Share

Pertengkaran

Author: Zinnia Azalea
last update Last Updated: 2024-12-26 15:33:20

Setelah pesta itu sifat Darren menjadi lebih tempramental. Pria itu merasa sudah gagal total membuat Elzaino dan Handoko hancur. Belum lagi para relasinya kini memandang dirinya dengan buruk. Cap pebinor disematkan padanya setelah pesta yang seharusnya ia rancang untuk membuat Elzaino dan Handoko hancur malah berbalik menyerang personalnya sendiri.

"Lihatlah! Gara gara kelakuan ayahmu aku dipermalukan!" Darren melemparkan ponselnya ke kasur.

Amanda langsung memungut ponsel berkamera boba itu. Ia membaca rentetan chat yang menyindir secara terang-terangan kelakuan Darren yang merebut Amanda dari Elzaino. Amanda kemudian menghembuskan nafasnya. Helaan itu terdengar sangat berat seperti beban yang ia pikul kini.

"Ini semua tidak akan terjadi jika kamu tidak mengundang El dan Papa, Honey," Amanda mencoba mengutarakan isi hatinya yang tertahan.

Ingin ia ledakan emosinya sedari malam pesta itu. Tapi Amanda tahan karena ia takut Darren juga akan membuangnya. Amanda kadung basah, tak
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • ASI Untuk Putra Sang CEO   Sesudah Persidangan

    Alana pulang dengan hati yang lapang. Ia tersenyum di dalam mobil. Semua ingatan mengenai kekerasan dalam rumah tangga selama membina rumah tangga dengan Heri terbayang di benaknya. Bukan mempunyai hati pendendam, hanya saja sangat sulit menemukan momen bahagia dalam pernikahannya karena sedari awal, Heri tak pernah mencintainya. Alana sendiri juga berusaha berbakti kepada suaminya itu walau tak pernah dihargai oleh Heri. "Alhamdulillah ya Alana semua sudah selesai," Mang Udin berucap sembari mengemudikan mobilnya pulang kembali ke kediaman Elzaino. "Iya, Mang. Semua sudah selesai," Alana tersenyum cerah. Rumah Elzaino akhirnya terlihat. Mobil itu langsung memasuki garasi. Alana turun dari mobil dan melihat Arga tengah di gendong oleh Elzaino. Alana tersenyum. Arga kini adalah dunianya. Ia amat menyayangi bayi kecil itu. Alana berjalan dengan cepat ke arah El. Elzaino seakan sudah menunggu kedatangannya. "Tuan, tidak bekerja?" Tanya Alana kemudian mengambil Arga dari pangkuan El k

    Last Updated : 2024-12-27
  • ASI Untuk Putra Sang CEO   Mengetahui Yang Sebenarnya

    Untuk pertama kalinya, Darren tak tidur sekamar dengan Amanda. Pria itu cenderung menjauhi Amanda, ia sangat muak dengan wanita itu. Dareen malam ini tidur di kamar tamu, ia merebahkan tubuhnya. Bayang-bayang penghinaan dari Elzaino dan Handoko begitu mengoyak harga dirinya. Dendam itu semakin membara pada Elzaino dan Handoko. Ya, kali ini Darren harusnya mengatur siasat lagi. Ia masih bisa memanfaatkan Amanda, ia tak boleh menyia-nyiakannya. Dareen akhirnya bangkit dari posisi tidurannya. Ia berjalan ke arah kamar utama, bermaksud ingin mengatur siasat liciknya lagi untuk memperdaya Amanda. "Honey!" Panggil Darren. Dareen membuka pintu kamarnya. Ia melihat Amanda sedang memeluk lututnya. Darren mendekati wanita itu, Amanda terlihat ketakutan saat Darren mendekatinya. "Honey, Maafkan aku! Aku sangat menyesal telah berkata kasar padamu," Darren memeluk Amanda, namun Amanda memberontak. Ia tak mau dipeluk oleh Darren. Sepertinya psikis Amanda sedang terguncang. "Pergi dar

    Last Updated : 2024-12-27
  • ASI Untuk Putra Sang CEO   Kepergian

    Amanda berjalan mengendap-endap, ia tak mau Darren dan Erlan menyadari kehadirannya. Amanda terus saja menangis, ia sedikit berlari menuju kamar utama. Di sana Amanda menumpahkan tangisannya. Ia tak menyangka pria yang sangat ia cintai begitu tega memperalat dirinya. Amanda telah melepaskan Elzaino dan buah hatinya. Amanda yang bodoh. Ia begitu mengutuk semua kebodohannya. Ia melepaskan apa yang ia miliki, untuk seseorang seperti Darren. "Ternyata papa benar, Darren hanya memanfaatkanku saja. Pa, maafkan aku!" Isak Amanda sendu. Ia pun mengunci kamar utama. Di keadaan seperti ini, barulah Amanda mengingat Handoko dan Resti. Apalagi ekspresi sang mama di pesta membayangi pikirannya. Wajah Resti begitu terpukul dengan pengumuman yang diucapkan oleh Darren. "Maafkan anakmu yang bodoh ini, Ma, Pa!" Amanda masih saja menangis dan menumpahkan semua kekecewaan dan kesedihannya. Beberapa menit kemudian, tatapan mata Amanda begitu tajam. Ekspresinya sarat akan makna. Amanda sedang me

    Last Updated : 2024-12-27
  • ASI Untuk Putra Sang CEO   Kemarahan Darren

    Darren baru saja kembali. Tadi ia terpaksa keluar karena Erlan mengajaknya untuk minum-minum di sebuah club. Darren awalnya menolak, namun karena ia mengingat ada Amanda di kamarnya, ia setuju karena sangat malas untuk seranjang dengan wanita itu. Akhirnya, Darren menyetujui. Mereka minum-minum di klub malam sampai dini hari. "Tambah lagi, Tuan? Tawar Erlan, ia membawa sebotol wine dan berniat menuangkannya di cawan milik Darren. "Sudah cukup, Erlan. Kita tak boleh mabuk!" Peringat Darren yang dibalas anggukan kepala oleh sang sekretaris. Setelah dirasa cukup, Darren menyudahi hiburan malamnya. Erlan mengantarkan Darren ke istana megah miliknya. Para bodyguard yang berjaga pun nampak gusar karena menunggu Amanda kembali. Namun mereka berusaha positif thinking. Mereka yakin, Amanda ikut bersama majikannya. Para penjaga yang menjaga gerbang segera membuka gerbang yang menjulang tinggi itu begitu mobil sang majikan telah terlihat. Pun beberapa bodyguard langsung keluar saat mende

    Last Updated : 2024-12-27
  • ASI Untuk Putra Sang CEO   Pertemuan Tak Sengaja

    Alana izin pada sang majikan untuk membeli perlengkapan Arga ke mall yang tak jauh dari rumah Elzaino. Perumahan yang dihuni oleh Elzaino memang terdapat fasilitas publik yang lengkap. Salah satunya adalah pusat perbelanjaan dan juga pusat pendidikan. Alana menitipkan Arga sebentar pada baby sitter yang selalu menghandle Arga kala dirinya ada kepentingan di luar. "Sus, titip sebentar ya? Sampo dan sabun mandi Arga habis. Tak mungkin menunggu Bibi belanja karena ini kebutuhan Arga yang mendesak," ucap Alana pada baby sitter yang sudah paruh baya itu. Selain itu, Alana akan berbelanja beberapa setel baju karena baju-baju yang dipakai oleh bayi tampan itu sudah tak muat. Arga memang sedang mengalami Growh spurt hingga menyebabkan badannya naik beberapa kilo. "Iya, Alana. Lagi pula Arga lagi tidur," baby sitter mengangguk. Alana pun segera pergi dari rumah itu. Untung uang belanja, Bi Narti sudah memberikannya pada Alana. Bi Narti memang yang selalu menghandle belanja mingguan kebutuha

    Last Updated : 2024-12-27
  • ASI Untuk Putra Sang CEO   Makan Bersama

    Elzaino pulang menenteng pizza kesukaan dirinya. Hal yang pertama ia lakukan adalah datang ke kamar putranya. Elzaino menatap Alana yang tengah terduduk sembari menatap Arga yang tertidur. Elzaino pun mengetuk pintu yang memang sudah terbuka. "Tuan?" Alana langsung berdiri begitu melihat Elzaino. Elzaino masuk ke dalam kamar berdekorasi penuh warna itu. Hati Elzaino selalu menghangat setiap kali ia melihat Alana. Dadanya juga selalu berdegup kencang. Entah mengapa, El juga tak tahu mengapa demikian. "Den Arga sudah tidur, Tuan," ucap Alana pada Elzaino. "Sudah tidur ya?" Elzaino menggaruk pelipisnya yang tidak gatal, netranya melirik pada jam dinding yang menunjukan jika waktu sudah pukul sepuluh malam. "Iya, tadi Den Arga tidur jam sembilan," lapor Alana kembali. "Saya bawa pizza. Kamu mau?" Elzaino memperlihatkan bungkusan pizza yang ada di tangannya. "Mau, Tuan," Alana mengangguk. Ia tak menampik jika kini perutnya sangat lapar. Alana belum sempat makan malam karena

    Last Updated : 2024-12-27
  • ASI Untuk Putra Sang CEO   Pembalasan

    Handoko yang mengetahui kepergian putrinya dari rumah Darren pun tersenyum penuh kemenangan. Tentu saja ia tahu dari mata-matanya yang khusus untuk memata-matai Amanda. Ia sudah sangat yakin jika Amanda pergi dari rumah itu karena Amanda sudah mengetahui mengenai rencana balas dendam Darren. Hati Handoko campur aduk mengetahui semua ini. Ada rasa sedih dan senang yang menyelimuti hatinya. Sedih karena Amanda pergi dari Darren di saat semuanya sudah terlambat. Di saat Amanda sudah kehilangan segalanya. Di saat Amanda dan Elzaino sudah dinyatakan resmi bercerai. Ada perasaan senang juga dalam diri Handoko, senang karena sang putri akhirnya terlepas dari jeratan Darren dan tak semakin dalam berkubang dalam kehancuran. Walaupun di bibir Handoko berkata tak akan peduli lagi pada Amanda, tapi nyatanya hati pria paru baya itu tak bisa dibohongi. Ia amat merindukan putri yang selalu ia perlakukan bak seorang putri itu. Ia tak ingin Amanda lebih terpuruk lagi. Tapi Handoko harus menekan hati

    Last Updated : 2024-12-28
  • ASI Untuk Putra Sang CEO   Kebencian Amanda

    Beberapa malam ini Erlan dan beberapa bodyguard melacak GPS yang tersimpan di mobil yang dibawa Amanda. Erlan menghembuskan nafas gusar kala GPS itu ditemukan oleh pesuruhnya di tengah jalan raya. Amanda ternyata cukup cerdik. Ia telah mengantisipasi semua dari awal. Erlan sendiri tidak tahu ada penyerangan di rumah Darren. Pria itu memang membawa beberapa anak buah terlatih untuk mencari Amanda. "Ke mana lagi kita mencari Nyonya Amanda, Tuan?" Tanya bodyguard yang ikut bersama Erlan menaiki mobil. "Aku juga tidak tahu. Pikiranku buntu!" Gerutu Erlan. Ia menatap pemandangan gelapnya malam di balik kaca jendela mobil. Erlan memang cukup lelah dengan jadwal padat di kantor. Ingin sekali ia beristirahat sejenak, namun perintah dari Darren tak bisa ia abaikan. "Coba kita cek CCTV jalan raya, Tuan! Semoga mobil Nyonya lewat di jalan-jalan yang di pasang CCTV," Bodyguard memberikan sarannya yang cukup masuk akal. "Kau benar!" Erlan seperti menemukan titik temu. Asisten pribadi Da

    Last Updated : 2024-12-28

Latest chapter

  • ASI Untuk Putra Sang CEO   Tak Ingin Alana Sakit

    Sejak kedatangan Amanda, Meri begitu mencemaskan keadaan sang cucu. Meri takut, Amanda akan berbuat nekat untuk mengambil Arga dari sisi keluarganya. Meri berjalan ke arah kamar Arga dan Alana. Wanita modis itu membuka pintu kamar Arga sedikit, ia tersenyum saat melihat Arga sedang berceloteh dan bercanda dengan Alana. Lagi-lagi hatinya menghangat karena Alana. "Alana," Panggil Meri lembut "Iya, Nyonya?" Alana menatap Meri yang sedang berjalan ke arahnya. "Terima kasih, Alana. Karena kamu telah menyayangi cucu saya sepenuh hati kamu," ucap Meri yang membuat Alana seakan tak percaya, karena Meri tak pernah mengatakan terima kasih kepada pekerjanya. "Sama-sama, Nyonya. Sudah kewajiban saya harus menjaga dan menyayangi Den Arga dengan sepenuh hati," Alana tersenyum yang membuat Meri semakin menyukai wanita cantik itu. "Saya akan membawa Arga ke taman, hanya di taman rumah ini. Saya ingin menghabiskan waktu dengan cucu saya," Meri berujar yang mirip sekali dengan meminta izin kepada

  • ASI Untuk Putra Sang CEO   Rencana Pergantian Tahun

    Elzaino berencana untuk merayakan pergantian tahun di villa pribadi miliknya yang ada di kota kembang. Villa itu terletak di kawasan asri dan dikelilingi kebun teh yang luas. Elzaino memang sengaja membelinya agar ia bisa membawa keluarganya menjauh sejenak dari hiruk pikuk perkotaan. Elzaino ingin menenangkan pikirannya dari segala masalah yang akhir-akhir ini menderanya."Seriusan Kak kita mau ke villa?" Tanya Mireya dengan mata yang berbinar.Kakak beradik itu kini berada dalam ruangan pribadi milik Elzaino. Mireya sendiri diminta datang ke ruangan pribadi kakaknya untuk menyampaikan hasil rapat tadi siang dengan perusahaan dari Amerika."Seriusan. Tapi semua kerjaan kantor udah beres kan?" Elzaino memastikan. Ia tak ingin pergi berlibur sementara pekerjaan di kantor belum rampung."Kakak ini tidak tahu apa kinerjaku seperti apa?" Mireya mengerucutkan bibirnya.Memang Elzaino begitu mengenali sifat pekerja keras adiknya. Bukan karena Mireya adalah adiknya lantas El menunjuk wanita

  • ASI Untuk Putra Sang CEO   Hari Pertama MPASI

    Pagi-pagi sekali Alana sudah berjibaku dengan apron warna putihnya. Hari ini, adalah hari pertama Arga MPASI. Wanita itu sangat fokus sekali dengan masakannya, hingga tak menyadari kedatangan Meri dan Mireya yang menghampiri dirinya. "Sedang apa, Sus? Serius sekali!" Mireya yang sedang libur itu bertanya kepada Alana seraya berdiri di samping Alana. Elzaino sudah dua hari ke luar kota, ia pun tak tahu Arga akan mulai MPASI hari ini. "Saya sedang memasak untuk Den Arga. Hari ini hari pertama MPASInya," jawab Alana dengan ceria. Mireya dan Meri merasa terkejut mendengar Arga yang sudah mulai fase MPASI. Mereka sangat sibuk sampai tidak sadar jika Arga sudah genap berusia enam bulan. "Kamu masak apa saja untuk Arga, Alana?" Meri memperhatikan makanan yang ada di dalam panci anti lengket itu. Meri sebenarnya merasa tak yakin dengan Alana, apakah wanita itu tahu gizi yang dibutuhkan oleh seorang bayi? Meri menatap isi panci itu, isinya adalah nasi, daging sapi, brokoli, dan tahu.

  • ASI Untuk Putra Sang CEO   Berusaha Memasuki Rumah Kenangan

    Handoko mendapatkan informasi jika sang putri datang ke kediaman Elzaino dengan bermaksud mengambil Arga. Tangan pria itu terkepal erat. Ia tak menyangka anaknya akan setidak tahu malu itu. Sudah mengkhianati sang suami, kini Amanda tak tahu malunya datang untuk mengambil Arga. Entah dari mana sikap tak tahu malunya itu diturunkan. "Pa?" Resti mengusap tangan kekar suaminya. "Hmm!" Handoko bergumam. "Papa sudah tahu kan teror yang menimpa kediaman kita?" Tanya Resti memastikan, ia yakin jika sang suami sudah tahu dengan apa yang diperbuat oleh Darren. "Tentu saja Papa tahu. Jangan hiraukan teror remeh seperti itu!" Handoko menjawab, akan tetapi matanya masih saja memindai pemandangan luar, pemandangan malam dengan terpaan angin sepoi yang membingkai wajahnya. Resti hanya diam tak menjawab. Tentu ia sudah sangat percaya dengan suaminya. Handoko akan selalu memastikan dirinya aman. "Ma, Amanda berusaha merebut Arga dari El. Papa sudah tak tahu di mana wajah Papa saat ini d

  • ASI Untuk Putra Sang CEO   Perasaan Bersalah

    Elzaino terus menyeret Amanda ke luar. Bahkan beberapa bodyguard membantu El karena Amanda yang kian memberontak dan menjadi-jadi. Amanda berteriak bak orang kesurupan. Dirinya tengah dikuasai emosi dan ambisi untuk bisa mendapatkan Arga sepenuhnya. "Lepaskan kamu jahat, Mas!" Teriak Amanda lagi diiringi dengan tangisan yang memilukan. Tubuhnya meronta meminta untuk dilepaskan. "Teganya kamu memisahkan ibu dan anaknya! Kamu malah mendekatkan putra kita dengan babu itu ketimbang aku sebagai ibu kandungnya!" Cicit Amanda lagi dengan penuh amarah. Meri dan Mireya yang ikut menyaksikan Amanda di seret hanya menatap wanita itu penuh dengan kebencian. Meri ingin sekali menjambak rambut Amanda lagi, ia belum puas. Para Bodyguard segera mendorong tubuh Amanda di area halaman depan. Tubuh wanita itu basah kuyup karena terkena hujan yang turun dengan lebat. "Pergi kamu, j4lang! Berhenti mengusik kehidupan putraku! Kau bukan bagian dari keluarga kami lagi," suara Meri menggelegar, menamb

  • ASI Untuk Putra Sang CEO   Roda Yang Berputar

    Darmi, Dani dan Annida mengalami hari-hari yang sulit di rumah Ratmi, adik dari Dani. Keluarga dari Heri itu hanya mengandalkan makan dari emas yang dijual oleh Darmi. Beruntung ada gelang dan cincin yang menempel di badannya sehingga barang itu tak disita oleh Arman, si bandar judi."Gimana ini Pak, uang kita sebentar lagi habis," ucap Darmi sembari menghitung uang pecahan dua puluh ribu rupiahan. Dani menoleh ke arah uang yang dipegang oleh istrinya. Ia menghembuskan nafasnya kasar, merasa tak berdaya dengan keadaan sulit yang tengah membelenggu keluarganya. Kemudian netra pria yang sudah senja itu menatap pada putri bungsunya yang tengah rebahan sembari tertawa melihat gadgetnya. Dani kemudian bangkit dan menghampiri sang putri yang sudah lulus sarjana itu. "Nida, apa kamu tidak ingin bekerja membantu perekonomian keluarga kita yang tengah carut marut?" Tanya Dani dengan mata tajam.Seumur hidup Annida memang gadis itu kerap dimanjakan oleh Dani dan Darmi. Annida belum pernah ke

  • ASI Untuk Putra Sang CEO   Takdir

    Heri mengelap keringat yang mengucur deras di dahinya dengan sebuah sapu tangan kecil. Pria itu baru saja beristirahat. Ia memang diterima di tempat Fauzan bekerja karena teman dari Heri itu memohon agar Heri diterima bekerja walau pria itu belum mempunyai pengalaman menjadi seorang kuli bangunan. Untungnya mandor yang sudah dekat dengan Fauzan itu menerima Heri bekerja di proyek pembangunan sebuah gedung ini. Pekerjaannya sebagai kuli bangunan amat membuat Heri kesusahan. Maklum saja, saat bekerja di rumah Elzaino, pekerjaan itu cenderung ringan karena hanya merawat kebun yang sudah ditata rapi oleh ahlinya. Heri tak perlu kerja keras banting tulang seperti ini saat di rumah Elzaino. Pria itu juga bisa pulang dengan sesuka hati jika pekerjaannya sudah selesai dilaksanakan. Heri mengambil kotak makanan bagiannya, bermaksud untum menghilangkan lapar dan dahaga yang sedari tadi mengganggu dirinya. Pria itu membuka kotak nasi yang diberikan oleh seorang ibu paruh baya yang di tunjuk o

  • ASI Untuk Putra Sang CEO   Keributan

    Amanda manut. Ia duduk di sofa. Berhadapan dengan El, Meri, dan Mireya. Mireya memilih menutup mulutnya rapat-rapat. Banyak sekali uneg-uneg yang ingin ia sampaikan, bahkan Mireya ingin sekali menjambak wanita yang ada di hadapannya ini. Hanya saja, Mireya menghormati sang kakak. Ia memberikan kesempatan kepada El untuk berbicara. "Selama ini aku baru sadar. Aku menyesal, aku telah melakukan kesalahan yang tak termaafkan," Amanda mengawali pembicaraan. "Sesalmu itu tak akan mengubah semua yang telah terjadi!" Sinis Meri angkuh. "Aku tahu, Ma! Aku sangat tak layak dimaafkan oleh keluarga kalian. Hanya saja setiap malam aku tersiksa, Ma. Bayangan wajah putraku mengganggu tidurku. Bahkan ia menyadarkan aku dari kesalahanku selama ini. Tidurku tak nyenyak, makanku tak enak. Aku benar-benar merindukannya!" Tutur Amanda, air matanya terus berderai membasahi pipinya yang merona. "Ketika kamu pergi, anakmu itu selalu menangis. Dia rewel karena tak cocok susu formula. Kami masih berhar

  • ASI Untuk Putra Sang CEO   Kedatangan Masa Lalu

    Amanda yang merasakan rasa rindunya semakin membuncah pada Arga tak kuasa lagi membendungnya. Amanda menguatkan hati, ia akan bertandang ke rumah Elzaino. Tak peduli apa respon Elzaino dan keluarganya. Lambat laun Amanda memang harus mendatangi Arga. Amanda sadar ia adalah ibu kandung Arga, dan tak ada yang bisa memutuskan ikatan darah itu. Amanda merasa jauh lebih berhak untuk merawat Arga bukan Alana. Amanda mengendarai mobilnya. Ia melajukan mobilnya di gelapnya malam. Malam ini mendung, sepertinya sebentar lagi akan turun hujan. Amanda pun menambah laju kecepatan, tak sabar bisa melihat Arga. Namun, hati tak bisa dibohongi. Ada perasaan cemas dan gugup yang bercokol di hatinya. Demi Arga, ia akan menebalkan wajahnya dari rasa malu. Mobil yang dikendarai Amanda kini sudah sampai di depan gerbang rumah mewah milik Elzaino. Wanita yang resmi menyandang status janda itu menatap nanar ke arah gerbang. Rumah ini adalah saksi kehidupannya bersama Elzaino. Rasa penyesalan itu hadir ke

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status