Juned perlahan memindahkan tangannya ke punggung Rizka, minyak hangat mengalir di sepanjang tulang belakangnya. “Kita lanjut ke bagian punggungmu,” bisik Juned, suaranya berat. Rizka mengangguk lemah, wajahnya masih tertanam di bantal. “Baik...”Ketika tangan Juned mulai membentuk gerakan melingkar dari bahu ke tulang rusuk, jari-jarinya tanpa sengaja menyentuh tepi samping gunung Rizka dari belakang. “Ah—!” Rizka menahan napas, tubuhnya bergetar tak terkendali. Juned berpura-pura tidak menyadari. “Maaf, apakah aku menekan terlalu keras?” Rizka menggigit bibirnya. “Tidak... itu hanya... aku tidak menyangka...”Tangan Juned kembali bergerak, kali ini sengaja memperluas area pijatan hingga mendekati ketiak, membuat ujung jarinya kembali menyapu tepian gunung yang sensitif. “Nngh... Mas...” erang Rizka, tangannya mencengkeram seprei. “Tenang, ini akan membuka aliran darah yang membuat tubuhmu kaku,” Juned berbisik, meski detak jantungnya tak karuan. Rizka menutup mata erat
Last Updated : 2025-04-04 Read more