บททั้งหมดของ Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder: บทที่ 51 - บทที่ 60

145

Bab 51 Pembuktian Diri

Levis mengerutkan alisnya, tatapannya sempat sedikit kosong.Milla tersenyum tipis dan mengangguk kepada Chad. Chad segera keluar dan kembali membawa seorang karyawan dari Keluarga Jauhari yang membawa nampan berisi berbagai botol kecil dengan cairan di dalamnya."Para juri, izinkan saya menampilkan sebuah presentasi yang bersifat improvisasi, tetapi tetap praktis," kata Milla dengan percaya diri, lalu mengambil salah satu botol kecil. "Ini adalah beberapa esens yang sudah saya encerkan sendiri."Milla berjalan menuju satu-satunya juri perempuan di antara para juri dan mulai menjelaskan."Parfum yang digunakan ibu ini punya kandungan utama daun kemangi. Daun kemangi menyukai suhu hangat dan memiliki aroma segar seperti mint. Saya menebak bahwa Anda adalah pribadi yang ceria dan bersemangat, serta menyukai parfum yang sama-sama memiliki karakter kuat.""Saya rekomendasikan perpaduan lavender, marjoram, dan lemon verbena untuk Anda. Kombinasi ini memiliki aroma yang menyegarkan sekaligus
อ่านเพิ่มเติม

Bab 52 Menusuk Hati

Beberapa juri mendukung usulan Milla. Mengenali berbagai merk parfum pesaing seharusnya adalah ujian dasar bagi seorang kepala divisi parfum.Terlebih lagi, Milla sudah menganalisis komposisi setiap parfum yang digunakan para juri. Bahkan jika Levis tidak memiliki penciuman yang tajam, dia tetap bisa memperkirakan merk parfum berdasarkan kandungan yang telah disebutkan.Namun, Levis justru ragu. Dia terbata-bata menolak untuk menganalisis, tetapi tidak bisa memberikan alasan yang masuk akal.Ekspresi Ketua Asosiasi kembali menggelap.Mereka berdua sama-sama menjabat sebagai kepala divisi parfum. Namun, yang satu mahir dalam mengenali dan meracik parfum, sementara satunya lagi bahkan tidak pernah melakukan analisis dasar terhadap pesaing. Kini, siapa yang sebenarnya menjiplak proposal siapa, jawabannya sudah sangat jelas.Ketua Asosiasi memberi beberapa instruksi kepada stafnya sebelum akhirnya berkata, "Rapat tender hari ini sampai di sini."Melihat para juri mulai bangkit dan bersiap
อ่านเพิ่มเติม

Bab 53 Obatnya Bermasalah

Di dalam ruang VIP yang tertutup rapat, Donny ternyata sedang makan malam dengan kepala Keluarga Bakhtiar, yaitu ayah Levis.Grup Jauhari dan Bakhtiar telah bersaing selama bertahun-tahun dan kedua keluarga sangat jarang bertemu secara pribadi, bahkan sengaja menghindari kontak yang berlebihan. Milla mengerjapkan matanya sekilas dan mencatat hal ini dalam pikirannya.Setelah makan malam.Milla langsung kembali ke kantor untuk memeriksa perkembangan investigasi kasus pencurian proposal. Namun, sejauh ini belum ada petunjuk yang berguna.Namun dia ingat, saat sesi tender tadi, Ketua Asosiasi mengatakan bahwa proposal Grup Jauhari dan Bakhtiar identik, bahkan sama persis. Itu berarti Levis mendapatkan proposal versi final.Hanya segelintir orang yang memiliki akses ke dokumen final itu. Mengingat kejadian yang dia saksikan di restoran tadi, mata Milla sedikit menyipit, dan kilatan dingin muncul dalam tatapannya.Donny sudah benar-benar tersingkir dari Grup Jauhari. Kepemilikan sahamnya di
อ่านเพิ่มเติม

Bab 54 Tidak Tahu Melindungi Diri

"Kalau Donny benar-benar bersekongkol sama Grup Bakhtiar untuk menjatuhkan Grup Jauhari, mereka pasti sudah menyiapkan rencana lanjutan. Begitu obat bermasalah itu sampai ke sana, mereka akan langsung melaksanakan langkah berikutnya." Milla semakin menyadari betapa seriusnya situasi ini."Aku akan segera hubungi Kenrick. Begitu tim medis tiba, mereka harus langsung periksa apakah obat-obatan itu bermasalah. Kalau benar, segera kirimkan obat yang terkontaminasi kembali," kata Chad dengan sigap.Milla mengangguk. "Tapi, bus tim medis nggak bisa melaju dengan cepat. Aku nggak tahu apakah orang-orang yang berniat mencelakai kita akan ngasih kita kesempatan untuk bertindak. Chad, segera siapkan stok baru untuk kedua jenis obat ini. Aku sendiri yang akan bawa ke sana."Chad sedikit ragu, lalu mengangguk. "Aku akan kirim beberapa orang kepercayaan untuk menemanimu.""Baik."Chad yang telah bekerja di industri ini selama hampir seumur hidupnya, memiliki banyak koneksi. Meskipun mencari dua jen
อ่านเพิ่มเติม

Bab 55 Dia Tidak Pakai Kursi Roda

Mobil belum sepenuhnya memasuki desa, tetapi suara keributan sudah terdengar jelas. Namun, itu bukan suara kegembiraan, melainkan kemarahan."Grup Jauhari itu penipu!""Mereka bawa obat-obatan palsu!""Tim medis mereka bawa obat kedaluwarsa! Aku sudah dengar semuanya!"Beberapa orang yang tampaknya menjadi provokator berteriak paling keras dan membuat situasi semakin panas. Awalnya, hanya segelintir orang yang memprotes. Namun tak lama kemudian, mereka yang tadinya sedang mengantre untuk diperiksa dan yang duduk mendengarkan penyuluhan mulai ikut terbakar emosi."Dino, yang kamu bilang itu benaran?" tanya salah satu warga dengan cemas.Pemuda yang memimpin keributan itu menjawab dengan yakin, "Apa aku pernah bohong sama kalian? Aku nggak akan mengkhianati orang-orang desa kita! Obat-obatan yang mereka bawa sudah kedaluwarsa! Bisa mati kalau dipakai!"Kerumunan langsung gempar.Begitu mendengar kata "mati", baik orang tua maupun anak-anak, semua langsung berdiri. Kepanikan merebak. Tida
อ่านเพิ่มเติม

Bab 56 Dia Cemburu

Mengikuti arah pandangan Milla, Kenrick menatap ke arah gudang.Di depan gudang, seorang pria menundukkan kepalanya dan berkata, "Nggak ada ... kami sudah periksa dengan teliti. Obat-obatan ini belum kedaluwarsa.""Nggak ada satu pun yang kedaluwarsa?""Nggak ada satu pun." Pria yang keluar dari gudang menggelengkan kepalanya.Beberapa orang yang masih curiga langsung berdesakan masuk ke gudang untuk mengecek sendiri. Meski kebanyakan warga desa memiliki tingkat pendidikan yang rendah, mereka tetap bisa membaca tanggal kedaluwarsa yang tertera.Semua obat ini baru saja diproduksi dalam waktu dekat dan tanggal kedaluwarsanya masih jauh!"Sekarang semua sudah tenang?"Milla dan Kenrick melangkah ke depan dan melewati kerumunan, lalu berdiri di atas sebuah batu besar dan berkata, "Aku bisa jamin pada kalian semua, sejak awal divisi medis Grup Jauhari didirikan, tujuannya adalah untuk menyelamatkan nyawa dan membantu yang membutuhkan! Grup Jauhari nggak akan pernah melanggar prinsip ini!"
อ่านเพิ่มเติม

Bab 57 Bagaimana Tidurnya Malam Ini?

Di saat Milla masuk ke mobil, Wilson beranjak turun. Di dalam mobil hanya tersisa Milla dan Chris."Pak Chris ... kenapa kamu ke sini ...?"Di tengah pegunungan terpencil ini, bisa melihat Chris secara langsung terasa sangat aneh baginya. Sebelum dia sempat berpikir lebih jauh, Chris sudah berkata, "Kamu bilang mau pulang. Kenapa nggak pulang?""Hah?"Milla menatapnya dengan kaget. Jadi hanya karena ini? Tidak perlu mengejarku sampai ke sini untuk menanyakan itu, 'kan?"Pak Chris cari aku karena ada urusan?" tanyanya."Nggak ada. Aku cuma kebetulan mengunjungi daerah yang pernah didanai perusahaan. Lalu kudengar kamu ada di sini, jadi sekalian mampir." Chris menundukkan pandangannya, tidak melihat Milla."Oh."Milla mengikuti arah pandangnya dan tanpa sadar memperhatikan kaki Chris yang kini tampak bersilang dengan santai. Dia mengatupkan bibir dan berusaha menahan diri."Kalau ada yang ingin kamu tanyakan, bilang saja!" ujar Chris dengan tidak sabar."Kakimu ....""Menurutmu, dengan a
อ่านเพิ่มเติม

Bab 58 Lukanya

"Kalau capek tidur dulu."Chris sepertinya menangkap ketidaknyamanan yang tersembunyi dalam ekspresi Milla. Dia berkata dengan perhatian, "Situasi di gunung nggak aman di malam hari, mereka berdua akan bergantian jaga malam."Dengan kata lain, Milla akan tidur di tenda sendiri, Chris juga sendiri, sementara empat pengawal akan berjaga dua orang di setiap sesi secara bergantian.Milla langsung mengerti maksudnya dan merasa lebih tenang. Ketegangan di bahunya juga agak mengendur. "Aku belum ngantuk. Nyalain api saja dulu."Api unggun yang mereka buat benar-benar besar!Para pengawal Grup Mahendra memang bukan orang sembarangan. Entah dari mana mereka mendapatkan begitu banyak bahan bakar yang cocok untuk membuat api unggun sebesar ini. Mungkin mereka memang sudah mempersiapkan semuanya sebelum berangkat.Chris duduk dengan santai di samping api unggun.Awalnya, Milla ingin duduk di depannya. Namun, arah angin tidak memungkinkan siapa pun untuk duduk di sana. Jadi, dia tidak punya pilihan
อ่านเพิ่มเติม

Bab 59 Perasaan Aman yang Diberikannya

Milla refleks menutupi dadanya dengan kedua tangan karena terkejut melihat Chris masuk ke dalam tendanya."Cepat keluar! Gunung di sekitar sini nggak stabil! Ada bahaya!" seru Chris.Milla butuh beberapa detik untuk memproses ucapannya, lalu mengikuti Chris keluar dari tenda dengan panik. Ternyata, getaran yang dia rasakan tadi adalah tanda awal dari tanah longsor."Pak Chris, jalan di depan masih belum bisa dilalui mobil. Kita cuma bisa jalan kaki," lapor Wilson yang baru saja kembali dengan wajah cemas. Saat berbicara, dia juga melirik ke arah Milla.Chris menatapnya. "Gimana lukamu?""Nggak masalah," jawab Milla dengan tegas.Melihat keraguan di mata Chris, Wilson maju dan menawarkan, "Nyonya, kami bisa angkat Anda kalau perlu."Milla tertawa mendengarnya. Tentu saja dia tidak selemah itu. "Bahkan sebelum lukaku dirawat saja aku masih bisa jalan seperti biasa, apalagi sekarang sudah diperban."Sambil bicara, dia mengemas barang-barangnya ke dalam ransel dengan cekatan. "Tunggu apa l
อ่านเพิ่มเติม

Bab 60 Tidur di Gubuk

Para pria itu tampak kampungan sehingga semakin membuat wanita yang tampak lemah itu terlihat tidak cocok dengan mereka. Milla diam-diam mulai menebak-nebak identitas mereka, lalu bertanya dengan santai, "Kalian dari Desa Sriwari, bukan?"Para pria itu mengangguk. "Kalian siapa?"Milla menjelaskan identitas mereka secara singkat, lalu sengaja menekankan bahwa ayahnya adalah orang yang telah lama memberikan bantuan kepada Desa Sriwari.Begitu mendengar hal itu, sikap para pria itu langsung berubah. Mereka terlihat lebih rileks dan mulai membuka diri."Ternyata kamu ini putri dari dermawan kami! Pantas saja kamu baik hati sekali. Kebetulan, kami pergi ke kabupaten karena ada urusan, tapi dalam perjalanan pulang, kami dihantam hujan deras.""Mobil kami mogok dan kami harus berjalan sehari semalam tanpa makan dan minum. Kalau bukan karena bertemu kalian, mungkin kami nggak akan sanggup sampai ke rumah."Milla mengangguk dan menanggapi, "Kami juga terjebak hujan semalam dan nggak bisa melan
อ่านเพิ่มเติม
ก่อนหน้า
1
...
45678
...
15
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status