All Chapters of Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder: Chapter 31 - Chapter 40

50 Chapters

Bab 31 Ingat, Namaku Milla Jauhari

Keesokan malam, Sunny merias wajahnya dengan tebal untuk menutupi kepucatannya akibat kondisi tubuh yang masih lemah. Dengan gaun seksi, dia naik ke kapal pesiar di tepi pantai.Sunny mendapatkan informasi dari Hara bahwa Jay baru saja tiba di Kota Huari dan ada banyak pengusaha kaya yang menjamunya, bahkan mengadakan pesta mewah di atas laut untuknya. Kesempatan ini tentu tidak akan dilewatkan oleh Sunny.Sunny menyamar sebagai wanita pendamping, menyusup ke kapal pesiar, dan menemukan Jay di tengah kerumunan.Setelah minum beberapa gelas, Jay mulai mabuk dan dikelilingi oleh banyak wanita. Namun, dia terlihat mulai bosan.Sunny memakai topeng Cleopatra setengah wajah, membawa tongkat perak, dan memakai gaun seksi. Dia sengaja berjalan di depan Jay untuk menarik perhatiannya.Jay mendorong para wanita di sekitarnya dan mendekati Sunny. Saat dia mencoba menyentuh pinggang Sunny, Sunny pun menghindar. Setelah beberapa kali percobaan, Jay akhirnya terpikat olehnya.Karena ini adalah wakt
Read more

Bab 32 Lebih Cantik dari yang Kubayangkan

Sebelum berangkat malam itu, Milla melirik tongkat yang diletakkan di samping kursi. Dia ragu selama beberapa detik dan akhirnya tidak membawanya.Kaki kirinya sebenarnya sudah bisa berjalan normal, tetapi dia terbiasa bergantung pada tongkat sehingga masih agak kaku saat berjalan. Namun, malam ini dia mewakili Grup Jauhari untuk menghadiri acara kelas atas. Sudah saatnya melepaskan tongkat itu dan memberi dirinya awal yang baru.Milla pergi bersama Joy. Di perjalanan, Milla sengaja bertanya kepada Joy, yang informasinya selalu terkini, "Ryan memukul Sunny sampai masuk rumah sakit. Lalu, gimana dengan anaknya?""Anaknya? Tentu saja mati!" Joy menjawab sambil mengemudi, "Kalaupun Ryan nggak memukulnya, Sunny juga nggak akan mempertahankan anak itu."Melihat wajah Milla yang tampak dingin, Joy tak kuasa bertanya, "Yang benar saja, jangan bilang kamu kasihan sama jalang itu. Kudengar, meskipun dirawat di rumah sakit, dia tetap sibuk. Kemarin, dia bahkan sudah keluar dan pergi ke pesta kap
Read more

Bab 33 Tarian Striptis

Jay hampir menempel di tubuh Milla, kedua matanya terus menjelajah tubuh Milla. Meskipun tidak puas dengan sikap angkuhnya, Jay terpesona oleh kecantikannya yang luar biasa dan tidak sabar ingin memeluknya."Pak Jay, aku ke sini untuk membahas kerja sama pengembangan parfum. Apa kamu sudah melihat proposal dari Grup Jauhari?" tanya Milla sambil menghindari tangan gemuk Jay dengan lincah."Eh?" Jay melambaikan tangannya di depan wajah Milla. "Jangan bahas hal-hal yang bisa merusak suasana. Kita bertemu lagi, ini takdir. Kamu harus menepati janji! Ayo, ikut aku ke lantai atas!""Dalam undangan, kamu menyebutkan bahwa tujuan acara ini adalah untuk membahas kerja sama." Milla menegaskan.Jay yang kesal pun mengernyit. "Kerja sama apa? Aku sudah menyelidikinya. Sekarang Keluarga Jauhari sudah bangkrut sampai harus menjual putri mereka untuk menyanjung orang kaya. Selama kamu bisa memuaskanku malam ini, aku bisa memberimu lebih dari apa yang kamu inginkan!""Heh." Milla tersenyum sinis. Dia
Read more

Bab 34 Bos Misterius

Chris duduk di kursi roda, sementara Milla terjatuh di pahanya. Benturan keras saat Milla berlari membuat kursi roda sedikit miring. Berat badan keduanya pun membebani Wilson yang berdiri di belakang kursi roda, menopangnya agar tidak terbalik.Wilson tidak tahu apakah dirinya harus melihat atau berpaling. Bagaimanapun, posisi Milla dan Chris terlalu mencanggungkan. Dia takut nyawanya melayang jika melihat terlalu lama.Milla telah menyadari bahwa orang yang ditabraknya adalah Chris. Dia memegang kaki Chris dan kursi roda, berusaha untuk bangkit. Namun, tiba-tiba terdengar suara para pengawal Jay yang mengejar di belakang. "Berhenti! Kamu nggak akan bisa lolos!"Para pengawal itu segera diadang oleh para pengawal Chris. "Pak Chris ada di sini. Siapa yang berani mendekat?"Para pengawal Jay mencoba melihat ke depan. Terlihat Chris menarik jasnya untuk menutupi wajah Milla yang berada di antara kakinya. Posisi itu ... cukup jelas bagi siapa pun yang melihat.Chris ini memang luar biasa.
Read more

Bab 35 Aku Ingin Bekerja Sama denganmu

"Silakan," ujar Chris dengan nada tidak sabar."Kudengar sebelum pesta Jay, perusahaannya sudah diakuisisi. Pabriknya tetap beroperasi normal, tapi Jay telah didepak. Apa kamu tahu soal ini?" tanya Milla dengan tenang sambil mengamati ekspresi Chris.Chris bertanya balik dengan ekspresi datar, "Apa yang ingin kamu katakan?""Grup Jauhari sedang mencari produsen yang cocok untuk diajak bekerja sama. Jadi, aku ingin tahu siapa yang diam-diam membeli pabrik Jay." Milla mencoba mencari informasi.Chris sontak menatapnya dengan tatapan tajam. "Memangnya Grup Jauhari nggak bisa menyelidikinya sendiri? Aku nggak bisa membantu."Milla menggigit bibirnya, lalu segera mengganti topik pembicaraan. "Apa aku boleh tahu parfum apa yang kamu pakai?"Chris menatapnya dengan tatapan yang semakin tajam, menunjukkan ketidaksabarannya.Tanpa menunggu jawaban, Milla meneruskan, "Aku bisa mencium bahan utama seperti ambergris, bergamot, dan cedarwood. Tapi, parfum mahal nggak selalu baik. Yang paling pentin
Read more

Bab 36 Sunny akan Kembali

"Oh, Om Chris," panggil Milla sambil refleks merapatkan kerah jubah tidurnya, menjaga agar tidak ada bagian tubuh yang terlihat.Chris meletakkan tablet di tangannya, lalu mendongak dan meliriknya. Sepertinya wanita ini senang memanggilnya dengan sebutan itu. Sudahlah, terserah dia saja ....Milla berdiri agak jauh dengan rambut yang masih basah, wajah polos tanpa riasan, rambut hitam panjang, dan kaki putih jenjang. Penampilannya terlihat lebih menarik daripada saat berdandan di siang hari. Namun, dia menjaga jarak seperti sedang menghadapi pencuri.Jakun Chris bergerak naik turun, tetapi dia akhirnya menekan perasaannya dan menggigit bibirnya. Kemudian, dia menggerakkan kursi rodanya dan jarinya menyentuh sesuatu di sandaran tangan. Tiba-tiba, terdengar suara mekanis di belakang.Milla menoleh dengan terkejut. Di dinding belakang, sebuah pintu rahasia terbuka. "Ini ... apa?" tanyanya tanpa sadar.Chris tidak menjawab, hanya mengendalikan kursi rodanya dan menghilang di balik pintu it
Read more

Bab 37 Tidak Semudah Itu Melepaskan Diri

Milla menyalakan komputer dan menyesuaikan rencana pengembangan parfum. Tanpa disadari, dia kelelahan dan tertidur di sofa.Keesokan pagi saat dia bangun, pelayan memberitahunya bahwa Chris sudah selesai sarapan dan pergi ke perusahaan.Milla segera bersiap-siap dan membersihkan diri, lalu melirik grafik saham di komputernya. Di sana, saham Grup Samali tampak terjun bebas. Setelah melihatnya, dia mematikan komputer dengan puas.Meskipun sudah menyebarkan berita bahwa dia tidak akan melanjutkan pertunangan dengan Ryan, kondisi Ryan yang tengah kacau balau membuatnya tidak punya waktu untuk membujuk Milla. Milla pun senang bisa fokus mengembangkan parfum tanpa gangguan.Setelah tiba di Grup Jauhari, Milla memanggil Chad untuk mengumpulkan para petinggi dalam rapat manajemen. Mereka akan membahas rencana yang telah dia revisi semalam.Namun, Donny dan Sunny tiba-tiba datang saat rapat baru dimulai. Sunny sengaja berdandan tipis agar terlihat lemah. Begitu masuk, dia langsung membungkuk da
Read more

Bab 38 Memanipulasi

"Siapa kalian?" Donny berdiri di depan Sunny, berusaha melindungi putrinya. Namun, seorang pengawal berbaju hitam yang baru datang langsung menekan lengannya hingga dia meringis kesakitan."Kami pengawal Pak Jay. Putrimu pasti kenal," jawab pengawal itu dengan nada galak."Jay?" Donny dan para pemegang saham yang hadir pun tertegun. Jay adalah tokoh yang sering dibicarakan di Grup Jauhari belakangan ini. Tidak ada yang tahu Sunny mengenalnya. Jika Sunny mengenalnya, mereka tidak perlu repot-repot mencari undangan untuk pesta yang diadakan Jay.Di belakang, Sunny mulai mundur dengan pandangan takut. Setelah berhasil menundukkan Donny, para pengawal sontak maju dan menarik Sunny ke pintu. Di depan para pemegang saham di dalam ruang rapat dan karyawan yang menyaksikan di luar, pengawal berteriak dengan lantang."Sunny! Kamu menyamar sebagai pendamping di pesta kapal pesiar, menggoda Pak Jay, dan menyerangnya di pesta! Perilakumu hina dan kejam! Pak Jay memerintahkan kami untuk membawamu p
Read more

Bab 39 Suruh Dia Lepaskan

Milla merasa curiga. Ketika kembali ke ruang ganti dan menemukan biliknya, dia mengambil gaun dan sepatu yang sudah diberi tanda nama. Hal pertama yang dilakukan adalah memeriksa gaun itu dengan teliti, baik luar ataupun dalam. Namun, dia tidak menemukan hal yang mencurigakan.Setelah memakainya dan merasakannya sebentar, dia juga tidak menemukan masalah. Maka, Milla pun keluar dari ruang ganti.Melihat Milla keluar dengan gaun itu, dua wanita yang bersembunyi di sudut akhirnya merasa lega dan mulai berbicara."Kamu bilang sudah mengutak-atik gaunnya. Jangan-jangan cuma mengendurkan tali pundaknya?""Mana mungkin aku serendahan itu?" Salah satu wanita tertawa dingin dan puas. "Aku sudah menaruh paku di sol sepatunya!""Paku? Bukannya dia akan langsung menyadarinya? Gimana kalau dia menggantinya sebelum sempat ke aula pesta?""Aku melakukannya dengan sangat hati-hati. Paku itu nggak akan langsung terasa. Ketika dia mulai menari, paku itu baru akan menembus sol sepatu dan ... kita lihat
Read more

Bab 40 Yang Paling Menarik

"Bu Milla juga tamu undangan terhormat. Kamu nggak bisa mengambil gaunnya," kata seorang staf yang terlihat bingung dan mulai berkeringat karena situasinya semakin rumit."Kamu nggak bisa mengurusnya? Siapa dia? Aku bahkan belum pernah melihat dia sebelumnya. Sosok tak dikenal seperti ini pun nggak bisa kalian atasi? Kalau kalian nggak menyelesaikan ini, aku akan pulang! Biar pesta kalian jadi suram!" ancam Grace dengan lantang.Para staf hanya bisa berpandangan dengan wajah penuh keputusasaan. Melihat pesta akan segera dimulai, mereka akhirnya mendekati Milla dengan sopan sambil berucap, "Kami sangat minta maaf, tapi ... apa kamu bisa ganti gaun lain?"Milla melihat ke dalam ruang ganti Grace, terdapat gaun mewah berwarna krem. Milla berpura-pura kesulitan, lalu menghela napas dengan pelan sebelum menjawab, "Aku ngerti kesulitan kalian. Kalau bukan karena acara ini penting, aku nggak akan mengalah begitu saja.""Apa lagi yang kalian tunggu? Aku mau gaunnya! Suruh dia lepaskan!" teriak
Read more
PREV
12345
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status