“Ma, Ma, Ima!” Suara melengking itu menyadarkan seorang wanita yang tengah terduduk mematung di sebuah kafe elite tengah kota, dia mengenakkan pakaian terusan berwarna putih. Jaima -Nama wanita itu- menoleh, mendapati seorang wanita dengan wajah tidak senang menatapnya.“Astaga! Kamu ngomong apa tadi Tha? Aku lagi melamun.” Dia kemudian buru-buru menyimpan cangkir porselen ditangannya dan kini memfokuskan dirinya pada Sitha, sahabatnya sejak kecil.Wanita itu merengut, Jaima tahu benar sahabatnya sudah tidak memiliki selera lagi untuk kembali mengangkat bahasan yang tadi tengah dia bicarakan. Jaima merasa tidak enak hati, dia kemudian menggenggam tangan Sitha. Sahabatnya kini menoleh.“Kamu masih belum bisa berbaur sama keluarga Mahatma?”Jaima terkesiap mendengar pertanyaan itu terlontar dari mulut Sitha, dia kemudian tersenyum sambil menggeleng pelan.“Pernikahan kalian sudah memasuki usia satu tahun lebih Ma, lihat, Rama saja baru-baru ini berulang tahun ke satu tahun.”Pandangan m
Last Updated : 2024-11-22 Read more