Dinda yang masih duduk di depan Juned langsung berdiri dan berjalan ke arah kasir. “Kayaknya ada pelanggan, aku duluan, ya,” katanya sambil mengedipkan mata.Juned mengangguk, matanya masih memperhatikan dua perempuan yang baru saja datang. Mereka mengenakan hijab, tetapi bajunya hanya baju tidur santai—kaus longgar dan celana pendek yang sedikit tertutup oleh jaket tipis. Salah satu dari mereka membawa laptop, sementara yang satunya lagi membawa charger dan beberapa buku.“Selamat malam, Mbak. Mau pesan apa?” tanya Dinda ramah.Salah satu dari mereka, yang mengenakan hijab berwarna krem, tersenyum. “Kopinya yang nggak terlalu pahit, ya. Sama gorengan masih ada?”Dinda mengangguk. “Ada, Mbak. Mau gorengan apa?”“Terserah aja, yang masih anget, ya.”Temannya yang memakai hijab hitam ikut menambahkan, “Aku es teh aja. Nggak pakai gula.”“Oke, ditunggu sebentar.” Dinda mencatat pesanan mereka, lalu kembali ke dapur untuk menyiapkan kopi dan gorengan.Sementara itu, Juned masih memperhati
Terakhir Diperbarui : 2025-03-07 Baca selengkapnya