Home / Romansa / ASI Untuk Putra Sang CEO / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of ASI Untuk Putra Sang CEO: Chapter 61 - Chapter 70

73 Chapters

Peringatan Kedua

Alana membuka kedua matanya, hal yang pertama kali ia lihat adalah Arga yang terlelap di sampingnya. Alana tersenyum, ia kemudian mencium pipi gembul Arga. Sebahagia ini rasanya bisa tidur bersama Arga setiap hari. "Selamat pagi anak ganteng!" Sapa Alana, jemarinya menyentuh pipi Arga dengan lembut dan begitu hati-hati. Alana kemudian turun dari ranjang empuk itu . Ia lalu pergi ke toilet untuk berwudhu. Alana akan menjalankan shalat shubuh. Setelah berwudhu, Alana segera mendirikan shalat. Selesai shalat, Alana menghampiri Arga. Mata cantiknya terbelalak saat melihat Arga sudah tengkurap dengan sendirinya. "MashaAllah, Nak! Kamu udah bisa tengkurap. Alhamdulillah!" Pekik Alana senang. "Hebat! Ibu bangga sama kamu!" Saking senangnya, Alana tak menyadari ada Elzaino yang sudah berdiri di ambang pintu memperhatikan dirinya. Pria itu belum menyadari jika putranya memiliki kemajuan dalam tumbuh kembangnya. Meri dan Mireya yang mendengar suara Alana pun bergegas mengekori El dari
last updateLast Updated : 2024-12-30
Read more

Membantu Meri

Alana menimang Arga dengan air mata yang bercucuran. Bukan sedih karena ucapan Meri. Akan tetapi, sedih karena dirinya kini menyadari bahwa Alana mulai menyukai ayah dari Arga. "Siapa kamu? Lancang sekali!!" Batin Alana pada dirinya sendiri karena sudah lancang menyukai Elzaino. "Alana, kamu ini cuma asisten rumah tangga. Harusnya kamu bersyukur Tuan El mengangkat derajatmu, bukannya malah kurang ajar menyukainya!!" Maki Alana pada dirinya sendiri, tentunya dalam hati karena Arga sedang dalam dekapannya. Air mata Alana bercucuran. Ia juga tak menginginkan ini terjadi. Alana sadar diri bahwa dirinya hanya seorang manusia sebatang kara, janda miskin, tak berpendidikan dan juga hanya seorang asisten rumah tangga. Sangat jauh bila ingin menggapai Elzaino. Arga seakan tahu jika sang ibu susu tengah bersedih. Bayi gembul itu pun menangis. Mereka seolah mempunyai ikatan bak ibu dan anak. Mungkin Arga merasakan jika Alana tak seceria biasanya. "Maafkan ibu ya, Nak?" Alana menatap waj
last updateLast Updated : 2024-12-30
Read more

Teror?

Dokter kepercayaan Darren mengobati luka-luka di tubuh dan wajah pria bule itu. Sesekali Darren meringis. Pukulan dan tamparan yang diberikan Handoko lumayan sakit dan perih. Tadinya Darren akan membalas, namun ia mempunyai rencana atas suprise yang diberikan Handoko hari ini. "Kurang ajar sekali tua bangka itu!" Geram Darren.Dokter yang sedang membersihkan luka Darren tak menjawab, ia tetap fokus dengan pekerjaannya. Di ruangan itu pun Erlan memperhatikan sang tuan muda yang sedang diobati. Ia memperhatikan dengan seksama ketika dokter mengobati luka-luka tuannya."Sudah selesai, Tuan! Untuk obatnya saya resepkan obat anti nyeri dan obat demam untuk berjaga-jaga jika malam suhu tubuh tuan meningkat!" Jelas Dokter pria yang memakai kaca mata itu."Baiklah. Terima kasih, Dokter," jawab Darren lesu. "Kalau begitu, saya permisi! Semoga anda cepat pulih dan kembali beraktivitas seperti biasa," pamit Dokter yang dibalas anggukan kepala oleh Darren. Sepeninggal Dokter, Darren dan Erlan
last updateLast Updated : 2024-12-30
Read more

Perasaan Bimbang

Alana selesai memandikan Arga. Bayi itu sudah sangat tampan dengan setelan piyamanya yang bermotif gambar Gajah dan Jerapah. Hari sudah sore, matahari telah tenggelam. Burung burung telah kembali ke sangkar, orang-orang pun sudau kembali dari peraduannya. Hari-hari yang dilalui Alana bersama Arga sangat cepat berlalu. Arga tumbuh dengan cepat, tak terasa kemarin Arga masih pakai bedong, kini bayi itu hampir menginjak usia enam bulan. Alana menatap wajah lucu itu. Jika Arga sudah dua tahun, ia tak tahu apakah Alana masih menjadi baby sitter untuk Arga atau dihentikan, atau mungkin dikembalikan lagi menjadi seorang asisten rumah tangga. Bukan karena takut tak punya pekerjaan, hanya saja Alana sangat berat jika harus berpisah dengan Arga nanti. Ia sudah menganggap Arga layaknya anak kandung sendiri. Suara ketukan pintu membuyarkan lamunannya, ia melihat Elzaino yang baru saja pulang dari kantor. Sepertinya majikan Alana itu baru saja membersihkan diri dan mengganti pakaiannya. "Tua
last updateLast Updated : 2024-12-31
Read more

Kedatangan Masa Lalu

Amanda yang merasakan rasa rindunya semakin membuncah pada Arga tak kuasa lagi membendungnya. Amanda menguatkan hati, ia akan bertandang ke rumah Elzaino. Tak peduli apa respon Elzaino dan keluarganya. Lambat laun Amanda memang harus mendatangi Arga. Amanda sadar ia adalah ibu kandung Arga, dan tak ada yang bisa memutuskan ikatan darah itu. Amanda merasa jauh lebih berhak untuk merawat Arga bukan Alana. Amanda mengendarai mobilnya. Ia melajukan mobilnya di gelapnya malam. Malam ini mendung, sepertinya sebentar lagi akan turun hujan. Amanda pun menambah laju kecepatan, tak sabar bisa melihat Arga. Namun, hati tak bisa dibohongi. Ada perasaan cemas dan gugup yang bercokol di hatinya. Demi Arga, ia akan menebalkan wajahnya dari rasa malu. Mobil yang dikendarai Amanda kini sudah sampai di depan gerbang rumah mewah milik Elzaino. Wanita yang resmi menyandang status janda itu menatap nanar ke arah gerbang. Rumah ini adalah saksi kehidupannya bersama Elzaino. Rasa penyesalan itu hadir ke
last updateLast Updated : 2024-12-31
Read more

Keributan

Amanda manut. Ia duduk di sofa. Berhadapan dengan El, Meri, dan Mireya. Mireya memilih menutup mulutnya rapat-rapat. Banyak sekali uneg-uneg yang ingin ia sampaikan, bahkan Mireya ingin sekali menjambak wanita yang ada di hadapannya ini. Hanya saja, Mireya menghormati sang kakak. Ia memberikan kesempatan kepada El untuk berbicara. "Selama ini aku baru sadar. Aku menyesal, aku telah melakukan kesalahan yang tak termaafkan," Amanda mengawali pembicaraan. "Sesalmu itu tak akan mengubah semua yang telah terjadi!" Sinis Meri angkuh. "Aku tahu, Ma! Aku sangat tak layak dimaafkan oleh keluarga kalian. Hanya saja setiap malam aku tersiksa, Ma. Bayangan wajah putraku mengganggu tidurku. Bahkan ia menyadarkan aku dari kesalahanku selama ini. Tidurku tak nyenyak, makanku tak enak. Aku benar-benar merindukannya!" Tutur Amanda, air matanya terus berderai membasahi pipinya yang merona. "Ketika kamu pergi, anakmu itu selalu menangis. Dia rewel karena tak cocok susu formula. Kami masih berhar
last updateLast Updated : 2024-12-31
Read more

Takdir

Heri mengelap keringat yang mengucur deras di dahinya dengan sebuah sapu tangan kecil. Pria itu baru saja beristirahat. Ia memang diterima di tempat Fauzan bekerja karena teman dari Heri itu memohon agar Heri diterima bekerja walau pria itu belum mempunyai pengalaman menjadi seorang kuli bangunan. Untungnya mandor yang sudah dekat dengan Fauzan itu menerima Heri bekerja di proyek pembangunan sebuah gedung ini. Pekerjaannya sebagai kuli bangunan amat membuat Heri kesusahan. Maklum saja, saat bekerja di rumah Elzaino, pekerjaan itu cenderung ringan karena hanya merawat kebun yang sudah ditata rapi oleh ahlinya. Heri tak perlu kerja keras banting tulang seperti ini saat di rumah Elzaino. Pria itu juga bisa pulang dengan sesuka hati jika pekerjaannya sudah selesai dilaksanakan. Heri mengambil kotak makanan bagiannya, bermaksud untum menghilangkan lapar dan dahaga yang sedari tadi mengganggu dirinya. Pria itu membuka kotak nasi yang diberikan oleh seorang ibu paruh baya yang di tunjuk o
last updateLast Updated : 2024-12-31
Read more

Roda Yang Berputar

Darmi, Dani dan Annida mengalami hari-hari yang sulit di rumah Ratmi, adik dari Dani. Keluarga dari Heri itu hanya mengandalkan makan dari emas yang dijual oleh Darmi. Beruntung ada gelang dan cincin yang menempel di badannya sehingga barang itu tak disita oleh Arman, si bandar judi."Gimana ini Pak, uang kita sebentar lagi habis," ucap Darmi sembari menghitung uang pecahan dua puluh ribu rupiahan. Dani menoleh ke arah uang yang dipegang oleh istrinya. Ia menghembuskan nafasnya kasar, merasa tak berdaya dengan keadaan sulit yang tengah membelenggu keluarganya. Kemudian netra pria yang sudah senja itu menatap pada putri bungsunya yang tengah rebahan sembari tertawa melihat gadgetnya. Dani kemudian bangkit dan menghampiri sang putri yang sudah lulus sarjana itu. "Nida, apa kamu tidak ingin bekerja membantu perekonomian keluarga kita yang tengah carut marut?" Tanya Dani dengan mata tajam.Seumur hidup Annida memang gadis itu kerap dimanjakan oleh Dani dan Darmi. Annida belum pernah ke
last updateLast Updated : 2024-12-31
Read more

Perasaan Bersalah

Elzaino terus menyeret Amanda ke luar. Bahkan beberapa bodyguard membantu El karena Amanda yang kian memberontak dan menjadi-jadi. Amanda berteriak bak orang kesurupan. Dirinya tengah dikuasai emosi dan ambisi untuk bisa mendapatkan Arga sepenuhnya. "Lepaskan kamu jahat, Mas!" Teriak Amanda lagi diiringi dengan tangisan yang memilukan. Tubuhnya meronta meminta untuk dilepaskan. "Teganya kamu memisahkan ibu dan anaknya! Kamu malah mendekatkan putra kita dengan babu itu ketimbang aku sebagai ibu kandungnya!" Cicit Amanda lagi dengan penuh amarah. Meri dan Mireya yang ikut menyaksikan Amanda di seret hanya menatap wanita itu penuh dengan kebencian. Meri ingin sekali menjambak rambut Amanda lagi, ia belum puas. Para Bodyguard segera mendorong tubuh Amanda di area halaman depan. Tubuh wanita itu basah kuyup karena terkena hujan yang turun dengan lebat. "Pergi kamu, j4lang! Berhenti mengusik kehidupan putraku! Kau bukan bagian dari keluarga kami lagi," suara Meri menggelegar, menamb
last updateLast Updated : 2024-12-31
Read more

Berusaha Memasuki Rumah Kenangan

Handoko mendapatkan informasi jika sang putri datang ke kediaman Elzaino dengan bermaksud mengambil Arga. Tangan pria itu terkepal erat. Ia tak menyangka anaknya akan setidak tahu malu itu. Sudah mengkhianati sang suami, kini Amanda tak tahu malunya datang untuk mengambil Arga. Entah dari mana sikap tak tahu malunya itu diturunkan. "Pa?" Resti mengusap tangan kekar suaminya. "Hmm!" Handoko bergumam. "Papa sudah tahu kan teror yang menimpa kediaman kita?" Tanya Resti memastikan, ia yakin jika sang suami sudah tahu dengan apa yang diperbuat oleh Darren. "Tentu saja Papa tahu. Jangan hiraukan teror remeh seperti itu!" Handoko menjawab, akan tetapi matanya masih saja memindai pemandangan luar, pemandangan malam dengan terpaan angin sepoi yang membingkai wajahnya. Resti hanya diam tak menjawab. Tentu ia sudah sangat percaya dengan suaminya. Handoko akan selalu memastikan dirinya aman. "Ma, Amanda berusaha merebut Arga dari El. Papa sudah tak tahu di mana wajah Papa saat ini d
last updateLast Updated : 2024-12-31
Read more
PREV
1
...
345678
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status