Semua Bab Tukang Pijat Super: Bab 271 - Bab 280

318 Bab

Bab 271

Juned menghembuskan napas pelan, lalu menyandarkan kepalanya ke tembok. Dalam pikirannya, satu per satu wajah para penghuni kos mulai muncul.“Vina sudah jelas terlalu lugu, tinggal buat dia makin lengket. Dinda? Kayaknya dia tipe cewek yang gampangan. Mbak Yuni? Dia udah menganggap aku adik, itu bisa jadi celah.”Semakin dipikirkan, semakin menarik rencana ini di benaknya. Ia tidak melihat ini sebagai sesuatu yang salah. Ia hanya ingin menikmati hidup, dan jika keberadaannya bisa membuat para wanita itu merasa lebih baik, apa salahnya?“Lagian, aku juga nggak memaksa mereka,” batinnya.Ia menoleh ke arah jendela, menatap suasana dini hari yang masih sunyi. Sejenak ia teringat kejadian di depan kamar Vina tadi. Riko menatapnya dengan penuh amarah.“Apa dia bakal ngomong sesuatu ke Vina?”Juned merenung sebentar, lalu menggeleng.“Ah, biarkan saja. Kalau dia marah, paling Cuma sesaat. Dia juga jarang pulang ke kos ini. Aku yang ada di sini tiap hari, aku yang punya kesempatan lebih bes
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-18
Baca selengkapnya

Bab 272

Tanpa sadar, Juned berdiri dan melangkah ke jendela kamarnya yang kecil. Di luar, suasana kos cukup ramai. Matahari sudah berada tepat di atas gedung-gedung sekitar. Udara terasa begitu hangat, tetapi entah kenapa, ada sesuatu di dalam dadanya yang menjadikan dingin.“Apa aku harus mencarinya?” tanyanya pada dirinya sendiri.Juned mengepalkan tangannya. Jika ia bertemu Tania lagi, apa yang harus ia katakan? Maaf? Aku menyesal? Apa permintaan maaf saja cukup?Dia menggelengkan kepala. Untuk sekarang, yang bisa ia lakukan hanyalah menunggu. Jika memang ada kesempatan untuk bertemu lagi, ia tidak akan menyia-nyiakannya.Dengan pikiran yang masih penuh keraguan, Juned akhirnya kembali ke kasurnya, menutup mata, dan berharap Tania masih mau memberinya kesempatan.Tok.. tok..Ketukan pelan terdengar dari balik pintu kamar Juned. Awalnya, ia hanya mendengar samar-samar, pikirannya masih dipenuhi dengan penyesalan.Tok... tok.. tok... Namun, suara ketukan itu terus berulang, semakin jela
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-18
Baca selengkapnya

Bab 273

Tanpa sadar, tangannya meraba saku celana, memegang erat kertas alamat itu. Tapi pikirannya masih tetap terpaku pada satu hal.Tania.Dan Juned masih belum tahu kenapa bayangan perempuan itu begitu sulit untuk ia hilangkan.Langkah Juned terhenti di persimpangan jalan. Lampu merah menyala, memberi jeda sejenak untuk pikirannya yang masih penuh kebimbangan. Ia mengeluarkan kertas alamat hotel dari saku celana, menatap tulisan di atasnya dengan tatapan kosong.“Apa aku benar-benar ingin melakukan ini?” gumamnya pelan.Tiba-tiba, tanpa alasan yang jelas, tangannya meremas kertas itu, lalu memasukkannya kembali ke saku. Alih-alih melanjutkan perjalanan ke hotel, kakinya justru melangkah ke arah lain—menuju taman tempat ia dulu sering menawarkan jasa pijat keliling.Beberapa hari yang lalu, tempat ini adalah saksi bisu perjuangannya. Setiap hari, ia berjalan mengitari taman, menawarkan jasa pijat kepada siapa saja yang terlihat kelelahan. Terkadang, ada yang menerima tawarannya, tapi leb
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-18
Baca selengkapnya

Bab 274

Juned menatap punggung Vina yang semakin menjauh, langkah gadis itu mantap seolah tidak ingin memberi ruang bagi Juned untuk membantah atau berdebat. Ia hanya bisa duduk diam, membiarkan angin siang menerpa wajahnya.Kata-kata Vina masih terngiang di kepalanya. “Kamu bisa lebih dari ini, Juned.”Ia menghela napas dalam, merasa ada sesuatu yang menekan dadanya. Selama ini, ia selalu berpikir bahwa hidupnya sudah berada di jalan yang benar. Bahwa menawarkan jasa pijat dengan segala “bonusnya” hanyalah bagian dari caranya bertahan hidup. Tapi, benarkah itu? Atau selama ini ia hanya mencari pembenaran untuk sesuatu yang salah?Juned menatap kedua tangannya. Tangan yang selama ini selalu digunakan untuk menyentuh tubuh wanita, kini terasa berat.Dengan tekad yang baru, Juned bangkit dari bangku taman. “Sudah cukup,” gumamnya.Ia memutuskan, mulai hari ini, ia akan berhenti. Tidak akan ada lagi pijat dengan “bonus.” Tidak akan ada lagi pekerjaan yang membuatnya merasa semakin jauh dari diri
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-18
Baca selengkapnya

Bab 275

Marina menatapnya penuh keterkejutan, matanya berkaca-kaca. “Aku nggak menyangka ketemu kamu di sini. Juned... kamu sudah sembuh?”Juned tertawa kecil, tetapi tawanya sarat dengan kekecewaan. “Kenapa? Kaget karena aku masih hidup?”Marina menghela napas, ekspresinya terlihat penuh rasa bersalah. “Aku... Aku minta maaf. Aku tahu aku salah, Juned. Aku membiarkanmu pergi pas kamu lagi butuh aku. Aku pengecut. Tapi saat itu aku juga nggak tahu harus gimana.”Juned menatapnya tajam. Dulu, aku pikir dia tulus. Tapi nyatanya aku Cuma hiburan buatnya. Begitu aku jatuh, dia pergi tanpa melihat ke belakang.“Kamu telah mengusirku dari kehidupanmu, Marina,” ujar Juned dengan suara rendah. “Pas aku lagi di titik terendah, kamu bahkan nggak peduli aku hidup atau mati. Sekarang, kamu datang dan minta maaf seolah itu cukup?”Marina menggigit bibirnya, matanya memohon. “Aku menyesal, Juned. Aku benar-benar menyesal...”Juned menghela napas panjang. “Penyesalanmu nggak ada artinya buat aku sekar
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-18
Baca selengkapnya

Bab 276

Juned semakin mendekat, mencoba memastikan siapa wanita itu. Cahaya redup memang membuatnya sulit melihat dengan jelas, tetapi saat ia cukup dekat, sesuatu yang familiar membuatnya tertegun.Rambut pendek sebahu itu… dia mengenali betul potongan seperti itu.“Tania…?”Wanita itu akhirnya menoleh perlahan. Mata mereka bertemu, dan benar saja—itu memang Tania. Dia hanya mengenakan handuk yang melilit tubuhnya, memperlihatkan bahunya yang basah, seolah baru selesai mandi.Juned terpaku. Otaknya mencoba memahami situasi ini, tapi pertanyaan yang lebih besar muncul dalam pikirannya: Kenapa Tania ada di sini? Apa yang sebenarnya terjadi?“Tania, kok kamu…” Juned tak sanggup menyelesaikan kalimatnya.Tania hanya tersenyum samar, ekspresinya sulit ditebak.Juned mengernyit, merasa ada sesuatu yang janggal. “Kamu… Apa kamu yang memesan?” tanyanya, mencoba memastikan.Tania masih duduk di tepi ranjang, menatapnya dengan ekspresi santai. “Iya, memang kenapa?” jawabnya dengan nada ringan, seolah
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-19
Baca selengkapnya

Bab 277

Tania menatap Juned tajam, seolah bisa menembus isi pikirannya.“Juned, aku tahu kalau itu bukan satu-satunya alasan,” ucapnya pelan namun penuh tekanan.Juned terdiam.“Kamu masih menyimpan dendam pada Anton, kan?”Napas Juned tertahan sejenak. Dia mengalihkan pandangan, tapi Tania tidak membiarkannya menghindar.“Aku tahu kamu tidak ingin aku terlibat. Kamu takut aku akan bernasib sama seperti tante Lilis dan temanmu, Lastri.”Juned mengepalkan tangannya. Nama dua orang itu bagaikan luka yang belum sembuh, masih terasa nyeri setiap kali diingat.“Aku tidak mau kamu jadi korban, Tania,” suara Juned lirih namun penuh ketegasan. “Aku sudah kehilangan orang-orang yang penting dalam hidupku karena Anton. Aku tidak akan membiarkan itu terjadi lagi.”Tania mendekat, menatap Juned lebih dalam. “Lalu sampai kapan kamu akan terus seperti ini? Sampai kamu berhasil membalas dendam? Atau sampai kamu kehilangan lebih banyak orang lagi?”Juned terdiam. Pertanyaan itu menamparnya keras.Dia menghel
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-19
Baca selengkapnya

Bab 278

Tania terkejut sejenak, tapi tidak menolak. Perlahan, dia membalas ciuman Juned, seolah ingin memastikan bahwa semua ini nyata. Setelah beberapa saat, mereka melepaskan diri, menatap satu sama lain dalam keheningan yang penuh makna.Tania kemudian menarik napas dalam dan menggenggam tangan Juned erat. “Juned, pulanglah denganku,” pintanya dengan suara pelan namun penuh harap. “Aku nggak mau kamu terus seperti ini. Kamu bilang mau berubah, kan? Pulanglah denganku… biar kita hadapi semuanya bersama.”Juned terdiam. Dalam hatinya, dia tahu ini adalah keputusan besar. Jika dia pergi dengan Tania sekarang, itu berarti dia benar-benar harus meninggalkan kehidupannya yang lama. Tidak ada lagi pijat bonus, tidak ada lagi wanita-wanita yang datang dan pergi.Namun, ketika melihat wajah Tania yang penuh ketulusan, Juned merasa inilah saatnya. Dia menggenggam tangan Tania lebih erat dan mengangguk. “Baiklah, aku ikut denganmu.”Tania tersenyum lega, lalu menarik Juned untuk pergi dari hotel itu
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-22
Baca selengkapnya

Bab 279

Tania menggigit bibirnya sebelum menjawab, “Selama ini, tak ada satu pun yang pernah melihat langsung pemimpin dari perusahaan Cakra Buana. Semua transaksi, semua keputusan besar, selalu dilakukan oleh orang-orang di bawahnya. Bahkan dalam pertemuan bisnis, yang muncul hanya perwakilan mereka. Orang itu seperti hantu, Juned.”Juned menyipitkan mata, mencoba mengingat sesuatu. “Tapi nama pemimpinnya pasti pernah disebutkan, kan?”Tania mengangguk pelan. “Ya, beberapa kali aku mendengar namanya disebut, tapi tidak pernah ada yang tahu wajahnya. Beberapa orang bahkan mengira dia sudah mati sejak lama, sementara yang lain percaya dia hanya sebuah nama yang dibuat-buat untuk menutupi dalang sebenarnya.”Juned menatapnya dalam-dalam sebelum akhirnya mengangguk. “Kalau begitu, kita akan mulai dari sini. Dari hotel ini. Jika benar mereka akan mengadakan pertemuan, mungkin kita bisa mendapatkan sesuatu.”Tania berdiri dari sofa kemudian mengajak Juned segera meninggalkan hotel tersebut.“Mun
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-22
Baca selengkapnya

Bab 280

Setelah beberapa saat berkendara dalam keheningan, Juned tiba-tiba berkata, “Kita ke kos dulu, aku mau pamit sama pemilik kos.”Tania meliriknya sekilas sebelum mengangguk. “Baiklah.”Mobil pun berbelok ke arah jalan yang lebih sempit, menuju kos-kosan sederhana tempat Juned tinggal selama ini. Sesampainya di sana, Juned turun lebih dulu, diikuti oleh Tania yang hanya berdiri di dekat mobil, mengamati lingkungan sekitar.Juned mengetuk pintu rumah Mbak Yuni. Tidak butuh waktu lama sebelum seorang wanita paruh baya dengan wajah keibuan membukakan pintu.“Juned?” Mbak Yuni tampak terkejut. “Tumben datang ke sini jam segini.”Juned tersenyum kecil. “Mbak, saya mau pamit.”Mbak Yuni terdiam sejenak, lalu melipat tangan di dada. “Pamit? Mau ke mana?”“Saya mau memulai hidup baru, Mbak,” jawab Juned. “Mungkin nggak bisa tinggal lagi di sini.”Mbak Yuni menatapnya dengan sorot mata penuh arti. Sejak awal, dia tahu kalau Juned bukan pria biasa. Ada sesuatu yang selalu membuat pria itu menarik
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-23
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
2627282930
...
32
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status