Boy, barulah dia memotret kedua bayi itu dan mengirimkannya tanpa
last updateLast Updated : 2025-03-24
Read more

Bab 36 : Kenapa Kamu Perhatian Padaku?

Barra terdiam mendengar penjelasan dokter jaga. Wajahnya tampak serius dan rahangnya mengeras seolah tengah menimbang sesuatu yang tidak diketahui orang lain. Iris cokelat pria itu tertuju pada hasil tes darah Cleo yang kini berada di tangan Yasmin.Sementara Yasmin memandangi setiap deretan angka dan istilah medis di atas kertas itu. Jantungnya seketika berdegup lebih cepat dan telapak tangannya mulai berkeringat.‘Tidak mungkin ‘ kan? Ini pasti kebetulan …,’ batinnya.Dia menelan ludah, lalu mengalihkan pandangannya pada Cleo yang kembali terbatuk pelan. Dengan sigap, Yasmin mendekap dan menepuk bokong mungil itu perlahan untuk menenangkan, lalu tangan satunya membelai lembut pipi bayi.Tidak lama kemudian, Dokter Samantha masuk ke bangsal IGD dengan langkah tergesa. Mata dokter cantik itu langsung tertuju pada Yasmin yang duduk di atas ranjang, mendekap Cleo dengan wajah penuh kecemasan."Obatnya sudah mulai bereaksi. Cleo akan baik-baik saja," ucap Samantha dengan senyum menenangka
last updateLast Updated : 2025-03-25
Read more

Bab 37 : Dia Bilang ‘Kita’

Yasmin membuka mulut, ingin menjawab, tetapi tiba-tiba suara kecil terdengar dari ranjang. Cleo menggeliat kecil, diikuti batuk pelan yang terdengar serak. Dia tersentak. Seketika, seluruh perhatiannya beralih pada bayi mungil itu.Tanpa berpikir panjang, Yasmin berbalik dan mendekat, tangannya dengan refleks membelai punggung Cleo, menenangkan si kecil yang tampak tidak nyaman dalam tidurnya."Cleo sayang, kamu baik-baik saja, Nak?" Suara Yasmin terdengar parau.Langkah Barra terdengar mendekat di belakangnya. Yasmin tidak perlu menoleh untuk tahu pria itu berdiri di sana, mengawasi mereka. Namun, dia tidak mengeluarkan suara apa pun.Yasmin melirik sekilas ke arah Barra. Wajah pria itu tanpa ekspresi, tetapi ada sesuatu yang berbeda di dalam sorot matanya, sulit diartikan.Mengesampingkan semua itu, Yasmin buru-buru mencuci tangannya lalu kembali ke ranjang, dan mulai menyusui Cleo. Bayi itu tampak lebih tenang setelahnya, meskipun sesekali masih
last updateLast Updated : 2025-03-25
Read more

Bab 38 : Masih Perhatian

Alih-alih terkejut mendengar ucapan Airin, Barra justru menjawab dengan dingin, “Silakan, Mami cari tahu sebanyak apa pun tentang Yasmin.” Airin tersentak, begitu juga Yasmin yang masih mendekap erat Cleo. Jantungnya berdetak tak beraturan. Dia pikir Barra akan tercengang oleh ancaman Airin, tetapi kenyataannya pria itu justru membela dirinya. Sesaat, perasaan hangat merayap di dada Yasmin. Namun, dia buru-buru menepis. Bukan! Barra pasti hanya melakukannya demi Boy dan Cleo. “Lihat saja nanti. Mami yakin Yasmin bukan orang sebaik yang kamu lihat,” dengkus Airin penuh sindiran. “Mami mau lihat Cleo!” Barra mengulurkan tangan, mengisyaratkan agar Airin mendekat. Wanita paruh baya itu pun menyingkap tirai hingga menampakkan Yasmin yang duduk di tepi ranjang, menyusui Cleo. Seketika Yasmin refleks menarik kain selimut, menutupi area dadanya yang terbuka. Barra yang sedari tadi duduk di sofa tampak bergeming, tatapannya langsung beralih ke arah lain. Namun, Yasmin bisa melihat ra
last updateLast Updated : 2025-03-26
Read more

Bab 39 : Ini Tidak Boleh Terjadi

Yasmin menegakkan punggung, merasa ada sesuatu yang tidak beres saat melihat perawat yang baru saja masuk ke kamar Cleo. Raut wajah wanita itu terlihat tegang.“Ada apa, Sus?” tanya Yasmin, suaranya bergetar.Tatapan perawat itu bergeser ke arah Samantha yang baru saja selesai minum jusnya. Yasmin melihat sekilas bagaimana rahang dokter itu menegang.“Itu, Dok … Pak Barra …,” ucap perawat yang menggatung kalimatnya, lalu melanjutkan, “Terluka. Ada di IGD.”Jantung Yasmin serasa berhenti berdetak sesaat. Napas wanita itu terasa sesak. Dia menatap perawat dengan mata melebar, dan tangannya tanpa sadar mencengkeram kain gaunnya dengan erat.Samantha langsung berbalik menatap Yasmin. “Kamu tunggu di sini, jaga Cleo, dan kunci pintu kamar! Jangan biarkan siapa pun masuk!” tegas dokter itu, lalu bergegas pergi bersama perawat tanpa memberi Yasmin kesempatan untuk bertanya apa pun.Ruangan itu langsung terasa hampa. Yasmin menggigit bibirnya, menatap Cleo yang masih tidur nyenyak, tidak tahu
last updateLast Updated : 2025-03-26
Read more

Bab 40 : Wanita Adalah Kelemahan!

Setelah beberapa hari di rumah sakit, akhirnya mereka pulang. Perjalanan terasa panjang, meskipun sebenarnya hanya butuh setengah jam untuk sampai ke rumah. Yasmin melirik Cleo yang baru saja terbangun di pelukannya. Wajah mungil itu begitu tenang, dengan senyum lembut, dan seolah tidak terpengaruh apa pun yang terjadi di sekelilingnya. “Cantiknya Bunda udah bangun. Mau mimik, Nak?” Suara lembut Yasmin memecah keheningan. Bayi itu merespons dengan girang. Membuat Yasmin terkekeh dan melupakan ketegangannya berada di samping Barra. Dengan baju khusus ibu menyusui Yasmin tidak kerepotan lagi memberikan ASI. Cleo pun nyaman menyedot minumnya, dan tangan mungilnya memainkan kancing dress Yasmin. Interaksi ini tentu tidak luput dari lirikan mata Barra yang fokusnya terbagi antara menyetir dan seseorang di sampingnya. Beberapa menit kemudian, mobil berhenti di depan rumah. Begitu pintu terbuka, hawa dingin langsung menyergap. Hujan gerimis turun tipis, cukup untuk membuat suhu makin
last updateLast Updated : 2025-03-27
Read more
PREV
1234569
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status