Home / Romansa / ASI Untuk Putra Sang CEO / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of ASI Untuk Putra Sang CEO: Chapter 41 - Chapter 50

73 Chapters

Bersiap Mengumumkan

Darren yang merasa acara sudah melenceng jauh dari rencana pun mengubah skenario dan mempercepat acara ke inti. Ia mempersilahkan para tamu untuk memakan hidangan utama. Semua tamu pun mengambil nasi beserta lauk pauknya sebagai menu utama di area buffet. "Makanlah terlebih dahulu, Alana! Saya akan mengambil Arga," Elzaino berbisik di telinga Alana. "Tidak, Tuan. Den Arga sedang menyusu. Sebentar lagi pasti tidur. Nanti saya makan kalau Den Arga sudah tidur," ucap Alana pada Elzaino. Wanita itu terlihat memakai kain menyusui yang dibawa tadi dari rumah. Tangan Amanda mengepal mengetahui Alana tengah menyusui putranya. Ada perasaan tak terima yang bergejolak dalam diri Amanda saat mengetahui sang putra di susui oleh mantan asisten rumah tangganya. Elzaino segera pergi dan mengambil satu piring nasi beserta lauk pauknya dari stand buffet. Kemudian ia kembali ke depan Alana. "Kamu kenapa, Honey?" Tanya Darren menelisik wajah Alana. Dari kedatangan Elzaino hingga detik ini Amanda
last updateLast Updated : 2024-12-22
Read more

Pelarian

Flashback.... Arman dan anak buahnya lari tunggang tanggang saat Elzaino menghajar mereka. Mereka berlari dengan kaki pincang, menyusuri kebun jagung yang terhampar luas. Sesekali Arman memaki Elzaino dan menghardik semua anak buahnya. "B*ngs4t! Punya anak buah gak becus semua!" Maki Arman seraya berjalan dengan terengah-engah. "Maaf, Bos! Tapi pria tadi sungguh tangguh. Dia menguasai ilmu bela diri!" Jawab anak buahnya yang bertato naga. Tentu saja ia yang menyelamatkan Arman tadi. "Benar, Bos. Sekali pun kita main keroyokan dia gak tumbang, Bos!" Sahut anak buahnya yang berambut gondrong. "Diam, kalian semua payah! Jangan terus membela diri atau aku akan menyumpal mulut kalian pake batu!" Teriak Arman dengan nafas tersengal. Semua anak buahnya bungkam saat melihat kemarahan Arman. Lava kemarahan Arman rasanya ingin meledak. Bagaimana tidak, Alana wanita yang selalu mengganggu pikirannya itu selangkah lagi akan ia miliki. Namun, pria asing tadi datang merusak semua rencana
last updateLast Updated : 2024-12-23
Read more

Pengumuman Darren

"Bersamaan dengan ini, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua tamu yang sudah meluangkan waktu untuk menghadiri pesta ini. Ada hal penting yang akan saya umumkan malam ini," Darren memulai. "Saya ingin mengumumkan jika sebentar lagi saya akan menikahi wanita yang amat saya cintai," Darren menoleh pada Amanda yang sedari tadi mematung di belakangnya. Ia tersenyum manis bak orang yang tergila-gila pada Amanda. Bukannya terharu, Amanda malah merasa cemas. Mengapa Darren tak datang saja pada Handoko dan meminta dirinya secara baik-baik? Amanda mengutuk Darren dalam hatinya. Ditambah entah mengapa hatinya merasa terluka tatkala Elzaino menatapnya dengan datar. Ada perasaan yang tak ia mengerti. Bukankah ini yang Amanda harapkan? Kembali bersama Darren dan hidup bersama melanjutkan kisah mereka yang tertunda? Tatapannya semakin gusar kala melihat Arga yang tertidur pulas di pangkuan Alana. Sedangkan para tamu yang lain bertepuk tangan walau mereka tahu ada Elzaino di sana.
last updateLast Updated : 2024-12-24
Read more

Menuntut Ganti

Malam itu Heri beristirahat di rumah Darmi, ia berharap Arman tak akan menemukannya di sana. Setelah luka-lukanya di kompres dan minum obat anti nyeri, Heri pun bisa memejamkan matanya. Heri tidur dengan begitu lelap, fisik dan pikirannya sangat lelah. Ia ingin melupakan sejenak dengan mengarungi alam mimpi. Sinar matahari yang menembus jendela kamar Heri menyilaukan mata pria yang sebentar lagi akan menjadi duda itu. Heri menyelimuti tubuhnya sampai kepala. Memang kebiasaan pria itu adalah bangun siang. Heri kembali memejamkan matanya untuk meneruskan mimpi indahnya yang tertunda, namun ia urungkan saat telinganya menangkap keributan yang terjadi. "Ada apa di depan? Mengapa suaranya sangat berisik sekali. Si4lan! Mengganggu orang tidur saja!" Sungut Heri kesal. Heri menyibakan selimut yang membungkus tubuhnya. Dengan ogah-ogahan ia berjalan menuju ruang keluarga. Heri berjalan sempoyongan karena kepalanya yang terasa pusing. Mata Heri terbelalak saat melihat Arman dan semua ana
last updateLast Updated : 2024-12-24
Read more

Mengunjungi

Alana menatap gundukan tanah kecil di depannya. Selepas selamat dari Heri dan Arman, Alana memang belum melayat kembali makam anaknya. Alana bernafas lega karena makam anaknya baik-baik saja. Alana menaburkan bunga segar ke atas pusara. Kemudian wanita itu melantunkan ayat-ayat suci dengan lirih. Sesekali air matanya menitik, merindukan sang putri yang ia kandung selama sembilan bulan penuh. Sedangkan di belakang, Mang Udin setia menunggu ibu susu dari Arga itu. Mang Udin memang ditugaskan untuk mengantar Alana karena Elzaino takut jika Heri akan melancarkan kembali aksinya. Alana berderai air mata. Ia yang sudah sangat menunggu kelahiran buah hatinya harus menelan duka kala putrinya berpulang, yang semakin membuat Alana pahit kenyataan bahwa suaminya sendiri yang menyebabkan putri mereka berpulang ke pangkuan illahi. Alana mengelus-elus nisan sang putri. Hatinya teramat sakit. Tidak ada sebutan untuk orang tua yang ditinggal meninggal anaknya, karena tak bisa dijabarkan bagaimana
last updateLast Updated : 2024-12-25
Read more

Akibat Yang Baru Disadari

Anak buah Arman meringsek akan membawa Annida. Annida semakin bersembunyi di punggung Darmi. Begitu pula dengan Dani, pria itu berjalan tertatih -tatih untuk mengahalangi anak buah Arman yang akan membawa putrinya. "Jangan, Bos, saya mohon jangan bawa Adik saya! Saya tidak akan bisa memaafkan diri saya sendiri kalau dia sampai dijadikan alat penebus hutang!" Heri memeluk kaki Arman, berharap ada belas kasihan di hati bandar judi itu. Arman, pria itu hanya melihat Heri sekilas. Ia lalu menghempaskan kakinya hingga Heri terjengkang ke belakang. Bahkan kepala Heri membentur meja ruang tamu. Heri hanya menahan sakit, ia tak mungkin akan membalas Arman. Arman membawa anak buah yang sangat banyak pagi ini. "Ck! Kelamaan! Lu banyak cincong!" Dengus Arman. "Saya mohon, Tuan Arman. Jangan bawa putri saya. Dia satu-satunya anak perempuan saya," Darmi menangis histeris. Hati Darmi pagi ini begitu tersayat. Bagaimana tidak, pagi ini ia harus menerima kenyataan jika pria yang ia besarkan
last updateLast Updated : 2024-12-25
Read more

Apakah Cemburu?

Pagi hari yang hangat, matahari tampak bersemangat menyinari alam semesta. Alana yang melihat pagi hari sangat cerah segera menggendong Arga. Wanita cantik itu telah selesai memandikan Arga. "Sayang, ayo kita berjemur!" Alana tersenyum pada Arga yang sudah mulai berceloteh. Sesekali bayi tampan itu memasukan jari ke dalam mulutnya. "Gantengnya kamu, Nak! Mirip papamu!" Alana spontan menutup mulutnya, entah bagaimana ia refleks mengatakan demikian. Alana kemudian celingukan, takut-takut ada orang di rumah itu yang mendengar ucapannya. Alana menghembuskan nafas lega saat rumah mewah itu terlihat lengang. Mungkin semua orang masih berada di kamarnya atau masih berselimut tebal dan mengarungi alam mimpi. Alana memang terbiasa bangun sangat pagi, ini sudah kebiasannya sejak kecil. Alana kemudian berjalan dengan menggendong Arga di pangkuannya, ia pun duduk di taman istana megah itu. Sesekali Alana mengajak berbicara pada Arga. Alana pun membiarkan Arga tersinari sinar matahari. "H
last updateLast Updated : 2024-12-25
Read more

Merana

Annida, Darmi dan Dani pergi ke rumah kontrakan milik adik dari Dani. Mereka yang sebenarnya tak akur dengan keluarga besar itu terpaksa harus pergi meminta tempat berteduh saat ini. Tak mungkin jika ketiganya harus menggelar koran di emperan ruko milik orang lain. "Aku engga mau Pak pergi ke rumah si Ratmi," keluh Darmi sembari menenteng tas yang berisi pakaian miliknya. Mereka kini sedang berjalan kaki menyusuri trotoar untuk sampai di kediaman adik Dani. "Dari pada kita diem di kolong jembatan, mending di rumah bude aja," Annida menjawab keluh kesah ibunya. Seharian ini ia sangat letih dan lelah. Belum lagi ketakutan merajai dirinya kala tadi ia hampir dibawa oleh Arman sebagai pembayar utang. Annida tak bisa membayangkan jika tadi ia benar-benar di bawa oleh Arman. Mungkin hidupnya akan langsung berantakan tak tersisa. Gadis yang baru lulus sarjana itu masih memiliki banyak mimpi, salah satunya adalah mimpi menjadi seorang istri pria kaya raya. "Anakmu bener, Bu. Singkirkan la
last updateLast Updated : 2024-12-25
Read more

Putusan

Sidang perceraian Elzaino dan Amanda kini sudah tahap akhir. Elzaino untuk pertama kali menghadiri sidang perceraian itu. El di antar oleh Meri dan Mireya. Meri dan Mireya akan meyakinkan bahwa Elzaino tak akan pernah kembali pada Amanda. Elzaino pagi ini terlihat sangat resmi sekali. Ia memakai setelan jas, karena setelah dari sini ia akan langsung berangkat bekerja. Wajahnya terlihat sangat cerah, seolah tak ada kesedihan lagi tentang nasib rumah tangganya. El sudah ikhlas jika rumah tangganya harus berakhir sampai di sini. "El, kamu baik-baik aja kan?" Tanya Meri yang duduk di sebelah putranya. Mereka kini berada di dalam mobil. "Tidak apa-apa, Bu. El sudah ikhlas dengan semuanya. El hanya menginginkan hak asuh Arga secara resmi. El takut wanita itu akan datang suatu hari nanti, dan mengambil Arga dari tangan kita," ketakutan El jelas terlihat di wajahnya, membuat Meri pun merasakan ketakutan yang sama. Ia tak mau kehilangan sang cucu. "Tidak akan, El. Selagi Ibu masih hidu
last updateLast Updated : 2024-12-26
Read more

Status Baru

Pagi ini Alana telah selesai dengan pekerjaannya. Ia telah selesai memandikan Arga, menyusuinya, Alana pun telah mempumping ASInya untuk stok jika Arga haus nanti. Pagi ini Alana akan mendatangi pengadilan Agama. Hari ini adalah penentuan status pernikahannya dengan Heri. Alana sudah rapi, semalam ia sudah izin dengan El. Elzaino pun mengizinkan. Tak hanya itu, pria tampan itu mengutus Mang Udin untuk menemaninya ke pengadilan Agama. El takut, peristiwa penculikan Alana kembali terulang. Alana melangkahkan kakinya. Ia melihat El, Meri, dan Mireya sedang sarapan. Sedangkan Arga, Alana menitipkannya pada baby sitter yang masih bekerja di rumah itu. "Pagi tuan,Nyonya, Non. Hari ini saya pamit untuk pergi ke Pengadilan," Alana menghampiri semuanya saat mereka telah menyelesaikan sarapan paginya. "Iya, hati-hati, Alana! Semoga sidangnya lancar dan kamu bisa terbebas dari pria b3rengsek itu!" Jawab El yang membuat Meri dan Mireya saling berpandangan. "Aamiin, Terima kasih, Tuan!"
last updateLast Updated : 2024-12-26
Read more
PREV
1
...
345678
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status