"Oh! Bukankah dia itu Milla, si putri sulung Keluarga Jauhari yang tunangannya direbut sama Sunny? Apa dia benar-benar bodoh atau cuma pura-pura bodoh? Masih juga repot-repot datang ke sini buat bantu Sunny."Dua aktris kecil di belakangnya memulai gosip dengan gembira, "Katanya Keluarga Jauhari sudah lama jatuh miskin. Kali ini dia mencoba mendekati Ryan tapi gagal, mungkin sekarang dia bukan bodoh lagi, tapi sudah gila!"Gelombang tawa dan ejekan mulai menyebar di sekitar ruangan. Namun, Milla tetap berdiri tegak dengan pandangan dingin. Sebelum dia sempat bicara, seseorang tiba-tiba berdiri untuk membelanya."Kalian nggak boleh ngomong begitu! Milla itu kakakku! Kalau kalian menghina dia, sama saja menghina aku!"Dengan dandanan polos dan terlihat lembut, Sunny berjalan mendekati kerumunan. Dia buru-buru menggenggam tangan Milla, lalu berbisik di telinganya, "Kak, aku tahu kamu nggak akan marah padaku. Yang terjadi tadi malam cuma salah paham. Aku dan Kak Ryan benaran nggak ada apa-
"Nanti kamu jadi juri?" tanya Milla dengan tenang.Yoan tersenyum lebar sambil menggeleng, "Aku nggak jadi juri, tapi pamanku sendiri yang datang hari ini. Dia akan memberikanmu izin masuk langsung. Gimana, lebih prestisius, 'kan?"Milla mundur setengah langkah, merasa kurang nyaman dengan gaya bicara Yoan yang sembrono. Yoan juga tidak berlama-lama. "Aku pergi dulu, ya!"Sebagai pewaris kedua Keluarga Mahendra, Yoan memang punya pengaruh besar dalam penentuan peserta. Fakta bahwa dia berbicara langsung dengan Milla membuat beberapa orang di belakang semakin iri.Begitu Yoan pergi, suara-suara sarkastik kembali terdengar."Orang pincang masih berharap ikut acara sosial kelas dunia? Aku rasa dia cuma stres karena tunangannya selingkuh, otaknya jadi rusak!""Dari dulu aku dengar, Milla rela melakukan segalanya demi mempopulerkan Sunny. Kali ini, demi dirinya sendiri, dia pasti lebih nekat. Siapa tahu, dia mungkin sudah menjual diri ke Yoan!""Ah, kamu jangan ngelantur. Yoan mana mungkin
Milla tetap mempertahankan senyum tipisnya yang profesional, meskipun matanya yang dingin melirik sekilas wajah-wajah di kursi juri.Dia tahu, pria yang menyuarakan komentar negatif ini adalah Paden Hutapea. Paden adalah ayah dari sahabat Sunny, yang pernah dia tampar saat pesta lajang. Sudah jelas, pria ini datang untuk mempersulitnya.Milla tidak terpengaruh. Dengan tenang, dia menghubungkan laptopnya ke proyektor dan memulai presentasinya."Ini adalah sebagian dari portofolio saya, yang saya siapkan khusus untuk acara ini," katanya sambil menampilkan slide pertama.Lembaran demi lembaran slide mulai berganti dan Milla menjelaskan dengan tenang dan tegas. "Dari kecil, saya belajar piano, kaligrafi, seni lukis tradisional, dan musik. Pada usia 9 tahun, saya mulai belajar tari dan menguasai berbagai genre, terutama balet.""Ini adalah sertifikat tertinggi RAD Balet yang saya capai pada usia 14 tahun. Dan ini adalah foto-foto saya saat tampil di drama balet terkenal ...."Presentasinya
"Benar sekali." Suara Chris terdengar berat dan mantap.Pernyataan ini akhirnya membuat Paden yang tadi ingin menjilat Chris merasa lega. Dia merapikan jasnya sambil berpikir bahwa peluang mendapatkan investasi dari Grup Mahendra pada kuartal berikutnya kini semakin terbuka lebar."Bu Milla."Chris berbicara lagi, kali ini langsung kepada Milla, "Bersiaplah. Bulan depan, kamu akan ikut perwakilan Grup Mahendra menghadiri pesta sosial internasional."Apa?!Paden yang awalnya mengangguk-angguk setuju, tiba-tiba wajahnya membeku seperti patung. Senyumnya berubah menjadi aneh, seolah-olah baru saja melihat hantu. "Pak Chris, Anda ... Anda sudah menentukan pilihan?""Kenapa? Menurutmu aku buta?" Suara Chris begitu dingin dan menusuk."Tentu nggak, nggak sama sekali ...."Paden langsung gemetar ketakutan. Pikiran tentang peluang investasi langsung terhapus, digantikan oleh kekhawatiran soal nasibnya sendiri.Para juri lainnya saling bertukar pandang. Awalnya mereka merasa kalah langkah karen
Melihat Sunny tidak berani menjawab sepatah kata pun, semua orang langsung paham situasinya. Mereka tidak berani memarahi staf atau mengusik Milla yang baru saja mendapat kesempatan besar. Oleh karena itu, mereka semua melampiaskan kekesalan mereka pada Sunny dengan sindiran-sindiran tajam.Beberapa aktris kecil yang lebih cerdik bahkan segera berpaling dan berusaha mendekati Milla untuk memenangkan hatinya. Namun, Milla enggan meladeni orang-orang yang mudah berubah Haluan seperti itu. Dia berjalan menggunakan tongkat menuju lorong untuk menunggu lift dengan tenang.Begitu sampai di ujung lorong, seseorang dari belakang mengejarnya dan berkata, "Bu Milla, undangan untuk pesta sosialita internasional akan segera kami kirimkan kepada Anda. Selain itu, kami butuh Anda untuk menyediakan laporan pemeriksaan kesehatan."Staf dari Grup Mahendra menambahkan, "Seperti yang Anda tahu, kami ingin memastikan kondisi kesehatan Anda prima. Mohon lakukan pemeriksaan sesuai dengan daftar yang sudah k
Pasangan ini benar-benar bermain api kali ini. Seorang selebritas yang sedang naik daun malah menggoda kakak iparnya dan bahkan hamil di luar nikah. Ini benar-benar skandal besar!Setelah meninggalkan meja perawat, Milla membuka ponselnya dan membaca pesan dari Joy.[ Ngomong-ngomong, keluarga Ryan masih bersikeras mengumumkan kalau pertunangan kalian tetap dilanjutkan minggu depan. Gimana pendapatmu? ]Milla mengetik balasan cepat.[ Tenang saja. Besok aku akan membuat seluruh dunia tahu, kalau aku tetap menikah dengannya, aku adalah wanita paling bodoh di muka bumi! ][ Joy: Jadi besok ada pertunjukan seru, ya? ][ Milla: Ya. Tapi aku butuh bantuanmu untuk menjalankannya. Kamu di mana? Kita ketemuan. ]Mereka bertemu di sebuah kafe yang lokasinya terletak di tengah-tengah antara keduanya. Dalam waktu setengah jam, mereka telah menyusun rencana matang untuk keesokan harinya. Di akhir, Milla menyerahkan kartu akses kantor Ryan yang dulu diberikan padanya.Joy menggenggam erat kartu itu
Namun, Sunny datang di saat yang tepat. Setidaknya Milla tidak perlu membuang waktu untuk mencarinya nanti. Saat berjalan melewati kerumunan, Milla menangkap pertanyaan para wartawan yang mengerumuni Sunny."Sunny, Milla adalah kakak sekaligus manajermu. Kenapa tiba-tiba dia bersaing denganmu untuk pergi ke acara pesta sosial internasional? Apakah kalian nggak akur?""Milla bisa mendapatkan kartu lolos dari para juri? Berdasarkan apa? Apakah ada permainan kotor di balik ini?"Dengan ekspresi seolah tak bersalah, Sunny mendengarkan sambil berpura-pura meluruskan rumor."Mana mungkin? Pasti ada kesalahpahaman. Kakakku nggak seperti itu .... Kakakku selalu punya ide cemerlang dan kemampuan luar biasa. Selama dua tahun ini, semua kerja sama bisnis yang kudapatkan adalah berkat usahanya. Dia bahkan mengurus bisnis Grup Jauhari di saat yang bersamaan. Dia sangat hebat ....""Jadi maksudmu, Milla punya dukungan penuh dari Grup Jauhari dan dia juga pintar memainkan cara kotor?" Wartawan langsu
"Memang belum mencapai mayoritas." Suara tegas Ardiaz yang merupakan pengacara perusahaan, langsung mengubah suasana panas di ruang rapat."Ketua Dewan sudah memindahkan setengah dari sahamnya ke Bu Milla. Proses pemindahan saham itu sudah efektif sejak kemarin. Jadi, keputusan yang diusulkan tadi bukan mayoritas.""Nggak mungkin!"Donny yang merasa dipermalukan, langsung berdiri sambil menunjuk-nunjuk ke arah ibu Milla. "Kakakku sudah bilang nggak akan membiarkan Milla masuk perusahaan! Perusahaan ini milik keluarga besar Jauhari! Kalian berdua nggak bisa terus mendominasi semuanya!"Milla tetap tenang dan duduk dengan tegap. "Perusahaan ini adalah hasil kerja keras ayahku dari nol. Membiarkan kamu masuk ke dalam perusahaan adalah bentuk kemurahan hati sebagai saudara.""Setelah ayahku meninggal, sesuai hukum waris, semua yang berkaitan dengan perusahaan ini menjadi milik ibuku dan aku. Jadi, tolong diingat, Paman, ini bukan perusahaan keluarga besar Jauhari seperti yang Anda pikirkan
Orang yang dibawa naik ke atas panggung oleh para pengawal dari Grup Mahendra itu ternyata adalah salah satu asisten pribadi Levis.Asisten itu jelas bukan tipe orang yang berani. Kemungkinan besar, sebelum naik ke atas panggung, dia sudah lebih dulu mendapat peringatan dari para pengawal Chris. Dia tidak berani menentang Graham, apalagi menyinggung Chris.Begitu dibawa ke atas, dia langsung mengakui semuanya.Di depan puluhan kamera, dia menjelaskan dengan rinci bagaimana Levis sendiri yang memerintahkannya untuk menghubungi media, lalu menyuruh wartawan menyergap Graham di bandara dan melimpahkan semua kesalahan pada pihak Grup Jauhari."Omong kosong!"Levis marah besar. "Nggak kusangka ternyata kamu pengkhianat dari Grup Jauhari! Cepat bilang, siapa yang atur kamu menyusup ke sisiku untuk menjebakku?""Pak Levis, kenapa Anda bilang begitu?"Asisten itu tampak sangat panik sekaligus kecewa. "Selama ini saya sudah melakukan begitu banyak hal untuk Anda, bahkan banyak yang tidak bisa d
Meskipun ucapan Graham terdengar seperti teguran, bagi para pelaku industri, kata-katanya justru terasa sangat membangkitkan semangat.Banyak yang tidak menyangka bahwa Graham yang sudah lanjut usia, ternyata masih terus berinovasi dan masih ingin menyempurnakan teknik meraciknya sendiri. Hal ini membuat banyak orang di ruangan itu merasa malu. Sebagian besar dari mereka telah mencapai usia paruh baya dan memiliki sedikit pencapaian, sehingga mereka pun hanya bergantung pada reputasi lamanya."Kamu juga."Graham berbalik dan menatap ahli dari luar kota yang tadi memuji Milla, "Tadi aku dengar kamu memuji peserta nomor 10 dengan mengatakan bahwa kamu sangat menikmati gerakannya yang alami. Tapi cuma karena dua langkah yang ditukar, kamu langsung membatalkan penilaianmu sendiri?"Sang ahli dari luar kota itu tidak berani mengangkat kepala. Wajahnya memerah karena malu."Kalau begitu, karena aku juga meracik dengan cara yang sama, dan kalian semua adalah tokoh-tokoh di asosiasi ... apakah
"Pak Graham!"Media yang hadir pun langsung mengarahkan semua kamera ke arah suara itu. Benar saja, Ketua Kehormatan Asosiasi Parfum, Graham, akhirnya tiba! Di belakangnya, dua orang asisten muda mengikutinya sambil berjalan cepat.Sepuluh juri muda yang duduk di meja penilaian segera berdiri dan memberikan jalan dengan penuh hormat, lalu mempersilakan Graham duduk di kursi kosong di tengah."Pak Graham, akhirnya Anda datang juga. Saya sempat mengira Anda batal hadir," ucap Marcel dengan lega."Apa? Kamu kira aku akan ingkar janji?" Graham menoleh dan melirik dengan kesal."Benar, benar, Anda selalu menepati kata-kata Anda," ujar Marcel. Di hadapan Graham, dia tidak punya wibawa sama sekali.Graham menoleh ke arah Milla. Milla menanggapinya dengan anggukan sopan dan senyum tenang. Sorot mata Graham langsung berbinar. Ternyata gadis ini sudah tahu siapa dirinya sejak awal, makanya tidak menunjukkan keterkejutan sedikit pun.Graham malah merasa sedikit kecewa. Padahal tadi sempat berniat
Milla berbalik menatap Levis, lalu tersenyum tipis, "Pantas saja nilaimu rendah, rupanya semua fokusmu malah dipakai buat mengawasi cara aku meracik parfum."Levis mengembuskan napas lewat kumisnya yang menjuntai ke samping, lalu membalas dengan kesal, "Jangan alihkan topik!"Dia kemudian menoleh ke arah meja juri dan berkata, "Para juri yang terhormat, kita semua di sini adalah profesional. Kalau kalian nggak percaya sama ucapanku, silakan putar ulang rekaman lomba tadi dan lihat sendiri.""Kalau begitu, coba sebutkan, bagian mana dari proses Milla yang kamu anggap nggak tepat?" tanya Marcel dengan dahi berkerut."Langkah terakhir dari proses peracikannya dilakukan secara terbalik!" jawab Levis dengan lantang dan penuh percaya diri. "Semua orang yang bekerja di bidang ini tahu bahwa dua langkah itu punya urutan yang sudah jadi standar. Kalau dia bahkan nggak tahu urutan dasar, atas dasar apa dia layak dapat nilai tinggi?"Marcel berdiskusi sejenak dengan para juri lain, lalu mereka se
Penonton kompetisi peracikan parfum yang menyaksikan lewat siaran langsung terus membanjiri kolom komentar. Layar penuh dengan komentar mengalir deras.[ Milla memang menarik banget! ][ Cantik dan berbakat! ][ Hmph. ]Chris tersenyum penuh semangat. Menurutnya, kecantikan dan sisi menarik Milla yang dilihat oleh orang-orang itu masih hanya segelintir! Mereka bahkan belum melihat separuh dari pesonanya!"Pak Chris? Pak?" panggil Wilson dengan menaikkan nada bicaranya perlahan-lahan. Setelah mendengar suaranya, dia baru tahu bahwa ternyata Chris sedang menonton siaran langsung kompetisi peracikan parfum!Chris akhirnya mengalihkan perhatiannya dari layar dan menoleh pada Wilson dengan sedikit kesal."Ini dokumen yang perlu Anda tanda tangani," kata Wilson."Bawa saja, aku tandatangani di mobil." Chris menutup siaran langsung di komputernya, lalu bangkit dan merapikan jasnya. Dia memberi perintah, "Kita kembali ke Kota Huari.""Tapi Pak, malam ini masih ada satu pertemuan bisnis ....""
"Maaf."Milla mengangkat tangan dan berkata dengan tenang, "Aku punya permintaan."Marcel yang duduk di kursi juri bertanya, "Silakan bicara.""Ada masalah dengan bahan dasar ini. Saya minta agar bahan dasar cadangan dibawa ke atas," kata Milla."Milla, kamu sedang melakukan kecurangan secara terang-terangan?"Levis tidak bisa menahan diri sedetik pun. Dia langsung berdiri dan memimpin protes, "Aturan kompetisi sudah sangat jelas. Semua peserta hanya boleh menggunakan bahan dasar yang disediakan oleh panitia. Kamu melanggar aturan dan ingin mengubahnya seenaknya. Ini sudah kelewatan!""Benar, Milla, ini namanya perlakuan khusus. Bukankah itu nggak adil bagi peserta lain?" Seseorang segera terbawa emosi oleh Levis dan ikut-ikutan menyuarakan protes.Milla berbalik menatap Levis yang berwajah merah karena emosi, lalu berkata dengan tenang, "Pak Levis, harap tenang. Yang saya maksud adalah bahan dasar cadangan yang juga disimpan oleh panitia, bukan sesuatu yang saya bawa sendiri."Saat it
Namun, Milla segera menyadari bahwa semuanya masuk akal.Seorang ahli parfum dengan temperamen eksentrik yang tinggal di pinggiran kota, ternyata adalah tokoh besar yang tersembunyi. Semua itu benar-benar sesuai dengan sosok Graham.Berita ini sedikit mengurangi beban di hatinya. "Tapi kamu yakin Pak Graham akan membelaku?""Kalau nggak, apa kamu pikir dia akan memberikan satu lemari penuh gaun tradisional pada musuhnya?" Chris membalas dengan nada dingin.Sampai sekarang, dia bahkan kesulitan membelikan Milla pakaian karena lemari sudah penuh. Akhirnya, dia harus membangun ruang penyimpanan baru di sebelahnya hanya untuk menyimpan gaun tradisional itu.Kalau bukan karena Graham sudah tua, dia pasti sudah menyuruh Milla mengembalikan semua gaun tradisional itu!"Kamu butuh bantuan untuk kompetisi nanti?" tanya Chris setelah berpikir sejenak. Melihat bagaimana Milla selalu dikelilingi oleh orang-orang berpengaruh, dia merasa perlu melakukan sesuatu agar kehadirannya tetap terasa.Milla
Malam harinya.Waktu pulang kerja, Milla tiba-tiba menerima telepon dari Chris. Suara yang berat dan familier itu bertanya, "Kapan kamu pulang kerja?""Sebentar lagi." Milla bertanya, "Ada urusan?""Nggak ada."Setelah berkata demikian, Chris langsung menutup telepon.Meski Milla berkata sudah hampir selesai, dia masih tetap menunda-nunda sebentar di studio parfum, lalu kembali ke kantornya untuk membereskan data. Setelah sejam kemudian, dia baru turun.Begitu sampai di lobi, dia melihat mobil dari Grand Amary sudah menunggunya di depan gedung. Milla berjalan menuju mobil, membuka pintu, dan terkejut melihat Chris sudah duduk di kursi belakang!"Ini yang kamu bilang cepat?" tanyanya sambil melirik tajam."Kamu juga nggak bilang kalau kamu nungguin aku." Milla masuk ke dalam mobil. Dia tidak menyangka Chris akan menunggunya sejam lebih di lantai bawah."Ada urusan apa kamu cari aku?" tanyanya.Apa dia harus punya urusan untuk menjemput Milla pulang? Chris hanya menatapnya sekilas, lalu
"Alamat IP itu berasal dari jaringan Grup Young." Di seberang telepon, Joy tertawa sinis."Sepertinya orang-orang Adipati William memang nggak becus. Mereka bahkan nggak cukup hati-hati untuk menyembunyikan jejak, malah berani menggunakan jaringan internal perusahaan untuk menyebarkan fitnah!"Milla tersenyum sinis."Kalau begitu, sebarkan juga informasi ini di internet. Jangan cuma netizen yang tahu Grup Young yang mengatur semua ini, tapi juga pastikan Keluarga Bakhtiar mengetahui fakta ini. Biar mereka membenci Keluarga Young habis-habisan.""Benar! Demi membersihkan nama Grace, William sampai rela mengorbankan reputasi Yonatan? Setelah ini, Keluarga Bakhtiar dan Keluarga Young pasti akan bermusuhan seumur hidup!"Namun, tiba-tiba Joy teringat sesuatu dan bertanya dengan penasaran, "Ngomong-ngomong, siapa sebenarnya wanita dalam rekaman yang bertengkar sama Sunny? Dia bersikeras bahwa dialah selingkuhan Yonatan yang sebenarnya. Kamu tahu siapa dia?""Nggak tahu." Mata Milla menunduk