Home / Romansa / ASI Untuk Putra Sang CEO / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of ASI Untuk Putra Sang CEO: Chapter 51 - Chapter 60

73 Chapters

Pertengkaran

Setelah pesta itu sifat Darren menjadi lebih tempramental. Pria itu merasa sudah gagal total membuat Elzaino dan Handoko hancur. Belum lagi para relasinya kini memandang dirinya dengan buruk. Cap pebinor disematkan padanya setelah pesta yang seharusnya ia rancang untuk membuat Elzaino dan Handoko hancur malah berbalik menyerang personalnya sendiri. "Lihatlah! Gara gara kelakuan ayahmu aku dipermalukan!" Darren melemparkan ponselnya ke kasur. Amanda langsung memungut ponsel berkamera boba itu. Ia membaca rentetan chat yang menyindir secara terang-terangan kelakuan Darren yang merebut Amanda dari Elzaino. Amanda kemudian menghembuskan nafasnya. Helaan itu terdengar sangat berat seperti beban yang ia pikul kini. "Ini semua tidak akan terjadi jika kamu tidak mengundang El dan Papa, Honey," Amanda mencoba mengutarakan isi hatinya yang tertahan. Ingin ia ledakan emosinya sedari malam pesta itu. Tapi Amanda tahan karena ia takut Darren juga akan membuangnya. Amanda kadung basah, tak
last updateLast Updated : 2024-12-26
Read more

Sesudah Persidangan

Alana pulang dengan hati yang lapang. Ia tersenyum di dalam mobil. Semua ingatan mengenai kekerasan dalam rumah tangga selama membina rumah tangga dengan Heri terbayang di benaknya. Bukan mempunyai hati pendendam, hanya saja sangat sulit menemukan momen bahagia dalam pernikahannya karena sedari awal, Heri tak pernah mencintainya. Alana sendiri juga berusaha berbakti kepada suaminya itu walau tak pernah dihargai oleh Heri. "Alhamdulillah ya Alana semua sudah selesai," Mang Udin berucap sembari mengemudikan mobilnya pulang kembali ke kediaman Elzaino. "Iya, Mang. Semua sudah selesai," Alana tersenyum cerah. Rumah Elzaino akhirnya terlihat. Mobil itu langsung memasuki garasi. Alana turun dari mobil dan melihat Arga tengah di gendong oleh Elzaino. Alana tersenyum. Arga kini adalah dunianya. Ia amat menyayangi bayi kecil itu. Alana berjalan dengan cepat ke arah El. Elzaino seakan sudah menunggu kedatangannya. "Tuan, tidak bekerja?" Tanya Alana kemudian mengambil Arga dari pangkuan El k
last updateLast Updated : 2024-12-27
Read more

Mengetahui Yang Sebenarnya

Untuk pertama kalinya, Darren tak tidur sekamar dengan Amanda. Pria itu cenderung menjauhi Amanda, ia sangat muak dengan wanita itu. Dareen malam ini tidur di kamar tamu, ia merebahkan tubuhnya. Bayang-bayang penghinaan dari Elzaino dan Handoko begitu mengoyak harga dirinya. Dendam itu semakin membara pada Elzaino dan Handoko. Ya, kali ini Darren harusnya mengatur siasat lagi. Ia masih bisa memanfaatkan Amanda, ia tak boleh menyia-nyiakannya. Dareen akhirnya bangkit dari posisi tidurannya. Ia berjalan ke arah kamar utama, bermaksud ingin mengatur siasat liciknya lagi untuk memperdaya Amanda. "Honey!" Panggil Darren. Dareen membuka pintu kamarnya. Ia melihat Amanda sedang memeluk lututnya. Darren mendekati wanita itu, Amanda terlihat ketakutan saat Darren mendekatinya. "Honey, Maafkan aku! Aku sangat menyesal telah berkata kasar padamu," Darren memeluk Amanda, namun Amanda memberontak. Ia tak mau dipeluk oleh Darren. Sepertinya psikis Amanda sedang terguncang. "Pergi dar
last updateLast Updated : 2024-12-27
Read more

Kepergian

Amanda berjalan mengendap-endap, ia tak mau Darren dan Erlan menyadari kehadirannya. Amanda terus saja menangis, ia sedikit berlari menuju kamar utama. Di sana Amanda menumpahkan tangisannya. Ia tak menyangka pria yang sangat ia cintai begitu tega memperalat dirinya. Amanda telah melepaskan Elzaino dan buah hatinya. Amanda yang bodoh. Ia begitu mengutuk semua kebodohannya. Ia melepaskan apa yang ia miliki, untuk seseorang seperti Darren. "Ternyata papa benar, Darren hanya memanfaatkanku saja. Pa, maafkan aku!" Isak Amanda sendu. Ia pun mengunci kamar utama. Di keadaan seperti ini, barulah Amanda mengingat Handoko dan Resti. Apalagi ekspresi sang mama di pesta membayangi pikirannya. Wajah Resti begitu terpukul dengan pengumuman yang diucapkan oleh Darren. "Maafkan anakmu yang bodoh ini, Ma, Pa!" Amanda masih saja menangis dan menumpahkan semua kekecewaan dan kesedihannya. Beberapa menit kemudian, tatapan mata Amanda begitu tajam. Ekspresinya sarat akan makna. Amanda sedang me
last updateLast Updated : 2024-12-27
Read more

Kemarahan Darren

Darren baru saja kembali. Tadi ia terpaksa keluar karena Erlan mengajaknya untuk minum-minum di sebuah club. Darren awalnya menolak, namun karena ia mengingat ada Amanda di kamarnya, ia setuju karena sangat malas untuk seranjang dengan wanita itu. Akhirnya, Darren menyetujui. Mereka minum-minum di klub malam sampai dini hari. "Tambah lagi, Tuan? Tawar Erlan, ia membawa sebotol wine dan berniat menuangkannya di cawan milik Darren. "Sudah cukup, Erlan. Kita tak boleh mabuk!" Peringat Darren yang dibalas anggukan kepala oleh sang sekretaris. Setelah dirasa cukup, Darren menyudahi hiburan malamnya. Erlan mengantarkan Darren ke istana megah miliknya. Para bodyguard yang berjaga pun nampak gusar karena menunggu Amanda kembali. Namun mereka berusaha positif thinking. Mereka yakin, Amanda ikut bersama majikannya. Para penjaga yang menjaga gerbang segera membuka gerbang yang menjulang tinggi itu begitu mobil sang majikan telah terlihat. Pun beberapa bodyguard langsung keluar saat mende
last updateLast Updated : 2024-12-27
Read more

Pertemuan Tak Sengaja

Alana izin pada sang majikan untuk membeli perlengkapan Arga ke mall yang tak jauh dari rumah Elzaino. Perumahan yang dihuni oleh Elzaino memang terdapat fasilitas publik yang lengkap. Salah satunya adalah pusat perbelanjaan dan juga pusat pendidikan. Alana menitipkan Arga sebentar pada baby sitter yang selalu menghandle Arga kala dirinya ada kepentingan di luar. "Sus, titip sebentar ya? Sampo dan sabun mandi Arga habis. Tak mungkin menunggu Bibi belanja karena ini kebutuhan Arga yang mendesak," ucap Alana pada baby sitter yang sudah paruh baya itu. Selain itu, Alana akan berbelanja beberapa setel baju karena baju-baju yang dipakai oleh bayi tampan itu sudah tak muat. Arga memang sedang mengalami Growh spurt hingga menyebabkan badannya naik beberapa kilo. "Iya, Alana. Lagi pula Arga lagi tidur," baby sitter mengangguk. Alana pun segera pergi dari rumah itu. Untung uang belanja, Bi Narti sudah memberikannya pada Alana. Bi Narti memang yang selalu menghandle belanja mingguan kebutuha
last updateLast Updated : 2024-12-27
Read more

Makan Bersama

Elzaino pulang menenteng pizza kesukaan dirinya. Hal yang pertama ia lakukan adalah datang ke kamar putranya. Elzaino menatap Alana yang tengah terduduk sembari menatap Arga yang tertidur. Elzaino pun mengetuk pintu yang memang sudah terbuka. "Tuan?" Alana langsung berdiri begitu melihat Elzaino. Elzaino masuk ke dalam kamar berdekorasi penuh warna itu. Hati Elzaino selalu menghangat setiap kali ia melihat Alana. Dadanya juga selalu berdegup kencang. Entah mengapa, El juga tak tahu mengapa demikian. "Den Arga sudah tidur, Tuan," ucap Alana pada Elzaino. "Sudah tidur ya?" Elzaino menggaruk pelipisnya yang tidak gatal, netranya melirik pada jam dinding yang menunjukan jika waktu sudah pukul sepuluh malam. "Iya, tadi Den Arga tidur jam sembilan," lapor Alana kembali. "Saya bawa pizza. Kamu mau?" Elzaino memperlihatkan bungkusan pizza yang ada di tangannya. "Mau, Tuan," Alana mengangguk. Ia tak menampik jika kini perutnya sangat lapar. Alana belum sempat makan malam karena
last updateLast Updated : 2024-12-27
Read more

Pembalasan

Handoko yang mengetahui kepergian putrinya dari rumah Darren pun tersenyum penuh kemenangan. Tentu saja ia tahu dari mata-matanya yang khusus untuk memata-matai Amanda. Ia sudah sangat yakin jika Amanda pergi dari rumah itu karena Amanda sudah mengetahui mengenai rencana balas dendam Darren. Hati Handoko campur aduk mengetahui semua ini. Ada rasa sedih dan senang yang menyelimuti hatinya. Sedih karena Amanda pergi dari Darren di saat semuanya sudah terlambat. Di saat Amanda sudah kehilangan segalanya. Di saat Amanda dan Elzaino sudah dinyatakan resmi bercerai. Ada perasaan senang juga dalam diri Handoko, senang karena sang putri akhirnya terlepas dari jeratan Darren dan tak semakin dalam berkubang dalam kehancuran. Walaupun di bibir Handoko berkata tak akan peduli lagi pada Amanda, tapi nyatanya hati pria paru baya itu tak bisa dibohongi. Ia amat merindukan putri yang selalu ia perlakukan bak seorang putri itu. Ia tak ingin Amanda lebih terpuruk lagi. Tapi Handoko harus menekan hati
last updateLast Updated : 2024-12-28
Read more

Kebencian Amanda

Beberapa malam ini Erlan dan beberapa bodyguard melacak GPS yang tersimpan di mobil yang dibawa Amanda. Erlan menghembuskan nafas gusar kala GPS itu ditemukan oleh pesuruhnya di tengah jalan raya. Amanda ternyata cukup cerdik. Ia telah mengantisipasi semua dari awal. Erlan sendiri tidak tahu ada penyerangan di rumah Darren. Pria itu memang membawa beberapa anak buah terlatih untuk mencari Amanda. "Ke mana lagi kita mencari Nyonya Amanda, Tuan?" Tanya bodyguard yang ikut bersama Erlan menaiki mobil. "Aku juga tidak tahu. Pikiranku buntu!" Gerutu Erlan. Ia menatap pemandangan gelapnya malam di balik kaca jendela mobil. Erlan memang cukup lelah dengan jadwal padat di kantor. Ingin sekali ia beristirahat sejenak, namun perintah dari Darren tak bisa ia abaikan. "Coba kita cek CCTV jalan raya, Tuan! Semoga mobil Nyonya lewat di jalan-jalan yang di pasang CCTV," Bodyguard memberikan sarannya yang cukup masuk akal. "Kau benar!" Erlan seperti menemukan titik temu. Asisten pribadi Da
last updateLast Updated : 2024-12-28
Read more

Pekerjaan Baru Heri

Heri bangun dari kasur lapuk yang ada di rumah temannya. Heri mengucek matanya kala ia melihat temannya itu sedang packing, entah akan pergi ke mana temannya itu. "Ngapain kamu beres beres gini?" Tanya Heri dengan raut wajahnya yang masih suntuk. Ia mengucek matanya yang masih penuh dengan kotoran. Sesekali pria itu terlihat menguap. Jika saja ia tidak melihat temannya packing, tentu akan Heri lanjutkan tidurnya. "Besok mau berangkat kerja ke Aceh, katanya ada proyek besar di sana. Jadi, aku dipindah tugaskan sama mandor. Gajinya juga dua kali lipat, udah sama mess pula,," teman Heri yang bernama Fauzan itu menjawab. "Lah, terus gimana dong nasibku kalau kamu pergi?" Heri tampak khawatir. "Sewa kontrakan ini masih sisa dua minggu, Ri. Kamu bisa tempatin dulu, syukur-syukur kamu perpanjang deh kontrakannya. Lumayan murah dan nyaman kan di sini?" Ucap Fauzan masih sibuk memasukan baju-bajunya ke dalam ransel yang besar. "Duh, duit dari mana coba perpanjang kontrakan? Aku aja
last updateLast Updated : 2024-12-29
Read more
PREV
1
...
345678
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status