Home / Fantasi / Tukang Pijat Super / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Tukang Pijat Super: Chapter 11 - Chapter 20

115 Chapters

Bab 11

“Apakah ini nyata?” Tanya Juned lirih, Tangannya ingin meraih tubuh Vivi yang sudah sangat birahi karena ulah tangannya sendiri. “Juned!!!” “Keluar kamu, Dasar laki-laki perebut istri orang kamu!!” Terdengar suara Anton dari luar klinik yang membuyarkan hasrat dari kedua insan tersebut. Juned dan Vivi terkejut hingga jantungnya berasa mau copot. “Lebih baik kamu sembunyi saja, Vi!” Perintah Juned dengan nafas yang berembus kencang. Vivi gelagapan mencari tempat persembunyian yang aman di dalam klinik. Tanpa pikir panjang dia bersembunyi di dalam sebuah lemari. Sementara Juned mencoba mengatur nafas agar terlihat tenang. Berulang kali dia menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya. “Juned cepat keluar!!” Anton yang berada di luar semakin berteriak semakin kencang. Juned perlahan membuka pintu kemudian berhadapan dengan Anton. “Apa-apaan kamu teriak-teriak di tempatku?!” Dengan kepala yang terangkat Juned ingin menunjukkan keberaniannya. “Halah jan
last updateLast Updated : 2024-11-13
Read more

Bab 12

Setelah mampu mengobati 2 pasien secara ajaib dalam satu hari, Nama Juned kini menjadi buah bibir di kampungnya. Para warga yang dulu tak ingin berobat ke tempat Juned, kini berbondong-bondong mencarinya untuk berobat. “Juned, tolong obati penyakitku!!” “Aku dulu, Juned!!” “Penyakitku lebih parah, biarkan aku terlebih dulu!!.” Teriakkan para warga saling menyahut di tengah terik matahari. Kerumunan para warga membuat Juned begitu kerepotan. “Tolong sabar, saudara-saudara! Semua pasti dapat giliran masing-masing.” Kedua telapak Juned diangkat ke atas untuk menenangkan massa yang saling dorong. “Syukurlah, pengobatanmu kini jadi ramai.” Kata Lilis dengan semringah mendata satu persatu calon pasien. Satu per satu Juned mengobati penyakit setiap pasien. Dengan kemampuan ajaibnya dia dengan mudah dan cepat. “Terima kasih, Juned. Aku merasa sangat bugar sekarang.” Ujar salah satu warga yang selesai berobat kepada Juned. Juned tersenyum puas dapat berguna bagi orang lain.
last updateLast Updated : 2024-11-14
Read more

Bab 13

Cekleekk... “Maaf, aku mengganggu kalian.” Marina terkejut melihat mereka berdua yang hampir ciuman. Juned dan Lilis gelagapan dengan kedatangan Marina yang tiba-tiba. “Marina kenapa kamu ke sini malam-malam!” Juned tak kalah terkejut dengan kehadiran Marina bersama seorang wanita yang memakai kursi roda. Untuk beberapa saat Marina kebingungan menyikapi apa yang barusan ia lihat. Tubuhnya terpaku seperti sebuah patung. “Maaf, aku permisi dulu.” Kata Lilis memecah keheningan, sambil berjalan keluar klinik melewati Marina yang masih terpaku. Sementara Juned mencoba mengatur nafasnya yang sempat tersengal-sengal menormalkan birahinya. Setelah dirasa sudah stabil, Juned kembali bertanya kepada Marina, “Mar? Ada apa?.” Marina langsung tersentak mendengar pertanyaan Juned. “Ini teman saya, dia mengalami stroke di bagian kakinya sejak 6 bulan yang lalu.” Marina masih gelagapan saat berbicara. “Baiklah bawa kemari, aku akan coba memijatnya. Siapa tahu bisa kembali normal.”
last updateLast Updated : 2024-11-14
Read more

Bab 14

Aku sembuh!! Marina, kakiku sudah tidak lumpuh lagi.” Winda kegirangan sekaligus terharu mendapati kesembuhan kakinya.Juned menghentikan pijatannya, memberikan ruang bagi Winda mengekspresikan kebahagiaannya. Dengan senyuman yang lebar, Juned turut merasakan kebahagiaan yang dirasakan Winda.Winda terduduk sambil memegang bra di dadanya agar tak lepas. Marina yang mengetahui hal itu membantu memasangkan pengaitnya.“Syukurlah, Winda. Kakimu bisa gerak lagi.” Kata Marina yang ikut bahagia, lalu memeluk sahabatnya itu dengan erat.Winda terus menggerak-gerakkan kakinya seolah tak percaya dengan apa yang terjadi. Matanya mulai berlinang air mata yang membasahi pipinya.“Terima kasih, Juned! Terima kasih banyak!” Ucap Winda di tengah rasa haru bercampur bahagia.Juned yang awalnya ikut senang, berkata dengan nada rendah, “Iya, sama-sama.”Dia memberikan setengah senyum yang seolah dipaksakan. Juned menggosok rambutnya dengan tangannya, lalu berbalik dan menjauhi mereka berdua.“Sumpah!,
last updateLast Updated : 2024-11-15
Read more

Bab 15

“Sudah sana, jangan coba-coba sama tante. Kesempatanmu sudah lewat tadi.” Kata Lilis sambil menghentakkan kakinya dengan pelan mendorong kaki Juned.Juned hanya tertawa terkekeh kemudian menunjukkan amplop kepada Lilis.“Apa itu, Jun?” Tanya Lilis sambil menunjuk ke arah amplop.Juned menunjukkan isi dari amplop tebal itu.“Ini dari Winda, Tante. Pasien yang tadi datang dengan Marina.” Kata Juned lalu memberikan semua uang itu kepada Lilis.Mulut Lilis menganga dan matanya berbinar saat menerima uang itu.“Astaga!, ini banyak sekali Juned!” Suara Lilis bergetar saking terkejutnya.Juned tersenyum bahagia melihat tantenya senang.“Iya tante, Lumayan bisa buat biaya renovasi.”Mata Lilis masih terfokus pada segepok uang sementara tangan dan jari jemarinya begitu lincah menghitung uang tersebut.“Kalau ini sih bukan Cuma renovasi Juned, tapi juga bisa beli motor buat kamu.” Ujar Lilis.Juned terkejut mendengar ucapan Lilis, selama ini dia memimpikan bisa memiliki sepeda motor sendiri aga
last updateLast Updated : 2024-11-15
Read more

Bab 16

“Aaaaaaaaaaaaggghhh” Teriak Lilis sesaat setelah masuk ke kamar Juned.Juned berusaha menutupi kejantanannya yang dalam keadaan tidak aktif. “Tante kok masuk sih, Juned kan sudah bilang untuk tidak masuk.”Juned menutupi barangnya dengan kedua tangannya. Meski begitu, Lilis masih sempat melihat barang Juned yang walaupun lemas tapi tampak masih begitu besar.“Ya mana aku tahu, kenapa juga kamu tidur enggak pakai baju?.” Tanya Lilis sambil menutup matanya dengan kedua tangan.“Gerah tante, sudah tante keluar dulu aku mau pakai baju dulu!” Ujar Juned tangannya menunjuk ke arah pintu.Dengan tetap menutup mata dengan satu tangan, Lilis berjalan mundur meraih gagang pintu dengan tangan lainnya, sambil sesekali mengintip dari celah jarinya.“Ya sudah, cepat siap-siap kita akan pergi beli motor sama hp. Sekalian juga beli camilan untuk para tukang yang sedang renovasi klinikmu.” Ujar Lilis diikuti suara pintu yang tertutup.Begitu Lilis keluar dari kamar, Juned langsung secepat kilat member
last updateLast Updated : 2024-11-16
Read more

Bab 17

Juned terus memegangi kakinya yang telah diinjak oleh Lilis.“Makanya jangan lihat payudara terus.” Kata Lilis sambil melirik ke arah Juned.“Lagian itu kesempatan, sayang kalau dilewatkan hehehe.” Balas Juned terkekeh sambil berdiri tegak.Lilis langsung menepuk pundak Juned dengan keras dan melangkah pergi.“Kenapa sih orang itu, dari tadi aneh banget.” Juned menyusul mengikuti langkah Lilis dari belakang.Tak lama kemudian mereka berdua berhenti di sebuah konter hp dan secara kebetulan juga di sebelahnya ada dealer motor juga. Mereka pun masuk ke konter hp terlebih dahulu.“Selamat siang, ada yang bisa saya bantu.” Ujar salah satu wanita pegawai konter dengan ramah.“Saya mau cari hp mbak” sahut Lilis.“Oh iya, perkenalkan nama saya Anis. Silahkan mau cari hp apa?” Jawab wanita itu sambil menunjuk ke arah id card yang menggantung di lehernya.Ketika hendak ingin menjawab tiba-tiba datang seorang wanita lain yang menghampiri.“Loh, bukannya kamu Juned ya? Teman sekolahku.” Sahut wa
last updateLast Updated : 2024-11-16
Read more

Bab 18

Seorang Pria dengan kemeja dan celana jogger berjalan dengan penuh wibawa mendekati kerumunan.“Mas Angga..” gumam Anis dengan wajah tegang, bola matanya bergerak ke kanan dan ke kiri. “Semuanya silahkan bubar! Kembali bekerja.” Dengan nada tegas Angga memerintahkan semua orang yang berkerumun untuk membubarkan diri.Semua orang langsung membubarkan diri menyisakan Juned, Lilis, Dewi dan Anis yang masih berada di tempat.“Ada apa ini? Kenapa kok ribut sekali?” Tanya Angga setelah merasa suasana kembali kondusif.“Begini mas, mbak ini sama mas ini mau....” Ucapan Anis seketika terhenti bersamaan dengan Dewi yang berkata, “Dia telah menamparku, sayang.” Ujar Dewi menunjuk ke arah Lilis.Dewi menyandarkan kepalanya di bahu Angga dengan manja.Angga yang mendengarkan omongan Dewi emosinya langsung memuncak seolah seperti lava yang akan tersembur.“Apa beraninya kamu menampar kekasihku?!!”Angga mengangkat tangannya tinggi-tinggi lalu mengayunkan ke arah Lilis. Namun sesaat sebelum tangan
last updateLast Updated : 2024-11-17
Read more

Bab 19

“Apa yang kau lakukan, pria miskin?!!” Angga langsung mendorong tubuh Juned hingga terjengkang.Tubuh Angga menerjang ke atas tubuh Juned dan menindihnya.Angga mengepalkan tangan dan mengangkatnya tinggi-tinggi.Dari arah pintu masuk seorang perempuan berlari sekencang-kencangnya untuk menghentikan Angga.“Berhenti, ada apa ini?!” Teriaknya sambil menjauhkan tubuh Angga dari atas tubuh Juned.“Siapa lagi ini yang mengganggu? Pasti keluarga si miskin ini.” Angga meludah ke samping.Juned yang melihat perempuan itu sedikit terkejut, matanya melotot dan mulutnya menganga.“Marina..?” Gumam Juned lirih.“Sebenarnya ada apa ini kok ribut sekali?.” Ujar Marina sambil membantu Juned berdiri.“Begini mbak, mas sama mbak ini mau membeli hp di sini.” Kata Anis sambil menunjuk ke arah Juned dan Lilis. “Awalnya saya yang melayani mereka sesuai prosedur, namun teman saya ini mengganggu dan menghina mereka.” Lanjut Anis sambil menunjuk Dewi.“Kamu itu siapa? Jangan sok jadi pahlawan di sini.” Sahu
last updateLast Updated : 2024-11-17
Read more

Bab 20

Dengan suara lantang Marina memecat mereka berdua. Angga dan Dewi langsung bersimpuh di kaki Marina.“Jangan pecat kami Bu, kami mohon.” Ucap Dewi sambil memeluk erat kaki Marina.Angga yang berlutut di belakang dewi merapatkan kedua telapak tangannya, “saya minta maaf Bu, tolong jangan pecat saya!, saya masih punya cicilan mobil.”“Kesalahan kalian sudah sangat fatal, kalian sudah sangat keterlaluan merendahkan orang lain.” Ucap Marina sambil melangkah mundur, mencoba melepaskan kakinya dari pelukan Dewi.Sementara Angga kembali berdiri kemudian mengangkat tubuh Dewi dengan kasar.“Ini semua gara-gara kamu, wanita sialan. Kalau saja aku tak mendengar ucapanmu aku tidak akan berada dalam situasi ini.” Angga menampar Dewi dengan keras lalu melangkah pergi meninggalkan toko.Dewi menangis sesenggukan sambil memegang pipinya. Hal itu membuat Juned merasa sedikit iba kepadanya.Semua orang yang ada di sana hanya terdiam melihat Dewi yang tengah meratapi kesalahannya.“Juned, Maafkan aku.
last updateLast Updated : 2024-11-19
Read more
PREV
123456
...
12
DMCA.com Protection Status