Milla berdiri di samping Ryan sambil memegang buket mawar besar yang baru saja dia berikan. Buket itu terlalu mencolok untuk diabaikan."Ryan, kami dengar, Milla baru saja dapat izin untuk menghadiri pesta sosialita internasional. Apakah itu benar?"Seperti yang diduga, setelah beberapa pertanyaan formal, para wartawan mulai mengarahkan perhatian mereka ke rumor tentang konflik di antara Keluarga Samali dan Keluarga Jauhari terkait pembatalan acara pertunangan."Benar sekali!"Ryan segera menggenggam tangan Milla dengan menunjukkan ekspresi bangga dan mendekatkannya dengan sikap penuh kasih."Lalu, apakah Pak Ryan dan Bu Milla akan mengadakan kembali pesta pertunangan yang sempat dibatalkan?""Tentu saja!" Ryan menjawab dengan yakin."Apakah Pak Ryan rela membiarkan calon istrinya tetap sibuk bekerja di luar rumah setelah menikah?" tanya wartawan lain."Zaman sekarang, wanita juga perlu mengejar impian dan nilai dirinya sendiri," jawab Ryan sambil tersenyum palsu. "Selama dia bahagia d
Prang! Gelas anggur di tangan Fernand jatuh ke lantai dan pecah berkeping-keping."Dasar bajingan!" Fernand kehilangan kendali dan berteriak marah sambil memerintahkan, "Cepat!! Cepat alihkan kembali tayangannya!"Para stafnya segera bergerak untuk memeriksa, tetapi tidak ada yang tahu di mana Ryan dan Sunny berada. Sistem belakang gedung tertinggi di Huari juga telah diretas dan dikendalikan, membuat mereka tidak dapat memulihkan tayangan.Seluruh Kota Huari menjadi gempar karena siaran langsung Ryan, pewaris Grup Samali, bersama Sunny, sang selebritas papan atas!Orang-orang di jalanan berhenti dan menunjuk ke arah layer. Para tamu dan media di lokasi perayaan ulang tahun Grup Samali pun heboh, bahkan ruang obrolan siaran langsung di internet mengalami lonjakan pengguna hingga servernya lumpuh.Namun, tak peduli betapa riuhnya Kota Huari, pasangan yang sedang terekam di layar tetap tidak menyadari apa yang terjadi di luar. Mereka terus saja menampilkan adegan-adegan memalukan."Kamu
Seorang pria turun dari mobil, lalu berdiri dengan hormat di depan mobil mereka. Milla langsung mengenali pria itu. Itu adalah asisten yang pernah mendorong belakang kursi roda Chris saat acara bakat.Mengingat janjinya dengan Yoan kemarin, Milla memberi beberapa pesan singkat kepada Joy, lalu turun dari mobil dan mengikuti pria itu masuk ke mobil lainnya."Bu Milla, aku diutus untuk menjemputmu ke rumah lama untuk menemui Bu Tessa," kata asisten Chris sambil menyerahkan beberapa lembar dokumen."Bukannya dijadwalkan akhir pekan?" tanya Milla."Bu Tessa pulang lebih awal. Begitu sampai, dia langsung ingin segera bertemu denganmu," jelas asisten itu."Baiklah."Milla melihat gaun formal yang sedang dipakai, lalu berkata, "Tolong antar aku pulang dulu untuk ganti pakaian."Asisten itu tidak berani mengambil keputusan sendiri. Dia mengambil ponsel untuk menghubungi Chris, lalu menyerahkan ponselnya kepada Milla. "Pak Chris ingin bicara ...."Milla menerima ponsel itu. Di seberang sana, Ch
Bagaimanapun, di hadapan Tessa, Yoan adalah seorang pemuda yang suka bermeditasi. Milla memilih kata dengan hati-hati dan menjawab, "Maksudku, dia suka bercanda dan hidup bebas."Tessa terkejut dan menoleh ke arah Lola. Lola mencoba memahami, lalu berbisik di telinga Tessa, "Mungkin saja Tuan Chris terlihat berbeda di depan Nona Milla, nggak seperti di depan kita.""Oh, masuk akal." Tessa mengangguk. Jika kecelakaan 8 tahun lalu tidak terjadi, Chris mungkin tidak akan menjadi sedingin ini. Mungkin saja, di hadapan seseorang yang benar-benar dia sukai, dia bisa membuka hatinya?"Bagus, bagus." Tessa mengangguk berulang kali. "Kamu anak yang baik, tapi harus menjalani pernikahan diam-diam seperti ini. Ini pasti sulit bagimu.""Nggak kok, aku tahu ini demi kebaikan bersama." Dalam hati, Milla justru berharap rahasia ini tetap terjaga selamanya.Tessa benar-benar puas dengan Milla. Keluarga Jauhari ternyata mampu mendidik putrinya menjadi seseorang yang bijak dan baik hati. Dia sempat berp
Di sebelah, Mona memandang dengan penuh penghinaan. "Dia cuma wanita cacat. Kalaupun dia memang ingin menyanjung Bu Tessa, apa yang perlu kamu takutkan?"Hara langsung merasa lega dan merangkul lengan ibunya dengan erat. "Ibu benar. Di dalam negeri, hampir nggak ada yang bisa punya hubungan dengan Bu Tessa, tapi Ibu adalah salah satunya!""Tenang saja. Aku dengar Chris sangat berbakti. Kamu cuma perlu bersikap manis. Selama Bu Tessa menyetujui, perusahaan ayahmu bisa tetap beroperasi. Soal kandidat yang akan menghadiri acara pesta sosialita internasional, tentu saja itu kamu!" kata Mona sambil merapikan syal di bahu.Saat mendengar ini, Hara menjadi lebih percaya diri. Ibu dan anak itu berjalan dengan tubuh tegak.....Hara dan Mona berkeliling di luar untuk waktu yang lama, tetapi tidak ada pelayan yang datang mengundang mereka masuk. Hara mulai merasa tidak sabar, jadi memikirkan cara dan langsung menghampiri Milla yang berada di bawah pohon sakura."Oh, Milla ya? Kamu datang ke ruma
"Serius? Pemenang acara bakat itu seorang wanita pincang?" Para wanita kaya di sekitar mulai bergosip."Ehem." Tessa berdeham dan ruangan langsung sunyi. Kemudian, dia bertanya, "Kamu kenal dia?"Hara mengira Tessa marah pada Milla, jadi segera menambah api. "Nggak kenal, tapi sekarang dia jadi bahan pembicaraan. Di Kota Huari, hampir semua orang mengenalnya. Pagi tadi, video tentang tunangan dan adiknya yang selingkuh bahkan ditayangkan di layar lebar gedung tertinggi ....""Ternyata itu putri sulung Keluarga Jauhari. Belakangan ini, Keluarga Jauhari dan Keluarga Samali memang sangat terkenal. Video itu ditayangkan langsung. Kamu lihat nggak?""Tentu saja lihat, siaran langsung seperti itu nggak bisa diabaikan. Nggak mau lihat pun nggak bisa."Para wanita itu menutup mulut sambil tertawa dengan tatapan mencela.Dalam keramaian itu, Hara semakin percaya diri. Dia tidak menyadari wajah Tessa yang semakin suram, jadi menambahkan, "Lucu, 'kan? Keluarganya baru saja mengalami hal seperti i
Pesta di rumah Keluarga Mahendra selesai. Tessa secara khusus menyuruh sopir untuk mengantar Milla pulang.Milla melihat waktu, ternyata bursa saham baru saja tutup. Tanpa diduga, saham Grup Samali turun drastis!Meskipun Donny dan Fernand bekerja sama menekan opini publik, ingatan orang terhadap kejadian di gedung tertinggi itu sangat mendalam. Efek berantai seperti ini tidak akan hilang dalam waktu singkat.Milla membaca berita terbaru dengan tidak acuh. Semuanya tentang pencabutan hak Sunny. Banyak syuting yang seharusnya akan dimulai, tetapi banyak merek internasional yang mencabut dukungan untuknya, bahkan mengajukan tuntutan ganti rugi yang sangat besar.Banyak rekan dan staf yang pernah bekerja sama dengan Sunny juga mulai mengungkapkan bahwa etika profesionalnya sejak debut sangat buruk. Opini publik di internet hampir sepenuhnya berbalik melawan Sunny.Milla tersenyum dingin. Ini adalah akibat dari sikap tak bermoralnya. Ketika masalah datang, tidak ada seorang pun yang membel
Keesokan malam, Sunny merias wajahnya dengan tebal untuk menutupi kepucatannya akibat kondisi tubuh yang masih lemah. Dengan gaun seksi, dia naik ke kapal pesiar di tepi pantai.Sunny mendapatkan informasi dari Hara bahwa Jay baru saja tiba di Kota Huari dan ada banyak pengusaha kaya yang menjamunya, bahkan mengadakan pesta mewah di atas laut untuknya. Kesempatan ini tentu tidak akan dilewatkan oleh Sunny.Sunny menyamar sebagai wanita pendamping, menyusup ke kapal pesiar, dan menemukan Jay di tengah kerumunan.Setelah minum beberapa gelas, Jay mulai mabuk dan dikelilingi oleh banyak wanita. Namun, dia terlihat mulai bosan.Sunny memakai topeng Cleopatra setengah wajah, membawa tongkat perak, dan memakai gaun seksi. Dia sengaja berjalan di depan Jay untuk menarik perhatiannya.Jay mendorong para wanita di sekitarnya dan mendekati Sunny. Saat dia mencoba menyentuh pinggang Sunny, Sunny pun menghindar. Setelah beberapa kali percobaan, Jay akhirnya terpikat olehnya.Karena ini adalah wakt
Milla mendongak dengan terkejut. Yang dilihatnya adalah leher panjang dan dagu Chris. Pria itu merangkulnya ke dalam mantel, seolah-olah dia adalah zirah pelindungnya.Di belakang, bawahan dan pengawal Chris segera menahan beberapa orang yang membuat onar itu. Salah satu dari mereka maju untuk bertanya, "Pak, apa yang harus kami lakukan terhadap orang-orang ini?""Bawa mereka kembali, cari tahu dalang di balik ini!" Chris memberi perintah tanpa menoleh."Baik!"Suasana di belakang langsung menjadi tenang. Milla keluar dari pelukannya, melihat punggungnya yang basah kuyup. Ujung mantel Chris masih terus meneteskan air."Kamu baik-baik saja?" Ada banyak hal yang ingin Milla tanyakan, tetapi akhirnya hanya itu yang keluar."Apa yang perlu dikhawatirkan? Aku cuma perlu mengganti pakaian," jawab Chris dengan tenang. "Kamu naik saja, aku akan mengantarmu ke lift.""Baik." Milla mengangguk tanpa banyak bicara.Chris mengantarnya ke lift. Begitu sampai di kantor, asisten sudah menunggu di depa
"Dulu, aku pernah dengar dari ayahku kalau ayah Milla berhasil membesarkan Jauhari Parfum dengan usahanya sendiri dalam waktu singkat. Padahal, saat itu industri parfum sedang mengalami masa sulit! Di kalangan profesional, beredar kabar kalau dia punya penciuman yang luar biasa dan ahli dalam meracik aroma.""Jangan-jangan Milla juga mewarisi bakat itu?" tanya Levis sambil mengingat kembali semua yang terjadi."Tapi, kamu sendiri yang mengatakan itu cuma rumor," ujar asistennya dengan hati-hati, tidak yakin dengan arah pemikiran Levis.Levis mengusap kumisnya dengan santai. "Mana ada rumor yang muncul tanpa alasan? Kirim lebih banyak orang untuk menyelidiki masalah ini dengan baik!""Baik!" Asisten itu segera mengiakan.....Milla belum tiba di kantor Grup Jauhari, tetapi di internet sudah muncul lagi seorang ahli yang memberi pernyataan.Kali ini, mereka mengatakan bahwa dokumen verifikasi yang dirilis Grup Jauhari hanya berasal dari perusahaan, tanpa sertifikasi dari pusat sertifikas
"Kok bisa?" Milla mengerutkan alisnya."Kami juga nggak tahu apa yang terjadi. Yang bersuara bukan hanya satu orang, masalah ini sudah cukup besar. Sekarang tim humas kita sedang bekerja sama dengan tim humas pihak ketiga untuk mencari solusi," kata asisten.Saat mereka berbicara, telepon Joy juga masuk.Milla berpikir sejenak, lalu memberi instruksi kepada asistennya, "Segera hubungi tim kendali mutu dan periksa ulang parfum yang kita distribusikan untuk uji coba. Pastikan apakah benar ada masalah atau nggak.""Tapi, kita sudah melakukan verifikasi berulang kali. Bahkan pusat sertifikasi juga nggak menemukan masalah, 'kan?" tanya asisten itu dengan bingung."Apa pun hasil sebelumnya, sekarang sudah ada laporan masalah, kita tetap punya tanggung jawab untuk memeriksa ulang. Kalau memang kesalahan ada pada kita, kita harus memberi kompensasi dan permintaan maaf yang seharusnya."Setelah mengatakan itu, Milla mengakhiri panggilan dan menerima panggilan dari Joy."Milla, jangan-jangan ada
Suara Graham yang kaku terdengar dari telepon."Ya, kamu punya nomorku, sementara aku nggak punya nomormu. Aku sempat berpikir kamu sudah lupa dan nggak butuh aku membayar utangku lagi," sahut Milla sambil tersenyum."Aku ini orang yang perhitungan! Mana mungkin aku melupakan orang yang berutang padaku!" Graham berbicara dengan serius, "Bereskan barang-barangmu, aku akan kirim alamat studioku.""Sekarang?" Milla sedikit terkejut."Kenapa kalau sekarang?" Graham terdengar tidak puas. "Orang-orang di Kota Huari terlalu ramah. Mereka baru saja mengantarku pulang, tapi besok aku harus pergi lagi. Kamu nggak ingin menepati janji atau bagaimana?""Ya sudah, kirim alamatnya. Aku segera ke sana," balas Milla dengan tegas.Setelah mengakhiri panggilan, Milla menggoyangkan ponselnya di depan Chris dan berkata dengan nada agak menyesal, "Aku harus keluar sebentar. Lokasinya agak jauh, mungkin aku akan pulang sangat larut. Jangan tunggu aku."Usai berbicara, dia mulai bersiap-siap. Namun, saat aka
Sopir tidak berani bicara lagi dan langsung membelokkan mobilnya. Mereka kembali ke arah Milla, lalu perlahan berhenti di sampingnya.Sebelum mobil benar-benar berhenti, Chris sudah membuka pintu dan turun. Dia melangkah cepat ke arah Milla. "Kamu kenapa?"Milla masih merasa pusing. Mungkin karena belum makan, kadar gula darahnya turun. Dia tidak punya tenaga untuk menjawab, hanya mengangkat tangannya, memberi isyarat bahwa dia baik-baik saja.Chris mengerutkan alisnya. Tanpa banyak bicara, dia membungkuk dan langsung menggendongnya masuk ke mobil. "Bukannya tadi kamu melarangku naik mobilmu?"Milla menatap pria di sampingnya dengan alis terangkat."Kondisimu sudah seperti ini, tapi masih keras kepala?" Chris menegur dengan nada kesal.Milla cemberut. Entah siapa yang mulai duluan?"Ke rumah sakit!" perintah Chris."Nggak mau." Suara Milla tidak besar, tetapi nadanya sangat tegas. Melihat pria di sebelah hampir marah, dia menambahkan, "Rumah sudah dekat. Aku nggak mau ke rumah sakit. A
Milla masuk ke mobil dan mengenakan sabuk pengaman. "Bagaimana bisa kamu kebetulan lewat sini?""Aku ada urusan di sekitar sini. Tentu saja aku juga mengikuti perkembangan kompetisi peracikan parfum yang penting ini. Aku nggak nyangka kamu keluar saat aku lewat," jelas Kenrick tersenyum. "Kamu mau pulang atau kembali ke kantor?""Nggak keduanya." Milla menjawab, "Aku harus ke pusat sertifikasi untuk mengambil beberapa dokumen.""Dokumen apa?" tanya Kenrick tanpa sadar."Kloter pertama parfum pria sudah selesai diproduksi. Sekarang kami hanya perlu mendapatkan dokumen sertifikasi sebelum bisa mulai mendistribusikannya untuk uji pasar," jawab Milla.Tadi saat di ruang istirahat, beberapa rekan dari divisi parfum membicarakan hal ini di grup. Milla menyadari pusat sertifikasi kebetulan berada di dekat lokasi kompetisi, jadi dia menawarkan diri untuk mengambilnya agar rekan-rekannya tidak perlu repot-repot datang ke sini."Kalau kamu ada urusan lain, nggak usah antar aku. Aku bisa pergi se
"Baik, baik." Beberapa juri buru-buru menyetujui.Setelah diskusi singkat, Marcel secara pribadi mengumumkan, "Kualifikasi peserta dari Grup Bakhtiar telah dicabut. Nilai yang sebelumnya diberikan kepada Levis oleh para juri juga dibatalkan.""Karena Grup Bakhtiar telah berulang kali menjebak Grup Jauhari dengan cara yang tercela, sesuai dengan permintaan peserta dari Grup Jauhari, Grup Bakhtiar dilarang mengikuti kompetisi peracikan parfum selama tiga tahun ke depan!"Sorak-sorai langsung memenuhi ruangan.Levis yang dikawal oleh para pengawal pun meninggalkan arena dengan wajah suram. Di luar, tim investigasi asosiasi sudah menunggunya untuk diinterogasi.Milla awalnya ingin menyapa Graham. Namun, melihat begitu banyak orang dari industri ini sudah mengerumuni Graham, dia hanya tersenyum dan berjalan ke belakang panggung.Para wartawan yang tidak berhasil mewawancarai Graham hampir semuanya berbondong-bondong ke belakang panggung, menunggu untuk mewawancarai Milla.Dia baru saja menj
"Bukankah rempah-rempah kami disimpan di brankas panitia? Bagaimana mungkin ada yang bisa memanipulasinya?" Seorang peserta yang tak tahan lagi lantas berdiri dan mempertanyakan juri."Benar." Milla menjawab dengan tenang atas nama para juri, "Panitia khawatir terjadi insiden yang nggak diinginkan, jadi mereka memutuskan untuk menyimpan cadangan bahan dasar sebagai langkah pencegahan.""Demi keadilan, aku meminta panitia untuk menganalisis bahan dasarku yang telah dimanipulasi dengan alat pendeteksi, agar aku dapat membuktikan kebenaran yang kukatakan," kata Milla.Graham mengangguk, lalu para staf segera bergerak. Mereka mengambil bahan dasar pertama milik Milla yang bermasalah, lalu meletakkannya di bawah alat untuk dianalisis dan dipisahkan komponennya."Alasan aku meminta asosiasi untuk memboikot divisi parfum Grup Bakhtiar adalah karena peserta dari Grup Bakhtiar telah sepenuhnya melanggar aturan kompetisi.""Mereka menggunakan cara curang yang rendahan untuk mencelakai peserta la
Orang yang dibawa naik ke atas panggung oleh para pengawal dari Grup Mahendra itu ternyata adalah salah satu asisten pribadi Levis.Asisten itu jelas bukan tipe orang yang berani. Kemungkinan besar, sebelum naik ke atas panggung, dia sudah lebih dulu mendapat peringatan dari para pengawal Chris. Dia tidak berani menentang Graham, apalagi menyinggung Chris.Begitu dibawa ke atas, dia langsung mengakui semuanya.Di depan puluhan kamera, dia menjelaskan dengan rinci bagaimana Levis sendiri yang memerintahkannya untuk menghubungi media, lalu menyuruh wartawan menyergap Graham di bandara dan melimpahkan semua kesalahan pada pihak Grup Jauhari."Omong kosong!"Levis marah besar. "Nggak kusangka ternyata kamu pengkhianat dari Grup Jauhari! Cepat bilang, siapa yang atur kamu menyusup ke sisiku untuk menjebakku?""Pak Levis, kenapa Anda bilang begitu?"Asisten itu tampak sangat panik sekaligus kecewa. "Selama ini saya sudah melakukan begitu banyak hal untuk Anda, bahkan banyak yang tidak bisa d