Namun, Sunny datang di saat yang tepat. Setidaknya Milla tidak perlu membuang waktu untuk mencarinya nanti. Saat berjalan melewati kerumunan, Milla menangkap pertanyaan para wartawan yang mengerumuni Sunny."Sunny, Milla adalah kakak sekaligus manajermu. Kenapa tiba-tiba dia bersaing denganmu untuk pergi ke acara pesta sosial internasional? Apakah kalian nggak akur?""Milla bisa mendapatkan kartu lolos dari para juri? Berdasarkan apa? Apakah ada permainan kotor di balik ini?"Dengan ekspresi seolah tak bersalah, Sunny mendengarkan sambil berpura-pura meluruskan rumor."Mana mungkin? Pasti ada kesalahpahaman. Kakakku nggak seperti itu .... Kakakku selalu punya ide cemerlang dan kemampuan luar biasa. Selama dua tahun ini, semua kerja sama bisnis yang kudapatkan adalah berkat usahanya. Dia bahkan mengurus bisnis Grup Jauhari di saat yang bersamaan. Dia sangat hebat ....""Jadi maksudmu, Milla punya dukungan penuh dari Grup Jauhari dan dia juga pintar memainkan cara kotor?" Wartawan langsu
"Memang belum mencapai mayoritas." Suara tegas Ardiaz yang merupakan pengacara perusahaan, langsung mengubah suasana panas di ruang rapat."Ketua Dewan sudah memindahkan setengah dari sahamnya ke Bu Milla. Proses pemindahan saham itu sudah efektif sejak kemarin. Jadi, keputusan yang diusulkan tadi bukan mayoritas.""Nggak mungkin!"Donny yang merasa dipermalukan, langsung berdiri sambil menunjuk-nunjuk ke arah ibu Milla. "Kakakku sudah bilang nggak akan membiarkan Milla masuk perusahaan! Perusahaan ini milik keluarga besar Jauhari! Kalian berdua nggak bisa terus mendominasi semuanya!"Milla tetap tenang dan duduk dengan tegap. "Perusahaan ini adalah hasil kerja keras ayahku dari nol. Membiarkan kamu masuk ke dalam perusahaan adalah bentuk kemurahan hati sebagai saudara.""Setelah ayahku meninggal, sesuai hukum waris, semua yang berkaitan dengan perusahaan ini menjadi milik ibuku dan aku. Jadi, tolong diingat, Paman, ini bukan perusahaan keluarga besar Jauhari seperti yang Anda pikirkan
"Aku ini masuk kategori apa, ya?"Tiba-tiba, sebuah suara yang santai terdengar jelas dari arah pintu. Seluruh ruangan terdiam seketika, lalu semua orang menoleh serempak. Sosok yang berdiri di pintu adalah Yoan!Yoan melangkah masuk dengan percaya diri, diikuti oleh seorang asisten. Semua direktur begitu terkejut hingga spontan berdiri dan wajah mereka terlihat tegang dan canggung. Dalam dunia bisnis mereka, Yoan bukan sekadar bintang papan atas. Dia adalah putra kedua Keluarga Mahendra, seorang pewaris yang sangat dihormati.Tidak ada yang menyangka Milla benar-benar berhasil membawanya ke ruangan ini.Donny yang tadi penuh sikap angkuh langsung memasang wajah penuh senyum palsu. "Tentu saja saya tidak sedang membicarakan Anda, Pak Yoan. Jangan salah paham!"Sunny yang dari tadi diam-diam mencari kesempatan, buru-buru memperbaiki riasannya. Dia bersiap menyapa Yoan dengan manis, tetapi Yoan bahkan tidak meliriknya."Aku lihat proposalmu cukup bagus. Kita bisa langsung tanda tangan,"
Ketika Ryan dan Sunny baru masuk ke ruangan, Milla langsung menangkap aroma parfum yang sangat familier. Parfum yang sama dengan yang biasa dia gunakan.Hah.Milla menundukkan pandangannya, menyembunyikan senyum sinis di balik wajah dinginnya.Milla teringat saat dulu dia bertanya kepada Ryan dua kali mengapa ada aroma parfum wanita di tubuhnya, Sunny tiba-tiba berpura-pura menanyakan tentang merk parfum yang biasa dipakai Milla.Setelah itu, Sunny mulai menggunakan parfum yang sama agar mempermudah dirinya untuk berselingkuh dengan Ryan. Sepertinya, otak Sunny hanya digunakan untuk berbuat hal-hal tercela.Sunny tidak tahu apa yang sedang dipikirkan Milla. Dia masih tersenyum manis saat berkata, "Kak, aku sengaja ajak Kak Ryan ke sini hari ini, supaya bisa bicara langsung sama kamu. Aku harap kita bisa selesaikan kesalahpahaman ini.""Aku dapat tiket undangan pesta sosialita nternasional. Apa itu masih bisa dibilang 'kesalahpahaman kecil'?" jawab Milla dengan sinis.Sunny segera melam
Di dalam kantor Ryan, kamera yang telah dipasang sebelumnya merekam semua kejadian. Milla memantau setiap adegannya melalui layar di ponselnya. Dengan suara tenang, dia memberi tahu sopir, "Lanjutkan perjalanan, kita langsung pulang."Beberapa saat kemudian, orang-orang Joy yang menyamar sebagai wartawan muncul dan mulai mengerubungi depan Gedung Grup Samali. Kebetulan sekali, dari kantor Ryan, sudut pandang Sunny langsung mengarah ke kerumunan di luar.Melihat situasi itu, Sunny mulai panik. Dia buru-buru mengeluarkan ponselnya dan menelepon Ryan.Namun, ponsel Ryan ada di tangan Milla. Ketika telepon bergetar, Milla mengangkatnya dan mendengar suara manja Sunny, "Ryan, aku terjebak di kantor Grup Samali! Cepat datang dan bantu aku ...."Sebelum Sunny sempat menyelesaikan kalimatnya, Milla menekan tombol di laptopnya. Suara rekaman yang telah disiapkan Joy mulai memperdengarkan percakapan palsu antara Ryan dan seorang wanita."Ryan, itu telepon dari siapa?""Nggak penting. Cuma kamu y
Milla berdiri di samping Ryan sambil memegang buket mawar besar yang baru saja dia berikan. Buket itu terlalu mencolok untuk diabaikan."Ryan, kami dengar, Milla baru saja dapat izin untuk menghadiri pesta sosialita internasional. Apakah itu benar?"Seperti yang diduga, setelah beberapa pertanyaan formal, para wartawan mulai mengarahkan perhatian mereka ke rumor tentang konflik di antara Keluarga Samali dan Keluarga Jauhari terkait pembatalan acara pertunangan."Benar sekali!"Ryan segera menggenggam tangan Milla dengan menunjukkan ekspresi bangga dan mendekatkannya dengan sikap penuh kasih."Lalu, apakah Pak Ryan dan Bu Milla akan mengadakan kembali pesta pertunangan yang sempat dibatalkan?""Tentu saja!" Ryan menjawab dengan yakin."Apakah Pak Ryan rela membiarkan calon istrinya tetap sibuk bekerja di luar rumah setelah menikah?" tanya wartawan lain."Zaman sekarang, wanita juga perlu mengejar impian dan nilai dirinya sendiri," jawab Ryan sambil tersenyum palsu. "Selama dia bahagia d
Prang! Gelas anggur di tangan Fernand jatuh ke lantai dan pecah berkeping-keping."Dasar bajingan!" Fernand kehilangan kendali dan berteriak marah sambil memerintahkan, "Cepat!! Cepat alihkan kembali tayangannya!"Para stafnya segera bergerak untuk memeriksa, tetapi tidak ada yang tahu di mana Ryan dan Sunny berada. Sistem belakang gedung tertinggi di Huari juga telah diretas dan dikendalikan, membuat mereka tidak dapat memulihkan tayangan.Seluruh Kota Huari menjadi gempar karena siaran langsung Ryan, pewaris Grup Samali, bersama Sunny, sang selebritas papan atas!Orang-orang di jalanan berhenti dan menunjuk ke arah layer. Para tamu dan media di lokasi perayaan ulang tahun Grup Samali pun heboh, bahkan ruang obrolan siaran langsung di internet mengalami lonjakan pengguna hingga servernya lumpuh.Namun, tak peduli betapa riuhnya Kota Huari, pasangan yang sedang terekam di layar tetap tidak menyadari apa yang terjadi di luar. Mereka terus saja menampilkan adegan-adegan memalukan."Kamu
Seorang pria turun dari mobil, lalu berdiri dengan hormat di depan mobil mereka. Milla langsung mengenali pria itu. Itu adalah asisten yang pernah mendorong belakang kursi roda Chris saat acara bakat.Mengingat janjinya dengan Yoan kemarin, Milla memberi beberapa pesan singkat kepada Joy, lalu turun dari mobil dan mengikuti pria itu masuk ke mobil lainnya."Bu Milla, aku diutus untuk menjemputmu ke rumah lama untuk menemui Bu Tessa," kata asisten Chris sambil menyerahkan beberapa lembar dokumen."Bukannya dijadwalkan akhir pekan?" tanya Milla."Bu Tessa pulang lebih awal. Begitu sampai, dia langsung ingin segera bertemu denganmu," jelas asisten itu."Baiklah."Milla melihat gaun formal yang sedang dipakai, lalu berkata, "Tolong antar aku pulang dulu untuk ganti pakaian."Asisten itu tidak berani mengambil keputusan sendiri. Dia mengambil ponsel untuk menghubungi Chris, lalu menyerahkan ponselnya kepada Milla. "Pak Chris ingin bicara ...."Milla menerima ponsel itu. Di seberang sana, Ch
Orang yang dibawa naik ke atas panggung oleh para pengawal dari Grup Mahendra itu ternyata adalah salah satu asisten pribadi Levis.Asisten itu jelas bukan tipe orang yang berani. Kemungkinan besar, sebelum naik ke atas panggung, dia sudah lebih dulu mendapat peringatan dari para pengawal Chris. Dia tidak berani menentang Graham, apalagi menyinggung Chris.Begitu dibawa ke atas, dia langsung mengakui semuanya.Di depan puluhan kamera, dia menjelaskan dengan rinci bagaimana Levis sendiri yang memerintahkannya untuk menghubungi media, lalu menyuruh wartawan menyergap Graham di bandara dan melimpahkan semua kesalahan pada pihak Grup Jauhari."Omong kosong!"Levis marah besar. "Nggak kusangka ternyata kamu pengkhianat dari Grup Jauhari! Cepat bilang, siapa yang atur kamu menyusup ke sisiku untuk menjebakku?""Pak Levis, kenapa Anda bilang begitu?"Asisten itu tampak sangat panik sekaligus kecewa. "Selama ini saya sudah melakukan begitu banyak hal untuk Anda, bahkan banyak yang tidak bisa d
Meskipun ucapan Graham terdengar seperti teguran, bagi para pelaku industri, kata-katanya justru terasa sangat membangkitkan semangat.Banyak yang tidak menyangka bahwa Graham yang sudah lanjut usia, ternyata masih terus berinovasi dan masih ingin menyempurnakan teknik meraciknya sendiri. Hal ini membuat banyak orang di ruangan itu merasa malu. Sebagian besar dari mereka telah mencapai usia paruh baya dan memiliki sedikit pencapaian, sehingga mereka pun hanya bergantung pada reputasi lamanya."Kamu juga."Graham berbalik dan menatap ahli dari luar kota yang tadi memuji Milla, "Tadi aku dengar kamu memuji peserta nomor 10 dengan mengatakan bahwa kamu sangat menikmati gerakannya yang alami. Tapi cuma karena dua langkah yang ditukar, kamu langsung membatalkan penilaianmu sendiri?"Sang ahli dari luar kota itu tidak berani mengangkat kepala. Wajahnya memerah karena malu."Kalau begitu, karena aku juga meracik dengan cara yang sama, dan kalian semua adalah tokoh-tokoh di asosiasi ... apakah
"Pak Graham!"Media yang hadir pun langsung mengarahkan semua kamera ke arah suara itu. Benar saja, Ketua Kehormatan Asosiasi Parfum, Graham, akhirnya tiba! Di belakangnya, dua orang asisten muda mengikutinya sambil berjalan cepat.Sepuluh juri muda yang duduk di meja penilaian segera berdiri dan memberikan jalan dengan penuh hormat, lalu mempersilakan Graham duduk di kursi kosong di tengah."Pak Graham, akhirnya Anda datang juga. Saya sempat mengira Anda batal hadir," ucap Marcel dengan lega."Apa? Kamu kira aku akan ingkar janji?" Graham menoleh dan melirik dengan kesal."Benar, benar, Anda selalu menepati kata-kata Anda," ujar Marcel. Di hadapan Graham, dia tidak punya wibawa sama sekali.Graham menoleh ke arah Milla. Milla menanggapinya dengan anggukan sopan dan senyum tenang. Sorot mata Graham langsung berbinar. Ternyata gadis ini sudah tahu siapa dirinya sejak awal, makanya tidak menunjukkan keterkejutan sedikit pun.Graham malah merasa sedikit kecewa. Padahal tadi sempat berniat
Milla berbalik menatap Levis, lalu tersenyum tipis, "Pantas saja nilaimu rendah, rupanya semua fokusmu malah dipakai buat mengawasi cara aku meracik parfum."Levis mengembuskan napas lewat kumisnya yang menjuntai ke samping, lalu membalas dengan kesal, "Jangan alihkan topik!"Dia kemudian menoleh ke arah meja juri dan berkata, "Para juri yang terhormat, kita semua di sini adalah profesional. Kalau kalian nggak percaya sama ucapanku, silakan putar ulang rekaman lomba tadi dan lihat sendiri.""Kalau begitu, coba sebutkan, bagian mana dari proses Milla yang kamu anggap nggak tepat?" tanya Marcel dengan dahi berkerut."Langkah terakhir dari proses peracikannya dilakukan secara terbalik!" jawab Levis dengan lantang dan penuh percaya diri. "Semua orang yang bekerja di bidang ini tahu bahwa dua langkah itu punya urutan yang sudah jadi standar. Kalau dia bahkan nggak tahu urutan dasar, atas dasar apa dia layak dapat nilai tinggi?"Marcel berdiskusi sejenak dengan para juri lain, lalu mereka se
Penonton kompetisi peracikan parfum yang menyaksikan lewat siaran langsung terus membanjiri kolom komentar. Layar penuh dengan komentar mengalir deras.[ Milla memang menarik banget! ][ Cantik dan berbakat! ][ Hmph. ]Chris tersenyum penuh semangat. Menurutnya, kecantikan dan sisi menarik Milla yang dilihat oleh orang-orang itu masih hanya segelintir! Mereka bahkan belum melihat separuh dari pesonanya!"Pak Chris? Pak?" panggil Wilson dengan menaikkan nada bicaranya perlahan-lahan. Setelah mendengar suaranya, dia baru tahu bahwa ternyata Chris sedang menonton siaran langsung kompetisi peracikan parfum!Chris akhirnya mengalihkan perhatiannya dari layar dan menoleh pada Wilson dengan sedikit kesal."Ini dokumen yang perlu Anda tanda tangani," kata Wilson."Bawa saja, aku tandatangani di mobil." Chris menutup siaran langsung di komputernya, lalu bangkit dan merapikan jasnya. Dia memberi perintah, "Kita kembali ke Kota Huari.""Tapi Pak, malam ini masih ada satu pertemuan bisnis ....""
"Maaf."Milla mengangkat tangan dan berkata dengan tenang, "Aku punya permintaan."Marcel yang duduk di kursi juri bertanya, "Silakan bicara.""Ada masalah dengan bahan dasar ini. Saya minta agar bahan dasar cadangan dibawa ke atas," kata Milla."Milla, kamu sedang melakukan kecurangan secara terang-terangan?"Levis tidak bisa menahan diri sedetik pun. Dia langsung berdiri dan memimpin protes, "Aturan kompetisi sudah sangat jelas. Semua peserta hanya boleh menggunakan bahan dasar yang disediakan oleh panitia. Kamu melanggar aturan dan ingin mengubahnya seenaknya. Ini sudah kelewatan!""Benar, Milla, ini namanya perlakuan khusus. Bukankah itu nggak adil bagi peserta lain?" Seseorang segera terbawa emosi oleh Levis dan ikut-ikutan menyuarakan protes.Milla berbalik menatap Levis yang berwajah merah karena emosi, lalu berkata dengan tenang, "Pak Levis, harap tenang. Yang saya maksud adalah bahan dasar cadangan yang juga disimpan oleh panitia, bukan sesuatu yang saya bawa sendiri."Saat it
Namun, Milla segera menyadari bahwa semuanya masuk akal.Seorang ahli parfum dengan temperamen eksentrik yang tinggal di pinggiran kota, ternyata adalah tokoh besar yang tersembunyi. Semua itu benar-benar sesuai dengan sosok Graham.Berita ini sedikit mengurangi beban di hatinya. "Tapi kamu yakin Pak Graham akan membelaku?""Kalau nggak, apa kamu pikir dia akan memberikan satu lemari penuh gaun tradisional pada musuhnya?" Chris membalas dengan nada dingin.Sampai sekarang, dia bahkan kesulitan membelikan Milla pakaian karena lemari sudah penuh. Akhirnya, dia harus membangun ruang penyimpanan baru di sebelahnya hanya untuk menyimpan gaun tradisional itu.Kalau bukan karena Graham sudah tua, dia pasti sudah menyuruh Milla mengembalikan semua gaun tradisional itu!"Kamu butuh bantuan untuk kompetisi nanti?" tanya Chris setelah berpikir sejenak. Melihat bagaimana Milla selalu dikelilingi oleh orang-orang berpengaruh, dia merasa perlu melakukan sesuatu agar kehadirannya tetap terasa.Milla
Malam harinya.Waktu pulang kerja, Milla tiba-tiba menerima telepon dari Chris. Suara yang berat dan familier itu bertanya, "Kapan kamu pulang kerja?""Sebentar lagi." Milla bertanya, "Ada urusan?""Nggak ada."Setelah berkata demikian, Chris langsung menutup telepon.Meski Milla berkata sudah hampir selesai, dia masih tetap menunda-nunda sebentar di studio parfum, lalu kembali ke kantornya untuk membereskan data. Setelah sejam kemudian, dia baru turun.Begitu sampai di lobi, dia melihat mobil dari Grand Amary sudah menunggunya di depan gedung. Milla berjalan menuju mobil, membuka pintu, dan terkejut melihat Chris sudah duduk di kursi belakang!"Ini yang kamu bilang cepat?" tanyanya sambil melirik tajam."Kamu juga nggak bilang kalau kamu nungguin aku." Milla masuk ke dalam mobil. Dia tidak menyangka Chris akan menunggunya sejam lebih di lantai bawah."Ada urusan apa kamu cari aku?" tanyanya.Apa dia harus punya urusan untuk menjemput Milla pulang? Chris hanya menatapnya sekilas, lalu
"Alamat IP itu berasal dari jaringan Grup Young." Di seberang telepon, Joy tertawa sinis."Sepertinya orang-orang Adipati William memang nggak becus. Mereka bahkan nggak cukup hati-hati untuk menyembunyikan jejak, malah berani menggunakan jaringan internal perusahaan untuk menyebarkan fitnah!"Milla tersenyum sinis."Kalau begitu, sebarkan juga informasi ini di internet. Jangan cuma netizen yang tahu Grup Young yang mengatur semua ini, tapi juga pastikan Keluarga Bakhtiar mengetahui fakta ini. Biar mereka membenci Keluarga Young habis-habisan.""Benar! Demi membersihkan nama Grace, William sampai rela mengorbankan reputasi Yonatan? Setelah ini, Keluarga Bakhtiar dan Keluarga Young pasti akan bermusuhan seumur hidup!"Namun, tiba-tiba Joy teringat sesuatu dan bertanya dengan penasaran, "Ngomong-ngomong, siapa sebenarnya wanita dalam rekaman yang bertengkar sama Sunny? Dia bersikeras bahwa dialah selingkuhan Yonatan yang sebenarnya. Kamu tahu siapa dia?""Nggak tahu." Mata Milla menunduk