Home / Romansa / SEBATAS ISTRI CADANGAN SANG TUAN / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of SEBATAS ISTRI CADANGAN SANG TUAN: Chapter 11 - Chapter 20

32 Chapters

BAB 11

Pernikahan yang sejak dulu selalu diimpikan Jaima kini terwujud, sayangnya, itu semua jauh dari apa yang dia dambakan. Pria yang bersanding dengannya bukanlah pria yang dia cintai, dia bahkan tidak mengenal pria itu secara utuh, keluarga besar pria itu menatapnya sinis sejak dia jalan menuju altar.Pria yang mendampinginya untuk berjalan ke altar bukanlah kerabatnya atau orang yang dia tunjuk, mereka hanya membayar orang yang tidak dikenal untuk melakukan hal itu.Bak sulap, dalam dua bulan persiapan pernikahan itu selesai begitu saja. Gedung yang sudah dipesan, gaun pengantin yang dibuat dengan cekatan, ketika Jaima keluar dari dalam kamar yang ada di rumah bak istana itu segalanya telah siap.“Ini pengantinnya..” Kata salah satu pembantu rumah tangga, mempapah Jaima masuk ke dalam sebuah ruangan dimana
last updateLast Updated : 2024-11-26
Read more

BAB 12

“Kehamilannya bagus, adik bayi juga sehat ya. Bisa bapak dan ibu lihat ini adalah jari jemarinya, tangan kanan kiri, kaki kanan dan kiri semuanya sudah lengkap ada lima. Tempurung kepala oke, hidung, mata, bibir, dagu. Anus. Semuanya sudah terbentuk dengan bagus dan baik, usia kandungan enam bulan sesuai dengan volume air ketuban. Semuanya oke.”“Bagaimana dengan jenis kelaminnya, dok?” Tanya Hasbi dengan penuh antusias.“Selamat, bayi bapak dan ibu berjenis kelamin laki-laki.”Jaima masuk ke dalam mobil, disusul dengan Hasbi dari belakang.Empat bulan berlalu semenjak pernikahan megah mereka, hujatan demi hujatan semakin tajam menghujani Jaima setiap dia memiliki acara di depan publik.
last updateLast Updated : 2024-11-26
Read more

BAB 13

“Nyonya, Nyonya Jaima..”Jaima membuka matanya ketika pendengarannya menangkap suara Imas dari luar pintu kamar. Dia terbangun lagi setelah sebelumnya terlelap ketika isi kepalanya menerawang jauh pergi menyusuri kenangan lama saat pertama kali masuk ke rumah ini.Dia menoleh, mengelus sekali lagi pipi Rama untuk memastikan si putra kecilnya masih terlelap.“Maaf ya, saya ketiduran lagi.” Kata Jaima, membuka pintu.Imas menatapnya sendu, bisa terlihat mata yang sembab, rambut yang berantakan menyambutnya di pagi ini. Majikannya meminta maaf padanya yang tidak sekalipun pernah dia dengar selama bertahun-tahun menjadi seorang asisten pribadi.“Nyonya, tidak perlu meminta maaf. Lagipula ini masih pu
last updateLast Updated : 2024-11-29
Read more

BAB 14

Mobilnya berhenti di sebuah tempat parkir yang agak jauh dari venue tersebut, dia turun dan masuk ke dalam mobil dimana Hasbi berada. Ketika dia masuk Hasbi sedang tertidur, dia tidak banyak bicara. Imas masih di mobil miliknya, mereka akan bertemu begitu sampai di venue.Jaima melirik ke arah Hasbi, pria dengan wajah blasteran itu tertidur dengan mulut setengah terbuka. Tidak membuat ketampanan pria itu berkurang, Jaima menyusuri wajah itu secara diam-diam. Hidung yang tinggi, bibir yang tebal juga rahang yang tegas. Hasbi memiliki sedikit janggut tipis di sekitar rahangnya membuat dia terlihat begitu macho sebagai seorang laki-laki.“Tuan, kita sudah sampai.” Suara si supir membuat Hasbi membuka mata, kepalanya masih agak sedikit pusing. Dia baru saja kembali dari Swedia malam tadi, masih merasa jet lag. Hasbi menyingkirkan selimut yang menutupi s
last updateLast Updated : 2024-11-29
Read more

BAB 15

Noah adalah orang yang paling Hasbi benci.Bukan, bukan karena dia jauh lebih tua dua tahun darinya tapi wajahnya terlihat begitu muda. Atau bahkan karena perusahaan yang dia pimpin sekarang jauh lebih pesat dan mampu mengimbangi Mahatma Group. Bukan juga fakta bahwa Noah pernah menyimpan rasa pada Tanaya dan kemudian wanita itu menolaknya.Hasbi hanya membenci Noah seperti bernapas.“Kau datang?” Pria itu mendekati Jaima dengan senyum yang sama lebarnya dengan si wanita, mata mereka saling memandang.“Ya, sejak kapan kamu sampai di Indonesia?”Hasbi mengerenyitkan dahinya, pertanyaan macam apa itu? Kenapa rasanya begitu akrab di telinga?
last updateLast Updated : 2024-12-03
Read more

BAB 16

Hasbi masih dengan wajah masam ketika akhirnya mereka memutuskan untuk pulang, dia tidak memperbolehkan Jaima masuk ke dalam mobilnya. Mereka kini ada di dalam mobil miliknya, mobil tidak langsung pergi karena beberapa asisten dan yang lain tengah memindahkan barang-barang menuju mobil lain.Jaima duduk dengan tidak nyaman, dia tidak bisa membantah Hasbi untuk pulang dengan mobilnya sendiri. Berduaan saja dengan Hasbi selalu menjadi momok menakutkan baginya.Dia ingin segera pulang dan bersembunyi di dalam kamar, hari ini benar-benar melelahkan.“Kapan kau akan pergi ke panti jompo lagi?” Dengan tiba-tiba pertanyaan itu terlontar dari mulut Hasbi, mata pria itu terpaku pada ponsel di tangannya.Jaima mengerenyitkan dahinya, dia tidak berpikir Hasbi menanyakan
last updateLast Updated : 2024-12-03
Read more

BAB 17

Seumur hidupnya, Tanaya Juhara tidak pernah merasakan penolakan.Dia adalah putri bungsu dari dua bersaudara. Ketika ayah dan ibunya menikah, mereka mendirikan anak perusahaan baru bernama JUNIAR dimana perusahaan ini adalah anak dari dua perusahaan raksasa JUHARA GROUP serta NIARA ABADI. Kakak perempuannya sejak menikah tinggal bersama ibunya di New Zealand, mereka membangun bisnis baru disana.Kedua orangtuanya adalah seorang konglomerat, hidupnya sejak lahir tidak pernah kesusahan. Semua keinginannya dituruti, semua rasa amarahnya tersalurkan dengan baik, serta dendamnya.Tanaya terkenal dengan sifat angkuhnya, anak-anak dari kalangan konglomerat tahu benar sifatnya yang buruk. Mereka tidak ingin memiliki masalah dengan Tanaya terlebih jika kedudukan mereka jauh dibawah keluarga Juhara. Wanita cantik dengan wajah
last updateLast Updated : 2024-12-03
Read more

BAB 18

Pria yang sudah menjadi suaminya itu berlari dengan begitu cepat menghampiri si perempuan mantan tunangannya, pria itu memeluknya dengan erat, berkali-kali menyembutkan namanya dan mata si wanita tepat menatap Jaima. Seolah tengah membuat deklarasi perang.Jaima beranjak pergi dibantu Imas, dia enggan melihat hal itu.Tidak ada yang perlu dirisaukan, tidak perlu merasa cemburu ataupun merasa hal lainnya karena sejak awal pria itu bukan miliknya. Sekali lagi, dia hanyalah seorang wanita yang tanpa sengaja masuk ke kehidupan mereka.Dia tidak lebih layaknya benalu yang tidak diinginkan, dianggap menyusahkan dan tidak menghasilkan apapun selain karena anak yang tengah dikandungnya.“Tanaya…” Suara lirih Hasbi memanggil nama wanita itu terdengar jelas keti
last updateLast Updated : 2024-12-05
Read more

BAB 19

Hasbi membuka kedua mata, samar-samar cahaya matahari masuk lewat celah gorden di kamarnya. Dia menatap langit-langit cukup lama, merasakan tangan kanannya sedikit kebas karena menahan kepala seorang wanita yang semalaman tadi dia tiduri berkali-kali.Rasa rindu itu ternyata muncul begitu saja, menyusuri setiap lekuk kurus si wanita yang biasanya selalu ada di dalam pelukannya.Tanaya masih memejamkan matanya, memeluk erat Hasbi saat pria itu menoleh dan mengecup puncak kepalanya. Dia menyusuri setiap lekuk wajah Tanaya, wajah yang sepertinya sudah begitu lama dia tidak pandangi.Bobot Tanaya berkurang drastis, matanya terlihat begitu cekung dan kulitnya pucat.“Aku merindukanmu…” Tanaya berbisik dengan lirih, Hasbi memperlihatkan senyum terbaiknya pad
last updateLast Updated : 2024-12-05
Read more

BAB 20

Jaima melihat dengan mata kepalanya sendiri ketika kedua orang itu turun dari tangga, Lisa menyambut keduanya dengan wajah ceria dan senyum yang merekah. Lisa memeluk wanita semampai itu dengan mesra, mengelus rambutnya dengan lembut dan bercengkrama dengan nada yang tidak pernah Jaima dengar sebelumnya.Dia sendiri melihat mereka dari lantai tiga, diam berdiri di pojok seperti hantu yang tidak terlihat. Jaima mengelus perutnya sendiri, dia seharusnya tahu apa yang dia lakukan sekarang bukanlah untuk dirinya, dia bukan masuk untuk di terima sebagai seorang menantu. Kedatangannya sendiri hanya untuk melahirkan serta membimbing anak yang di kandungnya.Kakinya melangkah pelan menuju kamarnya sendiri, dia masuk dan menutup pintu dengan perlahan. Enggan orang-orang dibawah itu mendengar walau hanya sedikit saja, malam tadi dia mengikuti Imas turun ke bawah. Dia pen
last updateLast Updated : 2024-12-05
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status