Semua Bab Tukang Pijat Super: Bab 281 - Bab 290

318 Bab

Bab 281

Juned terkejut. “Apa?! Siapa pelakunya?”Tania menggeleng pelan, masih dengan ekspresi serius. “Aku nggak tahu. Mereka orang yang nggak dikenal. Tapi untungnya aku sempat datang buat jemput Alisa, jadi penculikan itu gagal. Aku langsung menangkap salah satu pelakunya, tapi yang lain berhasil kabur.”Juned mengepalkan tangan. “Bangsat! Kamu yakin ini bukan ulah Anton?”Tania menggigit bibirnya. “Aku nggak bisa bilang pasti. Tapi setelah kejadian itu, aku nggak mau ambil risiko. Aku sudah memindahkan Alisa dan Ayah ke luar kota. Sekarang mereka ada di tempat yang aman.”Juned terdiam. Ia bisa merasakan betapa berat keputusan itu bagi Tania. Meninggalkan keluarganya demi keselamatan mereka bukanlah hal yang mudah.“Kamu baik-baik aja?” tanya Juned pelan.Tania tersenyum tipis, tapi ada kesedihan yang tak bisa disembunyikan di matanya. “Aku nggak punya pilihan lain. Aku harus memastikan mereka selamat.”Juned menatapnya lama sebelum berkata dengan suara serius, “Aku janji, kita bakal car
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-23
Baca selengkapnya

Bab 282

Tania terengah-engah setelah pergulatan dahsyat di atas ranjang untuk pertama kalinya. Pipinya merona, napasnya tak beraturan, dan matanya sedikit berkabut. Dia tidak menyangka akan seintens itu.Juned menatapnya dalam diam, melihat bagaimana Tania bersandar di bahunya dengan mata setengah tertutup. “Apa kamu menyukainya?” tanyanya pelan, masih bisa merasakan sisa hangat dari keringat mereka.Tania mengangguk lemah, tapi dia tidak bisa menyembunyikan kelelahan di wajahnya. “Aku… aku nggak menyangka bisa se… melelahkan ini.”Juned tersenyum tipis, tapi ada sesuatu di dalam dirinya yang mulai meragukan semuanya. Dia mengalihkan pandangan, menatap ke arah jendela yang basah oleh hujan yang mulai reda. Dalam pikirannya, bayangan masa lalunya kembali berkelebat—hidupnya yang penuh kekacauan, dendam yang belum selesai, dan masa lalu yang kelam.“Tania…” suara Juned terdengar lebih serius kali ini.Tania menoleh, melihat ekspresi pria di sampingnya yang tiba-tiba berubah muram. “Kenapa?”Jun
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-23
Baca selengkapnya

Bab 283

Tak berselang lama, Tania muncul dari dapur dengan sepiring nasi goreng di tangannya. Aroma gurih langsung menyebar ke seluruh ruangan, membuat perut Juned yang sebelumnya belum merasa lapar tiba-tiba berbunyi pelan.Tania meletakkan piring itu di meja kecil di depan Juned, lalu berkacak pinggang sambil menatapnya penuh percaya diri. “Silakan, Tuan. Ini sarapan spesial buatmu,” ujarnya dengan nada puas.Juned melirik nasi goreng di hadapannya, lalu mengangkat sebelah alis. “Cuma nasi goreng?” tanyanya dengan nada menggoda. “Kupikir kau akan membuat sesuatu yang lebih... istimewa.”Tania menyipitkan mata, lalu menyilangkan tangan di dada. “Hei, jangan meremehkan nasi goreng buatanku! Ini bukan sembarang nasi goreng. Aku pakai bumbu rahasia.”Juned terkekeh pelan. “Bumbu rahasia? Jangan-jangan Cuma kecap lebih banyak?”Tania langsung mendengus, lalu dengan cepat menyendokkan sedikit nasi goreng ke dalam mulut Juned sebelum dia bisa menghindar. Juned terpaksa mengunyah, lalu terdiam sesa
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-23
Baca selengkapnya

Bab 284

Tania langsung mendengus pelan dan melirik ke sekeliling. “Kita di luar, Juned. Kalau ada yang lihat, gimana?” bisiknya tegas.Juned terkekeh. “Ah, tak masalah jika mereka lihat. Bukankah kemarin kamu bilang kita akan menikah? Apa karena kau takut ketahuan punya tunangan tampan sepertiku?” godanya lagi.Tania melipat tangan di dadanya, pura-pura tidak terpengaruh. Tapi wajahnya jelas sedikit memerah. “Dasar menyebalkan,” gumamnya.Juned semakin mendekat, membuat Tania gelisah. “Ayolah, hanya sebentar. Anggap saja ini keberuntungan sebelum berangkat kerja,” ucapnya dengan nada menggoda.Tania menghela napas panjang, lalu dengan cepat menarik kerah baju Juned dan menciumnya sekilas. Begitu cepat hingga Juned hampir tidak sempat menikmatinya.“Selesai!” ujar Tania cepat, lalu segera berbalik dan melangkah pergi sebelum Juned bisa meminta lebih.Juned tertawa kecil sambil menyentuh bibirnya. “Hahaha, curang sekali. Tapi lumayanlah!” teriaknya.Tania tidak menoleh, tapi Juned bisa melihat
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-23
Baca selengkapnya

Bab 285

Hening sejenak, lalu Tania terkekeh kecil. “Jangan terlalu serius. Aku sudah tahu soal itu. Itu Cuma ulah anak-anak kecil yang iseng.”Juned melirik wanita di depannya yang masih terlihat cemas. “Serius? Aku kira ini sesuatu yang besar.”“Nggak, itu Cuma kejadian kecil. Beberapa warga juga dapat surat serupa. Anak-anak di kompleks suka main-main kayak gitu. Aku sudah dapat laporan dari Pak RT kemarin.”Juned menghela napas dan mengusap tengkuknya. “Baiklah. Aku kasih tahu orangnya biar nggak terlalu panik.”“Iya, bilang saja nggak perlu khawatir. Aku akan mampir ke rumahnya nanti sepulang kerja buat menjelaskan padanya.”Setelah telepon ditutup, Juned menoleh ke arah wanita itu. “Bu, ini bukan ancaman serius. Tania bilang ini Cuma ulah anak-anak yang iseng.”Wanita itu tampak terkejut. “Jadi… ini Cuma mainan mereka?”Juned mengangguk. “Iya, nggak usah terlalu dipikirkan. Tania nanti mampir ke rumah untuk menjelaskan lebih lanjut.”Wanita itu mengembuskan napas lega. “Ya ampun, saya sa
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-23
Baca selengkapnya

Bab 286

Juned membuka laci kamar seperti yang Tania katakan. Di dalamnya ada beberapa lembar uang yang cukup untuk makan siang dan mungkin sedikit camilan. Setelah mengambil beberapa lembar, dia memasukkan kembali sisanya dan menutup laci.Dia menghela napas, lalu berjalan keluar rumah. Udara hampir siang terasa cukup terik, membuatnya menyipitkan mata sesaat sebelum melangkah lebih jauh.“Ke mana, ya?” pikirnya.Dia belum tahu sama sekali tempat di daerah itu.Sambil memasukkan uang ke dalam sakunya, Juned berjalan santai menyusuri perumahan, matanya mencari tempat yang sekiranya cocok untuk mengisi perut.Saat berjalan melewati rumah tetangga yang tadi datang ke rumahnya, Juned melirik sekilas. Rumah itu tampak sepi, pintunya tertutup rapat, dan tidak ada tanda-tanda aktivitas di dalam.“Mungkin dia keluar atau memang lagi nggak mau diganggu,” pikirnya sambil terus melangkah.Tapi entah kenapa, ada sedikit rasa penasaran yang mengganjal di benaknya. Wanita tadi tampak cukup gelisah saat m
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-24
Baca selengkapnya

Bab 287

Juned menelan ludah. “Wah, terima kasih, Mbak. Tapi saya kayaknya harus balik, takut ada yang nyariin.”Rizka tampak sedikit kecewa, meski hanya sesaat. “Oh, ya sudah, Mas. Kalau butuh sesuatu, bilang aja, ya?”Juned mengangguk. “Pasti, Mbak. Terima kasih buat traktirannya tadi.”Rizka tersenyum. “Sama-sama, Mas Juned. Hati-hati di jalan, ya.”Juned melangkah pergi dengan perasaan campur aduk. Ada perasaan lega karena berhasil menahan diri, tapi juga ada rasa penasaran yang masih mengganjal di hatinya.Sesampainya di rumah, Juned meletakkan bungkus makanan di meja sebelum duduk di sofa. Namun pikirannya masih terpaku pada Rizka—senyum manisnya, sorot matanya yang ramah, serta caranya berbicara yang lembut.Ia mengusap wajahnya, mencoba mengalihkan pikiran, tetapi bayangan Rizka terus muncul di kepalanya. “Gila, kenapa aku jadi kepikiran dia begini?” gumamnya pelan.Tubuhnya terasa panas, hasratnya mulai naik, efek jamur ajaib itu masih berpengaruh padanya. Ia menggigit bibirnya s
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-24
Baca selengkapnya

Bab 288

Bu Reni terdiam, tubuhnya menegang seketika. Matanya membelalak, tak menyangka Juned akan melakukan hal seperti ini.Detik demi detik berlalu, Bu Reni yang awalnya terkejut mulai merasakan sesuatu yang berbeda. Ciuman Juned begitu dalam, penuh dorongan dan gairah yang tak ia mengerti. Ia seharusnya menolak, seharusnya mendorong tubuh pria itu menjauh, tapi tubuhnya terasa berat. Jantungnya berdebar kencang, dan tanpa ia sadari, kelopak matanya perlahan tertutup.Juned semakin memperdalam ciumannya, merasakan betapa Bu Reni sama sekali tak memberikan perlawanan. Bahkan, ia bisa merasakan napas perempuan itu semakin memburu.Beberapa saat kemudian, Juned akhirnya melepas ciumannya perlahan. Bu Reni masih terdiam, bibirnya sedikit bergetar, napasnya tersengal-sengal. Wajahnya merah, entah karena malu, terkejut, atau sesuatu yang lain.“Kenapa… kamu…” suara Bu Reni nyaris tak terdengar.Juned menelan ludah, sedikit menyesali perbuatannya. “Maaf, Bu Reni…” ucapnya pelan. “Aku… nggak bisa
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-24
Baca selengkapnya

Bab 289

Juned tersentak bangun, nafasnya sedikit tersengal. Ia masih duduk di sofa, ruangan masih sama, tetapi hatinya berdebar kencang. Ia menyeka keringat di dahinya, lalu menghela napas panjang.“Itu cuma mimpi...” gumamnya, tetapi bayangan pria yang hendak memukulnya dengan tatapan amarah masih jelas terukir di benaknya.Juned juga terkejut saat melihat Tania sudah berdiri di dekat sofa, masih mengenakan seragam polisinya. Rambutnya sedikit berantakan, mungkin karena perjalanan pulang yang cukup melelahkan.“Kamu tidur nyenyak sekali,” kata Tania dengan nada sedikit menggoda. “Sampai nggak sadar kalau aku udah pulang.”Juned mengusap wajahnya, mencoba menghilangkan sisa kantuk dan bayangan mimpi tadi. “Aku kecapekan,” jawabnya santai, lalu melirik jam dinding. “Udah sore, ya?”Tania mengangguk sambil melepas topinya dan meletakkannya di meja. “Aku langsung pulang setelah kerjaan selesai. Aku pikir kamu bakal bosan sendirian di rumah.”Juned tersenyum tipis, mengingat telepon Tania tadi
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-24
Baca selengkapnya

Bab 290

Juned sempat terdiam sejenak sebelum tertawa kecil. “Kok kayaknya kamu yakin banget aku meniduri seseorang?” tanyanya balik, mencoba mengalihkan pembicaraan.Tania mengangkat bahunya dengan ekspresi jahil. “Kan aku udah kasih izin. Jadi aku penasaran, kamu beneran pakai izin itu atau nggak.”Juned tersenyum tipis, lalu sedikit berbohong. “Nggak ada yang menarik buat aku. Jadi ya, aku nggak kepikiran buat melakukan hal itu.”Tania menatapnya dengan tatapan menyelidik, tetapi tidak berkata apa-apa. Ia melanjutkan memasak, sesekali mencicipi masakannya. “Terus, kalau aku nggak ada, gimana kamu menahan hasratmu?” tanyanya lagi, kali ini nada suaranya lebih serius.Juned mendekat sedikit. “Ya, aku cari kesibukan lain,” jawabnya santai. “Kayak tidur misalnya.”Tania tertawa pelan. “Ah, masa sih? Tidur doang?”Tanpa menjawab, Juned tiba-tiba melingkarkan lengannya di pinggang Tania, memeluknya dari belakang. Tania terkejut sesaat, tetapi tidak menolak. Ia tetap fokus pada masakannya, meski k
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-24
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
272829303132
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status