Share

Bab 56 Dia Cemburu

Penulis: Syakia
Mengikuti arah pandangan Milla, Kenrick menatap ke arah gudang.

Di depan gudang, seorang pria menundukkan kepalanya dan berkata, "Nggak ada ... kami sudah periksa dengan teliti. Obat-obatan ini belum kedaluwarsa."

"Nggak ada satu pun yang kedaluwarsa?"

"Nggak ada satu pun." Pria yang keluar dari gudang menggelengkan kepalanya.

Beberapa orang yang masih curiga langsung berdesakan masuk ke gudang untuk mengecek sendiri. Meski kebanyakan warga desa memiliki tingkat pendidikan yang rendah, mereka tetap bisa membaca tanggal kedaluwarsa yang tertera.

Semua obat ini baru saja diproduksi dalam waktu dekat dan tanggal kedaluwarsanya masih jauh!

"Sekarang semua sudah tenang?"

Milla dan Kenrick melangkah ke depan dan melewati kerumunan, lalu berdiri di atas sebuah batu besar dan berkata, "Aku bisa jamin pada kalian semua, sejak awal divisi medis Grup Jauhari didirikan, tujuannya adalah untuk menyelamatkan nyawa dan membantu yang membutuhkan! Grup Jauhari nggak akan pernah melanggar prinsip ini!"

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 57 Bagaimana Tidurnya Malam Ini?

    Di saat Milla masuk ke mobil, Wilson beranjak turun. Di dalam mobil hanya tersisa Milla dan Chris."Pak Chris ... kenapa kamu ke sini ...?"Di tengah pegunungan terpencil ini, bisa melihat Chris secara langsung terasa sangat aneh baginya. Sebelum dia sempat berpikir lebih jauh, Chris sudah berkata, "Kamu bilang mau pulang. Kenapa nggak pulang?""Hah?"Milla menatapnya dengan kaget. Jadi hanya karena ini? Tidak perlu mengejarku sampai ke sini untuk menanyakan itu, 'kan?"Pak Chris cari aku karena ada urusan?" tanyanya."Nggak ada. Aku cuma kebetulan mengunjungi daerah yang pernah didanai perusahaan. Lalu kudengar kamu ada di sini, jadi sekalian mampir." Chris menundukkan pandangannya, tidak melihat Milla."Oh."Milla mengikuti arah pandangnya dan tanpa sadar memperhatikan kaki Chris yang kini tampak bersilang dengan santai. Dia mengatupkan bibir dan berusaha menahan diri."Kalau ada yang ingin kamu tanyakan, bilang saja!" ujar Chris dengan tidak sabar."Kakimu ....""Menurutmu, dengan a

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 58 Lukanya

    "Kalau capek tidur dulu."Chris sepertinya menangkap ketidaknyamanan yang tersembunyi dalam ekspresi Milla. Dia berkata dengan perhatian, "Situasi di gunung nggak aman di malam hari, mereka berdua akan bergantian jaga malam."Dengan kata lain, Milla akan tidur di tenda sendiri, Chris juga sendiri, sementara empat pengawal akan berjaga dua orang di setiap sesi secara bergantian.Milla langsung mengerti maksudnya dan merasa lebih tenang. Ketegangan di bahunya juga agak mengendur. "Aku belum ngantuk. Nyalain api saja dulu."Api unggun yang mereka buat benar-benar besar!Para pengawal Grup Mahendra memang bukan orang sembarangan. Entah dari mana mereka mendapatkan begitu banyak bahan bakar yang cocok untuk membuat api unggun sebesar ini. Mungkin mereka memang sudah mempersiapkan semuanya sebelum berangkat.Chris duduk dengan santai di samping api unggun.Awalnya, Milla ingin duduk di depannya. Namun, arah angin tidak memungkinkan siapa pun untuk duduk di sana. Jadi, dia tidak punya pilihan

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 59 Perasaan Aman yang Diberikannya

    Milla refleks menutupi dadanya dengan kedua tangan karena terkejut melihat Chris masuk ke dalam tendanya."Cepat keluar! Gunung di sekitar sini nggak stabil! Ada bahaya!" seru Chris.Milla butuh beberapa detik untuk memproses ucapannya, lalu mengikuti Chris keluar dari tenda dengan panik. Ternyata, getaran yang dia rasakan tadi adalah tanda awal dari tanah longsor."Pak Chris, jalan di depan masih belum bisa dilalui mobil. Kita cuma bisa jalan kaki," lapor Wilson yang baru saja kembali dengan wajah cemas. Saat berbicara, dia juga melirik ke arah Milla.Chris menatapnya. "Gimana lukamu?""Nggak masalah," jawab Milla dengan tegas.Melihat keraguan di mata Chris, Wilson maju dan menawarkan, "Nyonya, kami bisa angkat Anda kalau perlu."Milla tertawa mendengarnya. Tentu saja dia tidak selemah itu. "Bahkan sebelum lukaku dirawat saja aku masih bisa jalan seperti biasa, apalagi sekarang sudah diperban."Sambil bicara, dia mengemas barang-barangnya ke dalam ransel dengan cekatan. "Tunggu apa l

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 60 Tidur di Gubuk

    Para pria itu tampak kampungan sehingga semakin membuat wanita yang tampak lemah itu terlihat tidak cocok dengan mereka. Milla diam-diam mulai menebak-nebak identitas mereka, lalu bertanya dengan santai, "Kalian dari Desa Sriwari, bukan?"Para pria itu mengangguk. "Kalian siapa?"Milla menjelaskan identitas mereka secara singkat, lalu sengaja menekankan bahwa ayahnya adalah orang yang telah lama memberikan bantuan kepada Desa Sriwari.Begitu mendengar hal itu, sikap para pria itu langsung berubah. Mereka terlihat lebih rileks dan mulai membuka diri."Ternyata kamu ini putri dari dermawan kami! Pantas saja kamu baik hati sekali. Kebetulan, kami pergi ke kabupaten karena ada urusan, tapi dalam perjalanan pulang, kami dihantam hujan deras.""Mobil kami mogok dan kami harus berjalan sehari semalam tanpa makan dan minum. Kalau bukan karena bertemu kalian, mungkin kami nggak akan sanggup sampai ke rumah."Milla mengangguk dan menanggapi, "Kami juga terjebak hujan semalam dan nggak bisa melan

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 61 Aku Menggantikan Dia

    "Aku diculik! Aku tahu kalian bukan orang sini, tolong bawa aku pergi dari sini. Aku ingin pulang!" Suara isakan wanita itu terdengar gemetar dan putus asa.Begitu melihat Milla, dia langsung berlutut dan memeluk tangannya erat-erat. "Tolong selamatkan aku! Aku tahu kamu mau menolongku."Milla segera menariknya duduk, lalu menatap ke luar dengan waspada. "Kenapa kamu bisa keluar?""Selama dua hari ini mereka terus ngasih aku obat yang membuat tubuhku lemas dan sulit bicara. Terima kasih karena sudah nukar airku tadi. Karena itu, aku bisa kabur. Keluarga mereka sekarang lagi minum-minum, malam ini mereka akan menikahkanku sama pria bodoh itu ...."Sambil berbicara, wanita menangis tersedu-sedu, tapi dia tetap menahan diri agar tidak terlalu keras. "Aku nggak punya banyak waktu. Mereka bilang sebentar lagi seseorang akan datang untuk merias wajahku. Apa yang harus kulakukan?"Milla mengerutkan kening. Ini adalah wilayah orang-orang lokal, mereka tidak bisa bertindak gegabah. Waktunya san

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 62 Ada Aku di Sini, Siapa yang Berani Mengusikmu?

    "Sini, kalau kamu nggak bertenaga, aku bisa bantu kamu!" ujar wanita itu dengan tidak sabaran.Sambil berbicara, dia mulai melepas pakaian di tubuh Milla. Milla menggertakkan giginya dan membiarkan wanita itu menanggalkan pakaiannya demi mengulur waktu untuk orang yang melarikan diri.Sekarang, dia hanya bisa berharap Chris yang berada di dalam lemari bisa sadar diri untuk menutup matanya ....Setelah selesai berganti pakaian, Milla bahkan tidak perlu memakai perona pipi. Wajahnya sudah memerah karena malu. Wanita itu membantunya duduk di depan cermin, lalu mengamati wajahnya dengan takjub."Ya ampun, gadis ini cantiknya luar biasa! Sepanjang hidupku, aku belum pernah melihat orang secantik ini! Mirza memang bodoh, tapi lihatlah, orang bodoh memang punya keberuntungan sendiri!"Sambil terus mengoceh, wanita itu mulai merias wajah Milla dengan kosmetik murah. Setelah memoleskan bedak tebal, dia menambahkan perona pipi yang berlebihan, menyisir rambutnya tinggi-tinggi, dan menyemprotkan

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 63 Nyawa Diganti Nyawa

    Pada saat itu, Widopo tiba tepat pada waktunya. Begitu memasuki halaman rumah Mirza, dia langsung berteriak, "Apa-apaan kalian ini?! Bu Milla ini putri dari dermawan besar desa kita! Dia ini datang untuk melakukan amal, bukan untuk ikutin kekacauan kalian ini!""Tapi, mereka melepaskan istri Mirza!" Kakak Mirza masih tidak terima."Tanpa Pak Larry, dari mana keluarga kalian bisa dapat uang untuk beli istri?" Ucapannya seketika membuat suasana berubah.Orang-orang di sekitar tiba-tiba terdiam. Setelah dipikirkan dengan baik, sepertinya ucapannya memang masuk akal. Beberapa orang yang sebelumnya mengangkat sekop dan palu mulai menurunkan senjata di tangan mereka."Kalau orangnya kabur, kalian kejar saja! Memangnya orangnya bisa kembali kalau kalian habisin waktu di sini?" tanya Widopo."Benar kata Pak Widopo!" Kakak Mirza juga akhirnya menenangkan diri. Dia buru-buru memanggil para tetangga dan mengambil senter untuk mencari wanita itu."Terima kasih, Pak Widopo," ucap Milla dengan tulus

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 64 Bahaya

    Saat langit mulai terang, Milla pun terbangun. Dia langsung menyadari bahwa Chris, Wilson, dan yang lainnya sudah bangun lebih dulu dan sedang menunggunya. Setelah beres-beres, mereka pun melanjutkan perjalanan.Namun, baru beberapa langkah keluar, mereka bertemu dengan sekelompok orang yang berjalan ke arah mereka. Di barisan depan ada Kenrick, diikuti oleh beberapa pemuda lokal."Bu Milla!""Kenapa kalian ada di sini?" Milla bertanya ketika mereka mendekat."Kami melihat kalian sudah dua hari belum kembali. Beberapa warga desa datang menemuiku dan bilang bahwa hujan deras turun dua hari lalu. Kawasan ini rawan longsor dan dalam dua tahun terakhir, sudah terjadi beberapa insiden yang sama. Semua orang khawatir sama kalian, jadi kami datang mencari kalian," jelas Kenrick.Milla tersenyum tipis dan berkata kepada warga desa di belakangnya, "Terima kasih.""Orang ini ...?"Tatapan Kenrick kemudian jatuh pada Chris yang berdiri di samping Milla. Dia mengingat bahwa dia sempat melihat pria

Bab terbaru

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 266 Yang Kulindungi Memang Bu Milla

    Juri sudah naik ke panggung, meminta kedua peserta untuk bersiap.Milla tampak agak pasrah saat melangkah ke atas panggung. Kedua peserta memberi isyarat bahwa mereka sudah siap. Suara penanda dimulainya waktu pun terdengar seketika.Tak lama kemudian, Milla menyelesaikan lebih dulu. Tak sampai satu menit kemudian, genius yang memiliki penciuman tajam dari Melasa juga menyelesaikan tantangannya.Juri berjalan menuju kartu jawaban mereka, memeriksa satu per satu, lalu mengumumkan, "Peserta pria salah mengidentifikasi tiga aroma, peserta wanita salah dua. Hasil akhirnya, Bu Milla tetap menang!""Selamat, Pak Graham! Muridmu benar-benar luar biasa!" puji juri tak bisa menahan kekagumannya.Graham pun naik ke panggung, berdiri di samping Milla, dan berkata sambil tersenyum, "Penciuman muridku ini lebih cocok untuk mengenali herbal, soal rempah-rempah dia masih kurang ahli. Mohon dimaklumi ya."Milla mengedipkan mata indahnya, tatapannya tanpa sadar tertuju ke arah Keluarga Yunanda yang dud

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 265 Tanaman Obat Terakhir

    Di dunia bisnis Negara Melasa, Graham punya pengaruh yang cukup besar. Apalagi, dia dengan sengaja menggiring tantangan yang dibawa Maalih menjadi pertandingan antara warga lokal dan orang asing. Dengan begitu, siapa pun yang menjadi perwakilannya, apakah itu anggota Keluarga Angle atau bukan juga tidak lagi menjadi masalah.Begitu Graham menyatakan sikapnya, para tamu langsung mendukung. Maalih pun tak bisa berkata apa-apa. Milla juga tak punya pilihan lain selain maju dengan nekat.Supaya adil, 20 jenis bahan obat yang akan diuji padanya tetap dipilih oleh lima orang perantara tadi. Graham sendiri mengambil posisi terakhir dan memasukkan bahan pilihannya ke empat kotak paling akhir, lalu menutupnya rapat."Setelah semua diperiksa, silakan Nona Milla mulai proses identifikasi!" seru salah satu juri internasional.Milla berdiri di depan kotak pertama. Dia terdiam sejenak dan menarik napas dalam-dalam, lalu mulai berkonsentrasi penuh. Untungnya, semua memori masa kecilnya saat di rumah

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 264 Memberi Surat Tantangan

    Milla tidur sangat nyenyak di rumah Keluarga Dolken.Para pelayan di rumah itu juga sangat perhatian. Segala keperluan di kamarnya, mulai dari makanan, pakaian, hingga perlengkapan mandi, semua sudah disiapkan dengan rapi dan mudah dijangkau.Keesokan siangnya, Graham mengajak Milla menghadiri perayaan 100 tahun Keluarga Angle. Di dalam mobil, Graham bertanya, "Dengar-dengar, kakekmu itu ahli pengobatan?""Kenapa Guru bisa tahu sampai itu juga?" Milla terlihat terkejut."Benar, Kakekku memang tabib yang cukup terkenal di daerah kami. Di rumahnya ada halaman yang sangat besar, penuh dengan berbagai jenis tanaman obat. Waktu kecil aku sering main di sana, bahkan pernah bantu Kakek menjemur ramuan.""Hmm ...." Graham mengangguk dalam-dalam. "Dengan keberadaan kakekmu, meskipun ada anggota keluargamu yang sakit-sakitan, sama saja seperti punya senjata pemungkas di tangan ...."Milla tidak begitu paham maksudnya, tapi Graham juga tidak berencana menjelaskan lebih lanjut. "Hari ini di acara

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 263 Keluarga Dolken

    "Guru, mau kuantarkan pulang?" tanya Milla pada Graham.Graham ragu-ragu sejenak melihat tatapan cerah Milla, lalu mengangguk. "Oke!"Milla berbalik dan berkata pada Zeno, "Pak Zeno, kejadian barusan cukup mengagetkan. Aku mau antar guruku pulang dulu ke rumah Keluarga Dolken supaya dia bisa tenang sedikit.""Baik, kita kontak lagi nanti." Zeno tampak sangat pengertian, bahkan menyingkir sedikit memberi jalan.Milla menggandeng Graham keluar. Asisten Graham yang menunggu di luar tampak cemas. Begitu melihat mereka keluar, dia langsung menghampiri dengan suara panik, "Pak Graham! Milla! Kalian nggak apa-apa, 'kan?""Kalau ada apa-apa, sudah telat kamu datang sekarang!" Graham langsung menghardik dengan nada tidak senang.Si asisten hanya bisa menggaruk-garuk kepala dengan malu.Di saat itu juga, Milla melihat sosok pria bertubuh besar di kerumunan. Orang yang katanya ditugaskan untuk melindunginya, tapi malah datang lebih lambat dari Zeno ....Saat pria itu mengangkat tangan seperti mem

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 262 Kawan atau Lawan?

    Di luar, kekacauan berlangsung selama kurang lebih setengah jam.Milla dan Graham mendengar seseorang di luar berseru bahwa listrik sudah kembali menyala! Setelah kegaduhan awal mereda, suasana menjadi lebih tenang. Mereka sedang menimbang-nimbang kapan waktu yang tepat untuk keluar, ketika tiba-tiba kegaduhan kembali terdengar.Seseorang membentak keras, "Jangan bergerak!"Lalu, terdengar jeritan para pengunjung restoran.Milla dan Graham langsung menyadari bahwa situasinya memburuk. Mereka saling berpandangan, lalu menahan napas. Tak lama kemudian, suara-suara langkah kaki masuk ke dapur."Ada yang lihat seorang wanita muda dan pria tua? Orang asing!" tanya sebuah suara pria yang serak."Nggak ada ...." Para staf dapur menjawab dengan penuh keraguan."Belum lihat sudah bilang nggak ada?!" Pria itu langsung meledak marah dan terdengar suara pecahan keras yang membuat semua orang terkejut dan panik."Sumpah saya nggak lihat! Tadi gelap sekali, semua serba kacau, saya nggak lihat satu o

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 261 Peluang

    Graham langsung memahami maksud Milla. Tanpa berkata apa pun, dia mengikuti langkah gadis itu kembali ke arah semula.Begitu sampai di dekat pintu keluar tangga darurat, Milla sengaja membiarkan salah satu pintunya terbuka. Lalu, dia melepas sepatu hak tingginya dengan cepat dan langsung melemparkannya ke bawah tangga. Kemudian, dia menarik Graham kembali ke lorong dekat toilet tadi dengan kaki telanjang.Di sekitar mereka, restoran-restoran mulai gaduh. Para pramusaji berusaha menenangkan para tamu."Para pelanggan, mohon jangan panik. Ini hanya pemadaman sementara. Genset cadangan akan segera menyala dalam beberapa menit. Harap tetap di tempat duduk masing-masing dan jangan bergerak sembarangan agar tidak terjadi kecelakaan ...."Milla memindai sekeliling dengan cepat, lalu menarik Graham masuk ke sebuah restoran yang paling ramai."Kita bersembunyi di sini?" tanya Graham setengah bingung."Nggak," jawab Milla sambil menggeleng."Denah restoran terlalu rapi. Begitu mereka masuk dan m

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 260 Tempat Paling Berbahaya Adalah Tempat Paling Aman

    Usai meninggalkan kediaman Keluarga Angle, Graham mengajak Milla dan asistennya untuk makan malam bersama. Saat makan malam berlangsung, Graham bertemu beberapa sahabat lamanya dan asyik bernostalgia, sehingga membiarkan Milla dan asistennya duduk sendiri.Tanpa sengaja, Milla mendengar mereka menyebut-nyebut Keluarga Angle, bahkan menyinggung tentang obsesi lama Graham yang belum juga padam.Milla lalu mengaitkan satu per satu petunjuk yang dia dengar dan bertanya pada asisten Graham, "Kalau Guru orang asli Melasa dan punya keluarga sebesar ini, kenapa dia nggak pernah pulang?"Asisten itu menghela napas pelan. "Karena baginya, rumah adalah tempat yang penuh dengan luka.""Apa ada hubungannya dengan yang mereka sebut ... Yuko?" tanya Milla lagi.Beberapa sahabat Graham yang duduk tak jauh dari mereka memang menyebut nama itu beberapa kali. Bahkan saat Graham dulu bersama Gorman, pria itu juga pernah bilang bahwa Yuko adalah obsesi hidup Graham.Tatapan asisten Graham sedikit berubah.

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 259 Penerus Tuan Muda

    "Iya, dia orangnya." Milla mengangguk tanpa sungkan-sungkan.Wajah Mona dan Hara menjadi merah padam, lalu berubah pucat. "Itu ... Anda salah dengar. Yang kami maksud tadi bukan Anda ...," ucap Mona menjelaskan."Oh ya?" Graham meletakkan tangannya di belakang punggung. "Jadi siapa maksud kalian? Aku malah jadi penasaran, siapa yang pakaiannya lebih mirip pengemis daripada aku?"Graham sengaja merendahkan dirinya hingga membuat kedua orang itu bungkam dan tidak tahu harus bagaimana menjawabnya."Pak Graham ini orang penting, pasti nggak akan mempermasalahkan hal kecil begini, bukan? Kami datang ke sini sebenarnya memang ingin menemui Anda. Karena Anda jarang sekali ada di rumah, kami belum sempat berkunjung selama ini," Mona berusaha mencari celah.Namun, Graham tak tergoda oleh rayuan seperti itu sedikit pun. Dia hanya mendengus dan menoleh ke arah lain.Milla menggunakan kesempatan itu untuk menyindir, "Jadi maksudnya, kalian bukan datang untuk mengantarkan hadiah kepada Keluarga Ang

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 258 Menghadiahkan Harta Berharga

    "Tapi memang sih, orang seperti Graham itu benar-benar unik. Nggak pernah ada wawancara atau laporan media, katanya seumur hidup belum pernah menikah! Keluarga Dolken punya harta sebesar itu, tapi nggak jelas akan diwariskan ke siapa," ucap Mona sambil berdecak menyayangkannya."Pastilah dia pernah patah hati!" Hara langsung berspekulasi penuh keyakinan, "Tapi pria yang bisa seumur hidup nggak menikah itu langka sekali. Gara-gara dia nggak punya istri atau anak, Ayah sampai bingung harus kasih hadiah apa ...."Mona dan Hara saling bergandengan, lalu mendekati pelayan Keluarga Angle yang tadi bertugas mencatat hadiah.Sebagian besar tamu yang datang ke tempat seperti ini pasti punya tujuan tersembunyi. Jadi pelayan pun tak terkejut saat mereka bertanya dan menjawab dengan tenang, "Pak Graham sudah datang."Sorot mata kedua orang itu langsung berbinar bersamaan. "Di mana dia?""Barusan sudah naik ke atas," jawab pelayan sambil menengadah ke arah lereng. "Kemungkinan besar sekarang sudah

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status