“JAIMA!” Pekikan nyaring itu menyambut Jaima ketika dia baru saja masuk ke dalam rumah, Rama yang tengah berada di dalam pelukannya terlonjak kaget dan menangis dengan kencang. Tubuh Jaima bereaksi, dia gemetaran.“BERLAGAK SEPERTI NYONYA BESAR KAMU RUPANYA!” Seorang wanita paruh baya turun dari tangga, dia menatap Jaima dengan mata melotot serta sinis, bibir dengan gincu merahnya menambah kengerian.Jaima menunduk, dia berusaha menenangkan Rama yang menangis kencang di dalam pelukannya, juga berusaha untuk merespon si wanita paruh baya itu.“Saya dengar kamu meminum teh mahal di tempat kesukaan saya bersama dengan seorang rakyat jelata?!”“Maafkan saya, Ma.”“SAYA SUDAH BERULANG KALI MENGATAKAN PADAMU UNTUK TIDAK MEMANGGIL SAYA MAMA KECUALI BERADA DI DEPAN PUBLIK!”Hardikan itu kembali membuat Jaima bergetar, suara tangisan Rama memecah konsentrasinya. Dia ingin segera masuk ke dalam kamar dan berduaan dengan anak semata wayangnya. Dia tidak ingin mendengar jeritan sekarang.“SAYA BER
Last Updated : 2024-11-22 Read more