Home / Romansa / ASI Untuk Putra Sang CEO / Menjadi Ibu Susu Putra CEO

Share

Menjadi Ibu Susu Putra CEO

Author: Zinnia Azalea
last update Last Updated: 2024-11-10 23:00:52

Hasil tes kesehatan Alana sudah keluar. Elzaino membacanya dengan saksama. Di sana diterangkan jika Alana dalam kondisi sehat dan tidak sedang menderita penyakit apapun, terutama penyakit yang bisa ditularkan melalui ASI. Selain itu, Alana memiliki golongan darah dan resus yang sama dengan Arga. Ini tentu kabar baik karena tubuh Arga tidak akan kuning jika menerima susu dari Alana.

"Kamu nggak salah mau pembantu itu yang menyusui Arga?" Meri, ibu Elzaino tampak tak menyetujui ide dari putranya.

"Bu, aku yang paling tahu tentang kebutuhan anakku," Elzaino menoleh ke arah sang ibu yang saat ini ada di dalam kamarnya.

"Paling tahu? Tahu apa kamu, El? Kamu ini ayah baru. Tahu apa tentang perbayian? Ini ibu kamu, sudah khatam tentang anak. Emang kamu nggak takut pembantu itu nularin penyakit ke anak kamu?" sergah Ibu Meri dengan raut wajah judesnya. Ia duduk sembari melipat tangannya di dada.

"Bu, dia bukan asisten rumah tangga lagi. Dia ibu susu Arga sekarang, namanya Alana. Aku sudah memastikan semuanya dan Alana sehat jasmani dan rohaninya. Ia juga berasal dari keluarga baik-baik. Jadi tolong jangan persulit semuanya,” kata Elzaino mengultimatum ibunya.

"Tapi tetap aja dia mantan babu!" Adik Elzaino yang bernama Mireya menimpali. Ia duduk dan menyilangkan kakinya di sofa yang ada di kamar kakaknya.

"Reya, tolong yang sopan kalau bicara!" Elzaino tampak tidak suka mendengar ucapan adiknya.

"Lah, kenapa? Emang bener babu kan? Ya, realistis aja sih, Kak. Kakak bisa kan nyari ASI di bank ASI?" timpal Mireya dengan entengnya.

"Jangan pernah merendahkan profesi orang lain, Reya. Kakak tidak suka. Dan satu lagi, ini bukan Amerika. Tidak ada bank ASI di sini!" Elzaino mendecakkan lidahnya kesal.

Mireya hanya memutar bola matanya. Ia memang baru saja selesai menimba ilmu di negara Paman Sam itu dan kembali ke Indonesia untuk tinggal bersama kakak dan ibunya.

"Kalian tidak usah khawatir. Aku pastikan Arga aman disusui oleh Alana," Elzaino berdiri dari duduknya dan membuka tirai jendela kamar. Ia memandang ke luar sana dengan tatapan nanar.

Ibu Meri begitu tahu apa yang dipikirkan putranya. Ia berdiri dari duduknya dan menepuk-nepuk punggung putra pertama yang menafkahi dirinya dan Mireya.

"Lupakan wanita sampah itu, El!" geram Meri dengan alias tertaut ketika mengingat Amanda, sang menantu.

"Dia masih istriku, Bu. Darahnya mengalir pada tubuh Arga," ujar Elzaino tanpa mengalihkan tatapannya.

"Bagaimana kalau Arga itu adalah anak dari mantan kekasih istrimu, Kak?" tanya Mireya dengan entengnya.

Elzaino menyergah napas kasar, benar-benar tak punya energi untuk menanggapi ucapan asal adiknya itu. "Arga adalah putraku!" katanya dengan nada tajam.

"Kamu salah, Mireya. Arga mirip dengan kakakmu. Tentu saja Arga adalah anak dari kakakmu!" Meri ikut membantah. Ia yakin jika Arga adalah cucunya mengingat wajah bayi itu mengingatkannya pada Elzaino kala bayi.

"Terserah kalian deh. Lagian kakak ngapain masih berharap sama istri kakak yang udah berkhianat? Udahlah move on aja, Kak. Uang kakak banyak, perusahaan di mana-mana, wajah juga tampan. Wanita mana pun pasti bisa kakak dapetin. Jangan uring-uringan kaya anak kecil gini!"

Mireya berdiri dari duduknya dan melipat tangannya di dada. Gadis berambut sepunggung itu tampak tak suka dengan keterpurukan yang dirasakan oleh sang kakak.

Elzaino hanya mendengus.

"Kamu tahu sekarang Amanda di mana?" tanya ibu Meri, mencoba mencairkan suasana yang tegang.

"Dia di Amerika bersama pria bajingan itu," desis Elzaino dengan gurat kemarahan yang amat jelas.

"Jadi, apa rencanamu?" tanya Ibu Meri memastikan.

"Aku tidak tahu. Fokusku saat ini adalah Arga," Elzaino keluar dari dalam kamarnya meninggalkan ibu beserta adiknya.

***

Alana membaca kontrak kerja yang disodorkan oleh Ziyan. Alana meneliti kata demi kata dari surat kontrak kerja itu. Ia diwajibkan untuk tinggal di rumah itu demi memberikan ASI kapan pun pada Arga. Alana juga yang bertugas menjadi babysitter untuk bayi yang masih merah itu. Di samping itu, makanan dan minuman Alana harus bergizi dan diatur oleh dokter keluarga Elzaino.

"Bagaimana, Alana?" Tanya Ziyan saat melihat Alana sudah selesai membaca kontrak kerjanya.

"Aku menerima pekerjaan ini, Tuan," ucap Alana dengan tersenyum.

"Baiklah, silahkan tanda tangan di atas materai." Ziyan menunjuk materai yang telah tertempel di surat perjanjian kerja itu.

Alana pun segera menandatangani kontrak kerja baru. Alana tersenyum mengingat gajinya yang sangat besar. Ia akan menabung dan menggunakan uang itu jika ia pensiun dari rumah Arga. Ia hanya akan menyusui selama dua tahun saja. Setelah itu, Alana tak tahu bagaimana nasibnya. Jadi, ia harus benar-benar mengatur keuangannya dengan baik.

"Kamar kamu juga pindah ke kamar yang sama dengan Tuan Arga, Alana. Kamu harus terjaga jika Tuan Arga menginginkan susu. Kamu tidak perlu mengambil baju-bajumu. Tuan El sudah menyiapkan baju-baju baru untukmu. Itu semua dilakukan agar semuanya steril dan supaya barang lamamu tidak membawa bakteri atau kuman jahat ke kamar Tuan Arga," lanjut Ziyan lagi.

Alana hanya menganggukan kepalanya sebagai jawaban jika dirinya mengerti. Setelah dirasa selesai, Ziyan segera mempersilahkan Alana untuk ke kamar Arga. Wanita itu pun diminta untuk mandi terlebih dahulu sebelum menggendong Arga. Meskipun diatur dengan ketat, Alana tidak memprotes. Ia tahu semua ini dilakukan demi tuan mudanya itu.

Alana didampingi oleh babysitter yang ditunjuk Elzaino sebelumnya. Babysitter yang terlihat sudah berumur senja itu adalah kepercayaan keluarga Elzaino dan telah berpengalaman dalam mengurus Mireya sebelumnya.

Setelah membersihkan diri, Alana menggendong Arga yang menangis meminta susu. Wanita itu pun segera menyusui bayi malang itu dengan lembut. Sesekali Alana bersholawat sembari menyusui bayi Arga yang lahap meminum ASI miliknya.

Mata Alana menganak sungai. Wanita itu teringat akan bayinya yang sudah tiada. Andai saja sang anak masih ada, tentunya ia tidak sebatang kara dan masih mempunyai seseorang untuk pelipur lara serta pelepas lelahnya.

"Andai kamu masih ada, Nak…," Alana menggigit bibirnya, berusaha agar air matanya tidak keluar dan membasahi Arga yang tengah menyusu padanya.

"Semoga kamu sedang bahagia di surga, Nak," lirih Alana sembari menatap Arga di pelukannya.

Hatinya bagai teriris sembilu, harusnya Alana menyusui anaknya. Tapi memang nasib tidak dapat dipungkir, takdir tak dapat ditolak, Alana harus merelakan sang anak pertama pergi keharibaan yang kuasa untuk selamanya….

Related chapters

  • ASI Untuk Putra Sang CEO   Orang Di Masa Lalu

    Flashback.... Amanda diantarkan oleh seorang pria berparas tampan dan blansteran. Mereka diantar oleh supir pribadi Amanda. Tak lupa Bi Narti pun ikut serta mengantar Amanda ke rumah sakit terbesar di kota itu. Sesekali Amanda meringis, ia merasakan kontraksi pada perutnya. Bi Narti dan supir yang bernama Mang Tejo pun sudah menghubungi El. Dengan panik, El segera membatalkan kunjungan pentingnya. Ia segera memesan pesawat dengan jam penerbangan saat itu juga. Beruntung El mendapatkan tiket dengan mudah dengan kelas VIP itu. "Sakit sekali, Darren!" Amanda meringis.Wanita itu merasa tak kuat dengan rasa sakit dan mulas yang menderanya. Sesekali ia mencengkram tangan pria bule yang bernama Darren itu, hingga membuat Bi Narti dan Mang Tejo berpandangan. "Cepat! Lebih ngebut lagi!" Darren memerintah dengan tegas, membuat mang Tejo segera tancap gas dan mengendalikan mobil sport berwarna hitam itu dengan ugal-ugalan. Beberapa menit kemudian mereka telah sampai di rumah sakit. Para

    Last Updated : 2024-11-21
  • ASI Untuk Putra Sang CEO   Ingin Melihat Arga

    Elzaino menanda tangani berkas kerja sama antara perusahaan miliknya dan perusahaan besar yang ada di Dubai. Seharusnya pria bertubuh tinggi dan atletis itu gembira dan merayakan keberhasilan ini. Teringat ketika ia menceritakan harapannya bekerja sama dengan perusahaan raksasa asal Dubai ini pada sang istri. Walaupun waktu itu respon Amanda mengecewakan, tapi wanita itu berharap Elzaino memenangkan kerja sama yang berharga milyaran itu. Hati El kini terasa hampa dan sepi. "Seharusnya kita merayakannya bersama-sama dengan Arga," lirih El. Matanya menatap jauh ke depan. Menatap pemandangan dari bangunan kantornya yang mencakar langit. Tangannya mengepa saat mengingat Amanda mencampakan dirinya. Saat itu ketika dirinya pulang dari kantor, Elzaino tak menemukan Amanda di rumah. Petugas keamanan yang berjaga berkata jika Amanda pergi dengan alasan bertemu dokter untuk mengecek luka pasca persalinan. Elzaino kemudian menemukan sepucuk surat jika sang wanitanya sudah tak ingin berada di s

    Last Updated : 2024-11-22
  • ASI Untuk Putra Sang CEO   Panik

    Pagi ini Alana sudah berpakaian dengan rapi, sejak menjadi ibu susu Arga, wanita itu tampil lebih cantik dan terawat. Jika sebelumnya ia selalu memakai daster lusuh, kini tidak lagi. El memberikannya baju-baju yang layak dan bersih agar Arga memiliki ibu susu yang sehat dan steril. Seperti hari ini, Alana memakai dress di bawah lutut. Ia mengucir rambut panjangnya agar tak mengganggu Arga saat menyusu kepadanya. Jika penampilan rapi, Alana sangat cantik. Bahkan terlihat seperti kakak dari Arga, bukan ibu susu. Hari ini Arga dijadwalkan untuk imunisasi ke Rumah Sakit Ibu dan Anak. El sudah berangkat dari pagi untuk bekerja. Mireya pun sudah resmi bergabung menjadi wakil direktur, Wakil dari El. Memang Mireya mempunyai kemampuan hampir menyamai kakaknya. Sementara di rumah hanya ada Meri dan beberapa pelayan. Meri memperhatikan Alana, dalam hati ia memuji paras Alana yang sangat cantik. Fisik Alana seperti kelas sosialita jika di dandani seperti sekarang. Padahal Alana tak memakai m

    Last Updated : 2024-11-23
  • ASI Untuk Putra Sang CEO   Rencana Yang Tak Disangka

    Di kota New York, Amanda telah terbangun dari tidurnya. Bibirnya menyunggingkan senyuman saat melihat pria di sampingnya yang tertidur dengan damai. Ya, dia adalah Dareen. Mantan terindah yang telah berhasil kembali ke sisinya. "Pagi, sayang!" Amanda menyentuh pipi Dareen yang kemerah-merahan. Wanita mengecup bibir Dareen sekilas, setelah itu ia bangun dari tidurnya untuk membuatkan Dareen sarapan. Amanda ingin sekali melayani Dareen dengan sepenuh hati. Amanda berjalan menuju jendela, ia menyibak gorden yang menutupi kamar apartemen mewah itu. Ia tersenyum saat melihat salju yang turun. Amanda memang sesuka itu dengan salju. Sekilas ia mengingat bayi yang ia lahirkan, tak menampik ada rasa rindu yang terasa saat mengingatnya. Namun, Amanda mengubur perasaan yang menurutnya bisa melemahkannya itu. Amanda sudah sejauh ini dengan Dareen, ia tak mau bayi itu menghalangi niatnya untuk kembali kepada Dareen selamanya. Apalagi Amanda telah menentang keluarga besarnya saat mengambil kepu

    Last Updated : 2024-11-25
  • ASI Untuk Putra Sang CEO   Peringatan Untuk Alana

    Alana baru saja menjemur Arga di halaman rumah. Setelah merasa bayi susunya itu hangat, gegas wanita itu masuk kembali ke dalam kamar."Semakin hari badanmu semakin gemoy. Sehat-sehat ya, sayang?" Alana tersenyum riang. Arga menatap Alana dengan mata yang berbinar. Terlihat sekali bayi itu sangat nyaman dengan Alana. Arga sangat cocok dengan Alana, bahkan tubuhnya pun mengalami kenaikan signifikan, semuanya terjadi karena ASI dari Alana. "Lapar ya, sayang?" Tanya Alana. Walaupun bayi itu belum bisa menjawab, tapi Alana sangat komunikatif. Ia selalu mengajak berbicara Arga. "Mimi dulu ya, Nak! Kamu pasti haus kan?" Alana menggendong Arga, ia pun mulai menyusui Arga. Alana menatap Arga, pun bayi itu yang menatap Alana sambil menyusu. Tangan Alana mengusap rambut Arga dengan sangat lembut. Alana tersenyum haru, hatinya merasa getir saat ia mengingat anaknya yang telah meninggal. Namun, Alana sangat bersyukur karena kini ia harus mengurus seorang bayi yang ditinggalkan ibunya. Ya, A

    Last Updated : 2024-11-26
  • ASI Untuk Putra Sang CEO   Pulang Ke Rumah

    Heri menggebrak meja ketika ia kalah lagi dalam berjudi. Semua temannya tergelak tertawa melihat wajah kusut dari pria yang masih berstatus suami dari Alana itu. Selain bermain judi online, pria itu juga gemar bermain judi secara langsung bersama teman-temannya. "Lagi engga nih?" Seorang temannya makin tertawa lebar melihat wajah frustasi dari Heri. "Uang gue udah abis!" Heri mengacak rambutnya frustasi. "Ya udah sono pulang dulu dan minta uang ke istri lu!" Perintah bandar judi yang wajahnya terlihat garang. "Ngutang dulu deh kaya biasa. Kalau menang langsung gue bayar!" Heri menatap dengan penuh permohonan. "Engga ada. Hutang lu udah banyak banget! Bentar lagi juga jatuh tempo!! Awas aja kalau lu engga bisa bayar!!" Bandar judi mengultimatum. "Iya, iya," Heri lebih memilih mengalah. Ia pergi dari tempat itu dengan berjalan gontai. Sedangkan yang lain tertawa melihat pria itu. Merasa puas karena mereka semua ternyata memperdayai Heri agar kalah. "Gimana nih bos? Uang dia udah

    Last Updated : 2024-11-28
  • ASI Untuk Putra Sang CEO   Oleh-oleh

    Elzaino yang baru pulang bertemu clien di Swiss membawa oleh-oleh yang cukup banyak untuk keluarganya. Pria itu memang tak pernah lupa dengan keluarga. Ke mana pun ia pergi selalu membawa buah tangan untuk keluarga yang amat ia cintai itu. "Kak El bawa apa?" Tanya Mireya saat sang kakak baru mendudukan dirinya di atas sofa empuk yang ada di ruang keluarga. "Bawa oleh-oleh buat kalian. Kamu buka aja!" Elzaino menghela nafas sebentar dan menghembuskan dengan berat. Pria tampan itu terlihat sangat kelelahan, mungkin karena penerbangan yang menghabiskan waktu lama. Mireya tersenyum girang kemudian ia segera membuka kantong belanja yang berserakan di atas sofa yang lain. "Wah cantiknya!" Mireya menatap dress yang begitu cocok dengan ukurannya. Memang El begitu hapal dengan ukuran dan selera adiknya. "Tuan, ini ada undangan makan malam dari rekan bisnis kita. Pak William berulang tahun," Ziyyan menyerahkan secarcik undangan mewah pada Elzaino. Elzaino menilik dan membaca undangan

    Last Updated : 2024-11-29
  • ASI Untuk Putra Sang CEO   Persiapan Pesta

    Arga dinyatakan bisa dibawa bepergian oleh dokter spesialis anak karena acara itu hanya makan malam saja. Tak ada musik kencang di sana. Bermodal itu, Elzaino memutuskan untuk datang membawa Arga. Elzaino sendiri memberitahukan tema ulang tahun rekan bisnisnya. Sebenarnya Elzaino melalui Ziyan sudah membelikan Alana sebuah dress pesta. Hanya saja Alana tidak memakainya karena gaun itu tidak friendly dipakai busui seperti dirinya. Jadi, Alana terpaksa tidak menggunakan gaun pemberian dari majikannya. Sepertinya Ziyan sendiri tidak terlalu peka dengan dress yang Alana butuhkan. Alana membuka lemari miliknya, ia menghela nafas karena tak ada gaun yang sesuai dengan tema pesta. Pesta yang diusung William, partner bisnis El adalah gaun berwarna Baby Pink sebagai dress codenya. Alana bingung, haruskah ia membeli gaun dengan uang gajinya? Alana pun tak kuasa menyampaikan keluhannya terkait dress yang Elzaino berikan. Akhirnya Alana membuka ponselnya, ia melihat M-Banking di menu ponsel i

    Last Updated : 2024-11-30

Latest chapter

  • ASI Untuk Putra Sang CEO   Tak Ingin Alana Sakit

    Sejak kedatangan Amanda, Meri begitu mencemaskan keadaan sang cucu. Meri takut, Amanda akan berbuat nekat untuk mengambil Arga dari sisi keluarganya. Meri berjalan ke arah kamar Arga dan Alana. Wanita modis itu membuka pintu kamar Arga sedikit, ia tersenyum saat melihat Arga sedang berceloteh dan bercanda dengan Alana. Lagi-lagi hatinya menghangat karena Alana. "Alana," Panggil Meri lembut "Iya, Nyonya?" Alana menatap Meri yang sedang berjalan ke arahnya. "Terima kasih, Alana. Karena kamu telah menyayangi cucu saya sepenuh hati kamu," ucap Meri yang membuat Alana seakan tak percaya, karena Meri tak pernah mengatakan terima kasih kepada pekerjanya. "Sama-sama, Nyonya. Sudah kewajiban saya harus menjaga dan menyayangi Den Arga dengan sepenuh hati," Alana tersenyum yang membuat Meri semakin menyukai wanita cantik itu. "Saya akan membawa Arga ke taman, hanya di taman rumah ini. Saya ingin menghabiskan waktu dengan cucu saya," Meri berujar yang mirip sekali dengan meminta izin kepada

  • ASI Untuk Putra Sang CEO   Rencana Pergantian Tahun

    Elzaino berencana untuk merayakan pergantian tahun di villa pribadi miliknya yang ada di kota kembang. Villa itu terletak di kawasan asri dan dikelilingi kebun teh yang luas. Elzaino memang sengaja membelinya agar ia bisa membawa keluarganya menjauh sejenak dari hiruk pikuk perkotaan. Elzaino ingin menenangkan pikirannya dari segala masalah yang akhir-akhir ini menderanya."Seriusan Kak kita mau ke villa?" Tanya Mireya dengan mata yang berbinar.Kakak beradik itu kini berada dalam ruangan pribadi milik Elzaino. Mireya sendiri diminta datang ke ruangan pribadi kakaknya untuk menyampaikan hasil rapat tadi siang dengan perusahaan dari Amerika."Seriusan. Tapi semua kerjaan kantor udah beres kan?" Elzaino memastikan. Ia tak ingin pergi berlibur sementara pekerjaan di kantor belum rampung."Kakak ini tidak tahu apa kinerjaku seperti apa?" Mireya mengerucutkan bibirnya.Memang Elzaino begitu mengenali sifat pekerja keras adiknya. Bukan karena Mireya adalah adiknya lantas El menunjuk wanita

  • ASI Untuk Putra Sang CEO   Hari Pertama MPASI

    Pagi-pagi sekali Alana sudah berjibaku dengan apron warna putihnya. Hari ini, adalah hari pertama Arga MPASI. Wanita itu sangat fokus sekali dengan masakannya, hingga tak menyadari kedatangan Meri dan Mireya yang menghampiri dirinya. "Sedang apa, Sus? Serius sekali!" Mireya yang sedang libur itu bertanya kepada Alana seraya berdiri di samping Alana. Elzaino sudah dua hari ke luar kota, ia pun tak tahu Arga akan mulai MPASI hari ini. "Saya sedang memasak untuk Den Arga. Hari ini hari pertama MPASInya," jawab Alana dengan ceria. Mireya dan Meri merasa terkejut mendengar Arga yang sudah mulai fase MPASI. Mereka sangat sibuk sampai tidak sadar jika Arga sudah genap berusia enam bulan. "Kamu masak apa saja untuk Arga, Alana?" Meri memperhatikan makanan yang ada di dalam panci anti lengket itu. Meri sebenarnya merasa tak yakin dengan Alana, apakah wanita itu tahu gizi yang dibutuhkan oleh seorang bayi? Meri menatap isi panci itu, isinya adalah nasi, daging sapi, brokoli, dan tahu.

  • ASI Untuk Putra Sang CEO   Berusaha Memasuki Rumah Kenangan

    Handoko mendapatkan informasi jika sang putri datang ke kediaman Elzaino dengan bermaksud mengambil Arga. Tangan pria itu terkepal erat. Ia tak menyangka anaknya akan setidak tahu malu itu. Sudah mengkhianati sang suami, kini Amanda tak tahu malunya datang untuk mengambil Arga. Entah dari mana sikap tak tahu malunya itu diturunkan. "Pa?" Resti mengusap tangan kekar suaminya. "Hmm!" Handoko bergumam. "Papa sudah tahu kan teror yang menimpa kediaman kita?" Tanya Resti memastikan, ia yakin jika sang suami sudah tahu dengan apa yang diperbuat oleh Darren. "Tentu saja Papa tahu. Jangan hiraukan teror remeh seperti itu!" Handoko menjawab, akan tetapi matanya masih saja memindai pemandangan luar, pemandangan malam dengan terpaan angin sepoi yang membingkai wajahnya. Resti hanya diam tak menjawab. Tentu ia sudah sangat percaya dengan suaminya. Handoko akan selalu memastikan dirinya aman. "Ma, Amanda berusaha merebut Arga dari El. Papa sudah tak tahu di mana wajah Papa saat ini d

  • ASI Untuk Putra Sang CEO   Perasaan Bersalah

    Elzaino terus menyeret Amanda ke luar. Bahkan beberapa bodyguard membantu El karena Amanda yang kian memberontak dan menjadi-jadi. Amanda berteriak bak orang kesurupan. Dirinya tengah dikuasai emosi dan ambisi untuk bisa mendapatkan Arga sepenuhnya. "Lepaskan kamu jahat, Mas!" Teriak Amanda lagi diiringi dengan tangisan yang memilukan. Tubuhnya meronta meminta untuk dilepaskan. "Teganya kamu memisahkan ibu dan anaknya! Kamu malah mendekatkan putra kita dengan babu itu ketimbang aku sebagai ibu kandungnya!" Cicit Amanda lagi dengan penuh amarah. Meri dan Mireya yang ikut menyaksikan Amanda di seret hanya menatap wanita itu penuh dengan kebencian. Meri ingin sekali menjambak rambut Amanda lagi, ia belum puas. Para Bodyguard segera mendorong tubuh Amanda di area halaman depan. Tubuh wanita itu basah kuyup karena terkena hujan yang turun dengan lebat. "Pergi kamu, j4lang! Berhenti mengusik kehidupan putraku! Kau bukan bagian dari keluarga kami lagi," suara Meri menggelegar, menamb

  • ASI Untuk Putra Sang CEO   Roda Yang Berputar

    Darmi, Dani dan Annida mengalami hari-hari yang sulit di rumah Ratmi, adik dari Dani. Keluarga dari Heri itu hanya mengandalkan makan dari emas yang dijual oleh Darmi. Beruntung ada gelang dan cincin yang menempel di badannya sehingga barang itu tak disita oleh Arman, si bandar judi."Gimana ini Pak, uang kita sebentar lagi habis," ucap Darmi sembari menghitung uang pecahan dua puluh ribu rupiahan. Dani menoleh ke arah uang yang dipegang oleh istrinya. Ia menghembuskan nafasnya kasar, merasa tak berdaya dengan keadaan sulit yang tengah membelenggu keluarganya. Kemudian netra pria yang sudah senja itu menatap pada putri bungsunya yang tengah rebahan sembari tertawa melihat gadgetnya. Dani kemudian bangkit dan menghampiri sang putri yang sudah lulus sarjana itu. "Nida, apa kamu tidak ingin bekerja membantu perekonomian keluarga kita yang tengah carut marut?" Tanya Dani dengan mata tajam.Seumur hidup Annida memang gadis itu kerap dimanjakan oleh Dani dan Darmi. Annida belum pernah ke

  • ASI Untuk Putra Sang CEO   Takdir

    Heri mengelap keringat yang mengucur deras di dahinya dengan sebuah sapu tangan kecil. Pria itu baru saja beristirahat. Ia memang diterima di tempat Fauzan bekerja karena teman dari Heri itu memohon agar Heri diterima bekerja walau pria itu belum mempunyai pengalaman menjadi seorang kuli bangunan. Untungnya mandor yang sudah dekat dengan Fauzan itu menerima Heri bekerja di proyek pembangunan sebuah gedung ini. Pekerjaannya sebagai kuli bangunan amat membuat Heri kesusahan. Maklum saja, saat bekerja di rumah Elzaino, pekerjaan itu cenderung ringan karena hanya merawat kebun yang sudah ditata rapi oleh ahlinya. Heri tak perlu kerja keras banting tulang seperti ini saat di rumah Elzaino. Pria itu juga bisa pulang dengan sesuka hati jika pekerjaannya sudah selesai dilaksanakan. Heri mengambil kotak makanan bagiannya, bermaksud untum menghilangkan lapar dan dahaga yang sedari tadi mengganggu dirinya. Pria itu membuka kotak nasi yang diberikan oleh seorang ibu paruh baya yang di tunjuk o

  • ASI Untuk Putra Sang CEO   Keributan

    Amanda manut. Ia duduk di sofa. Berhadapan dengan El, Meri, dan Mireya. Mireya memilih menutup mulutnya rapat-rapat. Banyak sekali uneg-uneg yang ingin ia sampaikan, bahkan Mireya ingin sekali menjambak wanita yang ada di hadapannya ini. Hanya saja, Mireya menghormati sang kakak. Ia memberikan kesempatan kepada El untuk berbicara. "Selama ini aku baru sadar. Aku menyesal, aku telah melakukan kesalahan yang tak termaafkan," Amanda mengawali pembicaraan. "Sesalmu itu tak akan mengubah semua yang telah terjadi!" Sinis Meri angkuh. "Aku tahu, Ma! Aku sangat tak layak dimaafkan oleh keluarga kalian. Hanya saja setiap malam aku tersiksa, Ma. Bayangan wajah putraku mengganggu tidurku. Bahkan ia menyadarkan aku dari kesalahanku selama ini. Tidurku tak nyenyak, makanku tak enak. Aku benar-benar merindukannya!" Tutur Amanda, air matanya terus berderai membasahi pipinya yang merona. "Ketika kamu pergi, anakmu itu selalu menangis. Dia rewel karena tak cocok susu formula. Kami masih berhar

  • ASI Untuk Putra Sang CEO   Kedatangan Masa Lalu

    Amanda yang merasakan rasa rindunya semakin membuncah pada Arga tak kuasa lagi membendungnya. Amanda menguatkan hati, ia akan bertandang ke rumah Elzaino. Tak peduli apa respon Elzaino dan keluarganya. Lambat laun Amanda memang harus mendatangi Arga. Amanda sadar ia adalah ibu kandung Arga, dan tak ada yang bisa memutuskan ikatan darah itu. Amanda merasa jauh lebih berhak untuk merawat Arga bukan Alana. Amanda mengendarai mobilnya. Ia melajukan mobilnya di gelapnya malam. Malam ini mendung, sepertinya sebentar lagi akan turun hujan. Amanda pun menambah laju kecepatan, tak sabar bisa melihat Arga. Namun, hati tak bisa dibohongi. Ada perasaan cemas dan gugup yang bercokol di hatinya. Demi Arga, ia akan menebalkan wajahnya dari rasa malu. Mobil yang dikendarai Amanda kini sudah sampai di depan gerbang rumah mewah milik Elzaino. Wanita yang resmi menyandang status janda itu menatap nanar ke arah gerbang. Rumah ini adalah saksi kehidupannya bersama Elzaino. Rasa penyesalan itu hadir ke

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status