Share

BAB 6

Penulis: mapoeri
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-23 19:00:56

“Apa kamu sendiri tidak yakin itu anak dari CEO kami?” Arianti menutup ponsel lipatnya dan kini beralih pada Jaima yang tengah duduk di sofa ruang tamu kontrakannya.

Dia terkejut karena tiba-tiba Arianti datang ke kontrakannya di malam hari, lebih terkejut karena Arianti tahu dimana dia tinggal. Jaima kini menatap wanita itu, semua kalimat yang keluar dair mulutnya penuh dengan keangkuhan juga mengecilkan pihak lawan bicara.

“Itu bukan urusan anda, ini janin saya. Tidak ada urusan dengan keluarga Mahatma.”

“Saya juga inginnya begitu, tapi tuan muda tetap ingin tahu.” Arianti menyela sebelum Jaima mengucapkan sepatah kata lainnya. Dia menyisiri rumah kontrakan kecil namun rapi itu, perabotan dengan warna kayu cantik juga ruangan yang wangi.

“Tolong jangan paksa saya-” Belum sempat Jaima meneruskan kata-katanya tangan Arianti terangkat di udara, dia memberi isyarat untuk Jaima berhenti bicara karena hendak mengangkat ponselnya yang berdering.

“Apa??! Baiklah, baik. Saya akan segera memindahkan Jaima segera.”

Jaima menatap kebingungan, memindahkan?

“Ayo kita bergegas.” Arianti menatap Jaima dengan wajah panik.

“Bergegas? Kemana?” Tanya Jaima kebingunga ketika dua orang bodyguard tiba-tiba masuk ke dalam rumah kontrakannya, padahal dua bodyguard itu sejak tadi hanya berdiam di dalam mobil saja.

“Kamu harus segera meninggalkan kontrakan ini sebelum para wartawan menyerbu. Kami akan menyewakan sebuah kamar hotel.”

Jaima masih belum mengerti namun dengan cekatan Arianti membawa keperluan Jaima seperti dompet juga ponselnya, wanita itu dipaksa masuk ke dalam mobil.

“Apa yang terjadi? Saya mau dibawa kemana?”

Jaima yang panik mulai menerka-nerka, apakah dia mau dibunuh?

Tidak ada jawaban, Jaima kini makin panik, peluhnya mengucur deras. Arianti dan dua orang lainnya terlihat tegang, mereka diam seribu bahasa. Tidak ada obrolan dan suara yang ditimbulkan, Jaima gelisah. Perjalanan tidak memakan waktu lama, mobil itu datang ke sebuah hotel bintang lima yang dekat dengan kontrakan Jaima.

“Bawa nona Jaima masuk lewat belakang.” Salah satu bodyguard itu berkata pada Arianti dan juga bodyguard lainnya, mereka memboyong Jaima yang masih tidak bisa menerka apa yang tengah terjadi.

Pintu kamar hotel terbuka, Jaima dipaksa masuk oleh Arianti dan dia terlihat gelisah mondar mandir. Jaima mulai merasa kepalanya pusing, dia berlari ke kamar mandi. Lagi-lagi memuntahkan isi perutnya yang kosong.

Dia belum makan sejak sore.

Jaima memapah dirinya sendiri keluar dari toilet ketika dia melihat sosok pria itu tengah duduk di sofa pojok kamar. Dia memakai kaos kasual, tidak tampak seperti seorang CEO yang tadi pagi Jaima temui.

“...Kenapa?”

“Kamu tidak melihat berita? Arianti, kamu tidak memberitahunya?” Hasbi bicara dengan nada agak tinggi.

“Maaf tuan, saya belum sempat. Setelah mendapat perintah saya buru-buru pergi.”

Hasbi menghela napas, meminta Arianti menyalakan televisi. Jaima masih terbengong-bengong dengan percakapan itu sampai dia akhirnya melihat berita yang kini disiarkan.

PUTRA TUNGGAL KELUARGA MAHATMA GROUP MEMILIKI SEORANG WANITA SIMPANAN DAN WANITA ITU KINI TENGAH HAMIL.

PUTRA TUNGGAL MAHATMA GROUP MEMBATALKAN PERTUNANGANNYA DENGAN PUTRI DARI KELUARGA JUNIAR GROUP.

Jaima terdiam di tempat, tubuhnya kaku melihat semua judul berita di televisi termasuk dengan beberapa potongan video serta foto dengan wajahnya yang disamarkan.

“Apa-apaan ini…” Gumamnya.

“Sudah kamu telusuri dari mana berita ini berasal?” Hasbi menoleh ke arah Arianti.

“Berita ini diambil dari salah satu wartawan yang hadir pagi tadi tuan, saya sedang menyelidiki wartawan mana yang dengan lancang menjual berita ini pada media.”

Hasbi memijat keningnya, dia melirik ke arah Jaima yang masih mematung, matanya menatap televisi dengan nanar.

“Kamu tidak bisa bekerja dulu..”

Jaima menoleh mendengar hal itu, dia menggeleng. “Tidak, tidak bisa, aku harus pergi bekerja. Aku tidak bisa meninggalkan satupun pekerjaanku.”

“Kamu tidak lihat bagaimana kamu diberitakan di media?!”

“W-wajahku, wajahku tidak terlihat..”

“MASYARAKAT TIDAK SEBODOH ITU! INI HANYA WAKTU DIMANA MEREKA BISA MELACAK WAJAHMU DENGAN SEGERA!” Hasbi berteriak dengan kencang pada Jaima yang langsung terdiam, matanya kini berkaca-kaca.

“Arianti, kamu sudah meyakinkan bahwa anak yang dia kandung adalah anakku?”

“Pak..”

“JAWAB!”

“Saya tidak pernah tidur dengan siapapun…” Suara Jaima yang bergetar menghentikan bentakan Hasbi, pria itu dan juga Arianti mengalihkan perhatian mereka pada Jaima yang menunduk. “Saya tidak pernah jual diri, malam itu adalah malam pertama saya melakukan hal itu…”

“Kalau begitu itu sudah jelas anakku.”

“Tuan muda..”

“Tapi…” Jaima mengangkat wajahnya, menatap Hasbi dengan airmata yang mengalir. “Aku gak mau kamu mengambil anak ini, anak ini tidak ada kaitannya denganmu.”

Hasbi membelalakkan matanya mendengar perkataan Jaima. Harga dirinya mendadak seperti tercoreng begitu saja dengan kalimat yang Jaima ucapkan.

“Apa maksudmu?”

“Kamu gak ada hak dengan anak ini..”

“Kamu-”

Arianti menghentikan Hasbi yang baru saja membuka mulut, wanita itu memperlihatkan ponselnya yang berdering. Tanaya. Sedangkan Hasbi juga merasakan ponselnya bergetar, Mama.

Dua orang yang tidak ingin dia hadapi sekarang ini sudah menghubunginya sedangkan permasalahan dengan wanita di depannya saja belum selesai. Hasbi menghela napas, dia pribadi belum tahu apa yang harus dilakukan.

Dia hanya ingin memiliki anak di rahim wanita itu, tapi di sisi lain dia juga bingung harus menghadapi kedua orang itu.

“Arianti, siapkan pesta pernikahan.”

Wanita itu menoleh dengan tatapan terkejut, “Maksud tuan? Pernikahan siapa?”

“Pernikahanku dengan wanita yang paling lancang yang saya temui ini.”

Kini, bukan hanya Arianti yang terkejut setengah mati tapi juga Jaima. Isi kepalanya sudah berkecamuk, dia tidak dapat lagi berpikir jernih, kepalanya berputar-putar tidak karuan.

dan , BRUKK. Dia pingsan.

Bab terkait

  • SEBATAS ISTRI CADANGAN SANG TUAN   BAB 7

    Para Asisten Rumah Tangga berdiri di depan sebuah pintu kamar tinggi yang tertutup rapat, wajah mereka menegang ketakutan. Enam orang berdiri disana tanpa satupun yang berani membuka pintu kamar itu, teriakan dan suara pecahan barang terdengar dari dalam.“Minggir!” Hardikan itu sukses membuat enam orang itu menyingkir dari sana, seorang lelaki tua dengan perawakan tinggi besar dan nampak berwibawa itu kini menguarkan aura mengerikan. Dia membuka pintu dan mendapati kamar anak perempuannya telah porak poranda.“Naya! Hentikan!”“AAAGHHHH! AGHHHHHHHH!” Wanita itu, yang mengenakkan setelan rapi berwarna putih -yang kini telah terlihat sangat berantakan- tengah melempar beberapa botol minuman dan juga vas bunga ke lantai dengan membabi buta. Dia menjerit sambil menangis.

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-24
  • SEBATAS ISTRI CADANGAN SANG TUAN   BAB 8

    “Kenapa kamu dengan seenaknya menyelenggarakan pernikahan sedangkan aku tidak sudi melakukan hal itu?” Jaima menatap penuh amarah kepada Hasbi, matanya memerah dan dia sudah hampir menangis. Rasa mual yang mendera juga kepalanya yang pusing berputar itu membuatnya hampir ambruk ke sekian kalinya. Dia kini tengah duduk dengan tangan yang diinfus, Hasbi meminta dokter keluarga datang untuk merawatnya di kamar hotel ini.“Kamu harus menikah denganku.” Hasbi menjawab dengan enteng.“Aku tidak akan meminta apa-apa padamu untuk kesejahteraan anak ini.”“Tidak, aku tidak akan membiarkanmu pergi membawa anak ini dan hidup dengan penderitaan. Dia keturunan keluarga Mahatma.”Jaima menggigit bibirnya, dia memang tidak punya kepercayaan diri untuk membiayai anak ini dengan layak. Dia selalu berusaha mengundur lagi dan lagi jadwal ke dokter kandungan karena rasa takut kehilangan.“Bagaimana kalau kita gugurkan saja?”Pertanyaan itu sontak membuat Hasbi, Arianti dan juga dokter yang ada di ruangan

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-24
  • SEBATAS ISTRI CADANGAN SANG TUAN   BAB 9

    Jaima menoleh ke kanan dan ke kiri, beberapa hari semenjak kedatangannya di hotel dan pecah berita mengenai dia sebagai selingkuhan CEO keluarga Mahatma Group naik di udara dia tidak pernah sekalipun melangkahkan kakinya keluar. Dia terkukung di dalam hotel, segala yang dia perlukan disediakan dengan baik terutama baju ganti serta dokter.Kehamilannya membuat dia tidak berhenti muntah, dia bahkan tidak bisa duduk sehingga dokter dua puluh empat jam bersama dengan dirinya di hotel tersebut. Si CEO menyewa satu lantai hanya untuk kenyamanan Jaima juga proteksi kalau-kalau ada reporter yang mengendus keberadaannya.Dan sekarang, Jaima berada di sebuah rumah dengan keagungan yang luar biasa. Dari gerbang depan saja Jaima sudah dibuat terpesona. Rumah ini seperti yang sering dia tonton di televisi tentang orang kaya raya.

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-25
  • SEBATAS ISTRI CADANGAN SANG TUAN   BAB 10

    “SIALAN!” Tanaya memekik dengan kencang, urat-urat di sekitar lehernya mulai tampak sehingga membuat wajahnya bak kepiting kukus.“Naya! Tenang dulu nak!” Sadik turut memekik, kini memeluk buah hatinya dengan erat.“Mas, astaga! Kenapa kamu menyetujui pernikahan itu? Kenapa kamu menyetujui tawaran keluarga Mahatma? Ini membuat keluarga besarmu malu mas, bagaimana dengan JUNIAR Group?” Rani, ibu Tanaya mengoceh sambil memeluk Tanaya. Mencoba menenangkan anak bungsunya itu yang kini menangis meraung-raung.“Dengar dulu, biar papa jelaskan Naya.. Izinkan papa jelaskan dulu..”Tanaya menoleh dengan jangan berantakan, airmata dan juga air liurnya menjadi satu. “Apa yang mau papa jelaskan? Papa membuat aku malu! Papa bahkan

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-25
  • SEBATAS ISTRI CADANGAN SANG TUAN   BAB 11

    Pernikahan yang sejak dulu selalu diimpikan Jaima kini terwujud, sayangnya, itu semua jauh dari apa yang dia dambakan. Pria yang bersanding dengannya bukanlah pria yang dia cintai, dia bahkan tidak mengenal pria itu secara utuh, keluarga besar pria itu menatapnya sinis sejak dia jalan menuju altar.Pria yang mendampinginya untuk berjalan ke altar bukanlah kerabatnya atau orang yang dia tunjuk, mereka hanya membayar orang yang tidak dikenal untuk melakukan hal itu.Bak sulap, dalam dua bulan persiapan pernikahan itu selesai begitu saja. Gedung yang sudah dipesan, gaun pengantin yang dibuat dengan cekatan, ketika Jaima keluar dari dalam kamar yang ada di rumah bak istana itu segalanya telah siap.“Ini pengantinnya..” Kata salah satu pembantu rumah tangga, mempapah Jaima masuk ke dalam sebuah ruangan dimana

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-26
  • SEBATAS ISTRI CADANGAN SANG TUAN   BAB 12

    “Kehamilannya bagus, adik bayi juga sehat ya. Bisa bapak dan ibu lihat ini adalah jari jemarinya, tangan kanan kiri, kaki kanan dan kiri semuanya sudah lengkap ada lima. Tempurung kepala oke, hidung, mata, bibir, dagu. Anus. Semuanya sudah terbentuk dengan bagus dan baik, usia kandungan enam bulan sesuai dengan volume air ketuban. Semuanya oke.”“Bagaimana dengan jenis kelaminnya, dok?” Tanya Hasbi dengan penuh antusias.“Selamat, bayi bapak dan ibu berjenis kelamin laki-laki.”Jaima masuk ke dalam mobil, disusul dengan Hasbi dari belakang.Empat bulan berlalu semenjak pernikahan megah mereka, hujatan demi hujatan semakin tajam menghujani Jaima setiap dia memiliki acara di depan publik.

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-26
  • SEBATAS ISTRI CADANGAN SANG TUAN   BAB 13

    “Nyonya, Nyonya Jaima..”Jaima membuka matanya ketika pendengarannya menangkap suara Imas dari luar pintu kamar. Dia terbangun lagi setelah sebelumnya terlelap ketika isi kepalanya menerawang jauh pergi menyusuri kenangan lama saat pertama kali masuk ke rumah ini.Dia menoleh, mengelus sekali lagi pipi Rama untuk memastikan si putra kecilnya masih terlelap.“Maaf ya, saya ketiduran lagi.” Kata Jaima, membuka pintu.Imas menatapnya sendu, bisa terlihat mata yang sembab, rambut yang berantakan menyambutnya di pagi ini. Majikannya meminta maaf padanya yang tidak sekalipun pernah dia dengar selama bertahun-tahun menjadi seorang asisten pribadi.“Nyonya, tidak perlu meminta maaf. Lagipula ini masih pu

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-29
  • SEBATAS ISTRI CADANGAN SANG TUAN   BAB 14

    Mobilnya berhenti di sebuah tempat parkir yang agak jauh dari venue tersebut, dia turun dan masuk ke dalam mobil dimana Hasbi berada. Ketika dia masuk Hasbi sedang tertidur, dia tidak banyak bicara. Imas masih di mobil miliknya, mereka akan bertemu begitu sampai di venue.Jaima melirik ke arah Hasbi, pria dengan wajah blasteran itu tertidur dengan mulut setengah terbuka. Tidak membuat ketampanan pria itu berkurang, Jaima menyusuri wajah itu secara diam-diam. Hidung yang tinggi, bibir yang tebal juga rahang yang tegas. Hasbi memiliki sedikit janggut tipis di sekitar rahangnya membuat dia terlihat begitu macho sebagai seorang laki-laki.“Tuan, kita sudah sampai.” Suara si supir membuat Hasbi membuka mata, kepalanya masih agak sedikit pusing. Dia baru saja kembali dari Swedia malam tadi, masih merasa jet lag. Hasbi menyingkirkan selimut yang menutupi s

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-29

Bab terbaru

  • SEBATAS ISTRI CADANGAN SANG TUAN   BAB 29

    Tanaya turun dari mobil mewah tepat di depan kantornya, semua mata langsung tertuju ke arahnya. Beberapa karyawan terkejut karena setelah absen begitu lama pada akhirnya wanita itu kembali datang ke kantor, beberapa lainnya merasa hal itu sudah bisa ditebak.Post-broken heart katanya memakan waktu dua tiga bulan.“Dia terlihat begitu kurus.”“Wajar saja, tunangannya selama delapan tahun meninggalkannya demi perempuan lain.”Desas desus mengenai kondisinya sudah menyebar ke seluruh bagian kantor, Tanaya tersenyum puas di dalam hati. Itulah yang dia inginkan, semua perhatian dan juga tanggapan banyak orang mengenai dirinya setelah Hasbi melangsungkan pernikahan.

  • SEBATAS ISTRI CADANGAN SANG TUAN   BAB 28

    Lisa Sarkara Mahatma.Namanya menjadi bahan perbincangan di berbagai media ketika usianya baru menginjak dua puluh tahun, keluarganya begitu dikenal sebagai konglomerat urutan ketiga di Indonesia. Ketika itu Lisa ditunjuk sebagai penerus Mahatma Group, ayahnya meninggal karena sakit jantung dan meninggalkan wasiat bahkan sebelum kematian menjelang. Dari enam anak, lima anak laki-laki dan satu anak perempuan, pemimpin Mahatma Group mewariskan seluruh perusahaannya pada si anak perempuan.Hal itu menjadi perbincangan serius. Patriarki tidak pernah luput dimanapun berada begitu juga di Indonesia, banyak orang menyayangkan keputusan Almarhum untuk memberikan wewenang sebesar itu pada seorang perempuan.“Apa-apaan? Kita harus menuruti keputusan seorang anak berusia dua puluh tahun?”

  • SEBATAS ISTRI CADANGAN SANG TUAN   BAB 27

    Keningnya berkerut, kedua alisnya saling bertaut, mata Hasbi tidak lepas dari Jaima yang kini tengah tertidur tepat di sampingnya. Setelah keadaan canggung karena piyama Jaima tembus pandang, Hasbi berusaha untuk mengendalikan apa yang ada di dalam pikirannya namun wanita yang tengah hamil delapan bulan ini malah tertidur dengan santai di sampingnya.Hasbi tidak habis pikir, sesekali wanita ini terlihat mengigau atau sulit menemukan posisi tidur yang nyaman. Dia teringat ucapan dokter kandungan yang mengatakan usia kehamilan yang semakin tua akan membuat si ibu mengalami susah tidur.“Aku gak yakin manusia ini susah tidur..” Dia bergumam.Pagi sudah menjelang, Hasbi mengelus tengkuknya. Baguslah, setidaknya dia dan Jaima sudah menghabiskan malam bersama meskipun dia sama sekali tidak bisa memejamkan mata

  • SEBATAS ISTRI CADANGAN SANG TUAN   BAB 26

    “Tanaya?”Wanita itu merangsek masuk ke dalam dan segera memeluk Noah yang masih terdiam karena tidak berpikir akan melihat Tanaya ada disana. Wanita itu menangis tersedu di dalam pelukannya membuat Noah kebingungan.Noah membiarkan Tanaya menangis beberapa saat, kini tangis wanita itu telah berhenti dan Noah menyodorkan coklat panas padanya. Wanita itu masih mengenakkan pakaian kantor, rambutnya tergerai indah seperti biasa, aroma parfume yang dia kenakan masih sama seperti dalam ingatan Noah.“Ada apa?” Noah mulai bertanya, dia duduk di kursi yang berhadapan langsung dengan Tanaya.Wanita itu menyesap coklat hangat di dalam mug berwarna putih, rasa hangat langsung menjalari kerongkongannya. Dia mengelap airmata yang masih tersisa di pipinya.

  • SEBATAS ISTRI CADANGAN SANG TUAN   BAB 25

    Mata Hasbi tengah mengekori Jaima yang baru saja masuk ke dalam rumah, melirik ke arah jam tangan waktu menunjukkan pukul sepuluh malam. Hasbi meminta Imas membatalkan kedatangan Jaima ke acara pesta hari ini, setelah mengadakan rapat dengan tim legal hari ini, dia memutuskan untuk mengecualikan Jaima di beberapa acara untuk tidak menarik perhatian publik lebih lanjut.Untuk sementara saja.“Kalian tidak memiliki ide yang jauh lebih baik?” Hasbi menatap ketiga orang team legalnya yang kini menunduk jauh lebih dalam di depannya.“Itu yang paling terbaik tuan, publik harus tahu kalau pernikahan kalian memang berdasarkan hubungan terlarang bukan dari-maaf, cinta satu malam.” Takut-takut salah satu dar

  • SEBATAS ISTRI CADANGAN SANG TUAN   BAB 24

    Noah melambaikan tangannya pada mobil yang menjauh, dia melirik ke arah tangan kanannya yang tidak berhenti melambai. Dia menaikkan kedua bahunya, setiap kali dia bertemu dengan wanita bernama Jaima itu ada perasaan aneh yang tiba-tiba muncul di dalam dirinya.Rasa simpati.Entah karena Jaima dari kalangan orang biasa seperti Almarhumah ibunya atau ada hal lain yang membuat rasa simpati itu menyeruak di dalam dadanya dan enggan pergi begitu saja. Isi kepalanya di penuhi dengan ekspresi wanita itu, rasa sakit yang sedikitnya bisa Noah rasakan.Dia menghela napas, menyusuri jalanan panti jompo yang mulai sepi dan remang-remang. Semilir angin malam terasa begitu sejuk alih-alih dingin, dia menyukai suasana disini. Pandangannya bertumpu pada gedung panti jompo yang berdiri kokoh.

  • SEBATAS ISTRI CADANGAN SANG TUAN   BAB 23

    “Terima kasih..” Jaima tersenyum lebar, kedua tangannya meraih cangkir yang diberikan oleh Noah. Mereka tengah berada di Green House tidak jauh dari gedung panti jompo, biasanya Green House ini dipakai untuk beberapa keluarga yang berkunjung menikmati hari.Noah menatap Jaima yang sekarang tengah menyesap teh di cangkir porselen cantik itu, matanya menyisiri setiap lekuk wajah Jaima.Benar seperti yang orang-orang bilang, wanita ini terlihat cantik. Ketika berita mengenai Hasbi dan Jaima menikah mencuat, semua orang dari kalangan konglomerat mulai membicarakannya karena mereka tidak mengira kalau wanita yang menjadi selingkuhan Hasbi adalah wanita yang cantik.

  • SEBATAS ISTRI CADANGAN SANG TUAN   BAB 22

    Noah membaca setiap baris kalimat di buku yang tengah dia pegang, buku ini baru ia beli beberapa hari lalu sesampainya di Indonesia. Dia suka menghabiskan waktu berjam-jam hanya dengan membaca, semilir angin memainkan rambut berwarna kuning pucat miliknya yang sudah panjang.Beberapa perawat berlalu lalang sambil membawa para lansia yang mereka urus melewati Noah, para perawat tua maupun muda mencuri-curi pandang padanya. Mereka tidak ingin melewatkan satupun kesempatan menikmati ciptaan Tuhan yang begitu sempurna,Mata yang teduh, bulu mata yang lentik, bibir yang penuh, rahang tegas serta hidung yang panjang. Kakinya yang jenjang menambah poin baru dalam kesempurnaan seorang Noah Sadawira.“Noah, kenapa tidak memberi kabar kalau mau kesini?” Suara itu menginterupsi kegiatannya, menoleh ke asal suara bu

  • SEBATAS ISTRI CADANGAN SANG TUAN   BAB 21

    Mobil Hasbi berhenti tepat di depan pintu utama gedung perusahaan miliknya. Gedung tinggi dengan lima belas lantai itu menjulang dengan gagah, tulisan MAHATMA terpampang besar disana. Para satpam dan beberapa karyawan yang lewat menundukkan kepala, menghormatinya.Dia berjalan bersama si asisten pribadi di sebelahnya juga beberapa penjaga, masuk ke dalam perusahaan dia menggunakan lift yang memang dibuat khusus untuk para petinggi saja.Kantornya berada di lantai dua, ruangan miliknya ada disana dengan asisten pribadi dan ruang rapat direksi. Tidak ada lagi. Karyawan sembarangan tidak diperbolehkan masuk, akses lantai dua hanya dimiliki oleh beberapa orang tertentu saja.“Hari ini tuan ada rapat sampai pukul dua siang dan menghadiri undangan pernikahan putri dari Nyonya Rika Ageng.” Arianti membacakan ja

DMCA.com Protection Status