All Chapters of Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder: Chapter 71 - Chapter 80

153 Chapters

Bab 71 Ketemu Dia Lagi

Pria di sebelahnya sengaja mengangkat nomor lelangnya di depan wajah Milla, tetapi menjauhkan nomor itu dari wajahnya sendiri. Milla semakin yakin bahwa dugaannya benar.Untungnya, dia sudah bersiap lebih awal.Setelah itu, peserta lain juga mulai mengajukan tawaran. Namun, setiap kali Milla mengangkat nomornya, pria di sampingnya selalu mengikuti. Milla diam-diam menahan napas dan memperhatikan bahwa pria itu tampaknya mengawasi setiap gerakannya dengan cermat.Milla memanfaatkan situasi ini dengan berpura-pura merasa pusing. Dia mengusap pelipisnya, lalu bangkit dan berjalan menuju pintu keluar.Pria di sampingnya tampak tidak menyangka bahwa Milla akan tiba-tiba keluar. Setelah ragu beberapa saat, dia langsung berlari menyusulnya. Milla mempercepat langkah dan berpura-pura hampir kehilangan keseimbangan beberapa kali.Namun, tepat saat dia mencapai barisan kursi paling belakang, tiba-tiba, sebuah lengan terentang dari sisi kiri dan menghalangi jalannya. Milla terpeleset dan langsung
Read more

Bab 72 Chris Paranoid

Di dalam mobil van.Begitu Milla dilempar ke dalam van, orang-orang di dalam mobil segera bertindak dan melindunginya. Dalam sekejap, dua pria yang mengejarnya langsung berada di bawah kendali penuh. Mereka menekan kedua pria itu dengan kekuatan sepuluh kali lipat dari bagaimana mereka menekan Milla sebelumnya."Bu Milla, semua orang yang berjaga di luar juga sudah kami tangkap. Ini dia pemimpin mereka. Anda bisa tanya langsung sama dia," ujar detektif pribadi.Salah satu pria yang membuntuti Milla tadi bahkan tidak tahu apa yang terjadi. Tiba-tiba saja, dia sudah diikat erat."Siapa yang nyuruh kalian menculikku?" Milla melepas topinya dan merapikan roknya yang berantakan."Kami nggak tahu. Nona, tolong lepaskan kami. Kami cuma menjalankan perintah setelah dibayar." Kedua preman itu mulai memohon ampun."Aku akan ampuni kalian kalau kalian bilang siapa yang suruh kalian melakukan ini. Kalau nggak, jangan harap aku akan melepaskan kalian," ancam Milla dengan kejam."Kami benaran nggak
Read more

Bab 73 Siapa yang Menculik Siapa?

"Baik." Detektif itu langsung menyetujuinya dan bertanya lagi, "Kalau begitu, apa Anda masih mau ke rumah sakit?""Mau." Milla berpikir sejenak, lalu berkata, "Kalau Sunny ingin sekali bertemu denganku, aku akan temui dia supaya dia menyerah.""Baiklah. Kami akan berjaga di luar pintu dan nggak akan membiarkan Anda dalam bahaya," jamin detektif tersebut.....Rumah Sakit Kasih, Kamar No. 903.Milla mendorong pintu dan masuk ke kamar. Dia melihat Sunny yang terbaring di tempat tidur dengan kaki dan tangan yang terbalut gips. Kondisinya tampak sangat menyedihkan. Wajahnya polos tanpa riasan, kulitnya tampak kusam dan tidak terawat.Bagi seseorang yang selalu tampil dengan riasan tebal, wajah aslinya tanpa makeup memang sedikit mengejutkan."Milla?!"Melihat Milla masuk, Sunny bergumam sambil menggertakkan giginya, "Dasar si Mark ini!"Kenapa dia malah mengantarkan Milla ke sini tanpa pemberitahuan lebih dulu? Sunny bahkan belum berdandan dan bersiap-siap sama sekali. Selain itu, sekujur
Read more

Bab 74 Aku Terlalu Memanjakanmu

Milla duduk di dalam mobil detektif pribadi di lantai bawah dengan tenang. Matanya yang bundar memancarkan kilatan dingin dan tajam.Sunny memang kurang pintar. Setiap kali berurusan dengannya, Milla bahkan tidak perlu turun tangan sendiri."Bu Milla." Suara detektif pribadi itu memotong pikirannya. "Orang yang tadi Anda sebut ... masih mengikuti di belakang."Milla mengangkat matanya dan merasa agak terkejut saat melihat ke kaca spion.Benar saja, mobil Maybach hitam milik Chris berhenti di belakang mereka. Dia tertawa kecil dengan pasrah, lalu berkata, "Baiklah, nggak ada lagi yang perlu dikhawatirkan. Terima kasih atas bantuan kalian hari ini, aku pergi dulu.""Anda adalah sahabat terbaik nona kami, nggak usah sungkan," ujar detektif dengan sopan.Milla berjalan menuju Maybach yang menunggu di belakang. Sang sopir segera membukakan pintu untuknya.Saat masuk, dia melirik Chris sekilas, lalu membuka kulkas mini di dalam mobil dengan santai dan mengambil sebotol air. Setelah menenggak
Read more

Bab 75 Jangan Tebak Isi Hati Chris

"Apa maksud Pak Chris?" Milla tetap membelakanginya dan merasa marah karena dihardik seperti itu."Kamu bahkan nggak mengerti maksudku? Apa menurutmu, kamu sudah menjalankan tugas sebagai istri?" Suara Chris semakin rendah dan membawa nada peringatan yang kuat.Milla menarik napas dalam-dalam, berusaha menahan emosinya dan membalas, "Kamu menuntut aku menjalankan kewajiban sebagai istri, tapi kenapa kamu nggak bertanya dulu, apa ada yang menjalankan tugas sebagai suami?"Milla benar-benar merasa kesal. Setelah berkata demikian, dia langsung membalikkan badan dan pergi dengan langkah cepat.Namun, baru berjalan beberapa langkah, dia melihat seorang pelayan membawa Luis duduk di ruang kerja."Pak Luis? Kenapa kamu datang?" tanya Milla dengan curiga."Aku datang untuk mengobati Pak Chris." Luis mengelus janggut putihnya sambil menjawab.Saat itu juga, pintu kamar mandi terbuka dan Chris keluar dengan bertumpu pada tongkat. Seorang pelayan buru-buru maju untuk membantunya duduk agar Luis b
Read more

Bab 76 Tiaranya Terlalu Berat

"Baik, kamu layani mereka dulu, aku segera ke sana." Selesai bicara, Milla buru-buru meletakkan kotak, lalu mengenakan jas dan mengambil tas untuk pergi.Tim investigasi datang untuk menyelidiki dugaan plagiarisme proposal. Mereka bekerja secara profesional, menginterogasi satu per satu anggota tim proyek. Termasuk Milla, hampir semua karyawan yang terlibat dalam diskusi proposal dapat menjawab detailnya dengan lancar.Saat istirahat siang, Milla bertanya dengan sopan, "Apakah para ahli sudah memiliki kesimpulan terkait kasus ini?"Anggota tim investigasi menggeleng, lalu berkata kepada Milla, "Terus terang, kami datang ke sini setelah selesai menyelidiki Grup Bakhtiar. Sebelum datang, ketua dan beberapa juri yang hadir saat itu sudah menjelaskan secara garis besar. Kami sudah punya dugaan, tapi nggak nyangka akan sesulit ini mengumpulkan bukti."Milla mengerti maksudnya. Keluarga Bakhtiar mengatur segalanya dengan sangat rapi kali ini, membuat tim investigasi kesulitan."Bu Milla, ada
Read more

Bab 77 Umpan

Milla tidak berpikir terlalu jauh. Setelah makan siang hingga kenyang, dia kembali bekerja sebagai karyawan yang berdedikasi.Sore harinya, tim investigasi menyelesaikan sesi interogasi mereka. Mereka merapikan barang dan bersiap untuk pergi.Sebelum pergi, mereka tidak lupa menyatakan sikap mereka, "Bu Milla, Grup Jauhari nggak dapat menunjukkan bukti apa pun untuk membuktikan kalian nggak bersalah.""Sekarang, kesaksian Grup Bakhtiar dan opini publik di internet mengarah ke kalian! Kami punya alasan kuat untuk percaya Grup Jauhari sulit melepaskan diri dari tuduhan plagiarisme proposal!""Tolong beri kami satu kesempatan lagi! Produk baru kami sudah siap. Kalau dihentikan saat ini, dampaknya terhadap Grup Jauhari akan sangat besar ...." Milla dan beberapa kepala divisi parfum mengejar tim investigasi, berusaha untuk memperjuangkan kesempatan."Nggak ada gunanya membahas ini sekarang, kecuali kalian bisa memberikan bukti!" Anggota tim investigasi tampak meremehkan. Mereka berjalan tan
Read more

Bab 78 Mata-Mata

Cahaya yang tiba-tiba menyala membuat orang yang berniat jahat itu refleks mundur. Dia ingin melarikan diri, tetapi langsung ditahan oleh beberapa satpam yang sudah lama bersiaga di pintu."Bu ... Bu Milla ... bukannya kamu sudah pulang?"Orang itu ditekan di meja hingga wajahnya menempel di permukaan meja yang dingin. Dia menatap Milla dengan tatapan tidak percaya.Milla menatapnya dengan tatapan tajam saat menyahut, "Bukan cuma aku yang belum pulang, tim investigasi juga belum pergi. Semua yang barusan kamu katakan, kami sudah dengar."Begitu dia selesai bicara, beberapa anggota tim investigasi dan pemimpin divisi parfum juga masuk. Mereka semua menatap pria itu dengan tajam."Aku nggak nyangka, ternyata kamu pengkhianat itu, Reza." Milla menghela napas. "Saat tim medis pergi ke daerah terpencil, ada banyak kejanggalan setelah kejadian itu. Aku sudah lama mencurigai ada mata-mata Grup Bakhtiar dalam tim, tapi aku nggak nyangka orang itu adalah kamu.""Bukan ... bukan aku!" Reza panik
Read more

Bab 79 Menaklukkan Grup Mahendra

Milla mengedipkan mata bulatnya dan menyahut, "Kamu yang paling tinggi dan paling kuat, jadi paling tahan dipukul.""Hah?" Tommy menggaruk kepalanya dengan ekspresi canggung.Seketika, semua orang tertawa. Milla juga tertawa. "Bercanda! Aku memilihmu karena kamu sangat berani dan setia. Kamu melakukannya dengan sangat baik!""Aku jamin, parfum baru kita akan menjadi bintang yang menyelamatkan seluruh divisi. Saat itu tiba, gajimu bisa naik lima kali lipat."Seketika, sorakan penuh semangat bergema di ruangan.....Setelah menyelesaikan kasus pengkhianatan yang berturut-turut, Milla merasa sangat lega. Namun, yang lebih melegakan adalah ketika dia pulang ke rumah, dia tidak melihat Chris.Malam itu, dia tidur dengan sangat nyenyak.....Keesokan siang, Milla mengajak Joy makan siang. Melihat meja yang penuh dengan hidangan lezat, Joy berseru kaget, "Ada apa denganmu hari ini? Kok mendadak jadi royal begini?""Belakangan ini aku sering merepotkanmu, jadi traktiran ini sebagai ucapan teri
Read more

Bab 80 Chris Sangat Menyebalkan

Milla mengatupkan bibirnya, menatap Chris yang duduk tenang di tengah. Alis Chris yang tebal tampak berkerut, matanya tak sedikit pun terangkat ....Ditekan begitu ketat, terus-menerus disudutkan, apakah ini masih disebut presentasi kerja sama? Ini sudah masuk ke ranah serangan pribadi, bukan?"Bu Milla nggak bisa menjawab?" Manajer Yoan melihat wajah Chris semakin muram. Saat mengira dugaannya benar, yaitu bos besar tidak menyukai proposal Milla, dia pun semakin berani menekan. "Kalau begitu, karena kalian bahkan nggak mempertimbangkan hal dasar ini, kerja sama hari ini ....""Cukup!" Chris tiba-tiba bersuara, membanting proposal di tangannya ke meja dengan suara nyaring. "Sampai di sini saja untuk hari ini!"Wilson yang berdiri di belakangnya langsung merasa tegang, takut kalau ada orang bodoh di sekitar yang menanyakan sesuatu yang lebih berbahaya."Bu Milla, silakan kembali dan tunggu pemberitahuan." Di hadapan orang lain, Wilson tidak berani menunjukkan sikap yang terlalu ramah.M
Read more
PREV
1
...
678910
...
16
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status