Jay hampir menempel di tubuh Milla, kedua matanya terus menjelajah tubuh Milla. Meskipun tidak puas dengan sikap angkuhnya, Jay terpesona oleh kecantikannya yang luar biasa dan tidak sabar ingin memeluknya."Pak Jay, aku ke sini untuk membahas kerja sama pengembangan parfum. Apa kamu sudah melihat proposal dari Grup Jauhari?" tanya Milla sambil menghindari tangan gemuk Jay dengan lincah."Eh?" Jay melambaikan tangannya di depan wajah Milla. "Jangan bahas hal-hal yang bisa merusak suasana. Kita bertemu lagi, ini takdir. Kamu harus menepati janji! Ayo, ikut aku ke lantai atas!""Dalam undangan, kamu menyebutkan bahwa tujuan acara ini adalah untuk membahas kerja sama." Milla menegaskan.Jay yang kesal pun mengernyit. "Kerja sama apa? Aku sudah menyelidikinya. Sekarang Keluarga Jauhari sudah bangkrut sampai harus menjual putri mereka untuk menyanjung orang kaya. Selama kamu bisa memuaskanku malam ini, aku bisa memberimu lebih dari apa yang kamu inginkan!""Heh." Milla tersenyum sinis. Dia
Chris duduk di kursi roda, sementara Milla terjatuh di pahanya. Benturan keras saat Milla berlari membuat kursi roda sedikit miring. Berat badan keduanya pun membebani Wilson yang berdiri di belakang kursi roda, menopangnya agar tidak terbalik.Wilson tidak tahu apakah dirinya harus melihat atau berpaling. Bagaimanapun, posisi Milla dan Chris terlalu mencanggungkan. Dia takut nyawanya melayang jika melihat terlalu lama.Milla telah menyadari bahwa orang yang ditabraknya adalah Chris. Dia memegang kaki Chris dan kursi roda, berusaha untuk bangkit. Namun, tiba-tiba terdengar suara para pengawal Jay yang mengejar di belakang. "Berhenti! Kamu nggak akan bisa lolos!"Para pengawal itu segera diadang oleh para pengawal Chris. "Pak Chris ada di sini. Siapa yang berani mendekat?"Para pengawal Jay mencoba melihat ke depan. Terlihat Chris menarik jasnya untuk menutupi wajah Milla yang berada di antara kakinya. Posisi itu ... cukup jelas bagi siapa pun yang melihat.Chris ini memang luar biasa.
"Silakan," ujar Chris dengan nada tidak sabar."Kudengar sebelum pesta Jay, perusahaannya sudah diakuisisi. Pabriknya tetap beroperasi normal, tapi Jay telah didepak. Apa kamu tahu soal ini?" tanya Milla dengan tenang sambil mengamati ekspresi Chris.Chris bertanya balik dengan ekspresi datar, "Apa yang ingin kamu katakan?""Grup Jauhari sedang mencari produsen yang cocok untuk diajak bekerja sama. Jadi, aku ingin tahu siapa yang diam-diam membeli pabrik Jay." Milla mencoba mencari informasi.Chris sontak menatapnya dengan tatapan tajam. "Memangnya Grup Jauhari nggak bisa menyelidikinya sendiri? Aku nggak bisa membantu."Milla menggigit bibirnya, lalu segera mengganti topik pembicaraan. "Apa aku boleh tahu parfum apa yang kamu pakai?"Chris menatapnya dengan tatapan yang semakin tajam, menunjukkan ketidaksabarannya.Tanpa menunggu jawaban, Milla meneruskan, "Aku bisa mencium bahan utama seperti ambergris, bergamot, dan cedarwood. Tapi, parfum mahal nggak selalu baik. Yang paling pentin
"Oh, Om Chris," panggil Milla sambil refleks merapatkan kerah jubah tidurnya, menjaga agar tidak ada bagian tubuh yang terlihat.Chris meletakkan tablet di tangannya, lalu mendongak dan meliriknya. Sepertinya wanita ini senang memanggilnya dengan sebutan itu. Sudahlah, terserah dia saja ....Milla berdiri agak jauh dengan rambut yang masih basah, wajah polos tanpa riasan, rambut hitam panjang, dan kaki putih jenjang. Penampilannya terlihat lebih menarik daripada saat berdandan di siang hari. Namun, dia menjaga jarak seperti sedang menghadapi pencuri.Jakun Chris bergerak naik turun, tetapi dia akhirnya menekan perasaannya dan menggigit bibirnya. Kemudian, dia menggerakkan kursi rodanya dan jarinya menyentuh sesuatu di sandaran tangan. Tiba-tiba, terdengar suara mekanis di belakang.Milla menoleh dengan terkejut. Di dinding belakang, sebuah pintu rahasia terbuka. "Ini ... apa?" tanyanya tanpa sadar.Chris tidak menjawab, hanya mengendalikan kursi rodanya dan menghilang di balik pintu it
Milla menyalakan komputer dan menyesuaikan rencana pengembangan parfum. Tanpa disadari, dia kelelahan dan tertidur di sofa.Keesokan pagi saat dia bangun, pelayan memberitahunya bahwa Chris sudah selesai sarapan dan pergi ke perusahaan.Milla segera bersiap-siap dan membersihkan diri, lalu melirik grafik saham di komputernya. Di sana, saham Grup Samali tampak terjun bebas. Setelah melihatnya, dia mematikan komputer dengan puas.Meskipun sudah menyebarkan berita bahwa dia tidak akan melanjutkan pertunangan dengan Ryan, kondisi Ryan yang tengah kacau balau membuatnya tidak punya waktu untuk membujuk Milla. Milla pun senang bisa fokus mengembangkan parfum tanpa gangguan.Setelah tiba di Grup Jauhari, Milla memanggil Chad untuk mengumpulkan para petinggi dalam rapat manajemen. Mereka akan membahas rencana yang telah dia revisi semalam.Namun, Donny dan Sunny tiba-tiba datang saat rapat baru dimulai. Sunny sengaja berdandan tipis agar terlihat lemah. Begitu masuk, dia langsung membungkuk da
"Siapa kalian?" Donny berdiri di depan Sunny, berusaha melindungi putrinya. Namun, seorang pengawal berbaju hitam yang baru datang langsung menekan lengannya hingga dia meringis kesakitan."Kami pengawal Pak Jay. Putrimu pasti kenal," jawab pengawal itu dengan nada galak."Jay?" Donny dan para pemegang saham yang hadir pun tertegun. Jay adalah tokoh yang sering dibicarakan di Grup Jauhari belakangan ini. Tidak ada yang tahu Sunny mengenalnya. Jika Sunny mengenalnya, mereka tidak perlu repot-repot mencari undangan untuk pesta yang diadakan Jay.Di belakang, Sunny mulai mundur dengan pandangan takut. Setelah berhasil menundukkan Donny, para pengawal sontak maju dan menarik Sunny ke pintu. Di depan para pemegang saham di dalam ruang rapat dan karyawan yang menyaksikan di luar, pengawal berteriak dengan lantang."Sunny! Kamu menyamar sebagai pendamping di pesta kapal pesiar, menggoda Pak Jay, dan menyerangnya di pesta! Perilakumu hina dan kejam! Pak Jay memerintahkan kami untuk membawamu p
Milla merasa curiga. Ketika kembali ke ruang ganti dan menemukan biliknya, dia mengambil gaun dan sepatu yang sudah diberi tanda nama. Hal pertama yang dilakukan adalah memeriksa gaun itu dengan teliti, baik luar ataupun dalam. Namun, dia tidak menemukan hal yang mencurigakan.Setelah memakainya dan merasakannya sebentar, dia juga tidak menemukan masalah. Maka, Milla pun keluar dari ruang ganti.Melihat Milla keluar dengan gaun itu, dua wanita yang bersembunyi di sudut akhirnya merasa lega dan mulai berbicara."Kamu bilang sudah mengutak-atik gaunnya. Jangan-jangan cuma mengendurkan tali pundaknya?""Mana mungkin aku serendahan itu?" Salah satu wanita tertawa dingin dan puas. "Aku sudah menaruh paku di sol sepatunya!""Paku? Bukannya dia akan langsung menyadarinya? Gimana kalau dia menggantinya sebelum sempat ke aula pesta?""Aku melakukannya dengan sangat hati-hati. Paku itu nggak akan langsung terasa. Ketika dia mulai menari, paku itu baru akan menembus sol sepatu dan ... kita lihat
"Bu Milla juga tamu undangan terhormat. Kamu nggak bisa mengambil gaunnya," kata seorang staf yang terlihat bingung dan mulai berkeringat karena situasinya semakin rumit."Kamu nggak bisa mengurusnya? Siapa dia? Aku bahkan belum pernah melihat dia sebelumnya. Sosok tak dikenal seperti ini pun nggak bisa kalian atasi? Kalau kalian nggak menyelesaikan ini, aku akan pulang! Biar pesta kalian jadi suram!" ancam Grace dengan lantang.Para staf hanya bisa berpandangan dengan wajah penuh keputusasaan. Melihat pesta akan segera dimulai, mereka akhirnya mendekati Milla dengan sopan sambil berucap, "Kami sangat minta maaf, tapi ... apa kamu bisa ganti gaun lain?"Milla melihat ke dalam ruang ganti Grace, terdapat gaun mewah berwarna krem. Milla berpura-pura kesulitan, lalu menghela napas dengan pelan sebelum menjawab, "Aku ngerti kesulitan kalian. Kalau bukan karena acara ini penting, aku nggak akan mengalah begitu saja.""Apa lagi yang kalian tunggu? Aku mau gaunnya! Suruh dia lepaskan!" teriak
Setengah jam kemudian.Setelah Grup Bakhtiar selesai mempresentasikan proposalnya, staf akhirnya keluar untuk mengumumkan bahwa giliran Grup Jauhari untuk masuk dan melakukan presentasi.Milla bersama Chad dan dua petinggi, masuk ke ruangan. Setelah mengunggah file mereka ke komputer panitia, Milla menampilkan presentasi menggunakan proyektor.Dengan tenang, Milla membuka halaman pertama dan memberi salam dengan sopan, lalu mulai menjelaskan.Namun, saat Milla hendak memasuki halaman ketiga, ketua asosiasi tiba-tiba mengernyit dan menyela, "Maaf, aku potong sebentar. Apa kamu bisa membuka halaman yang lebih belakang?"Milla mengejapkan matanya dan mulai menduga sesuatu. Dia tersenyum anggun dan mengangguk, lalu membuka halaman-halaman berikutnya dengan menggunakan remot. Setelah melihatnya, ekspresi para juri semakin serius.Mereka saling berdiskusi dengan suara pelan sebelum akhirnya ketua asosiasi meletakkan pena di tangannya dan bertanya dengan nada tegas, "Bu Milla, kamu yakin prop
Milla menggigit bibirnya. Meskipun dia sudah menikah, bukankah Yoan juga tidak pulang ke rumah maupun kembali ke negara ini? Dia terdiam sejenak, lalu menyahut dengan sopan, "Aku sibuk, jadi benaran nggak bisa pulang. Om, anggap saja rumah sendiri."Rumah sendiri? Ini memang rumahnya! Dia tentu bisa santai, tetapi bukankah Milla terlalu santai?Chris mengernyit. "Kamu terus bergadang, apa kamu nggak sadar dengan kondisi tubuhmu?"Milla terdiam sebentar. Tampaknya Keluarga Mahendra telah menyelidiki kondisi kesehatannya sebelum menjodohkannya dengan Yoan. Dia menjawab, "Jangan khawatir. Sejak operasi delapan tahun lalu, aku menjalani pengobatan secara rutin. Tubuhku baik-baik saja sekarang.""Kalau tahu pernah menjalani operasi besar, harusnya lebih hati-hati! Grup Jauhari punya banyak karyawan. Apa harus kamu yang bekerja mati-matian seperti ini?" Chris bersikeras.Milla tidak gentar. "Aku ingin menyelamatkan kerajaan bisnis yang ayahku bangun dengan tanganku sendiri. Grup Jauhari sepe
"Milla, maafkan aku! Aku sudah menyadari kesalahanku!" Ryan berlutut di tanah sambil menangis. Dia mencoba meraih ujung rok Milla, tetapi Milla mundur dengan jijik. Ryan menatapnya dengan heran. "Milla, kamu takut padaku?""Takut? Hehe." Milla tertawa sinis dua kali. "Kamu cuma tikus jalanan, apa yang perlu ditakuti? Aku cuma nggak mau dekat-dekat dengan sesuatu yang kotor."Ryan menahan emosinya. Matanya tetap tertuju pada kaki Milla. Jika tidak melihat sendiri, dia tidak akan percaya bahwa kaki Milla sudah sembuh! Wanita ini berdiri di hadapannya dengan percaya diri dan anggun. Kenapa dulu dia tidak menyadari pesona Milla?"Milla, kakimu sudah sembuh. Aku benar-benar bahagia untukmu!" kata Ryan. Kemudian, dia pura-pura marah. "Kalau bukan karena wanita jahat seperti Sunny, kakimu pasti nggak akan bermasalah!""Maksudmu, semua ini adalah rencana Sunny sendiri? Kamu nggak tahu apa-apa?" Nada Milla penuh penghinaan. "Lalu, gimana dengan hubungan gelap kalian? Kalau kamu nggak tahu apa-a
Ketika melihat wajah malu-malu Milla, Tessa tidak bisa menahan diri untuk tersenyum dalam hati. Pasangan pengantin baru ini sudah saling merindukan, padahal baru berpisah sebentar. Hubungan mereka pasti sangat baik."Dia memang kemari tadi siang," sahut Tessa.Milla langsung mendongak, ingin mendengar lebih lanjut."Tapi dia sangat sibuk, siang tadi dia pamit, lalu langsung terbang ke Denar. Dia nggak sempat datang ke acara ini.""Begitu ya ...." Nada suara Milla menurun. Ternyata dia berpikir terlalu jauh. Orang yang menggendongnya untuk mengobati luka dengan penuh perhatian bukan Chris.Tessa menggenggam tangan Milla dengan lembut. "Nanti setelah kamu pulang, dia juga seharusnya sudah pulang. Jadi, kalian pasti bisa bertemu!""Eh ...." Milla mengangguk dengan canggung."Ada apa?" tanya Tessa dengan perhatian."Nggak ada ...." Milla menjawab seadanya, "Hanya saja, Yoan dan pamannya ini benar-benar mirip.""Hahaha!" Tessa tertawa terbahak-bahak. Cucu menantunya ini lucu sekali. Dia sem
Di tahun-tahun sebelumnya, Grace selalu menjadi pemenangnya. Namun tahun ini, dari 200 pria yang memberikan suara dalam dua putaran, Grace hanya mendapatkan 39 suara. Sebagian besar wanita lainnya tidak mendapatkan suara atau hanya mendapatkan di bawah sepuluh suara.Namun, Milla berhasil memenangkan tempat pertama dengan hasil yang luar biasa, yaitu 61 suara."Hebat sekali wanita bernama Milla ini! Ini pertama kalinya dia ikut pesta sosialita, tapi langsung merebut sorotan dari Grace!""Tapi, tarian yang ditampilkan tadi memang sangat indah! Walaupun aku bukan ahli, menurutku sangat memukau!"Orang-orang di sekitar mulai berbisik-bisik. Grace merasa sangat kesal. Dia mengempaskan tangan dan hendak pergi, tetapi kepala pelayan segera menenangkan, "Jangan terburu-buru, Nona. Aku masih punya cara untuk memperbaiki keadaan.""Hasilnya sudah diumumkan! Apa lagi yang bisa diperbaiki?" Grace memelototinya."Tolong tenang, Nona." Kepala pelayan itu tersenyum licik, lalu membisikkan sesuatu di
Pada sesi kompetisi menari sebelumnya, semua tamu undangan menikmati waktu mereka di ruang dansa. Hanya Yoan yang lemah dan tak berdaya berdiam diri di ruang istirahat.Dia menunggu cukup lama hingga akhirnya Wilson datang membawa pakaian miliknya dan menyampaikan tugas yang harus dilakukan untuk Milla. Sebelum pergi, Wilson berpesan, "Pak Chris bilang, jangan membocorkan apa pun."Pamannya ini ingin berdansa dengan istrinya, tetapi tetap harus berpura-pura menjadi penyandang disabilitas di depan umum. Bagaimana dia bisa membocorkan rahasia ini?Yoan segera mengganti pakaiannya. Sambil berjalan, dia merapikan dasi kupu-kupu di lehernya. Dengan tergesa-gesa, dia menghampiri Milla untuk memberikan dukungan. "Orang yang kamu butuhkan sudah berada di bawah kendaliku."Milla tersenyum tipis, lalu menghadapi semua orang dan berkata, "Siapa bilang nggak ada saksi?"Mendengar itu, Yoan melambaikan tangan dan seorang pria yang menyamar sebagai pelayan dibawa masuk. Melihatnya, wajah Hara langsu
Demi mendapatkan investasi dari Adipati William, Dalas selaku wakil ketua sudah menurunkan harga dirinya berkali-kali. Akhirnya William setuju untuk berinvestasi, tetapi dengan syarat mereka harus melayani Grace dengan baik.Grace terkenal sebagai orang yang sangat pemilih. Mereka telah menghabiskan banyak uang dan usaha untuk gaun Grace. Tak disangka, semua itu hampir hancur hanya karena keirihatian seorang sosialita kecil."Kuberi tahu kamu, kalau Bu Grace nggak maafin kamu, kami bukan hanya akan melaporkan ini ke polisi, tapi juga akan memberi tahu pihak Kota Huari tentang masalahmu. Kamu dan keluargamu nggak akan bisa bertahan di Kota Huari!"Dalas mengancam dengan tegas, "Aku sarankan kamu untuk segera meminta maaf pada Bu Grace!""Apa kamu sudah selesai bicara?" Milla tetap tenang dan berkata dengan anggun, "Benar, gaun dan sepatu yang dipakainya memang milikku, tapi dia memaksa staf untuk menukar gaunnya denganku. Bukan aku sengaja ingin menukarnya. Ada rekaman CCTV sebagai bukt
"Di aula pesta, ada beberapa pelayan dengan ekspresi mencurigakan. Suruh orang-orangmu mengikuti mereka diam-diam, kamu akan menemukan sesuatu yang tak terduga," kata Milla."Kenapa aku harus membantumu?" tanya Yoan balik.Milla mendongak, menatap alis Yoan yang sedikit terangkat. Tatapannya penuh penilaian dan kesombongan. Dia ingin membalas dengan kata-kata tajam, tetapi akhirnya menahan diri."Dalam beberapa tahun terakhir, Keluarga Mahendra dan Keluarga Young berteman, tapi juga bermusuhan. Tapi, paman keduamu selalu berharap kedua keluarga bisa bekerja sama demi keuntungan bersama.""Tindakan para pelayan itu melibatkan Grace. Kalau masalah ini nggak diselesaikan dengan baik, Keluarga Mahendra akan semakin menyinggung Keluarga Young. Menurutmu, memberi bantuan kecil untuk menghindari kekacauan besar nggak sepadan?"Pria di dekatnya itu menyipitkan mata, lalu memberi isyarat dengan berbalik badan. Segera, seseorang mendekat dan dia memberi perintah seperti yang Milla katakan.Milla
"Ahh ...." Milla tiba-tiba merintih kesakitan. Kemudian, kaki kirinya mulai kehilangan tenaga dan gerakannya tidak seanggun sebelumnya lagi. Dia tampak semakin sulit mengikuti irama pria di depannya.Diam-diam, Milla memperhatikan dua pelayan dengan ekspresi mencurigakan tadi. Wajah mereka tampak dipenuhi kegembiraan. Milla yakin spekulasinya hampir benar.Milla terlalu fokus dengan pikirannya sehingga tidak menyadari pria yang memimpin tarian sedang mengernyit dengan kuat. Pria itu menopang tubuh Milla dengan lengannya yang kuat, tetapi kaki kirinya semakin lemah.Ruangan tidak panas, tetapi keringat mulai muncul di dahi Milla. Ketika melihat wanita di depannya tampak kesakitan, tetapi masih berusaha mengikuti tarian, mata pria itu menjadi suram.Awalnya, dia berniat mempercepat tarian dengan gerakan berputar. Namun, setelah melihat ekspresi Milla dan senyuman yang tetap bertahan itu, hati pria itu tiba-tiba bergetar.Saat musik mengiringi putaran berikutnya, pria itu menelan ludahnya