Home / Zaman Kuno / Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder / Bab 3 Om, Kamu Meniduri Seorang Wanita, ya?

Share

Bab 3 Om, Kamu Meniduri Seorang Wanita, ya?

Author: Syakia
Setelah beberapa saat, Yoan selesai melayani para penggemarnya dan masuk ke ruang tunggu. Milla segera mendekatinya dan memulai percakapan, "Halo, namaku Milla."

"Namanya Milla, ya?" Nada bicara Yoan terdengar agak tidak sabar. "Tanda tangan di mana?"

Milla mengangkat alisnya sedikit dan menahan diri sebelum menjawab, "Boleh lihat aku dulu? Kamu kenal aku nggak?"

"Tss."

Melihat tubuh ramping itu, Yoan menurunkan kacamata hitam yang menggantung di hidungnya. Matanya menelusuri Milla dari ujung kepala hingga kaki. "Nggak buruk. Penampilanmu dengan tongkat ini sangat unik, sukses menarik perhatianku. Kalau dipakai waktu malam ... seru nggak?"

Yoan bahkan mengulurkan tangan untuk menyentuh tongkatnya, tetapi Milla mengayunkan tongkatnya dengan jijik dan mengenai tangan Yoan secara tidak sengaja.

"Ah!"

Yoan mengangkat tangan ke mulutnya dan menjilat sedikit sambil menyeringai, "Karaktermu menarik. Aku suka!"

Mata Milla memicing. Dia merasa bahwa sikap Yoan saat ini benar-benar berbeda dari malam sebelumnya. Meski mereka tidak banyak berbicara malam itu, kesan yang dia dapatkan dari Yoan adalah pria yang tenang dan dewasa, bukan seseorang yang tampak terjerumus dalam gaya hidup glamor seperti sekarang.

Melihat Milla terpaku, Yoan berkedip dan bertanya, "Malam ini, ikut sama aku ke Parlis?"

Milla tersadar kembali dan menjawab, "Nggak perlu. Kita ini orang dewasa. Soal tadi malam, aku bisa saja membiarkannya berlalu, tapi aku punya satu syarat sederhana."

"Tadi malam? Aku nggak ingat apa-apa," jawab Yoan dengan ekspresi bingung.

Hah, pria!

Milla tersenyum sinis saat mengetahui bahwa Yoan berusaha menghindar. Untungnya, dia punya bukti.

Dengan tenang, dia mengeluarkan ponselnya dan memperlihatkan dua foto. Dalam foto itu, wajah Yoan terlihat jelas, sementara dirinya agak buram. "Tadi malam di Hotel Parlis, suite 8868. Perlu aku tambahkan detail lainnya?"

Yoan menatap foto di ponsel itu dengan mata membelalak. Setelah beberapa saat, sorot matanya berubah tajam. "Kamu yakin ... kamu ... di Hotel Parlis tadi malam?"

"Aku juga punya rekaman CCTV hotel," jawab Milla dengan nada tidak sabar.

"Aku cuma punya satu permintaan sederhana. Itu nggak akan merugikanmu. Tapi kalau kamu tetap nggak mengaku, aku nggak keberatan memperumit keadaan ini. Silakan coba kalau nggak percaya."

Ekspresi Yoan berubah-ubah, lalu dia menghindar dengan canggung, "Permisi sebentar."

Yoan berjalan ke sudut ruangan dan melakukan panggilan telepon. Dua menit kemudian, dia kembali, dan sikapnya berubah total. Nada bicaranya yang santai telah menghilang, digantikan oleh nada serius, "Nona, sebutkan saja apa yang kamu inginkan!"

"Ngomong-ngomong, Kota Huari lagi ngadain seleksi untuk mengirimkan kandidat ke pesta sosialita internasional. Menurutku, kamu punya pesona yang luar biasa. Tertarik untuk ikut?"

Milla memperhatikan perubahan sikap Yoan dengan hati-hati. Meski dia tetap merasa waspada terhadap pria itu, Milla mulai memikirkan kemungkinan lain ....

Beberapa hari lalu, Ryan sempat menyebutkan rencana untuk memastikan kerja sama Sunny dengan Yoan, lalu menggunakan kesempatan itu untuk mengirim Sunny sebagai peserta pesta sosialita internasional.

Keputusan akhir dari seleksi ini berada di tangan Keluarga Mahendra. Ryan sudah menekankan padanya agar melakukan apa pun untuk membantu Sunny menjalin hubungan baik dengan pihak Keluarga Mahendra.

Milla mulai tertarik. Seleksi ini berkaitan dengan Sunny, tapi lebih dari itu, ada peluang besar untuk dirinya sendiri.

Apalagi, pesta sosialita ini telah dinilai oleh Forbes sebagai salah satu dari sepuluh acara paling mewah di dunia. Ini adalah kesempatan yang sempurna bagi Milla untuk menunjukkan pada dunia bahwa dia siap menjalani hidup baru!

"Aku ini pincang. Kamu yakin aku pantas?" tanya Milla dengan hati-hati.

"Tema pesta sosialita tahun ini adalah Dreamgirl. Apa gadis dengan disabilitas nggak boleh bermimpi?"

Kata-kata Yoan tepat sasaran. Ucapannya ini membuat Milla terdiam sejenak sebelum bertanya dengan penuh makna, "Kalau aku ikut seleksi, apakah hasilnya sudah pasti?"

"Selama kamu ikut, hasilnya pasti sesuai. Kamu tahu maksudku," jawab Yoan sambil mengedipkan mata.

Milla mengatupkan bibirnya dan menaikkan alis. "Ini bisa dianggap sebagai biaya tutup mulutmu?"

Keluarga Mahendra telah lama menguasai dunia bisnis dan terkenal dengan kecerdikannya. Keluarga Mahendra percaya bahwa hati manusia sangat rumit, jadi dia mengerti mengapa mereka mungkin lebih suka mengamankan kesepakatan.

"Kalau kamu menganggapnya begitu, ya, silakan," jawab Yoan dengan ekspresi licik.

"Baik, kalau kamu bisa memastikan aku mengikuti pesta sosialita ini, aku akan menghapus foto-foto ini," jawab Milla dengan tegas.

Yoan mengangguk dengan senyum santai. "Oh iya, tadi kamu bilang ada satu permintaan?"

"Sederhana sekali, batalkan pertemuanmu sama perusahaan Sunny. Kalau mereka tanya, bilang saja jadwalmu tiba-tiba berubah dan pertemuan akan dijadwalkan ulang. Mengerti?"

"Mengerti, mengerti!"

Yoan menatap Milla yang berbalik dengan percaya diri dan meninggalkan ruang tunggu. Dia memegang dagunya sambil berpikir keras ....

Tadi dia hanya memastikan jadwal paman keduanya dengan pengurus rumah tangga tadi malam. Namun kini, rasa penasarannya memuncak. Dia mengambil ponselnya dan menekan nomor.

Di ujung sana, di ruang rapat di lantai atas gedung Grup mahendra, semua kepala departemen Keluarga Mahendra sedang menghadiri konferensi video dengan kantor cabang global.

Sebuah ponsel bergetar. Asisten pribadi yang Bernama Wilson mengangkatnya dan melaporkan dengan hormat, "Pak, ada telepon dari Pak Yoan. Dia bilang ada urusan mendesak sama Anda."

"Aktifkan pengeras suara."

Chris melirik ponsel itu dengan skeptis. Dia bisa punya urusan apa yang benar-benar mendesak?

Pengeras suara diaktifkan, dan suara Yoan yang penuh semangat langsung terdengar, "Om Chris! Kamu tidur sama seorang wanita tadi malam, 'kan?"

Atmosfer di ruang rapat berubah aneh dalam sekejap. Semua orang berusaha mati-matian menahan ekspresi wajah mereka.

Chris langsung mengambil ponsel itu, mematikan pengeras suara, dan bertanya dengan suara dingin, "Kamu ngomong apaan?"

Related chapters

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 4 Pesta Lajang

    "Om, jangan menyangkal! Aku baru saja ketemu calon tante, dan dia salah mengira aku sebagai kamu. Dia bahkan hampir ....""Ceritakan semua detail pertemuan kalian, sekarang juga," potong Chris dengan nada dingin, menghentikan ocehan Yoan."Uhuk, uhuk."Yoan langsung tersadar dan buru-buru menceritakan percakapannya dengan Milla barusan. Tentu saja, dia hanya menyampaikan bagian penting di akhir pembicaraan, dengan sengaja menghilangkan bagian awal di mana dia sempat menggoda Milla. Kalau sampai Chris tahu dia berani menggoda wanita pamannya ... membayangkannya saja sudah membuat bulu kuduknya merinding."Selanjutnya, lakukan persis seperti yang aku katakana." Suara dingin Chris dari telepon terdengar tanpa emosi, tetapi cukup untuk membuat siapa pun merasakan tekanan berat.....Milla meninggalkan bandara dan langsung naik taksi menuju rumah sakit.Keluarga Jauhari memang memiliki latar belakang di industri medis. Meski posisi mereka agak melemah semenjak ayahnya meninggal, keluarga in

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 5 Kehidupan Pribadinya Berantakan

    Ding.Ponsel Milla bergetar. Dia melirik sekilas pesan dari sahabatnya, Joy Taruma, yang dikirim dari lantai atas.[ Semua berjalan lancar, tenang saja. ]Di Kota Huari, meski bisnis Keluarga Taruma bukan yang terbesar, mereka tetap menjadi sosok yang disegani karena kekuatan koneksi mereka. Terutama dalam menggunakan detektif pribadi yang cepat dan efisien. Dengan bantuan Joy malam ini, Milla merasa lebih percaya diri.Setelah menyimpan ponselnya, Milla awalnya berniat duduk tenang di sudut pesta dan menunggu waktu yang tepat untuk melaksanakan rencananya. Namun, suara-suara yang semakin keras di sekitarnya mulai mengganggu perhatiannya."Kenapa Keluarga Samali harus menikahi Milla yang pincang?""Mudah ditebak. Keluarga Samali pasti ingin masuk ke industri medis, jadi mereka memanfaatkan dia!"Komentar pedas dari orang-orang di sekitarnya membandingkan Milla yang telah terpuruk ini. Melihat wajah Milla yang pucat, Sunny merasa hatinya berbunga-bunga.Sunny sengaja mengarahkan orang-o

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 6 Buta Nada

    Milla tahu, jika kerja sama antara Grup Jauhari dan beberapa perusahaan besar gagal malam ini, semua kesalahan pasti akan dilemparkan padanya.Belakangan ini, Donny, ayah kandung Sunny sekaligus paman ketiga Milla, telah bekerja sama dengan beberapa anggota dewan untuk terus menekan ibunya agar menyerahkan posisi ketua. Tampaknya, foto-foto ini adalah bagian dari rencana licik ayah dan anak itu untuk menjatuhkannya.Jika mereka berhasil, Milla tidak akan pernah bisa memaafkan dirinya sendiri, terutama mengingat ibunya yang saat ini masih berjuang keras di luar negeri demi mempertahankan Grup Jauhari.Saat itu, Joy berlari masuk ke aula pesta dengan napas terengah-engah. Dia mendekati Milla dan berbicara dengan cemas, "Milla, aku sudah kirim orang untuk menguasai sistem belakang layar mereka. Begitu timku sampai, kita akan memutuskan tayangan ini.""Nggak perlu."Milla mengangkat matanya, tatapannya yang jernih dan penuh ketenangan fokus pada layar besar. Ada ketegasan yang tak tergoyah

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 7 Berani Menerima Konsekuensi Kekalahan

    Mendengar orang-orang di sekitarnya membicarakan bagaimana Milla menopang perusahaan Ryan seorang diri, meskipun tidak merasa nyaman, orang tua Ryan terpaksa tersenyum.Di sisi lain, para anggota senior dewan Grup Jauhari buru-buru menegosiasikan ulang kerja sama dengan mitra bisnis yang tadi sempat mundur. Wajah mereka kini penuh senyuman puas.Milla tetap tenang mengamati perubahan sikap semua orang dengan ekspresi datar. Namun, ada kilatan cerdik di matanya saat dia berkata dengan suara jernih, "Setiap taruhan harus dipenuhi. Selanjutnya, mari kita nikmati penampilan lagu dari Sunny."Suara Milla yang tegas langsung menghentikan keributan di aula. Barulah saat itu, semua orang menyadari bahwa masih ada taruhan yang belum ditepati. Sebagai seorang selebriti, Sunny menjadi pusat perhatian dan para tamu mulai bersorak, menginginkan dia menyanyi langsung."Aku ... suaraku lagi serak hari ini," Sunny mencoba menolak dengan panik sambil melambaikan tangannya."Seorang bintang yang pernah

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 8 Siapa Sebenarnya yang Dia Tiduri?

    Pria di dalam kamar itu duduk di kursi roda. Tubuhnya tinggi tegap meskipun terlihat agak lemah. Wajahnya memancarkan ketampanan yang dingin dan penuh martabat. Meskipun memiliki tubuh yang cacat, aura kuatnya tetap terlihat jelas seperti seseorang yang tidak mudah ditaklukkan.Mata Milla sedikit memicing. Aura pria ini sangat mirip dengan pria yang dia temui di hotel Parlis malam itu.Bahkan lebih mirip daripada Yoan!Saat itu, seorang pengawal muncul dari kamar sebelah dan berkata kepadanya, "Pak Chris sengaja menunggumu di sini, Bu Milla."Pak Chris ....Orang ini adalah Chris, kepala Keluarga Mahendra yang misterius dan jarang terlihat. Kabarnya, dia memiliki sifat yang kejam dan telah tinggal di luar negeri selama bertahun-tahun. Yang paling mengejutkan lagi adalah, dia seorang penyandang disabilitas.Milla tidak terlalu terkejut dengan kehadiran Chris di kamarnya. Bagaimanapun, seluruh Kota Huari adalah wilayah kekuasaannya. Namun, yang membuatnya penasaran adalah wajah pria ini.

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 9 Aku Tidak Ingin Menikah

    Milla berdiri tegak di depan Chris dan berkata dengan tegas, "Maaf, aku nggak bisa menerima tawaranmu."Chris tetap duduk tenang di kursi rodanya, tanpa menunjukkan reaksi apa pun terhadap penolakannya. Dengan nada datar, dia berkata, "Barusan ada pria yang dimasukkan ke kamar ini. Kamu sudah terlibat masalah.""Nggak usah khawatir, Pak Chris. Aku sudah menanganinya," balas Milla dengan tegas.Mata Chris sedikit menyipit. Dengan kecerdasan Milla, dia pasti sudah menyadari bahwa pria di malam itu adalah dirinya. Apa Milla benar-benar menolak untuk menikah dengannya?Nada bicara Chris menjadi lebih sinis. "Tapi, aku bisa memasukkan pria lain ke sini kapan saja."Mata Milla langsung menjadi tajam. "Kamu mengancamku?""Aku nggak ingin mengancammu," jawab Chris dengan tenang. "Kalau kamu setuju, Keluarga Mahendra akan memberikan semua dukungan yang kamu butuhkan. Bukankah kamu ingin membangkitkan kembali Keluarga Jauhari? Selain itu, aku bisa menyembuhkan kakimu."Nada bicara Chris yang ter

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 10 Yang Mau Memergoki Malah Kepergok Sendiri

    Milla menyembunyikan kilatan tajam di matanya dan berpura-pura bingung. "Ada apa? Kenapa semua orang ada di sini pagi-pagi begini?"Mona segera menjawab sambil memasang senyum palsu, "Oh, Bibi cuma mau membangunkanmu! Hari ini kan hari pertunanganmu sama Ryan. Kamu harus bangun lebih awal untuk bersiap-siap."Mona langsung menerobos masuk ke kamar tanpa menunggu Milla mempersilakannya. Matanya menyapu seluruh ruangan dengan teliti, sebelum akhirnya tertuju pada tempat tidur di kamar dalam.Di sana, terlihat selimut yang berantakan dan bagian bawahnya tampak menggembung, seperti menyembunyikan sesuatu."Aduh, Nak, ayo cepat beres-beres. Sebentar lagi penata rias akan datang," katanya sambil berjalan cepat menuju tempat tidur.Milla mengikuti Mona dengan tenang. "Biar aku yang beres-beres sendiri.""Nggak apa-apa, biar Bibi bantu!"Mona yang jelas tidak mau melewatkan kesempatan ini, hampir berlari ke tempat tidur. Dengan gerakan cepat, dia meraih selimut dan langsung menariknya tanpa ra

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 11 Menjatuhkan Semuanya Sekaligus

    "Huh!"Para dewan direksi Grup Jauhari pergi meninggalkan mereka sambil melontarkan ancaman, "Cepat atau lambat, kami akan perhitungkan semua kejadian hari ini!"Donny tampak kalah telak, sementara ayah dan ibu Ryan hanya bisa menghela napas panjang. Dalam hati, mereka sebenarnya sudah tahu betul siapa anak mereka. Begitu masuk dan melihat sikap Ryan yang canggung, mereka langsung paham apa yang sebenarnya terjadi.Namun, siapa Sunny? Dia hanya seorang gadis dari kerabat Keluarga Jauhari, statusnya tidak bisa dibandingkan dengan Milla, putri utama Keluarga Jauhari.Mereka segera mencoba meredakan suasana.Menangkap isyarat dari tatapan orang tuanya, Ryan langsung maju mendekati Milla. "Milla, percayalah padaku. Kami ... kami nggak melakukan apa-apa tadi malam ...."Milla mendorong tangan Ryan menjauh dengan dingin, lalu menangis dan mencoba pergi. Ibu Ryan buru-buru menangkap lengannya, "Anakku, dengarkan dulu. Sebentar lagi kita akan mengadakan upacara pertunanganmu. Kamu nggak bisa p

Latest chapter

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 68 Pelelangan

    James yang sedang marah, berbalik menatap Nayla dan berkata, "Bu Nayla, ayo kita pergi.""Pak, Anda jalan saja dulu, aku akan menyusul nanti." Nayla memberi isyarat kepada pengawalnya untuk mengawal James pergi lebih dulu.Namun, begitu dia berbalik, dia langsung menarik tangan Milla dan bertanya dengan nada cemas, "Apa yang terjadi sebenarnya? Tadi kamu bilang, seharusnya kamu masih istirahat di rumah sakit? Kamu terluka ya? Apa lagi yang kamu sembunyikan dariku?""Ibu ...." Milla buru-buru tersenyum untuk mencoba menenangkan ibunya. "Lihat aku, sehat dan segar bugar, 'kan? Aku baik-baik saja.""Jangan coba-coba mengelak. Jelaskan semuanya!" Nayla menarik Milla ke dalam mobil.Di sepanjang perjalanan, Milla menceritakan semua yang terjadi pada tim medis di daerah pegunungan. Dia sengaja tidak menceritakan betapa berbahayanya kejadian yang mereka alami saat tanah longsor, tetapi Nayla tetap waspada dan berulang kali mendesak Milla.Setelah mendengar cerita lengkapnya, kecemasan di mata

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 67 Jawabannya Ada di Hati Semua Orang

    Di layar besar.Wartawan yang mewawancarai warga desa berharap bahwa dengan mengungkap obat-obatan tersebut sebagai kedaluwarsa dan berbahaya, mereka bisa memprovokasi kemarahan warga dan membuat wawancara semakin memanas.Namun di luar dugaan, para warga desa tetap tenang. Bahkan, beberapa dari mereka malah tersenyum. Wartawan terpaksa mengarahkan kamera langsung ke kotak obat yang mereka pegang.Gambarnya diperbesar. Para penonton di televisi maupun di internet, semua menahan napas menunggu kebenarannya terungkap. Namun ....Tanggal produksi dan tanggal kedaluwarsa di kemasan obat sama sekali tidak bermasalah!Di luar bandara, para wartawan yang sebelumnya mengepung Nayla dan James terdiam. Beberapa dari mereka mendorong kacamatanya, ada juga yang mengusap mata untuk memastikan mereka tidak salah lihat.Wartawan yang berada di lokasi wawancara juga terkejut dan bertanya lagi kepada warga desa, "Pak, Bu, apakah obat-obat ini benar-benar diberikan oleh tim medis Grup Jauhari?"Para war

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 66 Grup Jauhari Mencelakakan Orang

    Bandara Internasional Kota Huari.Saat ibu Milla, Nayla, keluar bersama James, muncul sekumpulan wartawan yang entah dari mana datangnya mengerubungi mereka."Pak James, setelah empat tahun ini, Anda pulang bersama Bu Nayla. Apa ini berarti Anda resmi bergabung dengan Grup Jauhari?""Benar."Nayla berbicara mewakili James, "Pak James nantinya akan bertugas menjadi konsultan untuk penelitian obat-obatan Grup Jauhari dan membantu Grup Jauhari untuk berkembang.""Kami dengar, dulu Grup Bakhtiar juga ingin berebut mendapat dukungan Anda. Lalu kenapa Anda akhirnya memilih Grup Jauhari?" tanya salah satu wartawan kepada James.James menaikkan kacamatanya, lalu berkata, "Aku merasa tergerak oleh visi dan rencana pengembangan divisi medis Grup Jauhari. Selain itu, prinsip kerjaku sangat sejalan dengan filosofi perusahaan mereka.""Maksud Anda, prinsip Anda tidak cocok dengan Grup Bakhtiar?" tanya wartawan dengan terus terang.Nayla bergegas membantu James untuk menyanggahnya, "Pak James tidak

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 65 Mempertaruhkan Nyawa untuknya

    Saat kembali sadar, Milla menemukan dirinya terbaring di sebuah kamar rumah sakit yang bersih. Saat itulah dia menyadari bahwa dirinya tidak mati. Namun, tempat ini jelas bukan klinik desa yang sederhana.Milla mencoba menggerakkan tubuhnya sedikit dan merasa kesakitan di seluruh tubuhnya, disertai dengan rasa pusing.Mendengar suara pergerakannya, Kenrick yang berada di ruangan sebelah, segera berjalan masuk dengan terkejut. "Akhirnya kamu sadar? Gimana perasaanmu? Apa ada yang terasa nggak nyaman?"Milla menggambarkan kondisinya secara singkat. Kenrick tersenyum dan berkata, "Kalau begitu, nggak ada masalah serius. Pusing yang kamu rasakan itu karena kamu tidur terlalu lama dan kelaparan.""Kita semua nggak mati, ya?" tanya Milla buru-buru."Tentu saja nggak mati. Kamu kira kita berdua lagi di surga?" canda Kenrick. "Ini bukan surga, ini rumah sakit provinsi.""Kalau begitu, mana Chri ... mana pamanku?" tanyanya lagi."Pamanmu sudah pergi kemarin.""Dia nggak terluka?""Sama sepertim

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 64 Bahaya

    Saat langit mulai terang, Milla pun terbangun. Dia langsung menyadari bahwa Chris, Wilson, dan yang lainnya sudah bangun lebih dulu dan sedang menunggunya. Setelah beres-beres, mereka pun melanjutkan perjalanan.Namun, baru beberapa langkah keluar, mereka bertemu dengan sekelompok orang yang berjalan ke arah mereka. Di barisan depan ada Kenrick, diikuti oleh beberapa pemuda lokal."Bu Milla!""Kenapa kalian ada di sini?" Milla bertanya ketika mereka mendekat."Kami melihat kalian sudah dua hari belum kembali. Beberapa warga desa datang menemuiku dan bilang bahwa hujan deras turun dua hari lalu. Kawasan ini rawan longsor dan dalam dua tahun terakhir, sudah terjadi beberapa insiden yang sama. Semua orang khawatir sama kalian, jadi kami datang mencari kalian," jelas Kenrick.Milla tersenyum tipis dan berkata kepada warga desa di belakangnya, "Terima kasih.""Orang ini ...?"Tatapan Kenrick kemudian jatuh pada Chris yang berdiri di samping Milla. Dia mengingat bahwa dia sempat melihat pria

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 63 Nyawa Diganti Nyawa

    Pada saat itu, Widopo tiba tepat pada waktunya. Begitu memasuki halaman rumah Mirza, dia langsung berteriak, "Apa-apaan kalian ini?! Bu Milla ini putri dari dermawan besar desa kita! Dia ini datang untuk melakukan amal, bukan untuk ikutin kekacauan kalian ini!""Tapi, mereka melepaskan istri Mirza!" Kakak Mirza masih tidak terima."Tanpa Pak Larry, dari mana keluarga kalian bisa dapat uang untuk beli istri?" Ucapannya seketika membuat suasana berubah.Orang-orang di sekitar tiba-tiba terdiam. Setelah dipikirkan dengan baik, sepertinya ucapannya memang masuk akal. Beberapa orang yang sebelumnya mengangkat sekop dan palu mulai menurunkan senjata di tangan mereka."Kalau orangnya kabur, kalian kejar saja! Memangnya orangnya bisa kembali kalau kalian habisin waktu di sini?" tanya Widopo."Benar kata Pak Widopo!" Kakak Mirza juga akhirnya menenangkan diri. Dia buru-buru memanggil para tetangga dan mengambil senter untuk mencari wanita itu."Terima kasih, Pak Widopo," ucap Milla dengan tulus

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 62 Ada Aku di Sini, Siapa yang Berani Mengusikmu?

    "Sini, kalau kamu nggak bertenaga, aku bisa bantu kamu!" ujar wanita itu dengan tidak sabaran.Sambil berbicara, dia mulai melepas pakaian di tubuh Milla. Milla menggertakkan giginya dan membiarkan wanita itu menanggalkan pakaiannya demi mengulur waktu untuk orang yang melarikan diri.Sekarang, dia hanya bisa berharap Chris yang berada di dalam lemari bisa sadar diri untuk menutup matanya ....Setelah selesai berganti pakaian, Milla bahkan tidak perlu memakai perona pipi. Wajahnya sudah memerah karena malu. Wanita itu membantunya duduk di depan cermin, lalu mengamati wajahnya dengan takjub."Ya ampun, gadis ini cantiknya luar biasa! Sepanjang hidupku, aku belum pernah melihat orang secantik ini! Mirza memang bodoh, tapi lihatlah, orang bodoh memang punya keberuntungan sendiri!"Sambil terus mengoceh, wanita itu mulai merias wajah Milla dengan kosmetik murah. Setelah memoleskan bedak tebal, dia menambahkan perona pipi yang berlebihan, menyisir rambutnya tinggi-tinggi, dan menyemprotkan

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 61 Aku Menggantikan Dia

    "Aku diculik! Aku tahu kalian bukan orang sini, tolong bawa aku pergi dari sini. Aku ingin pulang!" Suara isakan wanita itu terdengar gemetar dan putus asa.Begitu melihat Milla, dia langsung berlutut dan memeluk tangannya erat-erat. "Tolong selamatkan aku! Aku tahu kamu mau menolongku."Milla segera menariknya duduk, lalu menatap ke luar dengan waspada. "Kenapa kamu bisa keluar?""Selama dua hari ini mereka terus ngasih aku obat yang membuat tubuhku lemas dan sulit bicara. Terima kasih karena sudah nukar airku tadi. Karena itu, aku bisa kabur. Keluarga mereka sekarang lagi minum-minum, malam ini mereka akan menikahkanku sama pria bodoh itu ...."Sambil berbicara, wanita menangis tersedu-sedu, tapi dia tetap menahan diri agar tidak terlalu keras. "Aku nggak punya banyak waktu. Mereka bilang sebentar lagi seseorang akan datang untuk merias wajahku. Apa yang harus kulakukan?"Milla mengerutkan kening. Ini adalah wilayah orang-orang lokal, mereka tidak bisa bertindak gegabah. Waktunya san

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 60 Tidur di Gubuk

    Para pria itu tampak kampungan sehingga semakin membuat wanita yang tampak lemah itu terlihat tidak cocok dengan mereka. Milla diam-diam mulai menebak-nebak identitas mereka, lalu bertanya dengan santai, "Kalian dari Desa Sriwari, bukan?"Para pria itu mengangguk. "Kalian siapa?"Milla menjelaskan identitas mereka secara singkat, lalu sengaja menekankan bahwa ayahnya adalah orang yang telah lama memberikan bantuan kepada Desa Sriwari.Begitu mendengar hal itu, sikap para pria itu langsung berubah. Mereka terlihat lebih rileks dan mulai membuka diri."Ternyata kamu ini putri dari dermawan kami! Pantas saja kamu baik hati sekali. Kebetulan, kami pergi ke kabupaten karena ada urusan, tapi dalam perjalanan pulang, kami dihantam hujan deras.""Mobil kami mogok dan kami harus berjalan sehari semalam tanpa makan dan minum. Kalau bukan karena bertemu kalian, mungkin kami nggak akan sanggup sampai ke rumah."Milla mengangguk dan menanggapi, "Kami juga terjebak hujan semalam dan nggak bisa melan

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status