All Chapters of Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder: Chapter 1 - Chapter 10

50 Chapters

Bab 1 Dia Cuma Orang Pincang

Gedung Daya, tempat parkir.Sebuah mobil Audi berwarna perak berguncang hebat.Bagasi mobil terbuka sedikit ....Milla Jauhari bersembunyi di dalamnya, mendengar napas terengah-engah pria dan wanita di dalam mobil. Hatinya terasa remuk dan sakit.Tanpa memberi tahu tunangannya terlebih dahulu, dia menyelesaikan pekerjaan lebih awal untuk pulang ke negara asal malam ini. Dia menghias bagasi mobilnya dengan balon, mendandani dirinya seperti hadiah besar, dan masuk ke bagasi sambil membawa botol tequila edisi terbatas kesukaan tunangannya, meski dengan satu kaki yang terluka.Dengan penuh harap, dia menunggu hingga suara sensor mobil berbunyi. Namun, yang didengarnya justru sebuah pengkhianatan."Ryan, hari ini ulang tahunmu. Kamu nggak takut Milla nyari kamu?""Hmph, kasus hukum yang dia hadapi itu sangat merepotkan. Dia sekarang lagi di Parlis, sibuk sama urusannya sendiri. Mana mungkin dia datang ke sini?""Kalau begitu, aku harus bikin lebih banyak masalah lagi ya?" tanya wanita itu d
Read more

Bab 2 Aku Suka Keromantisan yang Kamu Berikan

Tuan muda kedua Keluarga Mahendra, Yoan Mahendra, seorang penyanyi yang sukses beralih menjadi aktor. Meski reputasinya tidak terlalu baik, dia didukung modal besar dan menjadi bintang papan atas yang sedang naik daun!Belakangan ini, Ryan sangat berusaha keras untuk mengatur kerja sama antara Yoan dan Sunny. Tak disangka, Milla malah tidur dengan Yoan.Mata Milla yang indah berkilauan. Dia meraih ponsel di meja samping tempat tidur, lalu mengaktifkan kamera, dan mulai memotret dirinya bersama Yoan dengan penuh semangat ....Meskipun dia ditipu oleh Ryan, sekarang bukan saatnya untuk larut dalam kesedihan atau gegabah untuk menghadapi masalah. Dia harus menguatkan dirinya! Pria seperti Ryan tidak akan mengubah arah hidupnya. Sebaliknya, Milla justru harus mendapatkan keuntungan dari pria berengsek itu!Setelah memastikan apa yang diinginkannya sudah didapatkan, Milla menahan rasa tidak nyaman di tubuhnya sambil mengenakan pakaian dan meninggalkan sebuah catatan sebelum pergi.Seiring d
Read more

Bab 3 Om, Kamu Meniduri Seorang Wanita, ya?

Setelah beberapa saat, Yoan selesai melayani para penggemarnya dan masuk ke ruang tunggu. Milla segera mendekatinya dan memulai percakapan, "Halo, namaku Milla.""Namanya Milla, ya?" Nada bicara Yoan terdengar agak tidak sabar. "Tanda tangan di mana?"Milla mengangkat alisnya sedikit dan menahan diri sebelum menjawab, "Boleh lihat aku dulu? Kamu kenal aku nggak?""Tss."Melihat tubuh ramping itu, Yoan menurunkan kacamata hitam yang menggantung di hidungnya. Matanya menelusuri Milla dari ujung kepala hingga kaki. "Nggak buruk. Penampilanmu dengan tongkat ini sangat unik, sukses menarik perhatianku. Kalau dipakai waktu malam ... seru nggak?"Yoan bahkan mengulurkan tangan untuk menyentuh tongkatnya, tetapi Milla mengayunkan tongkatnya dengan jijik dan mengenai tangan Yoan secara tidak sengaja."Ah!"Yoan mengangkat tangan ke mulutnya dan menjilat sedikit sambil menyeringai, "Karaktermu menarik. Aku suka!"Mata Milla memicing. Dia merasa bahwa sikap Yoan saat ini benar-benar berbeda dari
Read more

Bab 4 Pesta Lajang

"Om, jangan menyangkal! Aku baru saja ketemu calon tante, dan dia salah mengira aku sebagai kamu. Dia bahkan hampir ....""Ceritakan semua detail pertemuan kalian, sekarang juga," potong Chris dengan nada dingin, menghentikan ocehan Yoan."Uhuk, uhuk."Yoan langsung tersadar dan buru-buru menceritakan percakapannya dengan Milla barusan. Tentu saja, dia hanya menyampaikan bagian penting di akhir pembicaraan, dengan sengaja menghilangkan bagian awal di mana dia sempat menggoda Milla. Kalau sampai Chris tahu dia berani menggoda wanita pamannya ... membayangkannya saja sudah membuat bulu kuduknya merinding."Selanjutnya, lakukan persis seperti yang aku katakana." Suara dingin Chris dari telepon terdengar tanpa emosi, tetapi cukup untuk membuat siapa pun merasakan tekanan berat.....Milla meninggalkan bandara dan langsung naik taksi menuju rumah sakit.Keluarga Jauhari memang memiliki latar belakang di industri medis. Meski posisi mereka agak melemah semenjak ayahnya meninggal, keluarga in
Read more

Bab 5 Kehidupan Pribadinya Berantakan

Ding.Ponsel Milla bergetar. Dia melirik sekilas pesan dari sahabatnya, Joy Taruma, yang dikirim dari lantai atas.[ Semua berjalan lancar, tenang saja. ]Di Kota Huari, meski bisnis Keluarga Taruma bukan yang terbesar, mereka tetap menjadi sosok yang disegani karena kekuatan koneksi mereka. Terutama dalam menggunakan detektif pribadi yang cepat dan efisien. Dengan bantuan Joy malam ini, Milla merasa lebih percaya diri.Setelah menyimpan ponselnya, Milla awalnya berniat duduk tenang di sudut pesta dan menunggu waktu yang tepat untuk melaksanakan rencananya. Namun, suara-suara yang semakin keras di sekitarnya mulai mengganggu perhatiannya."Kenapa Keluarga Samali harus menikahi Milla yang pincang?""Mudah ditebak. Keluarga Samali pasti ingin masuk ke industri medis, jadi mereka memanfaatkan dia!"Komentar pedas dari orang-orang di sekitarnya membandingkan Milla yang telah terpuruk ini. Melihat wajah Milla yang pucat, Sunny merasa hatinya berbunga-bunga.Sunny sengaja mengarahkan orang-o
Read more

Bab 6 Buta Nada

Milla tahu, jika kerja sama antara Grup Jauhari dan beberapa perusahaan besar gagal malam ini, semua kesalahan pasti akan dilemparkan padanya.Belakangan ini, Donny, ayah kandung Sunny sekaligus paman ketiga Milla, telah bekerja sama dengan beberapa anggota dewan untuk terus menekan ibunya agar menyerahkan posisi ketua. Tampaknya, foto-foto ini adalah bagian dari rencana licik ayah dan anak itu untuk menjatuhkannya.Jika mereka berhasil, Milla tidak akan pernah bisa memaafkan dirinya sendiri, terutama mengingat ibunya yang saat ini masih berjuang keras di luar negeri demi mempertahankan Grup Jauhari.Saat itu, Joy berlari masuk ke aula pesta dengan napas terengah-engah. Dia mendekati Milla dan berbicara dengan cemas, "Milla, aku sudah kirim orang untuk menguasai sistem belakang layar mereka. Begitu timku sampai, kita akan memutuskan tayangan ini.""Nggak perlu."Milla mengangkat matanya, tatapannya yang jernih dan penuh ketenangan fokus pada layar besar. Ada ketegasan yang tak tergoyah
Read more

Bab 7 Berani Menerima Konsekuensi Kekalahan

Mendengar orang-orang di sekitarnya membicarakan bagaimana Milla menopang perusahaan Ryan seorang diri, meskipun tidak merasa nyaman, orang tua Ryan terpaksa tersenyum.Di sisi lain, para anggota senior dewan Grup Jauhari buru-buru menegosiasikan ulang kerja sama dengan mitra bisnis yang tadi sempat mundur. Wajah mereka kini penuh senyuman puas.Milla tetap tenang mengamati perubahan sikap semua orang dengan ekspresi datar. Namun, ada kilatan cerdik di matanya saat dia berkata dengan suara jernih, "Setiap taruhan harus dipenuhi. Selanjutnya, mari kita nikmati penampilan lagu dari Sunny."Suara Milla yang tegas langsung menghentikan keributan di aula. Barulah saat itu, semua orang menyadari bahwa masih ada taruhan yang belum ditepati. Sebagai seorang selebriti, Sunny menjadi pusat perhatian dan para tamu mulai bersorak, menginginkan dia menyanyi langsung."Aku ... suaraku lagi serak hari ini," Sunny mencoba menolak dengan panik sambil melambaikan tangannya."Seorang bintang yang pernah
Read more

Bab 8 Siapa Sebenarnya yang Dia Tiduri?

Pria di dalam kamar itu duduk di kursi roda. Tubuhnya tinggi tegap meskipun terlihat agak lemah. Wajahnya memancarkan ketampanan yang dingin dan penuh martabat. Meskipun memiliki tubuh yang cacat, aura kuatnya tetap terlihat jelas seperti seseorang yang tidak mudah ditaklukkan.Mata Milla sedikit memicing. Aura pria ini sangat mirip dengan pria yang dia temui di hotel Parlis malam itu.Bahkan lebih mirip daripada Yoan!Saat itu, seorang pengawal muncul dari kamar sebelah dan berkata kepadanya, "Pak Chris sengaja menunggumu di sini, Bu Milla."Pak Chris ....Orang ini adalah Chris, kepala Keluarga Mahendra yang misterius dan jarang terlihat. Kabarnya, dia memiliki sifat yang kejam dan telah tinggal di luar negeri selama bertahun-tahun. Yang paling mengejutkan lagi adalah, dia seorang penyandang disabilitas.Milla tidak terlalu terkejut dengan kehadiran Chris di kamarnya. Bagaimanapun, seluruh Kota Huari adalah wilayah kekuasaannya. Namun, yang membuatnya penasaran adalah wajah pria ini.
Read more

Bab 9 Aku Tidak Ingin Menikah

Milla berdiri tegak di depan Chris dan berkata dengan tegas, "Maaf, aku nggak bisa menerima tawaranmu."Chris tetap duduk tenang di kursi rodanya, tanpa menunjukkan reaksi apa pun terhadap penolakannya. Dengan nada datar, dia berkata, "Barusan ada pria yang dimasukkan ke kamar ini. Kamu sudah terlibat masalah.""Nggak usah khawatir, Pak Chris. Aku sudah menanganinya," balas Milla dengan tegas.Mata Chris sedikit menyipit. Dengan kecerdasan Milla, dia pasti sudah menyadari bahwa pria di malam itu adalah dirinya. Apa Milla benar-benar menolak untuk menikah dengannya?Nada bicara Chris menjadi lebih sinis. "Tapi, aku bisa memasukkan pria lain ke sini kapan saja."Mata Milla langsung menjadi tajam. "Kamu mengancamku?""Aku nggak ingin mengancammu," jawab Chris dengan tenang. "Kalau kamu setuju, Keluarga Mahendra akan memberikan semua dukungan yang kamu butuhkan. Bukankah kamu ingin membangkitkan kembali Keluarga Jauhari? Selain itu, aku bisa menyembuhkan kakimu."Nada bicara Chris yang ter
Read more

Bab 10 Yang Mau Memergoki Malah Kepergok Sendiri

Milla menyembunyikan kilatan tajam di matanya dan berpura-pura bingung. "Ada apa? Kenapa semua orang ada di sini pagi-pagi begini?"Mona segera menjawab sambil memasang senyum palsu, "Oh, Bibi cuma mau membangunkanmu! Hari ini kan hari pertunanganmu sama Ryan. Kamu harus bangun lebih awal untuk bersiap-siap."Mona langsung menerobos masuk ke kamar tanpa menunggu Milla mempersilakannya. Matanya menyapu seluruh ruangan dengan teliti, sebelum akhirnya tertuju pada tempat tidur di kamar dalam.Di sana, terlihat selimut yang berantakan dan bagian bawahnya tampak menggembung, seperti menyembunyikan sesuatu."Aduh, Nak, ayo cepat beres-beres. Sebentar lagi penata rias akan datang," katanya sambil berjalan cepat menuju tempat tidur.Milla mengikuti Mona dengan tenang. "Biar aku yang beres-beres sendiri.""Nggak apa-apa, biar Bibi bantu!"Mona yang jelas tidak mau melewatkan kesempatan ini, hampir berlari ke tempat tidur. Dengan gerakan cepat, dia meraih selimut dan langsung menariknya tanpa ra
Read more
PREV
12345
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status