Share

Bab 19 Pilih Ulang Presdir

Penulis: Syakia
Namun, Sunny datang di saat yang tepat. Setidaknya Milla tidak perlu membuang waktu untuk mencarinya nanti. Saat berjalan melewati kerumunan, Milla menangkap pertanyaan para wartawan yang mengerumuni Sunny.

"Sunny, Milla adalah kakak sekaligus manajermu. Kenapa tiba-tiba dia bersaing denganmu untuk pergi ke acara pesta sosial internasional? Apakah kalian nggak akur?"

"Milla bisa mendapatkan kartu lolos dari para juri? Berdasarkan apa? Apakah ada permainan kotor di balik ini?"

Dengan ekspresi seolah tak bersalah, Sunny mendengarkan sambil berpura-pura meluruskan rumor.

"Mana mungkin? Pasti ada kesalahpahaman. Kakakku nggak seperti itu .... Kakakku selalu punya ide cemerlang dan kemampuan luar biasa. Selama dua tahun ini, semua kerja sama bisnis yang kudapatkan adalah berkat usahanya. Dia bahkan mengurus bisnis Grup Jauhari di saat yang bersamaan. Dia sangat hebat ...."

"Jadi maksudmu, Milla punya dukungan penuh dari Grup Jauhari dan dia juga pintar memainkan cara kotor?" Wartawan langsu
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 20 Yang Dia Inginkan Adalah Harga Selangit!

    "Memang belum mencapai mayoritas." Suara tegas Ardiaz yang merupakan pengacara perusahaan, langsung mengubah suasana panas di ruang rapat."Ketua Dewan sudah memindahkan setengah dari sahamnya ke Bu Milla. Proses pemindahan saham itu sudah efektif sejak kemarin. Jadi, keputusan yang diusulkan tadi bukan mayoritas.""Nggak mungkin!"Donny yang merasa dipermalukan, langsung berdiri sambil menunjuk-nunjuk ke arah ibu Milla. "Kakakku sudah bilang nggak akan membiarkan Milla masuk perusahaan! Perusahaan ini milik keluarga besar Jauhari! Kalian berdua nggak bisa terus mendominasi semuanya!"Milla tetap tenang dan duduk dengan tegap. "Perusahaan ini adalah hasil kerja keras ayahku dari nol. Membiarkan kamu masuk ke dalam perusahaan adalah bentuk kemurahan hati sebagai saudara.""Setelah ayahku meninggal, sesuai hukum waris, semua yang berkaitan dengan perusahaan ini menjadi milik ibuku dan aku. Jadi, tolong diingat, Paman, ini bukan perusahaan keluarga besar Jauhari seperti yang Anda pikirkan

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 21 Pasangan Berengsek Datang

    "Aku ini masuk kategori apa, ya?"Tiba-tiba, sebuah suara yang santai terdengar jelas dari arah pintu. Seluruh ruangan terdiam seketika, lalu semua orang menoleh serempak. Sosok yang berdiri di pintu adalah Yoan!Yoan melangkah masuk dengan percaya diri, diikuti oleh seorang asisten. Semua direktur begitu terkejut hingga spontan berdiri dan wajah mereka terlihat tegang dan canggung. Dalam dunia bisnis mereka, Yoan bukan sekadar bintang papan atas. Dia adalah putra kedua Keluarga Mahendra, seorang pewaris yang sangat dihormati.Tidak ada yang menyangka Milla benar-benar berhasil membawanya ke ruangan ini.Donny yang tadi penuh sikap angkuh langsung memasang wajah penuh senyum palsu. "Tentu saja saya tidak sedang membicarakan Anda, Pak Yoan. Jangan salah paham!"Sunny yang dari tadi diam-diam mencari kesempatan, buru-buru memperbaiki riasannya. Dia bersiap menyapa Yoan dengan manis, tetapi Yoan bahkan tidak meliriknya."Aku lihat proposalmu cukup bagus. Kita bisa langsung tanda tangan,"

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 22 Pembalasan Dendam Dimulai

    Ketika Ryan dan Sunny baru masuk ke ruangan, Milla langsung menangkap aroma parfum yang sangat familier. Parfum yang sama dengan yang biasa dia gunakan.Hah.Milla menundukkan pandangannya, menyembunyikan senyum sinis di balik wajah dinginnya.Milla teringat saat dulu dia bertanya kepada Ryan dua kali mengapa ada aroma parfum wanita di tubuhnya, Sunny tiba-tiba berpura-pura menanyakan tentang merk parfum yang biasa dipakai Milla.Setelah itu, Sunny mulai menggunakan parfum yang sama agar mempermudah dirinya untuk berselingkuh dengan Ryan. Sepertinya, otak Sunny hanya digunakan untuk berbuat hal-hal tercela.Sunny tidak tahu apa yang sedang dipikirkan Milla. Dia masih tersenyum manis saat berkata, "Kak, aku sengaja ajak Kak Ryan ke sini hari ini, supaya bisa bicara langsung sama kamu. Aku harap kita bisa selesaikan kesalahpahaman ini.""Aku dapat tiket undangan pesta sosialita nternasional. Apa itu masih bisa dibilang 'kesalahpahaman kecil'?" jawab Milla dengan sinis.Sunny segera melam

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 23 Adegan di Grup Samali

    Di dalam kantor Ryan, kamera yang telah dipasang sebelumnya merekam semua kejadian. Milla memantau setiap adegannya melalui layar di ponselnya. Dengan suara tenang, dia memberi tahu sopir, "Lanjutkan perjalanan, kita langsung pulang."Beberapa saat kemudian, orang-orang Joy yang menyamar sebagai wartawan muncul dan mulai mengerubungi depan Gedung Grup Samali. Kebetulan sekali, dari kantor Ryan, sudut pandang Sunny langsung mengarah ke kerumunan di luar.Melihat situasi itu, Sunny mulai panik. Dia buru-buru mengeluarkan ponselnya dan menelepon Ryan.Namun, ponsel Ryan ada di tangan Milla. Ketika telepon bergetar, Milla mengangkatnya dan mendengar suara manja Sunny, "Ryan, aku terjebak di kantor Grup Samali! Cepat datang dan bantu aku ...."Sebelum Sunny sempat menyelesaikan kalimatnya, Milla menekan tombol di laptopnya. Suara rekaman yang telah disiapkan Joy mulai memperdengarkan percakapan palsu antara Ryan dan seorang wanita."Ryan, itu telepon dari siapa?""Nggak penting. Cuma kamu y

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 24 Berita Heboh

    Milla berdiri di samping Ryan sambil memegang buket mawar besar yang baru saja dia berikan. Buket itu terlalu mencolok untuk diabaikan."Ryan, kami dengar, Milla baru saja dapat izin untuk menghadiri pesta sosialita internasional. Apakah itu benar?"Seperti yang diduga, setelah beberapa pertanyaan formal, para wartawan mulai mengarahkan perhatian mereka ke rumor tentang konflik di antara Keluarga Samali dan Keluarga Jauhari terkait pembatalan acara pertunangan."Benar sekali!"Ryan segera menggenggam tangan Milla dengan menunjukkan ekspresi bangga dan mendekatkannya dengan sikap penuh kasih."Lalu, apakah Pak Ryan dan Bu Milla akan mengadakan kembali pesta pertunangan yang sempat dibatalkan?""Tentu saja!" Ryan menjawab dengan yakin."Apakah Pak Ryan rela membiarkan calon istrinya tetap sibuk bekerja di luar rumah setelah menikah?" tanya wartawan lain."Zaman sekarang, wanita juga perlu mengejar impian dan nilai dirinya sendiri," jawab Ryan sambil tersenyum palsu. "Selama dia bahagia d

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 25 Runtuhnya Keyakinan

    Prang! Gelas anggur di tangan Fernand jatuh ke lantai dan pecah berkeping-keping."Dasar bajingan!" Fernand kehilangan kendali dan berteriak marah sambil memerintahkan, "Cepat!! Cepat alihkan kembali tayangannya!"Para stafnya segera bergerak untuk memeriksa, tetapi tidak ada yang tahu di mana Ryan dan Sunny berada. Sistem belakang gedung tertinggi di Huari juga telah diretas dan dikendalikan, membuat mereka tidak dapat memulihkan tayangan.Seluruh Kota Huari menjadi gempar karena siaran langsung Ryan, pewaris Grup Samali, bersama Sunny, sang selebritas papan atas!Orang-orang di jalanan berhenti dan menunjuk ke arah layer. Para tamu dan media di lokasi perayaan ulang tahun Grup Samali pun heboh, bahkan ruang obrolan siaran langsung di internet mengalami lonjakan pengguna hingga servernya lumpuh.Namun, tak peduli betapa riuhnya Kota Huari, pasangan yang sedang terekam di layar tetap tidak menyadari apa yang terjadi di luar. Mereka terus saja menampilkan adegan-adegan memalukan."Kamu

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 26 Dia Om Keduamu

    Seorang pria turun dari mobil, lalu berdiri dengan hormat di depan mobil mereka. Milla langsung mengenali pria itu. Itu adalah asisten yang pernah mendorong belakang kursi roda Chris saat acara bakat.Mengingat janjinya dengan Yoan kemarin, Milla memberi beberapa pesan singkat kepada Joy, lalu turun dari mobil dan mengikuti pria itu masuk ke mobil lainnya."Bu Milla, aku diutus untuk menjemputmu ke rumah lama untuk menemui Bu Tessa," kata asisten Chris sambil menyerahkan beberapa lembar dokumen."Bukannya dijadwalkan akhir pekan?" tanya Milla."Bu Tessa pulang lebih awal. Begitu sampai, dia langsung ingin segera bertemu denganmu," jelas asisten itu."Baiklah."Milla melihat gaun formal yang sedang dipakai, lalu berkata, "Tolong antar aku pulang dulu untuk ganti pakaian."Asisten itu tidak berani mengambil keputusan sendiri. Dia mengambil ponsel untuk menghubungi Chris, lalu menyerahkan ponselnya kepada Milla. "Pak Chris ingin bicara ...."Milla menerima ponsel itu. Di seberang sana, Ch

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 27 Sangat Ingin Menikah dengan Yoan

    Bagaimanapun, di hadapan Tessa, Yoan adalah seorang pemuda yang suka bermeditasi. Milla memilih kata dengan hati-hati dan menjawab, "Maksudku, dia suka bercanda dan hidup bebas."Tessa terkejut dan menoleh ke arah Lola. Lola mencoba memahami, lalu berbisik di telinga Tessa, "Mungkin saja Tuan Chris terlihat berbeda di depan Nona Milla, nggak seperti di depan kita.""Oh, masuk akal." Tessa mengangguk. Jika kecelakaan 8 tahun lalu tidak terjadi, Chris mungkin tidak akan menjadi sedingin ini. Mungkin saja, di hadapan seseorang yang benar-benar dia sukai, dia bisa membuka hatinya?"Bagus, bagus." Tessa mengangguk berulang kali. "Kamu anak yang baik, tapi harus menjalani pernikahan diam-diam seperti ini. Ini pasti sulit bagimu.""Nggak kok, aku tahu ini demi kebaikan bersama." Dalam hati, Milla justru berharap rahasia ini tetap terjaga selamanya.Tessa benar-benar puas dengan Milla. Keluarga Jauhari ternyata mampu mendidik putrinya menjadi seseorang yang bijak dan baik hati. Dia sempat berp

Bab terbaru

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 153 Terjebak dalam Kebingungan

    Milla mendongak dengan terkejut. Yang dilihatnya adalah leher panjang dan dagu Chris. Pria itu merangkulnya ke dalam mantel, seolah-olah dia adalah zirah pelindungnya.Di belakang, bawahan dan pengawal Chris segera menahan beberapa orang yang membuat onar itu. Salah satu dari mereka maju untuk bertanya, "Pak, apa yang harus kami lakukan terhadap orang-orang ini?""Bawa mereka kembali, cari tahu dalang di balik ini!" Chris memberi perintah tanpa menoleh."Baik!"Suasana di belakang langsung menjadi tenang. Milla keluar dari pelukannya, melihat punggungnya yang basah kuyup. Ujung mantel Chris masih terus meneteskan air."Kamu baik-baik saja?" Ada banyak hal yang ingin Milla tanyakan, tetapi akhirnya hanya itu yang keluar."Apa yang perlu dikhawatirkan? Aku cuma perlu mengganti pakaian," jawab Chris dengan tenang. "Kamu naik saja, aku akan mengantarmu ke lift.""Baik." Milla mengangguk tanpa banyak bicara.Chris mengantarnya ke lift. Begitu sampai di kantor, asisten sudah menunggu di depa

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 152 Di Ujung Tanduk

    "Dulu, aku pernah dengar dari ayahku kalau ayah Milla berhasil membesarkan Jauhari Parfum dengan usahanya sendiri dalam waktu singkat. Padahal, saat itu industri parfum sedang mengalami masa sulit! Di kalangan profesional, beredar kabar kalau dia punya penciuman yang luar biasa dan ahli dalam meracik aroma.""Jangan-jangan Milla juga mewarisi bakat itu?" tanya Levis sambil mengingat kembali semua yang terjadi."Tapi, kamu sendiri yang mengatakan itu cuma rumor," ujar asistennya dengan hati-hati, tidak yakin dengan arah pemikiran Levis.Levis mengusap kumisnya dengan santai. "Mana ada rumor yang muncul tanpa alasan? Kirim lebih banyak orang untuk menyelidiki masalah ini dengan baik!""Baik!" Asisten itu segera mengiakan.....Milla belum tiba di kantor Grup Jauhari, tetapi di internet sudah muncul lagi seorang ahli yang memberi pernyataan.Kali ini, mereka mengatakan bahwa dokumen verifikasi yang dirilis Grup Jauhari hanya berasal dari perusahaan, tanpa sertifikasi dari pusat sertifikas

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 151 Kejanggalan

    "Kok bisa?" Milla mengerutkan alisnya."Kami juga nggak tahu apa yang terjadi. Yang bersuara bukan hanya satu orang, masalah ini sudah cukup besar. Sekarang tim humas kita sedang bekerja sama dengan tim humas pihak ketiga untuk mencari solusi," kata asisten.Saat mereka berbicara, telepon Joy juga masuk.Milla berpikir sejenak, lalu memberi instruksi kepada asistennya, "Segera hubungi tim kendali mutu dan periksa ulang parfum yang kita distribusikan untuk uji coba. Pastikan apakah benar ada masalah atau nggak.""Tapi, kita sudah melakukan verifikasi berulang kali. Bahkan pusat sertifikasi juga nggak menemukan masalah, 'kan?" tanya asisten itu dengan bingung."Apa pun hasil sebelumnya, sekarang sudah ada laporan masalah, kita tetap punya tanggung jawab untuk memeriksa ulang. Kalau memang kesalahan ada pada kita, kita harus memberi kompensasi dan permintaan maaf yang seharusnya."Setelah mengatakan itu, Milla mengakhiri panggilan dan menerima panggilan dari Joy."Milla, jangan-jangan ada

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 150 Niat Baiknya

    Suara Graham yang kaku terdengar dari telepon."Ya, kamu punya nomorku, sementara aku nggak punya nomormu. Aku sempat berpikir kamu sudah lupa dan nggak butuh aku membayar utangku lagi," sahut Milla sambil tersenyum."Aku ini orang yang perhitungan! Mana mungkin aku melupakan orang yang berutang padaku!" Graham berbicara dengan serius, "Bereskan barang-barangmu, aku akan kirim alamat studioku.""Sekarang?" Milla sedikit terkejut."Kenapa kalau sekarang?" Graham terdengar tidak puas. "Orang-orang di Kota Huari terlalu ramah. Mereka baru saja mengantarku pulang, tapi besok aku harus pergi lagi. Kamu nggak ingin menepati janji atau bagaimana?""Ya sudah, kirim alamatnya. Aku segera ke sana," balas Milla dengan tegas.Setelah mengakhiri panggilan, Milla menggoyangkan ponselnya di depan Chris dan berkata dengan nada agak menyesal, "Aku harus keluar sebentar. Lokasinya agak jauh, mungkin aku akan pulang sangat larut. Jangan tunggu aku."Usai berbicara, dia mulai bersiap-siap. Namun, saat aka

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 149 Setiap Sisinya Sangat Menawan

    Sopir tidak berani bicara lagi dan langsung membelokkan mobilnya. Mereka kembali ke arah Milla, lalu perlahan berhenti di sampingnya.Sebelum mobil benar-benar berhenti, Chris sudah membuka pintu dan turun. Dia melangkah cepat ke arah Milla. "Kamu kenapa?"Milla masih merasa pusing. Mungkin karena belum makan, kadar gula darahnya turun. Dia tidak punya tenaga untuk menjawab, hanya mengangkat tangannya, memberi isyarat bahwa dia baik-baik saja.Chris mengerutkan alisnya. Tanpa banyak bicara, dia membungkuk dan langsung menggendongnya masuk ke mobil. "Bukannya tadi kamu melarangku naik mobilmu?"Milla menatap pria di sampingnya dengan alis terangkat."Kondisimu sudah seperti ini, tapi masih keras kepala?" Chris menegur dengan nada kesal.Milla cemberut. Entah siapa yang mulai duluan?"Ke rumah sakit!" perintah Chris."Nggak mau." Suara Milla tidak besar, tetapi nadanya sangat tegas. Melihat pria di sebelah hampir marah, dia menambahkan, "Rumah sudah dekat. Aku nggak mau ke rumah sakit. A

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 148 Dia Sakit

    Milla masuk ke mobil dan mengenakan sabuk pengaman. "Bagaimana bisa kamu kebetulan lewat sini?""Aku ada urusan di sekitar sini. Tentu saja aku juga mengikuti perkembangan kompetisi peracikan parfum yang penting ini. Aku nggak nyangka kamu keluar saat aku lewat," jelas Kenrick tersenyum. "Kamu mau pulang atau kembali ke kantor?""Nggak keduanya." Milla menjawab, "Aku harus ke pusat sertifikasi untuk mengambil beberapa dokumen.""Dokumen apa?" tanya Kenrick tanpa sadar."Kloter pertama parfum pria sudah selesai diproduksi. Sekarang kami hanya perlu mendapatkan dokumen sertifikasi sebelum bisa mulai mendistribusikannya untuk uji pasar," jawab Milla.Tadi saat di ruang istirahat, beberapa rekan dari divisi parfum membicarakan hal ini di grup. Milla menyadari pusat sertifikasi kebetulan berada di dekat lokasi kompetisi, jadi dia menawarkan diri untuk mengambilnya agar rekan-rekannya tidak perlu repot-repot datang ke sini."Kalau kamu ada urusan lain, nggak usah antar aku. Aku bisa pergi se

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 147 Menjadi Pahlawanmu

    "Baik, baik." Beberapa juri buru-buru menyetujui.Setelah diskusi singkat, Marcel secara pribadi mengumumkan, "Kualifikasi peserta dari Grup Bakhtiar telah dicabut. Nilai yang sebelumnya diberikan kepada Levis oleh para juri juga dibatalkan.""Karena Grup Bakhtiar telah berulang kali menjebak Grup Jauhari dengan cara yang tercela, sesuai dengan permintaan peserta dari Grup Jauhari, Grup Bakhtiar dilarang mengikuti kompetisi peracikan parfum selama tiga tahun ke depan!"Sorak-sorai langsung memenuhi ruangan.Levis yang dikawal oleh para pengawal pun meninggalkan arena dengan wajah suram. Di luar, tim investigasi asosiasi sudah menunggunya untuk diinterogasi.Milla awalnya ingin menyapa Graham. Namun, melihat begitu banyak orang dari industri ini sudah mengerumuni Graham, dia hanya tersenyum dan berjalan ke belakang panggung.Para wartawan yang tidak berhasil mewawancarai Graham hampir semuanya berbondong-bondong ke belakang panggung, menunggu untuk mewawancarai Milla.Dia baru saja menj

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 146 Lagi-Lagi Ada Pendosa

    "Bukankah rempah-rempah kami disimpan di brankas panitia? Bagaimana mungkin ada yang bisa memanipulasinya?" Seorang peserta yang tak tahan lagi lantas berdiri dan mempertanyakan juri."Benar." Milla menjawab dengan tenang atas nama para juri, "Panitia khawatir terjadi insiden yang nggak diinginkan, jadi mereka memutuskan untuk menyimpan cadangan bahan dasar sebagai langkah pencegahan.""Demi keadilan, aku meminta panitia untuk menganalisis bahan dasarku yang telah dimanipulasi dengan alat pendeteksi, agar aku dapat membuktikan kebenaran yang kukatakan," kata Milla.Graham mengangguk, lalu para staf segera bergerak. Mereka mengambil bahan dasar pertama milik Milla yang bermasalah, lalu meletakkannya di bawah alat untuk dianalisis dan dipisahkan komponennya."Alasan aku meminta asosiasi untuk memboikot divisi parfum Grup Bakhtiar adalah karena peserta dari Grup Bakhtiar telah sepenuhnya melanggar aturan kompetisi.""Mereka menggunakan cara curang yang rendahan untuk mencelakai peserta la

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 145 Pak Levis Mengaku Tidak?

    Orang yang dibawa naik ke atas panggung oleh para pengawal dari Grup Mahendra itu ternyata adalah salah satu asisten pribadi Levis.Asisten itu jelas bukan tipe orang yang berani. Kemungkinan besar, sebelum naik ke atas panggung, dia sudah lebih dulu mendapat peringatan dari para pengawal Chris. Dia tidak berani menentang Graham, apalagi menyinggung Chris.Begitu dibawa ke atas, dia langsung mengakui semuanya.Di depan puluhan kamera, dia menjelaskan dengan rinci bagaimana Levis sendiri yang memerintahkannya untuk menghubungi media, lalu menyuruh wartawan menyergap Graham di bandara dan melimpahkan semua kesalahan pada pihak Grup Jauhari."Omong kosong!"Levis marah besar. "Nggak kusangka ternyata kamu pengkhianat dari Grup Jauhari! Cepat bilang, siapa yang atur kamu menyusup ke sisiku untuk menjebakku?""Pak Levis, kenapa Anda bilang begitu?"Asisten itu tampak sangat panik sekaligus kecewa. "Selama ini saya sudah melakukan begitu banyak hal untuk Anda, bahkan banyak yang tidak bisa d

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status