Home / Fantasi / Tukang Pijat Super / Chapter 301 - Chapter 310

All Chapters of Tukang Pijat Super: Chapter 301 - Chapter 310

318 Chapters

Bab 301

“Kita harus mencari tahu informasi tentang komandan itu.” Ujar Juned sambil mengusap dagunya beberapa kali.Tania mencoba mengatur nafasnya yang sempat memburu tak karuan. “Aku akan menanyakan hal itu kepada Rangga, teman polisiku.”Tania sudah mengangkat ponselnya, jarinya siap menekan nomor Rangga—rekan kerjanya yang paling dipercaya. "Tunggu." Juned menutup tangan di atas ponsel Tania, matanya tajam. "Kita tidak bisa percaya siapa pun sekarang. Jika Komandan Heru bisa berkhianat..." Tania mengerutkan kening. "Rangga sudah seperti saudara bagiku. Dia—" "Dan Komandan Heru?" Juned memotong. "Bukankah dia juga orang kepercayaanmu?" Alisa tiba-tiba menggeliat kesakitan di sofa. "Dia... dia benar. Ada lebih banyak... seperti benang hitam menjalar di kepolisian..." Tania meletakkan ponselnya perlahan, wajahnya berkerut dalam konflik batin. "Lalu bagaimana kita bisa tahu siapa yang masih bisa dipercaya?" Juned mengambil napas dalam. "Kita mulai dari nol. Asumsikan semua
last updateLast Updated : 2025-04-04
Read more

Bab 302

Selepas kepergian Tania, Juned menoleh ke jam dinding di sudut kamar menunjukkan masih pukul lima pagi. Pria itu berniat untuk melanjutkan tidur yang masih belum tuntas.Ding.. Dong...Baru saja hendak memejamkan mata kembali, suara bel rumah berbunyi membuat Juned sedikit kesal.Juned mengusap wajah yang masih berbekas kantuk saat membuka pintu. Rizka berdiri di teras dengan keranjang belanja setengah kosong, jari-jarinya memilin ujung kaosnya.“Maaf mengganggu pagi-pagi, Mas Jun,” ujarnya cepat. “Aku... aku baru pulang dari pasar pagi, kebetulan lewat.” Matanya melirik ke dalam rumah. “Apa Mbak Tania sudah berangkat?” Juned menguap lebar. “Iya, dapat panggilan darurat. Ada perlu sama Tania?” Rizka menunduk. “Sebenarnya aku mau minta pendapat Mbak Tania... tapi...” Napasnya tersendat. “Aku tidak tahu harus bicara pada siapa lagi.” Mata Juned terbuka lebih lebar. “Ada masalah?” “Ibu mertuaku...” Rizka mengangkat wajah yang memerah. “Aku... aku tidak sanggup menghadapinya
last updateLast Updated : 2025-04-04
Read more

Bab 303

“Sebelum mulai, aku perlu beberapa informasi dulu,” ujarnya dengan suara profesional. Rizka duduk di tepi ranjang, jari-jarinya memilin ujung jilbab. Juned memperhatikan tubuh Rizka yang canggung."Kamu umur berapa, Mbak?" "Dua puluh tujuh," jawab Rizka sambil menunduk. "Sudah berapa lama kamu menikah?" "Baru... enam bulan," balas Rizka, menghitung di jarinya.Juned mengangguk, lalu bertanya lebih dalam. “Kapan terakhir kali kamu berhubungan dengan suamimu?” Rizka tersedak. “A-apa harus dijawab?” Juned tersenyum. “Ini untuk menyesuaikan teknik pijatnya.” Rizka memerah sampai ke leher. “Kalau tidak salah... sebulan yang lalu. Akhir-akhir ini dia terlalu capek kerja.” Juned mengangguk pelan seolah paham dengan yang terjadi.“Bagian tubuh mana yang paling sensitif?” Rizka menggeliat gelisah. “Aku... aku tidak pernah memperhatikan...” “Leher?” Juned menebak. “Paha? Atau...”“D–dada,” bisik Rizka hampir tak terdengar. “Kalau dipegang... rasanya aneh.” Wajah
last updateLast Updated : 2025-04-04
Read more

Bab 304

Juned perlahan memindahkan tangannya ke punggung Rizka, minyak hangat mengalir di sepanjang tulang belakangnya. “Kita lanjut ke bagian punggungmu,” bisik Juned, suaranya berat. Rizka mengangguk lemah, wajahnya masih tertanam di bantal. “Baik...”Ketika tangan Juned mulai membentuk gerakan melingkar dari bahu ke tulang rusuk, jari-jarinya tanpa sengaja menyentuh tepi samping gunung Rizka dari belakang. “Ah—!” Rizka menahan napas, tubuhnya bergetar tak terkendali. Juned berpura-pura tidak menyadari. “Maaf, apakah aku menekan terlalu keras?” Rizka menggigit bibirnya. “Tidak... itu hanya... aku tidak menyangka...”Tangan Juned kembali bergerak, kali ini sengaja memperluas area pijatan hingga mendekati ketiak, membuat ujung jarinya kembali menyapu tepian gunung yang sensitif. “Nngh... Mas...” erang Rizka, tangannya mencengkeram seprei. “Tenang, ini akan membuka aliran darah yang membuat tubuhmu kaku,” Juned berbisik, meski detak jantungnya tak karuan. Rizka menutup mata erat
last updateLast Updated : 2025-04-04
Read more

Bab 305

Juned mengangguk, tangannya mulai membuat gerakan melingkar di atas tulang dada tanpa benar-benar menyentuh payudaranya. “Zat aktifnya akan meresap melalui kulit. Baik untuk kesehatan jaringan payudaramu,” jelasnya dengan nada profesional, meski nafasnya sendiri semakin berat. Rizka menutup mata, menyerah pada sensasi aneh namun nikmat saat minyak itu terus merayap ke bawah, membuat pakaian dalamnya yang tipis semakin transparan. “Nngh... Mas Juned... aku tidak yakin—”“Percayalah,” Juned memotong, jarinya sekarang mengusap lembut area sekitar gunung, “aku tahu apa yang kulakukan.”Setiap sentuhan sengaja diarahkan untuk memijat otot-otot di sekitar gunung tanpa menyentuh puncaknya, namun efeknya justru membuat Rizka semakin tidak bisa menyembunyikan reaksi tubuhnya. Juned menahan napas saat tangannya melayang tepat di atas tulang selangka Rizka, minyak pijat membentuk jalur-jalur mengkilap di kulitnya yang halus. “Titik meridian di sini...” bisiknya, suara serak, “...mempeng
last updateLast Updated : 2025-04-09
Read more

Bab 306

Juned nyaris tersedak saat mengenali sosok itu. “Bu Ratna...?” suaranya serak. Wanita itu tersenyum manis, tapi matanya menyala dengan kenangan yang hanya mereka berdua yang tahu. “Sudah lama tidak bertemu, Pak Juned. Ternyata kamu sekarang sudah buka praktik di rumah ya?”Bu Reni terkejut, matanya membulat. “Lho? Kalian sudah kenal?!”Bu Ratna menyeringai. “Iya, Ren. Aku bertemu Mas Juned dulu saat dia jadi tukang pijat keliling di taman”“Wah, berarti kamu sudah merasakan hebatnya pijatan Mas Juned dong?” Bu Reni bersemangat, tak menyadari makna ganda dalam kata-katanya. “Dia itu jempol banget! Titik-titik saraf semuanya dia kuasai!”Juned menggaruk-garuk lehernya yang tiba-tiba terasa panas. “Reni ini sahabat SMP-ku, Mas Jun,” Bu Ratna menjelaskan dengan senyum penuh arti. “Kebetulan ketemu di acara reuni kemarin...”Bu Reni langsung menyambung dengan semangat, “Iya! Sudah gak perlu cerita tentang hal itu, gak terlalu penting. Ratna ini sebenarnya mau pijat jadi aku antar k
last updateLast Updated : 2025-04-09
Read more

Bab 307

Juned mengerutkan kening. “Kenapa aku harus mendekatinya lagi?”“Dia satu-satunya orang yang punya akses ke Ratna Wijaya, pemilik PT Cakra Buana,” jelas Tania. “Tapi kami tidak punya foto Ratna – dia sangat tertutup dan menghindari publikasi.”Juned mengangguk pelan, mencerna informasi ini. “Itu masuk akal, namun sepertinya akan berat mendekati Marina setelah semua yang terjadi di masa lalu.”“Kau sering dipuji Marina bahkan dia berani menjadikanmu simpanannya, kan?” Tania menatap Juned dengan tegas.Tak ada keraguan dalam diri Tania mengenai ide yang sebenarnya dapat memancing kecemburuan.Juned menggeleng keras. “Tidak. Aku tidak akan jadi mata-matamu dengan cara begitu." Tubuhnya tegang saat menatap istrinya. “Mending aku langsung hadapi Anton. Aku bisa menghancurkannya dengan tanganku.” Tania menghela napas panjang. “Kau tahu tidak mungkin semudah itu. Anton punya pengacara dan—”“Lebih baik seperti itu daripada aku harus pura-pura mesra dengan Marina!” suara Juned meninggi tan
last updateLast Updated : 2025-04-09
Read more

Bab 308

Tania hanya tersenyum kecil, tangannya mantap di kemudi.“Tania, ini arah ke kampungku,”* Juned bersuara lebih keras, tidak bisa menyembunyikan keheranannya. “Kenapa kau bawa aku kesini?”Tangan Tania meraih tangan Juned sebentar. “Tenang, kamu akan segera mengetahui apa yang belum pernah kamu tahu selama ini.”Mobil melewati jalan desa yang semakin Juned kenal. Setiap tikungan, setiap pohon besar di pinggir jalan, membangkitkan memori masa kecilnya. “Aku serius penasaran sekarang,” gumam Juned saat mereka melewati SD tempat dulu ia bersekolah. Tania akhirnya menjawab dengan suara lembut, “Aku ingin mengunjungi seseorang yang sangat penting... seseorang yang membantuku menjadi seperti sekarang ini.”Juned mengerutkan kening, mencoba menebak siapa yang Tania maksud di daerah ini. Mobil tiba-tiba berbelok ke kanan, meninggalkan jalan utama menuju jalur yang lebih kecil. Juned menahan napas saat mereka melewati papan nama ‘Pemakaman Umum Desa’ “Hah...” keluar dari mulutnya tanpa
last updateLast Updated : 2025-04-09
Read more

Bab 309

Orang yang mengawasi itu mendekat ke arah Juned dan Tania. Langkahnya terdengar jelas namun ragu-ragu.“Ju-Juned. Benarkah ini kamu?”Seketika Juned dan Tania menoleh hampir bersamaan ketika mendengar suara pria itu memanggil namanya. Raut wajah Juned berubah agak kesal saat melihat sosok Pak Samijo menghampiri mereka berdua.Tentu saja Juned masih teringat kekesalannya kepada ketua RT di kampungnya itu. Karena Pak Samijo telah mengkhianati Juned dan lebih memilih menjadi mata-mata Anton.“Jun, maafkan saya karena kesalahan saya di masa lalu.” Ujar Pak Samijo sambil mencoba meraih tangan Juned.Juned langsung menarik tangannya ke belakang. “Anda tak perlu meminta maaf, Pak! Penyesalan anda tak dapat merubah apa yang telah terjadi kepada Tante Lilis serta Lastri.”“Aku mengerti, tapi aku melakukan itu semua demi anakku.” Pak Samijo memasang wajah sedih sambil menangkupkan kedua telapak tangannya.Juned mengabaikan perkataan pria paruh baya itu, dia merangkul pundak Tania dengan maksud
last updateLast Updated : 2025-04-13
Read more

Bab 310

Juned menatap bingung antara Tania dan Pak Samijo. "Tania, apa—" "Dia adalah ayah kandungku," bisik Tania tiba-tiba, air mata mulai menggenang di pelupuk matanya. Pak Samijo terdorong bangkit dari kursinya, wajahnya pucat pasi. "Tidak mungkin... Mirna bilang bayinya—" "Bayinya meninggal?" Tania menyelesaikan kalimatnya dengan lembut. "Ibu berbohong karena Anda mengusirnya saat hamil."Juned ternganga, tangannya tanpa sadar meraih lengan Tania. "Tapi... selama ini kau tidak pernah—"Yang mengejutkan Juned, Tania justru tersenyum kecil - senyum yang penuh pengertian, bukan kemarahan. "Aku menemukan surat-surat ibu seminggu lalu," lanjut Tania dengan suara jernih. "Dia menulis bagaimana Anda sebenarnya menyesal, tapi tidak tahu cara menemukannya lagi setelah dia pindah ke kota." Pak Samijo jatuh berlutut, air matanya mengalir deras. "Aku... aku tidak pantas—" Tania tiba-tiba meraih tangan Pak Samijo yang keriput. "Tidak," bisiknya. "Kita semua punya kesalahan. Tapi darah tetap dara
last updateLast Updated : 2025-04-13
Read more
PREV
1
...
272829303132
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status