Home / Romansa / ASI Untuk Putra Sang CEO / Chapter 1 - Chapter 10

All Chapters of ASI Untuk Putra Sang CEO: Chapter 1 - Chapter 10

40 Chapters

Kemalangan Hidup

Tangan Alana gemetar saat mengepel rumah sebesar istana itu. Napasnya tersengal, pinggang hingga kakinya terasa pegal dan kebas. Bekerja sebagai ART saat dirinya tengah hamil besar benar-benar membuat tenaganya terkuras.Wanita berkulit putih itu tengah menyeka keringat yang bercucuran membasahi dahinya saat ART senior di rumah itu memanggilnya. “Alana, kamu dipanggil Nyonya,” kata Bi Narti, menatap Alana prihatin. Seharusnya dengan kondisinya yang sekarang, Alana beristirahat sambil menunggu kelahiran sang buah hati, bukannya bekerja tak kenal lelah seperti ini.“Suamimu benar-benar nggak bisa diandalkan! Ke mana dia di saat kamu bekerja keras seperti ini?” gerutu Bi Narti, antara kesal dan juga kasihan pada Alana. Alana hanya tersenyum miris. Heri, suaminya, tak pernah memberikan nafkah yang layak padanya. Ia bahkan dipaksa bekerja karena uang gaji suaminya sudah habis untuk bermain judi. Alanalah yang memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari dengan gajinya sebagai ART. Miris mem
last updateLast Updated : 2024-11-06
Read more

Kesedihan Yang Mendalam

Alana tersadar saat tubuhnya yang lemah dipindahkan ke brankar. Sepasang matanya mengerjap lemah, kepalanya benar-benar pusing saat dokter memeriksa kondisinya.“Denyut jantung bayi melemah. Segera persiapkan tes, kita akan operasi darurat!" "Baik, Dok!"Percakapan dokter dengan perawat itu membuat rasa panik menjalari hati Alana tanpa bisa dicegah. Kejadian beberapa saat yang lalu menghantuinya, membuatnya ketakutan setengah mati.“Dokter, tolong selamatkan bayi saya,” kata Alana saat ia dibawa ke ruang operasi.“Kami akan melakukan yang terbaik. Banyak berdoa ya," kata dokter itu menenangkan.Proses operasi itu berjalan lancar. Namun, saat dokter mengangkat bayi Alana, bayi yang berjenis kelamin perempuan itu tak kunjung menangis. Kulitnya terlihat sudah membiru seluruh tubuh, seolah tak ada kehidupan di raga bayi itu."Dok, anak saya baik-baik saja kan?" tanya Alana."Dok, bagaimana ini?" tanya asisten dokter.Namun, dokter spesialis kandungan itu tak menjawab, ia menyerahkan bay
last updateLast Updated : 2024-11-06
Read more

Menawari Menenangkan Sang Bayi

Hari berganti hari, nyatanya kehilangan seseorang pun hidup harus tetap berjalan. Semua uang Alana sudah dibawa lari oleh suaminya. Mau tak mau, Alana harus menyimpan kesedihannya dan kembali bekerja. Ia berencana menjual rumah peninggalan rumah orang tuanya, lalu mengikuti jejak Bi Narti yang menjadi pembantu di rumah Elzaino dengan menetap di rumah itu. Alana pun sudah mendaftarkan gugatan cerai setelah dibantu oleh para warga. Jika dulu Alana bertahan karena anak yang dikandungnya, tapi tidak untuk sekarang. Tidak ada alasan lagi untuk Alana bertahan di sisi Heri yang memiliki temperamen buruk. Tak lupa wanita itu terus berterima kasih dan berpamitan pada semua warga yang tulus menolongnya tanpa pamrih. Bi Narti langsung menyambut Alana begitu ia tiba dan memeluknya dengan erat. “Turut berduka atas kehilanganmu, Alana.” Wanita itu tergugu dalam pelukan Bi Narti. Ia tidak dapat menahan kesedihan yang masih membelenggunya. Puas menangis, Bi Narti menyuruh Alana un
last updateLast Updated : 2024-11-06
Read more

Dipindah tugaskan

“Ba-baik, Tuan,” sahut Alana gugup. “Cuci dan sterilkan tanganmu!” titah El tegas.Alana segera ke kamar mandi mencuci tangannya dengan sabun dan air yang mengalir. Tak lupa ia melepas apron yang sedari tadi dipakai. Wanita itu kemudian keluar dan mengambil Arga dengan segan dari tangan El."Sakit ya, sayang? Cup. Cup. Kasihan sekali anak ganteng, anak soleh," tutur Alana lembut, wanita itu pun memangku dan menidurkan Arga di kasur. Alana kemudian memijit perut Arga dengan pijitan ILU sehingga tangisannya sedikit demi sedikit mereda. El cukup tercengang karena Arga kini berhenti menangis. Ia menelisik setiap gerakan yang Alana buat. Takut jika sang asisten rumah tangganya membuat Arga cedera."Dia kolik, Tuan. Perutnya kembung. Biasanya tak cocok dengan susu formula," jelas Alana tanpa diminta, yang membuat dahi El mengernyit.Setelah tangis bayi itu reda dan akhirnya tertidur, Alana menyimpan Agra dengan hati-hati ke dalam box bayi yang ada di ruangan penuh warna itu. Ruangan ini
last updateLast Updated : 2024-11-10
Read more

Menjadi Ibu Susu Putra CEO

Hasil tes kesehatan Alana sudah keluar. Elzaino membacanya dengan saksama. Di sana diterangkan jika Alana dalam kondisi sehat dan tidak sedang menderita penyakit apapun, terutama penyakit yang bisa ditularkan melalui ASI. Selain itu, Alana memiliki golongan darah dan resus yang sama dengan Arga. Ini tentu kabar baik karena tubuh Arga tidak akan kuning jika menerima susu dari Alana. "Kamu nggak salah mau pembantu itu yang menyusui Arga?" Meri, ibu Elzaino tampak tak menyetujui ide dari putranya."Bu, aku yang paling tahu tentang kebutuhan anakku," Elzaino menoleh ke arah sang ibu yang saat ini ada di dalam kamarnya."Paling tahu? Tahu apa kamu, El? Kamu ini ayah baru. Tahu apa tentang perbayian? Ini ibu kamu, sudah khatam tentang anak. Emang kamu nggak takut pembantu itu nularin penyakit ke anak kamu?" sergah Ibu Meri dengan raut wajah judesnya. Ia duduk sembari melipat tangannya di dada."Bu, dia bukan asisten rumah tangga lagi. Dia ibu susu Arga sekarang, namanya Alana. Aku sudah m
last updateLast Updated : 2024-11-10
Read more

Orang Di Masa Lalu

Flashback.... Amanda diantarkan oleh seorang pria berparas tampan dan blansteran. Mereka diantar oleh supir pribadi Amanda. Tak lupa Bi Narti pun ikut serta mengantar Amanda ke rumah sakit terbesar di kota itu. Sesekali Amanda meringis, ia merasakan kontraksi pada perutnya. Bi Narti dan supir yang bernama Mang Tejo pun sudah menghubungi El. Dengan panik, El segera membatalkan kunjungan pentingnya. Ia segera memesan pesawat dengan jam penerbangan saat itu juga. Beruntung El mendapatkan tiket dengan mudah dengan kelas VIP itu. "Sakit sekali, Darren!" Amanda meringis.Wanita itu merasa tak kuat dengan rasa sakit dan mulas yang menderanya. Sesekali ia mencengkram tangan pria bule yang bernama Darren itu, hingga membuat Bi Narti dan Mang Tejo berpandangan. "Cepat! Lebih ngebut lagi!" Darren memerintah dengan tegas, membuat mang Tejo segera tancap gas dan mengendalikan mobil sport berwarna hitam itu dengan ugal-ugalan. Beberapa menit kemudian mereka telah sampai di rumah sakit. Para
last updateLast Updated : 2024-11-21
Read more

Ingin Melihat Arga

Elzaino menanda tangani berkas kerja sama antara perusahaan miliknya dan perusahaan besar yang ada di Dubai. Seharusnya pria bertubuh tinggi dan atletis itu gembira dan merayakan keberhasilan ini. Teringat ketika ia menceritakan harapannya bekerja sama dengan perusahaan raksasa asal Dubai ini pada sang istri. Walaupun waktu itu respon Amanda mengecewakan, tapi wanita itu berharap Elzaino memenangkan kerja sama yang berharga milyaran itu. Hati El kini terasa hampa dan sepi. "Seharusnya kita merayakannya bersama-sama dengan Arga," lirih El. Matanya menatap jauh ke depan. Menatap pemandangan dari bangunan kantornya yang mencakar langit. Tangannya mengepa saat mengingat Amanda mencampakan dirinya. Saat itu ketika dirinya pulang dari kantor, Elzaino tak menemukan Amanda di rumah. Petugas keamanan yang berjaga berkata jika Amanda pergi dengan alasan bertemu dokter untuk mengecek luka pasca persalinan. Elzaino kemudian menemukan sepucuk surat jika sang wanitanya sudah tak ingin berada di s
last updateLast Updated : 2024-11-22
Read more

Panik

Pagi ini Alana sudah berpakaian dengan rapi, sejak menjadi ibu susu Arga, wanita itu tampil lebih cantik dan terawat. Jika sebelumnya ia selalu memakai daster lusuh, kini tidak lagi. El memberikannya baju-baju yang layak dan bersih agar Arga memiliki ibu susu yang sehat dan steril. Seperti hari ini, Alana memakai dress di bawah lutut. Ia mengucir rambut panjangnya agar tak mengganggu Arga saat menyusu kepadanya. Jika penampilan rapi, Alana sangat cantik. Bahkan terlihat seperti kakak dari Arga, bukan ibu susu. Hari ini Arga dijadwalkan untuk imunisasi ke Rumah Sakit Ibu dan Anak. El sudah berangkat dari pagi untuk bekerja. Mireya pun sudah resmi bergabung menjadi wakil direktur, Wakil dari El. Memang Mireya mempunyai kemampuan hampir menyamai kakaknya. Sementara di rumah hanya ada Meri dan beberapa pelayan. Meri memperhatikan Alana, dalam hati ia memuji paras Alana yang sangat cantik. Fisik Alana seperti kelas sosialita jika di dandani seperti sekarang. Padahal Alana tak memakai m
last updateLast Updated : 2024-11-23
Read more

Rencana Yang Tak Disangka

Di kota New York, Amanda telah terbangun dari tidurnya. Bibirnya menyunggingkan senyuman saat melihat pria di sampingnya yang tertidur dengan damai. Ya, dia adalah Dareen. Mantan terindah yang telah berhasil kembali ke sisinya. "Pagi, sayang!" Amanda menyentuh pipi Dareen yang kemerah-merahan. Wanita mengecup bibir Dareen sekilas, setelah itu ia bangun dari tidurnya untuk membuatkan Dareen sarapan. Amanda ingin sekali melayani Dareen dengan sepenuh hati. Amanda berjalan menuju jendela, ia menyibak gorden yang menutupi kamar apartemen mewah itu. Ia tersenyum saat melihat salju yang turun. Amanda memang sesuka itu dengan salju. Sekilas ia mengingat bayi yang ia lahirkan, tak menampik ada rasa rindu yang terasa saat mengingatnya. Namun, Amanda mengubur perasaan yang menurutnya bisa melemahkannya itu. Amanda sudah sejauh ini dengan Dareen, ia tak mau bayi itu menghalangi niatnya untuk kembali kepada Dareen selamanya. Apalagi Amanda telah menentang keluarga besarnya saat mengambil kepu
last updateLast Updated : 2024-11-25
Read more

Peringatan Untuk Alana

Alana baru saja menjemur Arga di halaman rumah. Setelah merasa bayi susunya itu hangat, gegas wanita itu masuk kembali ke dalam kamar."Semakin hari badanmu semakin gemoy. Sehat-sehat ya, sayang?" Alana tersenyum riang. Arga menatap Alana dengan mata yang berbinar. Terlihat sekali bayi itu sangat nyaman dengan Alana. Arga sangat cocok dengan Alana, bahkan tubuhnya pun mengalami kenaikan signifikan, semuanya terjadi karena ASI dari Alana. "Lapar ya, sayang?" Tanya Alana. Walaupun bayi itu belum bisa menjawab, tapi Alana sangat komunikatif. Ia selalu mengajak berbicara Arga. "Mimi dulu ya, Nak! Kamu pasti haus kan?" Alana menggendong Arga, ia pun mulai menyusui Arga. Alana menatap Arga, pun bayi itu yang menatap Alana sambil menyusu. Tangan Alana mengusap rambut Arga dengan sangat lembut. Alana tersenyum haru, hatinya merasa getir saat ia mengingat anaknya yang telah meninggal. Namun, Alana sangat bersyukur karena kini ia harus mengurus seorang bayi yang ditinggalkan ibunya. Ya, A
last updateLast Updated : 2024-11-26
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status