Share

Bab 71 Ketemu Dia Lagi

Author: Syakia
Pria di sebelahnya sengaja mengangkat nomor lelangnya di depan wajah Milla, tetapi menjauhkan nomor itu dari wajahnya sendiri. Milla semakin yakin bahwa dugaannya benar.

Untungnya, dia sudah bersiap lebih awal.

Setelah itu, peserta lain juga mulai mengajukan tawaran. Namun, setiap kali Milla mengangkat nomornya, pria di sampingnya selalu mengikuti. Milla diam-diam menahan napas dan memperhatikan bahwa pria itu tampaknya mengawasi setiap gerakannya dengan cermat.

Milla memanfaatkan situasi ini dengan berpura-pura merasa pusing. Dia mengusap pelipisnya, lalu bangkit dan berjalan menuju pintu keluar.

Pria di sampingnya tampak tidak menyangka bahwa Milla akan tiba-tiba keluar. Setelah ragu beberapa saat, dia langsung berlari menyusulnya. Milla mempercepat langkah dan berpura-pura hampir kehilangan keseimbangan beberapa kali.

Namun, tepat saat dia mencapai barisan kursi paling belakang, tiba-tiba, sebuah lengan terentang dari sisi kiri dan menghalangi jalannya. Milla terpeleset dan langsung
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 72 Chris Paranoid

    Di dalam mobil van.Begitu Milla dilempar ke dalam van, orang-orang di dalam mobil segera bertindak dan melindunginya. Dalam sekejap, dua pria yang mengejarnya langsung berada di bawah kendali penuh. Mereka menekan kedua pria itu dengan kekuatan sepuluh kali lipat dari bagaimana mereka menekan Milla sebelumnya."Bu Milla, semua orang yang berjaga di luar juga sudah kami tangkap. Ini dia pemimpin mereka. Anda bisa tanya langsung sama dia," ujar detektif pribadi.Salah satu pria yang membuntuti Milla tadi bahkan tidak tahu apa yang terjadi. Tiba-tiba saja, dia sudah diikat erat."Siapa yang nyuruh kalian menculikku?" Milla melepas topinya dan merapikan roknya yang berantakan."Kami nggak tahu. Nona, tolong lepaskan kami. Kami cuma menjalankan perintah setelah dibayar." Kedua preman itu mulai memohon ampun."Aku akan ampuni kalian kalau kalian bilang siapa yang suruh kalian melakukan ini. Kalau nggak, jangan harap aku akan melepaskan kalian," ancam Milla dengan kejam."Kami benaran nggak

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 73 Siapa yang Menculik Siapa?

    "Baik." Detektif itu langsung menyetujuinya dan bertanya lagi, "Kalau begitu, apa Anda masih mau ke rumah sakit?""Mau." Milla berpikir sejenak, lalu berkata, "Kalau Sunny ingin sekali bertemu denganku, aku akan temui dia supaya dia menyerah.""Baiklah. Kami akan berjaga di luar pintu dan nggak akan membiarkan Anda dalam bahaya," jamin detektif tersebut.....Rumah Sakit Kasih, Kamar No. 903.Milla mendorong pintu dan masuk ke kamar. Dia melihat Sunny yang terbaring di tempat tidur dengan kaki dan tangan yang terbalut gips. Kondisinya tampak sangat menyedihkan. Wajahnya polos tanpa riasan, kulitnya tampak kusam dan tidak terawat.Bagi seseorang yang selalu tampil dengan riasan tebal, wajah aslinya tanpa makeup memang sedikit mengejutkan."Milla?!"Melihat Milla masuk, Sunny bergumam sambil menggertakkan giginya, "Dasar si Mark ini!"Kenapa dia malah mengantarkan Milla ke sini tanpa pemberitahuan lebih dulu? Sunny bahkan belum berdandan dan bersiap-siap sama sekali. Selain itu, sekujur

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 74 Aku Terlalu Memanjakanmu

    Milla duduk di dalam mobil detektif pribadi di lantai bawah dengan tenang. Matanya yang bundar memancarkan kilatan dingin dan tajam.Sunny memang kurang pintar. Setiap kali berurusan dengannya, Milla bahkan tidak perlu turun tangan sendiri."Bu Milla." Suara detektif pribadi itu memotong pikirannya. "Orang yang tadi Anda sebut ... masih mengikuti di belakang."Milla mengangkat matanya dan merasa agak terkejut saat melihat ke kaca spion.Benar saja, mobil Maybach hitam milik Chris berhenti di belakang mereka. Dia tertawa kecil dengan pasrah, lalu berkata, "Baiklah, nggak ada lagi yang perlu dikhawatirkan. Terima kasih atas bantuan kalian hari ini, aku pergi dulu.""Anda adalah sahabat terbaik nona kami, nggak usah sungkan," ujar detektif dengan sopan.Milla berjalan menuju Maybach yang menunggu di belakang. Sang sopir segera membukakan pintu untuknya.Saat masuk, dia melirik Chris sekilas, lalu membuka kulkas mini di dalam mobil dengan santai dan mengambil sebotol air. Setelah menenggak

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 75 Jangan Tebak Isi Hati Chris

    "Apa maksud Pak Chris?" Milla tetap membelakanginya dan merasa marah karena dihardik seperti itu."Kamu bahkan nggak mengerti maksudku? Apa menurutmu, kamu sudah menjalankan tugas sebagai istri?" Suara Chris semakin rendah dan membawa nada peringatan yang kuat.Milla menarik napas dalam-dalam, berusaha menahan emosinya dan membalas, "Kamu menuntut aku menjalankan kewajiban sebagai istri, tapi kenapa kamu nggak bertanya dulu, apa ada yang menjalankan tugas sebagai suami?"Milla benar-benar merasa kesal. Setelah berkata demikian, dia langsung membalikkan badan dan pergi dengan langkah cepat.Namun, baru berjalan beberapa langkah, dia melihat seorang pelayan membawa Luis duduk di ruang kerja."Pak Luis? Kenapa kamu datang?" tanya Milla dengan curiga."Aku datang untuk mengobati Pak Chris." Luis mengelus janggut putihnya sambil menjawab.Saat itu juga, pintu kamar mandi terbuka dan Chris keluar dengan bertumpu pada tongkat. Seorang pelayan buru-buru maju untuk membantunya duduk agar Luis b

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 76 Tiaranya Terlalu Berat

    "Baik, kamu layani mereka dulu, aku segera ke sana." Selesai bicara, Milla buru-buru meletakkan kotak, lalu mengenakan jas dan mengambil tas untuk pergi.Tim investigasi datang untuk menyelidiki dugaan plagiarisme proposal. Mereka bekerja secara profesional, menginterogasi satu per satu anggota tim proyek. Termasuk Milla, hampir semua karyawan yang terlibat dalam diskusi proposal dapat menjawab detailnya dengan lancar.Saat istirahat siang, Milla bertanya dengan sopan, "Apakah para ahli sudah memiliki kesimpulan terkait kasus ini?"Anggota tim investigasi menggeleng, lalu berkata kepada Milla, "Terus terang, kami datang ke sini setelah selesai menyelidiki Grup Bakhtiar. Sebelum datang, ketua dan beberapa juri yang hadir saat itu sudah menjelaskan secara garis besar. Kami sudah punya dugaan, tapi nggak nyangka akan sesulit ini mengumpulkan bukti."Milla mengerti maksudnya. Keluarga Bakhtiar mengatur segalanya dengan sangat rapi kali ini, membuat tim investigasi kesulitan."Bu Milla, ada

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 77 Umpan

    Milla tidak berpikir terlalu jauh. Setelah makan siang hingga kenyang, dia kembali bekerja sebagai karyawan yang berdedikasi.Sore harinya, tim investigasi menyelesaikan sesi interogasi mereka. Mereka merapikan barang dan bersiap untuk pergi.Sebelum pergi, mereka tidak lupa menyatakan sikap mereka, "Bu Milla, Grup Jauhari nggak dapat menunjukkan bukti apa pun untuk membuktikan kalian nggak bersalah.""Sekarang, kesaksian Grup Bakhtiar dan opini publik di internet mengarah ke kalian! Kami punya alasan kuat untuk percaya Grup Jauhari sulit melepaskan diri dari tuduhan plagiarisme proposal!""Tolong beri kami satu kesempatan lagi! Produk baru kami sudah siap. Kalau dihentikan saat ini, dampaknya terhadap Grup Jauhari akan sangat besar ...." Milla dan beberapa kepala divisi parfum mengejar tim investigasi, berusaha untuk memperjuangkan kesempatan."Nggak ada gunanya membahas ini sekarang, kecuali kalian bisa memberikan bukti!" Anggota tim investigasi tampak meremehkan. Mereka berjalan tan

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 78 Mata-Mata

    Cahaya yang tiba-tiba menyala membuat orang yang berniat jahat itu refleks mundur. Dia ingin melarikan diri, tetapi langsung ditahan oleh beberapa satpam yang sudah lama bersiaga di pintu."Bu ... Bu Milla ... bukannya kamu sudah pulang?"Orang itu ditekan di meja hingga wajahnya menempel di permukaan meja yang dingin. Dia menatap Milla dengan tatapan tidak percaya.Milla menatapnya dengan tatapan tajam saat menyahut, "Bukan cuma aku yang belum pulang, tim investigasi juga belum pergi. Semua yang barusan kamu katakan, kami sudah dengar."Begitu dia selesai bicara, beberapa anggota tim investigasi dan pemimpin divisi parfum juga masuk. Mereka semua menatap pria itu dengan tajam."Aku nggak nyangka, ternyata kamu pengkhianat itu, Reza." Milla menghela napas. "Saat tim medis pergi ke daerah terpencil, ada banyak kejanggalan setelah kejadian itu. Aku sudah lama mencurigai ada mata-mata Grup Bakhtiar dalam tim, tapi aku nggak nyangka orang itu adalah kamu.""Bukan ... bukan aku!" Reza panik

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 79 Menaklukkan Grup Mahendra

    Milla mengedipkan mata bulatnya dan menyahut, "Kamu yang paling tinggi dan paling kuat, jadi paling tahan dipukul.""Hah?" Tommy menggaruk kepalanya dengan ekspresi canggung.Seketika, semua orang tertawa. Milla juga tertawa. "Bercanda! Aku memilihmu karena kamu sangat berani dan setia. Kamu melakukannya dengan sangat baik!""Aku jamin, parfum baru kita akan menjadi bintang yang menyelamatkan seluruh divisi. Saat itu tiba, gajimu bisa naik lima kali lipat."Seketika, sorakan penuh semangat bergema di ruangan.....Setelah menyelesaikan kasus pengkhianatan yang berturut-turut, Milla merasa sangat lega. Namun, yang lebih melegakan adalah ketika dia pulang ke rumah, dia tidak melihat Chris.Malam itu, dia tidur dengan sangat nyenyak.....Keesokan siang, Milla mengajak Joy makan siang. Melihat meja yang penuh dengan hidangan lezat, Joy berseru kaget, "Ada apa denganmu hari ini? Kok mendadak jadi royal begini?""Belakangan ini aku sering merepotkanmu, jadi traktiran ini sebagai ucapan teri

Latest chapter

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 270 Pembunuhan

    Milla buru-buru menyembunyikan rasa cemasnya dan menenangkan Graham, "Guru, jangan khawatir. Kali ini benar-benar cuma mati lampu biasa."Sekitar satu menit kemudian, lampu di aula jamuan kembali menyala.Manajer aula menjelaskan dengan malu, "Mohon maaf sebesar-besarnya, tadi terjadi pemadaman listrik yang tak terduga. Sistem kami sudah otomatis menyalakan genset cadangan dan dipastikan nggak akan terjadi lagi. Silakan dilanjutkan.""Kita lanjutkan saja," ujar Alfie yang statusnya paling tinggi di antara para kepala keluarga yang hadir di atas panggung.Namun, begitu mereka saling menoleh, ekspresi masing-masing berubah kaget."Maalih!""Guru?""Apa yang terjadi?"Milla, Alfie, dan dua kepala keluarga lainnya berseru bersamaan.Milla segera memeluk tubuh Graham dan memeriksanya. Dia melihat tubuh pria tua itu lemas dan kaku di kursinya, bahkan sudut bibirnya tampak sedikit berkedut."Cepat panggil dokter!" teriak Milla sambil memegangi tubuh Graham. Asisten Graham yang duduk di bawah

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 269 Mimpi Buruk Terulang

    "Mm ...."Belum sempat mendapat jawaban, yang datang malah sebuah ciuman yang begitu mendominasi. Milla terkejut sejenak, tubuhnya menegang. Dia buru-buru mendorong pria di atasnya.Gerakan Chris pun sedikit terhenti, tetapi dia tetap menatap mata jernih Milla dari jarak yang begitu dekat. Dengan napas yang cepat dan kuat, dia berucap, "Maaf."Penolakan yang hendak Milla ucapkan seketika tertelan oleh kata itu dan tatapan penuh perasaan milik Chris. Tanpa sadar, dia membiarkan dirinya dicium. Tubuh mereka perlahan bergerak ke arah sofa di dalam ruangan."Ini cuma ruang istirahat ...." Milla menyuarakan kekhawatirannya di sela ciuman."Wilson jaga di luar," balas Chris dengan tenang, menjawab keraguannya.Mereka akhirnya sampai di sofa. Namun, dari luar tiba-tiba terdengar suara Wilson yang berjaga di depan pintu."Pak Chris, pihak Keluarga Yunanda mengirim undangan makan malam. Mereka ingin tahu apa Pak Chris akan hadir malam ini?"Gerakan Chris sempat terhenti, satu tangan besarnya ma

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 268 Diam-Diam Menukar

    Chris menutup pintu pelan-pelan, lalu duduk di ruang istirahat sebelah.Beberapa saat kemudian, Wilson kembali melapor, "Pak, dugaanmu benar. Pelayan itu keluar dari ruang istirahat dan langsung menemui Pak Alfie. Setelah itu, kepala pelayan Keluarga Yunanda mengirim orang ke rumah sakit untuk melakukan tes DNA.""Tapi, seluruh proses dilakukan mereka sendiri tanpa campur tangan orang luar. Barang yang pelayan itu ambil dari tubuh Nyonya di ruang istirahat nggak sempat kutukar. Jadi, aku langsung atur orang di pusat. Rencananya dia akan mengambil tindakan di tahap akhir."Chris mengangguk. "Yang penting hasil yang Keluarga Yunanda terima bukan hasil yang mereka inginkan. Kamu boleh pakai cara apa pun.""Baik, Pak." Wilson menerima perintah, lalu bertanya lagi, "Kenapa Pak Chris nggak masuk?""Jarang-jarang dia bisa tidur dengan tenang." Chris menjawab, bibirnya melengkung membentuk senyuman tipis."Pak, Keluarga Yunanda tahu soal kedatanganmu. Mereka ingin mengundangmu ke paviliun atas

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 267 Jawaban di dalam Hati

    "Kenapa kamu nggak bilang dari awal?" Wilson melihat ekspresi Chris yang sangat suram, tak kuasa untuk menegur.Pengawal itu merasa sangat tertekan, tetapi tak berani menjawab. Wilson segera berbalik ke arah Chris. "Pak, ini semua kesalahanku. Aku pikir akan lebih mudah kalau menggunakan wajah baru supaya urusan lebih lancar. Dia baru bergabung dengan perusahaan, jadi nggak tahu identitas Bu Milla."Chris tetap diam, pikirannya berputar dengan cepat. Tadi dia melihat sendiri pertandingan kedua, juga menyadari bahwa wanita itu tampak tidak enak badan. Kalau tidak, dengan kemampuannya, membedakan 20 jenis aroma itu sangatlah mudah. Bagaimana bisa salah dua?Selain itu, kenapa neneknya memintanya untuk melindungi wanita itu? Apa yang salah dengan kunjungan Milla ke Keluarga Yunanda?Dia teringat akan momen ketika Tessa dan Nayla minum kopi bersama. Apa mungkin itu adalah permintaan pribadi dari ibu Milla?Ada berbagai pertanyaan di benak Chris. Dia segera menghubungi Tessa dan langsung be

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 266 Yang Kulindungi Memang Bu Milla

    Juri sudah naik ke panggung, meminta kedua peserta untuk bersiap.Milla tampak agak pasrah saat melangkah ke atas panggung. Kedua peserta memberi isyarat bahwa mereka sudah siap. Suara penanda dimulainya waktu pun terdengar seketika.Tak lama kemudian, Milla menyelesaikan lebih dulu. Tak sampai satu menit kemudian, genius yang memiliki penciuman tajam dari Melasa juga menyelesaikan tantangannya.Juri berjalan menuju kartu jawaban mereka, memeriksa satu per satu, lalu mengumumkan, "Peserta pria salah mengidentifikasi tiga aroma, peserta wanita salah dua. Hasil akhirnya, Bu Milla tetap menang!""Selamat, Pak Graham! Muridmu benar-benar luar biasa!" puji juri tak bisa menahan kekagumannya.Graham pun naik ke panggung, berdiri di samping Milla, dan berkata sambil tersenyum, "Penciuman muridku ini lebih cocok untuk mengenali herbal, soal rempah-rempah dia masih kurang ahli. Mohon dimaklumi ya."Milla mengedipkan mata indahnya, tatapannya tanpa sadar tertuju ke arah Keluarga Yunanda yang dud

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 265 Tanaman Obat Terakhir

    Di dunia bisnis Negara Melasa, Graham punya pengaruh yang cukup besar. Apalagi, dia dengan sengaja menggiring tantangan yang dibawa Maalih menjadi pertandingan antara warga lokal dan orang asing. Dengan begitu, siapa pun yang menjadi perwakilannya, apakah itu anggota Keluarga Angle atau bukan juga tidak lagi menjadi masalah.Begitu Graham menyatakan sikapnya, para tamu langsung mendukung. Maalih pun tak bisa berkata apa-apa. Milla juga tak punya pilihan lain selain maju dengan nekat.Supaya adil, 20 jenis bahan obat yang akan diuji padanya tetap dipilih oleh lima orang perantara tadi. Graham sendiri mengambil posisi terakhir dan memasukkan bahan pilihannya ke empat kotak paling akhir, lalu menutupnya rapat."Setelah semua diperiksa, silakan Nona Milla mulai proses identifikasi!" seru salah satu juri internasional.Milla berdiri di depan kotak pertama. Dia terdiam sejenak dan menarik napas dalam-dalam, lalu mulai berkonsentrasi penuh. Untungnya, semua memori masa kecilnya saat di rumah

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 264 Memberi Surat Tantangan

    Milla tidur sangat nyenyak di rumah Keluarga Dolken.Para pelayan di rumah itu juga sangat perhatian. Segala keperluan di kamarnya, mulai dari makanan, pakaian, hingga perlengkapan mandi, semua sudah disiapkan dengan rapi dan mudah dijangkau.Keesokan siangnya, Graham mengajak Milla menghadiri perayaan 100 tahun Keluarga Angle. Di dalam mobil, Graham bertanya, "Dengar-dengar, kakekmu itu ahli pengobatan?""Kenapa Guru bisa tahu sampai itu juga?" Milla terlihat terkejut."Benar, Kakekku memang tabib yang cukup terkenal di daerah kami. Di rumahnya ada halaman yang sangat besar, penuh dengan berbagai jenis tanaman obat. Waktu kecil aku sering main di sana, bahkan pernah bantu Kakek menjemur ramuan.""Hmm ...." Graham mengangguk dalam-dalam. "Dengan keberadaan kakekmu, meskipun ada anggota keluargamu yang sakit-sakitan, sama saja seperti punya senjata pemungkas di tangan ...."Milla tidak begitu paham maksudnya, tapi Graham juga tidak berencana menjelaskan lebih lanjut. "Hari ini di acara

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 263 Keluarga Dolken

    "Guru, mau kuantarkan pulang?" tanya Milla pada Graham.Graham ragu-ragu sejenak melihat tatapan cerah Milla, lalu mengangguk. "Oke!"Milla berbalik dan berkata pada Zeno, "Pak Zeno, kejadian barusan cukup mengagetkan. Aku mau antar guruku pulang dulu ke rumah Keluarga Dolken supaya dia bisa tenang sedikit.""Baik, kita kontak lagi nanti." Zeno tampak sangat pengertian, bahkan menyingkir sedikit memberi jalan.Milla menggandeng Graham keluar. Asisten Graham yang menunggu di luar tampak cemas. Begitu melihat mereka keluar, dia langsung menghampiri dengan suara panik, "Pak Graham! Milla! Kalian nggak apa-apa, 'kan?""Kalau ada apa-apa, sudah telat kamu datang sekarang!" Graham langsung menghardik dengan nada tidak senang.Si asisten hanya bisa menggaruk-garuk kepala dengan malu.Di saat itu juga, Milla melihat sosok pria bertubuh besar di kerumunan. Orang yang katanya ditugaskan untuk melindunginya, tapi malah datang lebih lambat dari Zeno ....Saat pria itu mengangkat tangan seperti mem

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 262 Kawan atau Lawan?

    Di luar, kekacauan berlangsung selama kurang lebih setengah jam.Milla dan Graham mendengar seseorang di luar berseru bahwa listrik sudah kembali menyala! Setelah kegaduhan awal mereda, suasana menjadi lebih tenang. Mereka sedang menimbang-nimbang kapan waktu yang tepat untuk keluar, ketika tiba-tiba kegaduhan kembali terdengar.Seseorang membentak keras, "Jangan bergerak!"Lalu, terdengar jeritan para pengunjung restoran.Milla dan Graham langsung menyadari bahwa situasinya memburuk. Mereka saling berpandangan, lalu menahan napas. Tak lama kemudian, suara-suara langkah kaki masuk ke dapur."Ada yang lihat seorang wanita muda dan pria tua? Orang asing!" tanya sebuah suara pria yang serak."Nggak ada ...." Para staf dapur menjawab dengan penuh keraguan."Belum lihat sudah bilang nggak ada?!" Pria itu langsung meledak marah dan terdengar suara pecahan keras yang membuat semua orang terkejut dan panik."Sumpah saya nggak lihat! Tadi gelap sekali, semua serba kacau, saya nggak lihat satu o

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status