Share

Bab 228 Ada Orang yang Disukainya

Penulis: Syakia
Milla dan Chris sama-sama menoleh ke arah suara itu ....

Terlihat orang yang datang itu membawa berbagai suplemen dalam jumlah besar, disertai dengan keranjang buah yang berlebihan. Jelas sekali dia datang untuk menjenguk orang yang sakit. Orang itu adalah Rafael.

Wajah Chris langsung menggelap. Tatapannya tajam mengarah pada Rafael yang datang tanpa diundang.

Rafael hanya sempat menyapanya singkat, lalu seluruh perhatiannya langsung tertuju pada Milla. "Kudengar dari adikku, kamu baru saja cedera. Tadi aku sempat ke rumah sakit, tapi kamu nggak ada .... Mau jenguk kamu saja sulit sekali ya."

"Sudah, letakkan dulu barang-barangnya." Melihat Rafael yang berdiri di belakang keranjang buah itu, dia pun membuka pintu dengan tak berdaya.

Rafael pun berjalan masuk ke dalam. Tentu saja, Chris juga mengambil kesempatan ini untuk ikut masuk. Selama ada rival di sini, dia tidak mungkin akan pergi!

Baru saja mengobrol sebentar, Milla telah mendapat telepon dari kantor. Setelah meminta maaf, dia m
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 229 Genius Itu

    Beberapa hari lalu, Milla sebenarnya sudah pernah menanyakan hal ini pada Joy. Namun, saat itu Joy hanya mengelak. Dia bahkan sempat sengaja menghindari Milla selama beberapa hari. Tak disangka, hari ini begitu datang, Milla langsung mengungkitnya lagi."Aku nggak nerima apa-apa kok .... Aku cuma merasa dia benar-benar tulus sama kamu, jadi aku kasih sedikit saran aja," ujar Joy sambil menunduk."Saran apa?""Wanita setegar apa pun akan takluk kalau didekati terus," gumam Joy sambil menundukkan kepalanya makin rendah. Milla menghela napas. Jadi, itu alasan kenapa Chris terus datang setiap malam dan tidur di sofa? Namun, apakah dia memang tulus?Lalu, kenapa Milla malah merasa tidak aman?Milla menggeleng pelan, mengingatkan diri sendiri bahwa apakah Chris tulus atau tidak, itu bukan hal terpenting saat ini. Fokusnya adalah membantu ibunya membangkitkan kembali kejayaan Keluarga Jauhari!Tanpa ragu, dia segera menelpon untuk memerintahkan peluncuran rencana promosi seperti yang telah d

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 230 Dia Narsis

    Mengingat kembali peringatan dari Silas saat pemotretan Fashion Bazaar dulu, Milla justru tidak terlalu kaget. Dia malah bertanya santai, "Dia kenapa ngotot mau tukar kamar ini?""Dia mengutus asistennya untuk menyampaikan bahwa dia selalu pakai kamar ini waktu datang ke sini sebelumnya. Jadi sekarang pun harus kamar ini juga." Asisten Graham mendengus, wajahnya penuh ketidaksabaran.Milla mengangkat alis dan langsung paham. Tanpa berpikir panjang, dia berkata, "Ya sudah, tukar saja."Namanya juga "genius", pasti banyak anehnya. Lagi pula, dia masih ingat betul peringatan Silas. Lebih baik jangan cari ribut dengan orang itu."Milla! Kamu benaran mau tukar?" Asisten itu sudah cukup dekat dengan Milla, jadi reaksinya tulus dan penuh perhatian. "Kamar yang dia tukar itu di lantai paling atas, letaknya jauh dan sepi. Kabarnya panitia sengaja kasih kamar itu buat dia, biar nggak terganggu siapa pun."Dia menghela napas panjang sebelum menambahkan, "Tapi sekarang masalahnya bukan cuma soal t

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 231 Menolong Orang

    Setelah mengucapkan kalimatnya tanpa jeda, Leon langsung masuk ke kamar. Dia menutup pintu dengan keras dan meninggalkan semua orang di luar.Milla mengedipkan mata.Sudah lama Milla tidak bersilat lidah dengan orang yang begitu menyebalkan. Tadi dia bahkan sempat berpikir untuk batal ganti kamar. Kalau Leon takut buang-buang waktu, biarkan saja dia buang lebih banyak lagi! Namun, Leon ternyata langsung menutup pintu sehingga dia tidak memiliki kesempatan untuk meledak.Asisten Graham mendekat dan bertanya hati-hati, "Gimana sekarang?""Ya mau gimana?" Anjing bisa menggigit manusia, tapi masa manusia mau menggigitnya balik?Milla langsung menarik kopernya sendiri. "Ayo, antar aku ke kamar yang baru saja."Berhubung pintu kamar lama sudah tertutup rapat dan tidak ada jalan lain, akhirnya asisten Graham pun membantu Milla pindah ke kamar di lantai paling atas.Malamnya, Agnez menelpon.Milla pun sempat menceritakan soal kejadian tadi. Agnez yang percaya takhayul, langsung menanggapi seri

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 232 Tidak Bisa Dilupakan

    Sumber api tampaknya berasal dari kamar tidur di dalam, asap di sana paling tebal. Orang-orang yang ikut masuk langsung ketakutan. Namun, Milla justru melihat dengan jelas Leon tergeletak di lantai di samping ranjang!Dia langsung menerjang ke depan. "Cepat! Tolong dia!"Sambil berteriak, Milla mulai menarik tubuh Leon yang pingsan menuju pintu. Melihat keberanian Milla, beberapa pria di belakangnya akhirnya ikut masuk dan membantu menarik keluar tubuh Leon.Tak lama kemudian, ada yang membawa air ke dalam untuk membantu memadamkan api dan yang lain membantu evakuasi. Leon akhirnya terbaring di lorong. Asistennya langsung berlutut di sampingnya dan memanggil namanya berkali-kali dengan panik.Milla yang terbatuk karena asap, mendadak berseru, "Semua minggir! Dia butuh udara segar!"Orang-orang terdiam sejenak, lalu langsung tersadar dan memberi ruang. Milla lanjut menginstruksikan, "Buka jendela dan pintu kamar di dua sisi! Biarkan angin masuk supaya ada sirkulasi! Cepat hubungi ambula

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 233 Kedoknya Ketahuan

    Leon yang tidak merasa diuntungkan dari perdebatan itu, memberikan isyarat kepada asistennya di belakang untuk mendorongnya pergi dari sana. Saat berpapasan dengan Milla, dia mengeluh, "Sial benar ketemu kamu! Hotel bagus-bagus malah bisa kebakaran!"Tatapan Milla tampak semakin gelap. Kemudian, dia bergumam, "Yang seharusnya merasa sial itu aku."....Keesokan harinya dalam festival parfum, Leon kembali muncul di hadapan publik dengan sikap dingin dan angkuhnya seperti biasa. Dia sama sekali tidak terlihat rapuh seperti kemarin saat berada di rumah sakit.Para perfumer dari seluruh dunia berkumpul dalam acara itu. Graham membawa Milla berkeliling memperkenalkan diri satu per satu.Setiap peserta memegang dua bintang berkilau di tangan mereka. Setelah saling memperlihatkan racikan parfum masing-masing, mereka akan memberikan bintang itu kepada parfum yang paling mereka sukai.Lima parfum dengan suara terbanyak dari voting langsung di tempat akan dipilih sebagai hasil akhir untuk dipres

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 234 Membalas Jasanya

    Ternyata kebakaran tadi malam bukanlah kecelakaan biasa. Ada yang sengaja menjebak Milla agar dia dipermalukan di panggung festival parfum. Leon menyipitkan mata, berpikir dalam hati.Dia mendengus pelan. Kalau begitu, seharusnya Milla yang berterima kasih padanya semalam!Kalau bukan karena dia bersikeras minta menukar kamar, mungkin orang yang hampir mati di dalam bukan dia, tapi Milla!"Bu Milla lagi mikir apa?""Silakan Anda yang tampil mewakili! Pilih saja salah satu parfum, tunjukkan pada kami kemampuan Anda!" Serangan pertanyaan dari para wartawan mulai ditujukan padanya dari segala arah.Milla berada di posisi serba salah.Tepat saat itu, Leon melangkah mendekatinya. Dia meletakkan parfumnya di atas meja milik Milla, lalu berkata dengan nada tak acuh, "Kalau begitu, biar Nona Milla yang menganalisis parfum milikku! Kalau kamu bisa menyebut semua bahan yang kugunakan tanpa satu pun kesalahan, aku sendiri yang akan memimpin pengakuan atas kehormatanmu hari ini!"Mata Milla sediki

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 235 Kekasih

    Kalau memang benar begitu, maka semua pujian publik yang diterima Leon selama lebih dari sepuluh tahun ini akan lenyap begitu saja!Leon mulai panik. Namun, dia pun tidak bisa berbuat banyak. Indra penciumannya saat ini memang belum pulih dan tidak bisa berfungsi sebagaimana mestinya.Milla mengangkat sedikit alisnya dan tidak langsung menjawab. Dia hanya menunggu, hingga akhirnya perfumer dari luar negeri itu kembali bicara, "Tapi ... saya sudah berpikir lama, tetap saja nggak bisa menebak aroma apa yang satu itu. Bu Milla, bisakah Anda berbaik hati membagikan ilmunya?"Mendengar hal itu, ekspresi wajah Leon pun sedikit melunak.Seluruh kamera dan pandangan para perfumer di lokasi langsung tertuju pada wajah Milla. Semua menantikan penjelasan tentang aroma yang begitu tak terduga itu.Menghadapi kamera, Milla pun menjawab dengan lembut, "Sebenarnya, aroma yang membuat kalian penasaran itu, bukanlah bahan parfum dalam arti tradisional. Aku hanya ... mengumpulkan sedikit aroma tubuh dar

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 236 Preman dan Penyewa

    "Apa?" Silas terkejut, jarinya tanpa sadar menekan tombol untuk melihat foto sebelumnya. Milla mendekatkan kepalanya untuk melihat lebih jelas, matanya menatap tanpa berkedip."Foto ini kuambil dari jendela hotel, mengarah ke jembatan penyeberangan di seberang. Apa ada masalah?" jelas Silas segera."Perbesar," kata Milla.Silas terpengaruh oleh suasana aneh itu, jadi menuruti dengan patuh."Lagi."Silas memperbesar hingga ukuran maksimal. Milla menggeser sudut foto. Di pojok kanan bawah jembatan, terlihat dua orang berdiri.Salah satunya bertubuh tinggi dan berotot, berambut cepak, memakai kaus, memiliki tato kalajengking yang mencolok di tangannya.Pria di hadapannya tidak tinggi, bertubuh kurus, sedang menyerahkan sebuah bungkusan kertas kepada si pria bertato."Benar dia," ujar Milla."Kamu ngomong apa sih?" Silas tampak heran. "Mereka cuma kayak dua semut di fotoku, nggak penting sama sekali. Kenapa kamu tertarik banget?""Jelas aku tertarik." Sudut bibir Milla terangkat. "Buatmu c

Bab terbaru

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 258 Menghadiahkan Harta Berharga

    "Tapi memang sih, orang seperti Graham itu benar-benar unik. Nggak pernah ada wawancara atau laporan media, katanya seumur hidup belum pernah menikah! Keluarga Dolken punya harta sebesar itu, tapi nggak jelas akan diwariskan ke siapa," ucap Mona sambil berdecak menyayangkannya."Pastilah dia pernah patah hati!" Hara langsung berspekulasi penuh keyakinan, "Tapi pria yang bisa seumur hidup nggak menikah itu langka sekali. Gara-gara dia nggak punya istri atau anak, Ayah sampai bingung harus kasih hadiah apa ...."Mona dan Hara saling bergandengan, lalu mendekati pelayan Keluarga Angle yang tadi bertugas mencatat hadiah.Sebagian besar tamu yang datang ke tempat seperti ini pasti punya tujuan tersembunyi. Jadi pelayan pun tak terkejut saat mereka bertanya dan menjawab dengan tenang, "Pak Graham sudah datang."Sorot mata kedua orang itu langsung berbinar bersamaan. "Di mana dia?""Barusan sudah naik ke atas," jawab pelayan sambil menengadah ke arah lereng. "Kemungkinan besar sekarang sudah

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 257 Pengemis Tua

    Melihat sorot mata Graham yang diam-diam menanti pujian seperti anak kecil, Milla pun tersenyum dan menggoda, "Tentu saja aku percaya pada guruku. Kalau begitu, sepertinya kita harus mendaki cukup jauh, ya!"Graham tertawa lepas, "Gadis cerdik!"Baru saja mereka melewati gerbang pertama, datang beberapa pria dari arah berlawanan. Dari kejauhan, mereka langsung membungkuk memberi salam, "Pak Graham! Nggak nyangka Anda juga hadir hari ini ...."Graham segera dikerubungi untuk saling menyapa dan bertukar basa-basi, sementara Milla berdiri sedikit menjauh sambil memperhatikan pemandangan di sekitar gerbang.Saat itulah terdengar suara seorang wanita dari belakang yang agak terkejut dan sinis, "Eh, bukannya ini Milla? Lama nggaka jumpa!"Milla menoleh dan ternyata orang yang berdiri di sana adalah Hara.Tak jauh di belakangnya, Mona terlihat sibuk membawa sejumlah kantong hadiah besar dan sedang mendaftarkan barang-barang mereka kepada pelayan Keluarga Angle di depan gerbang pertama."Kamu

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 256 Tiga Gerbang Utama

    "Pak Rafael?"Melihat Rafael yang berdiri di sampingnya, untuk pertama kalinya Milla merasa kehadiran Rafael ini sangat tepat waktu."Kebetulan aku baru selesai makan sama teman, dari belakang tadi kulihat seperti kamu. Ternyata memang benar kamu!" ucap Rafael dengan ekspresi senang."Kamu siapa, ya?" Rafael menoleh ke arah pria di seberang Milla yang sedang menyumpal mulutnya dengan potongan daging.Belum sempat pria itu menjawab, Milla sudah berdiri sambil berkata, "Silakan lanjutkan makan. Aku sudah bayar semua, jadi ... sampai jumpa." Setelah itu, dia menarik Rafael pergi bersamanya.Rafael sempat menoleh ke belakang dan menangkap aura canggung di antara mereka, lalu bertanya, "Milla, jangan-jangan ... kamu lagi ikut kencan buta?""Mana mungkin?" sahut Milla jengkel."Tapi aku lihat suasananya canggung sekali, kalian makan berdua begitu ...." Rafael masih terlihat penasaran."Cuma dia yang makan, aku nggak!" jawab Milla dengan kesal. Dia sendiri tidak tahu apa yang sebenarnya dipik

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 255 Perbedaannya Terlalu Besar

    Setelah menutup telepon, Chris terdiam cukup lama. Kemudian, dia menelepon Wilson dan menyampaikan perintah Tessa padanya, "Cari orang yang bisa dipercaya, wakilkan aku untuk ketemu sama seseorang besok ...."Wanita apanya .... Chris sama sekali tidak ingin menghabiskan waktunya."Baik."Wilson juga merasa permintaan Tessa terlalu aneh. Setelah menutup panggilan itu, dia langsung menelepon untuk mencari wajah asing di tim pengawal Grup Mahendra dan memastikan tidak ada kesalahan untuk pertemuan besok.....Sore keesokan harinya.Milla mendorong pintu restoran tempat janji temu, di tangannya menggenggam setangkai mawar merah muda.Siang tadi, ibunya tiba-tiba bersikap misterius lewat telepon dan menyuruhnya datang ke tempat ini sambil membawa mawar sebagai penanda untuk bertemu seseorang.Katanya, orang itu akan menjadi pelindung rahasia selama Milla berada di Negara Melasa. Yang perlu dilakukan hanyalah bertemu langsung. Setelah itu, semua akan menjadi jelas.Ini adalah permintaan lang

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 254 Harus Kamu

    Tiga hari kemudian.Di dalam kotak surat yang sudah berdebu, Nayla menerima sepucuk surat balasan. Isinya adalah ajakan untuk bertemu langsung di sebuah kafe tengah kota.Sore itu, Nayla berdandan rapi dan datang ke kafe yang dimaksud. Tak lama kemudian, muncullah seorang wanita tua berambut putih dengan aura yang luar biasa. Mereka saling mengenali lewat benda penanda yang telah disepakati, lalu duduk berhadapan."Nggak nyangka setelah sekian tahun, kamu masih bersedia membalas suratku," ucap Nayla penuh rasa syukur sambil memandang wanita tua di depannya."Aku dan mendiang ibu mertuamu adalah sahabat sejati," jawab wanita tua itu dengan penuh semangat. "Meski di tahun-tahun terakhir sebelum dia meninggal kami jarang bertemu karena jarak, tapi begitu dia menitipkan keluarganya padaku, aku sudah bersumpah akan melindungi kalian sampai napas terakhirku. Jadi, nggak perlu sungkan. Katakan saja, apa yang bisa kubantu?""Terima kasih banyak, Tante Winaya."Nayla tersenyum haru. "Putriku ak

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 253 Orang yang Lebih Hebat dariku Melindunginya

    Begitu mobil tiba di Grand Amary, Milla turun dan memperhatikan suara di belakangnya. Tepat saat dia melangkah masuk ke rumah, mobil Chris langsung menyala dan memutari taman bunga sekali, lalu melaju pergi. Dia tidak berlama-lama di sana.'Nggak masalah,' batin Milla sambil menggeleng pelan. Kemudian, dia masuk ke rumah untuk mandi dan naik ke ranjang untuk tidur. Saat dia masih berulang kali membolak-balik posisi di ranjang, telepon dari ibunya masuk."Milla, kamu sudah tidur?""Belum ... ada apa, Bu?""Sebentar lagi aku naik pesawat. Besok siang sampai rumah, kamu sempatkan untuk pulang, ya. Ada hal penting yang mau Ibu bicarakan," kata Nayla."Ada apa memangnya?" Milla sedikit gugup, mengira ibunya mengetahui bahwa dia menyembunyikan kondisi kesehatannya."Aku dengar kamu akan pergi ke Melasa untuk menghadiri perayaan 100 tahun Keluarga Angle?" Nayla ternyata menyinggung soal itu."Iya. Kenapa Ibu bisa tahu?"Milla merasa agak heran. Setelah Graham menyampaikan kabar itu, dia belum

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 252 Hanya Boleh Aku

    Chris memicingkan matanya dan berbicara dengan nada sinis, "Pak Zeno mungkin terlalu lama hidup sendiri, jadi sudah lupa apa itu dinamika dalam hubungan, ya?"Persaingan yang kekanak-kanakan antara kedua pria itu membuat Milla merasa lelah. Dia merasa enggan terus berada di tengah mereka, sehingga akhirnya memutuskan untuk berdiri. "Aku ke toilet dulu. Kalian lanjutkan saja."Begitu Milla pergi, perseteruan antara Chris dan Zeno tidak perlu lagi ditutupi."Orang yang muncul tadi malam, itu kamu yang atur, 'kan?" tanya Chris. Ucapannya terdengar seperti pertanyaan, tapi nadanya penuh keyakinan."Apa maksudmu, Pak Chris? Orang yang mana?" Zeno tersenyum samar, meski raut wajahnya tetap tegang.Chris mencibir dingin. "Kita sama-sama tahu, nggak usah basa-basi.""Kamu cemburu?" Zeno berdiri perlahan dengan sorot mata yang gelap dan menantang. "Lalu ke mana saja kamu semalam? Hari ini muncul di sini dan mulai sok peduli? Kamu takut?""Takut sama semua sumpah yang dulu kamu ucapkan pada adik

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 251 Wanitaku

    "Aku belum sempat mengucapkan terima kasih secara resmi padamu soal semalam," Milla membuka pembicaraan lebih dulu.Zeno tersenyum sambil menggeleng pelan. "Sejak pertama kita kenal, kamu sudah sering bilang terima kasih padaku.""Itu artinya kamu memang selalu membantuku," Milla mengenang masa lalu, bibirnya melengkung membentuk senyum kecil. "Tapi aku belum pernah benar-benar membalas kebaikanmu.""Kalau begitu, utang saja dulu."Zeno tetap tampak tenang. Mereka duduk saling berhadapan, tetapi tidak banyak yang dibicarakan.Di tengah suasana yang mulai canggung, dokter masuk bersama perawat untuk memeriksa hasil EKG yang telah direkam sejak pagi, lalu melakukan beberapa pemeriksaan dasar. Setelah itu, dokter berkata, "Kondisi tubuhmu nggak ada masalah. Asalkan nanti cukup istirahat di rumah dan jangan terlalu sering mengalami perubahan emosi yang drastis.""Jadi aku sudah boleh keluar rumah sakit sekarang?" tanya Milla.Dokter mengangguk.Zeno melirik ke arahnya sambil tersenyum. "Ke

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 250 Perayaan Angle Parfum ke-100

    Milla tidak tidur semalaman.Pukul 4 pagi, Joy mengirim pesan padanya. Setelah diselidiki oleh detektif pribadi, plat nomor mobil off-road hitam yang diingatnya memang tidak bermasalah dan identitas pemilik mobil juga tidak mencurigakan. Orang itu tinggal di dekat desa tempat kejadian semalam.Jadi, kesimpulan dari detektif adalah itu bukan aksi penguntitan, hanya kebetulan."Menurutku itu bukan kebetulan." Milla menggenggam ponselnya beberapa saat sebelum akhirnya menelepon Joy. Dia tetap pada pendiriannya."Intuisimu?" tanya Joy.Milla tidak menjawab secara langsung. "Waktu mobil itu mengikutiku, aku merasa sangat nggak nyaman. Aku nggak percaya itu cuma kebetulan semata.""Tapi, pemilik mobil dan orang-orang di sekitarnya sudah diperiksa, semua aman. Tapi, aku akan terus minta mereka selidiki." Joy memercayai Milla, hanya saja memang belum ada bukti."Sudahlah, nggak perlu buang tenaga." Milla berkata, "Meskipun instingku benar, pelaku di balik ini pasti sudah merancang semuanya den

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status