Satu jam berlalu, Vina masih berbaring di atas kasur dengan mata terpejam. Nafasnya terengah-engah, seolah-olah beban yang selama ini dia rasakan sedikit berkurang.Juned duduk di sampingnya, kembali memakai baju yang sempat terlempar ke lantaiq. Dia menatap Vina yang masih memejamkan mata, lalu berkata dengan nada santai, “Gimana, apa kamu menikmatinya?”Vina membuka matanya perlahan, lalu tersenyum kecil. “Iya, aku gak menyangka rasanya bisa seenak ini. Aku pikir tak ada yang mau tidur denganku, takut mereka tak bergairah denganku karena aku gemuk,” jawabnya dengan nada pelan.Juned tertawa kecil. “Ah, jangan mikir gitu. Badan kamu itu biasa aja kok, gak seberat yang kamu kira. Lagian, urusan di ranjang itu adalah tentang hasrat dan gairah, itu yang paling penting.”Vina menoleh ke Juned, matanya terlihat berkaca-kaca, bukan karena sedih, tapi karena terharu. “Kamu baik banget, Juned. Ini adalah pertama kalinya aku menyerahkan kesucianku kepada seorang pria.”Juned mengangkat bahuny
Terakhir Diperbarui : 2025-03-17 Baca selengkapnya