Ding.Ponsel Milla bergetar. Dia melirik sekilas pesan dari sahabatnya, Joy Taruma, yang dikirim dari lantai atas.[ Semua berjalan lancar, tenang saja. ]Di Kota Huari, meski bisnis Keluarga Taruma bukan yang terbesar, mereka tetap menjadi sosok yang disegani karena kekuatan koneksi mereka. Terutama dalam menggunakan detektif pribadi yang cepat dan efisien. Dengan bantuan Joy malam ini, Milla merasa lebih percaya diri.Setelah menyimpan ponselnya, Milla awalnya berniat duduk tenang di sudut pesta dan menunggu waktu yang tepat untuk melaksanakan rencananya. Namun, suara-suara yang semakin keras di sekitarnya mulai mengganggu perhatiannya."Kenapa Keluarga Samali harus menikahi Milla yang pincang?""Mudah ditebak. Keluarga Samali pasti ingin masuk ke industri medis, jadi mereka memanfaatkan dia!"Komentar pedas dari orang-orang di sekitarnya membandingkan Milla yang telah terpuruk ini. Melihat wajah Milla yang pucat, Sunny merasa hatinya berbunga-bunga.Sunny sengaja mengarahkan orang-o
Milla tahu, jika kerja sama antara Grup Jauhari dan beberapa perusahaan besar gagal malam ini, semua kesalahan pasti akan dilemparkan padanya.Belakangan ini, Donny, ayah kandung Sunny sekaligus paman ketiga Milla, telah bekerja sama dengan beberapa anggota dewan untuk terus menekan ibunya agar menyerahkan posisi ketua. Tampaknya, foto-foto ini adalah bagian dari rencana licik ayah dan anak itu untuk menjatuhkannya.Jika mereka berhasil, Milla tidak akan pernah bisa memaafkan dirinya sendiri, terutama mengingat ibunya yang saat ini masih berjuang keras di luar negeri demi mempertahankan Grup Jauhari.Saat itu, Joy berlari masuk ke aula pesta dengan napas terengah-engah. Dia mendekati Milla dan berbicara dengan cemas, "Milla, aku sudah kirim orang untuk menguasai sistem belakang layar mereka. Begitu timku sampai, kita akan memutuskan tayangan ini.""Nggak perlu."Milla mengangkat matanya, tatapannya yang jernih dan penuh ketenangan fokus pada layar besar. Ada ketegasan yang tak tergoyah
Mendengar orang-orang di sekitarnya membicarakan bagaimana Milla menopang perusahaan Ryan seorang diri, meskipun tidak merasa nyaman, orang tua Ryan terpaksa tersenyum.Di sisi lain, para anggota senior dewan Grup Jauhari buru-buru menegosiasikan ulang kerja sama dengan mitra bisnis yang tadi sempat mundur. Wajah mereka kini penuh senyuman puas.Milla tetap tenang mengamati perubahan sikap semua orang dengan ekspresi datar. Namun, ada kilatan cerdik di matanya saat dia berkata dengan suara jernih, "Setiap taruhan harus dipenuhi. Selanjutnya, mari kita nikmati penampilan lagu dari Sunny."Suara Milla yang tegas langsung menghentikan keributan di aula. Barulah saat itu, semua orang menyadari bahwa masih ada taruhan yang belum ditepati. Sebagai seorang selebriti, Sunny menjadi pusat perhatian dan para tamu mulai bersorak, menginginkan dia menyanyi langsung."Aku ... suaraku lagi serak hari ini," Sunny mencoba menolak dengan panik sambil melambaikan tangannya."Seorang bintang yang pernah
Pria di dalam kamar itu duduk di kursi roda. Tubuhnya tinggi tegap meskipun terlihat agak lemah. Wajahnya memancarkan ketampanan yang dingin dan penuh martabat. Meskipun memiliki tubuh yang cacat, aura kuatnya tetap terlihat jelas seperti seseorang yang tidak mudah ditaklukkan.Mata Milla sedikit memicing. Aura pria ini sangat mirip dengan pria yang dia temui di hotel Parlis malam itu.Bahkan lebih mirip daripada Yoan!Saat itu, seorang pengawal muncul dari kamar sebelah dan berkata kepadanya, "Pak Chris sengaja menunggumu di sini, Bu Milla."Pak Chris ....Orang ini adalah Chris, kepala Keluarga Mahendra yang misterius dan jarang terlihat. Kabarnya, dia memiliki sifat yang kejam dan telah tinggal di luar negeri selama bertahun-tahun. Yang paling mengejutkan lagi adalah, dia seorang penyandang disabilitas.Milla tidak terlalu terkejut dengan kehadiran Chris di kamarnya. Bagaimanapun, seluruh Kota Huari adalah wilayah kekuasaannya. Namun, yang membuatnya penasaran adalah wajah pria ini.
Milla berdiri tegak di depan Chris dan berkata dengan tegas, "Maaf, aku nggak bisa menerima tawaranmu."Chris tetap duduk tenang di kursi rodanya, tanpa menunjukkan reaksi apa pun terhadap penolakannya. Dengan nada datar, dia berkata, "Barusan ada pria yang dimasukkan ke kamar ini. Kamu sudah terlibat masalah.""Nggak usah khawatir, Pak Chris. Aku sudah menanganinya," balas Milla dengan tegas.Mata Chris sedikit menyipit. Dengan kecerdasan Milla, dia pasti sudah menyadari bahwa pria di malam itu adalah dirinya. Apa Milla benar-benar menolak untuk menikah dengannya?Nada bicara Chris menjadi lebih sinis. "Tapi, aku bisa memasukkan pria lain ke sini kapan saja."Mata Milla langsung menjadi tajam. "Kamu mengancamku?""Aku nggak ingin mengancammu," jawab Chris dengan tenang. "Kalau kamu setuju, Keluarga Mahendra akan memberikan semua dukungan yang kamu butuhkan. Bukankah kamu ingin membangkitkan kembali Keluarga Jauhari? Selain itu, aku bisa menyembuhkan kakimu."Nada bicara Chris yang ter
Milla menyembunyikan kilatan tajam di matanya dan berpura-pura bingung. "Ada apa? Kenapa semua orang ada di sini pagi-pagi begini?"Mona segera menjawab sambil memasang senyum palsu, "Oh, Bibi cuma mau membangunkanmu! Hari ini kan hari pertunanganmu sama Ryan. Kamu harus bangun lebih awal untuk bersiap-siap."Mona langsung menerobos masuk ke kamar tanpa menunggu Milla mempersilakannya. Matanya menyapu seluruh ruangan dengan teliti, sebelum akhirnya tertuju pada tempat tidur di kamar dalam.Di sana, terlihat selimut yang berantakan dan bagian bawahnya tampak menggembung, seperti menyembunyikan sesuatu."Aduh, Nak, ayo cepat beres-beres. Sebentar lagi penata rias akan datang," katanya sambil berjalan cepat menuju tempat tidur.Milla mengikuti Mona dengan tenang. "Biar aku yang beres-beres sendiri.""Nggak apa-apa, biar Bibi bantu!"Mona yang jelas tidak mau melewatkan kesempatan ini, hampir berlari ke tempat tidur. Dengan gerakan cepat, dia meraih selimut dan langsung menariknya tanpa ra
"Huh!"Para dewan direksi Grup Jauhari pergi meninggalkan mereka sambil melontarkan ancaman, "Cepat atau lambat, kami akan perhitungkan semua kejadian hari ini!"Donny tampak kalah telak, sementara ayah dan ibu Ryan hanya bisa menghela napas panjang. Dalam hati, mereka sebenarnya sudah tahu betul siapa anak mereka. Begitu masuk dan melihat sikap Ryan yang canggung, mereka langsung paham apa yang sebenarnya terjadi.Namun, siapa Sunny? Dia hanya seorang gadis dari kerabat Keluarga Jauhari, statusnya tidak bisa dibandingkan dengan Milla, putri utama Keluarga Jauhari.Mereka segera mencoba meredakan suasana.Menangkap isyarat dari tatapan orang tuanya, Ryan langsung maju mendekati Milla. "Milla, percayalah padaku. Kami ... kami nggak melakukan apa-apa tadi malam ...."Milla mendorong tangan Ryan menjauh dengan dingin, lalu menangis dan mencoba pergi. Ibu Ryan buru-buru menangkap lengannya, "Anakku, dengarkan dulu. Sebentar lagi kita akan mengadakan upacara pertunanganmu. Kamu nggak bisa p
Keesokan harinya adalah hari pemilihan untuk menghadiri acara pesta sosial internasional. Milla bangun dengan perasaan segar setelah tidur nyenyak malam sebelumnya. Kulitnya terlihat bersinar dan dia tampak penuh semangat pagi itu.Setelah berdandan, dia menyempatkan diri untuk sarapan bersama ibunya."Milla, Ibu sudah mentransfer setengah dari saham Ibu ken ama kamu. Mulai sekarang, kamu resmi menjadi anggota dewan direksi Grup Jauhari," kata ibunya sambil meletakkan cangkir teh di atas meja.Dia menatap Milla dengan serius, melanjutkan, "Tapi Ibu ingin tahu, setelah masuk ke perusahaan, kamu mau menangani divisi apa?"Milla tersenyum percaya diri. "Aku mau menangani pengembangan lini parfum baru. Aku akan mulai dari divisi yang paling lemah saat ini."Milla mengeluarkan sebuah dokumen dari tasnya dan menyerahkannya kepada ibunya. "Ini adalah proposal lini parfum baru yang sudah aku kerjakan cukup lama. Aku juga sudah minta pendapat beberapa ahli untuk mengevaluasinya. Ibu bisa lihat
"Alamat IP itu berasal dari jaringan Grup Young." Di seberang telepon, Joy tertawa sinis."Sepertinya orang-orang Adipati William memang nggak becus. Mereka bahkan nggak cukup hati-hati untuk menyembunyikan jejak, malah berani menggunakan jaringan internal perusahaan untuk menyebarkan fitnah!"Milla tersenyum sinis."Kalau begitu, sebarkan juga informasi ini di internet. Jangan cuma netizen yang tahu Grup Young yang mengatur semua ini, tapi juga pastikan Keluarga Bakhtiar mengetahui fakta ini. Biar mereka membenci Keluarga Young habis-habisan.""Benar! Demi membersihkan nama Grace, William sampai rela mengorbankan reputasi Yonatan? Setelah ini, Keluarga Bakhtiar dan Keluarga Young pasti akan bermusuhan seumur hidup!"Namun, tiba-tiba Joy teringat sesuatu dan bertanya dengan penasaran, "Ngomong-ngomong, siapa sebenarnya wanita dalam rekaman yang bertengkar sama Sunny? Dia bersikeras bahwa dialah selingkuhan Yonatan yang sebenarnya. Kamu tahu siapa dia?""Nggak tahu." Mata Milla menunduk
"Ada kejutan! Ada kejutan besar!"Tiba-tiba, di antara kerumunan wartawan, suara kegemparan pecah. Semua orang segera menundukkan kepala, sibuk menggulir layar ponsel mereka untuk melihat berita terbaru.Bahkan Marcel juga menghentikan langkahnya dan memerintahkan asistennya untuk mengecek berita yang sedang viral. Di media sosial, seorang influencer besar yang memiliki pengaruh luas baru saja mengunggah dua rekaman audio.Tidak hanya itu, rekaman tersebut telah dilengkapi dengan teks percakapan, serta sebuah pernyataan tegas dalam unggahan tersebut:[ Rekaman ini diambil tadi malam di Cube Mansion. Silakan bagi para netizen untuk memverifikasi keasliannya, baik mengenai isi rekaman maupun identitas orang-orang yang terdengar di dalamnya. ]Dalam rekaman tersebut, terdengar tiga suara utama."Sayang, bersulang ...." Suara Sunny terdengar manja dan lembut, membuat siapa pun yang mendengar bisa merinding."Kenapa kamu di sini? Hari ini adalah acara besar industri parfum, kamu nggak sehar
Menghadapi pertanyaan-pertanyaan tajam dari para wartawan, ekspresi Milla tetap tenang. "Boleh saya tahu, apakah ada di antara kalian yang benar-benar punya foto pria yang disebut-sebut sebagai 'pasangan' saya tadi malam?" tanyanya dengan suara lantang dan penuh keyakinan.Para wartawan yang hadir terdiam sejenak. Mereka tidak menyangka Milla bisa tetap begitu tenang dalam situasi ini."Kalian semua adalah profesional di bidang media. Pastinya kalian jauh lebih paham daripada saya yang orang awam. Seharusnya kalian tahu bahwa tidak semua berita yang beredar di internet adalah kebenaran. Kebanyakan hanyalah rekayasa atau pemotongan informasi yang disengaja oleh orang-orang yang memiliki niat buruk," ujarnya tegas.Di saat itu, petugas keamanan dari asosiasi parfum datang dan segera membuka jalur di antara para wartawan, kemudian mengawal Milla untuk meninggalkan lokasi.Namun, para wartawan langsung tersadar dan kembali mengerubunginya dengan pertanyaan-pertanyaan lain."Bu Milla, meski
"Aku lihat dulu situasinya, nanti aku hubungi lagi." Usai bicara, Milla segera menutup telepon. Dia takut jika Joy berbicara lebih lama lagi, pasti akan ada kata-kata memalukan yang membuatnya ingin menghilang dari sana.Setelah menghela napas sejenak, dia menoleh ke Chris. "Semalam, orang-orangmu nggak berhasil mengendalikan mereka yang diam-diam ingin menjebakku?" tanyanya.Chris menyerahkan ponselnya padanya. "Lihat sendiri."Milla membacanya sekilas. Sejak pagi, internet sudah dipenuhi berita tentang pesta industri parfum tadi malam.Isi berita itu menyoroti bahwa saat semua orang sibuk bertukar pengalaman dengan sesama profesional, putri sulung Keluarga Jauhari justru sibuk mabuk-mabukan dan bahkan menyewa kamar pribadi di lantai atas untuk bermalam dengan seorang pria misterius.Foto-foto yang disertakan dalam berita itu hanya menampilkan dua gambar buram dari belakang dan memperlihatkan sosoknya yang tampak sempoyongan. Namun, sosok pria yang disebut-sebut sebagai "pasangannya"
Chris berjalan keluar kamar, lalu mengambil ponselnya dan menelepon Wilson. Dengan nada tegas, dia memberi perintah, "Siapkan sarapan untukku dan istriku. Lalu, bawa satu set pakaian ganti untuk kami. Kirim segera."Sementara itu, Milla meringkuk di atas tempat tidur dan membungkus dirinya dengan selimut seperti boneka raksasa.Beberapa menit kemudian, Wilson datang untuk mengantarkan pakaian. Dia menundukkan kepala di depan pintu, tidak berani melirik ke dalam kamar sama sekali.Tak lama kemudian, pelayan juga datang mengantarkan sarapan lengkap dengan berbagai pilihan menu. Chris sudah selesai berpakaian dan masuk ke kamar mandi untuk mencuci muka.Melihat kesempatan itu, Milla buru-buru mengambil pakaian barunya dan menggantinya secepat mungkin. Dia merasa sudah cukup cepat, tetapi saat dia masih sibuk menarik ritsleting gaunnya di belakang, tiba-tiba sebuah tangan terulur dari belakang untuk menepis jarinya, lalu menarik ritsletingnya hingga ke atas.Pipi Milla langsung merona.Chr
Mereka benar-benar keji!Milla merasa hatinya mencelos dan dia mulai panik.Saat ini, sekujur tubuhnya tidak bertenaga sama sekali. Kalaupun dia berhasil naik ke jendela, tetap saja dia akan mati jika melompat dari ketinggian itu. Di sisi lain, di dalam ruangan ini juga ada seorang pria tua mesum yang tidak akan menyerah sampai mendapatkan apa yang dia inginkan.Milla benar-benar terjebak dalam kondisi yang sulit saat ini. Dia hanya bisa mengepalkan tangannya erat-erat.Saat itu, Yonatan kembali bangkit dari lantai dan menerjang ke arahnya lagi. Dengan tatapan mabuk, dia bergumam dengan suara menjijikkan, "Cantik ... kamu wanita paling cantik yang pernah kulihat! Ayo, jangan menghindar!"Kali ini, dia bergerak lebih cepat dan Milla hampir saja tidak punya ruang untuk menghindar!Di saat genting itu ....Brak!Pintu kamar tiba-tiba terbuka dengan suara keras. Bayangan seorang pria yang tegap menerobos masuk. Dalam sekejap, dia sudah berada di sisi Milla.Milla bahkan belum sempat menole
Baru saja Sunny berjalan menjauh, beberapa orang segera mendekatinya untuk berbasa-basi. Milla memperhatikan mereka, sepertinya semuanya adalah karyawan Grup Bakhtiar.Namun, Donny sama sekali tidak memiliki hubungan dengan Grup Bakhtiar. Lalu, kenapa orang-orang Keluarga Bakhtiar begitu menghormati Sunny? Jangan-jangan ...?Alis Milla berkerut sedikit. Dia tiba-tiba teringat berita tentang Yonatan yang dikabarkan memiliki simpanan. Dalam foto yang beredar, wanita yang terlihat sangat mirip dengannya ... mungkinkah itu Sunny?Tidak heran jika Sunny bisa menyelinap masuk dalam pertemuan besar industri parfum ....Milla merasa semakin yakin dengan dugaannya.Dia buru-buru berjalan ke arah pintu masuk ruang pesta, sambil mengeluarkan ponselnya untuk meminta bantuan. Namun, tiba-tiba, rasa pusing menyerangnya dengan hebat dan ponselnya jatuh ke lantai.Tubuhnya oleng hingga hampir terjatuh.Seorang pramusaji wanita yang berada di dekatnya berlari mendekat dengan sigap dan bertanya, "Nona,
Selama 20 menit di dalam kamar mandi, Milla sungguh gelisah sampai rasanya ingin mencungkil keramik dan menggali tanah untuk kabur. Jika bisa kabur, dia pasti sudah kabur ke ruang kerja untuk tidur di sana.Namun, pada akhirnya dia tetap membuka pintu kamar mandi dan melangkah keluar. Meskipun ada serigala kelaparan yang menunggunya di kamar tidur, melarikan diri bukanlah solusi.Saat dia melangkah masuk ke kamar tidur dengan hati-hati, sosok Chris sudah tidak ada di tempat tidur. Yang tersisa hanyalah secarik kertas di kursi ujung tempat tidur.[ Aku tegaskan sekali lagi, kesabaranku nggak banyak. ]Milla membaca pesan itu dan tersenyum. Chris selalu mengatakan bahwa dia tidak punya kesabaran untuknya, tetapi kenyataannya pria itu selalu bersabar padanya.Milla tahu betul, jika malam ini Chris benar-benar menginginkan sesuatu darinya, dia mungkin tidak akan punya alasan untuk menolak. Namun, Chris tetap menghormatinya.Milla duduk di tempat tidur, bibirnya melengkung membentuk senyuma
Milla terkejut dengan banyaknya jumlah gaun yang ada. Dia sibuk meminta para pelayan membantunya menyusun gaun itu ke dalam lemari pakaian, sama sekali tidak menyadari wajah dingin dan muram Chris yang berada di belakangnya.Setengah jam kemudian, sebagian besar gaun akhirnya tersusun rapi. Milla meminta para pelayan untuk beristirahat dulu dan melanjutkan esok hari. Setelah para pelayan pergi, dia berkacak pinggang, menatap deretan gaun yang memenuhi lemari. Rasanya agak kewalahan.Sebelum pergi, pria tua itu meninggalkan nomor teleponnya, mengatakan akan menelepon Milla nanti. Namun, berapa banyak parfum yang harus dia buat untuk bisa membalas budi atas hadiah mahal ini?Milla menghela napas dan berbalik, lalu sontak terkejut. "Astaga!"Jika dia berjalan lebih cepat, dia pasti sudah menabrak Chris yang berdiri seperti patung di depan pintu lemari. Sepasang mata hitamnya menatapnya tanpa berkedip.Milla terlonjak kaget. "Kenapa kamu di sini?""Aku nggak boleh di sini?" tanya Chris bal