Home / Fantasi / Tukang Pijat Super / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Tukang Pijat Super: Chapter 51 - Chapter 60

115 Chapters

Bab 51

Permainan kedua dimulai dengan suasana yang lebih seru. Novi tampak penuh semangat, sedangkan Vivi terlihat serius, bertekad untuk tidak kalah lagi. Juned, di sisi lain, bermain dengan santai meskipun terus digoda oleh kedua lawannya.“Oke, giliran aku!” kata Novi sambil mengambil dadu. Ia menggoyangkannya dengan penuh semangat, lalu melemparkannya ke papan permainan. “Enam lagi! Yes!” serunya dengan penuh kemenangan.Juned hanya menggelengkan kepala sambil tersenyum. “Kamu curang, ya? Masa bisa dapat enam terus?”“Mana ada curang, Mas Juned. Aku Cuma beruntung,” balas Novi sambil memindahkan pionnya ke depan dan, lagi-lagi, mendarat di kotak tangga. “Lihat, aku naik lagi! Mbak Vivi, Mas Juned, kalian bakal kalah lagi nih!”Vivi mendesah kesal. “Kamu emang ratu keberuntungan, Novi. Tapi tunggu aja, kali ini aku enggak mau kalah!”Ia mengambil dadu dan melemparkannya. Dadu menunjukkan angka empat. “Oke, lumayan,” katanya sambil memindahkan pionnya. Namun, ia mendarat di kotak biasa, ta
last updateLast Updated : 2024-12-12
Read more

Bab 52

Setelah Novi pergi, suasana di rumah menjadi lebih tenang. Vivi membereskan papan permainan yang tadi sempat diacak-acak Novi sebelum pergi, lalu melirik ke arah Juned yang sedang duduk santai di sofa tanpa kaos."Juned," panggil Vivi sambil mengangkat papan permainan ular tangga. "Mau lanjut main berdua enggak?"Juned menoleh, senyumnya sedikit menggoda. "Boleh, tapi nggak usah pakai hukuman aneh-aneh lagi, ya. Enggak ada Novi yang bisa jadi kambing hitam kalau aku kalah."Vivi tertawa kecil dan mulai menyusun papan permainan lagi di lantai. "Tenang aja. Tapi siapa tahu kamu tetap kalah lagi, kan?" ucapnya sambil menyengir.Mereka mulai bermain, bergantian melempar dadu. Namun kali ini, Vivi tampak sedikit gelisah. Matanya beberapa kali mencuri pandang ke arah tubuh Juned yang masih terbuka, menunjukkan otot dada dan lengannya yang terlihat atletis. Vivi berusaha keras untuk fokus pada permainan, tetapi pikirannya terus terganggu."Giliran kamu, Vivi," kata Juned, membuyarkan lamunan
last updateLast Updated : 2024-12-12
Read more

Bab 53

Malam semakin larut. Vivi membantu Sulastri membereskan beberapa barangnya yang ia bawa seadanya dari rumah. Meski perasaan canggung masih ada, Vivi mulai merasa bahwa ia dan Sulastri memiliki nasib yang tak terlalu berbeda.Saat Juned mengeluarkan bantal dan selimut untuk dirinya sendiri di sofa, Vivi memandanginya sejenak. Ia tak bisa memungkiri, Juned memang memiliki sisi yang peduli dan bertanggung jawab. Namun, dalam situasi ini, Vivi merasa ia juga harus membantu, meski tak tahu bagaimana caranya.“Juned,” panggil Vivi tiba-tiba. “Kalau kamu butuh bantuan, kasih tahu aku, ya. Aku enggak mau cuma diam dan enggak berbuat apa-apa.”Juned tersenyum kecil. “Tenang aja, Vivi. Kita kerja sama buat bantu Sulastri. Tapi malam ini, coba kamu juga istirahat. Besok pasti butuh energi buat memikirkan langkah berikutnya.”Malam semakin larut, dan keheningan menyelimuti rumah Juned. Vivi telah masuk ke kamarnya, sementara Juned sudah tertidur pulas di sofa ruang tengah.Sulastri duduk di dekat
last updateLast Updated : 2024-12-13
Read more

Bab 54

Beberapa saat Sulastri terdiam, ia kembali mendekati Juned. Kini dia terlalu takut untuk menyentuh tubuh Juned setelah hampir saja pria itu bangun.Sulastri memutuskan untuk menyandarkan kepalanya di tepian sofa."Maaf... aku hanya ingin berada di dekatmu walau sebentar aja," katanya pelan, hampir seperti meminta izin pada pria kembali tertidur pulas.Rasa kantuk yang luar biasa menerjang Sulastri seketika hingga akhirnya dia tertidur dalam posisi duduk di lantai, kepalanya bersandar di dekat tubuh Juned. Mereka berdua tenggelam dalam mimpi mereka sendiri-sendiri.Pagi harinya Juned terbangun. Ia merasakan sesuatu bersandar di bahunya dan mendapati Sulastri yang sedang tertidur lelap."Sulastri?" bisik Juned sambil melirik ke arahnya. "Apa yang kamu lakukan di sini?"Juned mengusap wajahnya, mencoba mengusir kantuk. Ia menatap Sulastri yang terlihat rapuh dan kelelahan."Ya ampun... kamu pasti kecapekkan," gumam Juned sambil menggeleng. "Tapi enggak bisa dibiarkan tidur di sini."June
last updateLast Updated : 2024-12-13
Read more

Bab 55

Juned keluar dari kamar dengan langkah tergesa membayangkan wajah Sulastri yang memerah karena marah masih terbayang jelas di pikirannya. “Aduh, kenapa aku tadi bisa sampai segitunya? Bodoh banget, Juned!” gumam Juned sambil menepuk keningnya sendiri.Tanpa pikir panjang, ia berjalan ke ruang tengah untuk mengambil pakaian. Setelah mengenakan kaos dan celana seadanya, ia meraih tas kecilnya yang berisi barang-barang penting. “Semoga di klinik bisa menemukan suasana yang tenang. Biar pikiran ini enggak terus ke mana-mana,” katanya sambil melangkah keluar dari rumah.Di luar, udara pagi terasa sejuk. Langit yang mulai cerah tidak cukup untuk meredakan perasaan kalutnya. “Kenapa harus serumit ini, sih?” pikirnya. Ia terus mengingat bagaimana Sulastri memergokinya dalam jarak dekat tadi. “Aku enggak salah apa-apa, tapi kok malah jadi kayak orang bersalah?”Sampai di depan klinik, Juned berhenti sejenak. Ia mengusap wajahnya, berusaha menenangkan diri. “Oke, fokus. Ini cuma pagi yang bur
last updateLast Updated : 2024-12-13
Read more

Bab 56

Juned memperlakukan Lastri dengan sangat berhati-hati saat mereka berhubungan badan untuk pertama kalinya. Lastri menunjukkan kesakitan, saat itu Juned akan berhenti.“Apa kamu baik-baik saja?” Tanya Juned kepada perempuan itu.Lastri tidak bisa untuk tidak terenyuh karena tidak menyangka Juned akan memperlakukannya dengan sangat lembut seakan tidak mau menyakitinya. Lastri tak mampu untuk menahan air mata karena merasa ngilu yang luar biasa di bawah sanaPerempuan itu bahkan bisa dengan jelas melihat wajah memuja Juned saat mereka berdua bergelung dalam gairah yang berkobar.Entah sudah berapa lama mereka melakukannya hingga Lastri merasa hampir gila saat mereka mencapai puncak kenikmatan yang membuat Lastri menggeletar. Pelepasan yang sungguh menakjubkan, walaupun harus dibarengi dengan perih yang menggila.Juned dan Lastri saling merengkuh, menormalkan debaran jantung dan deru napas yang berkejaran, lalu saling berebut oksigen yang menipis di antaranya. Juned berkali-kali menciumi
last updateLast Updated : 2024-12-14
Read more

Bab 57

Juned menegakkan tubuhnya, menatap Novi dengan ekspresi datar. “Kenapa tanya begitu?”“Ya, soalnya tadi aku lihat kalian keluar dari ruang pijat, dan juga kelihatan agak… ya, berantakan,” jawab Novi sambil mengamati Juned dengan saksama.Juned menarik napas panjang, mencoba memilih kata-kata yang tepat. “Novi, aku Cuma bantu Sulastri. Dia lagi ada masalah besar, dan butuh tempat untuk menenangkan diri.”“Masalah besar? Apa maksud Mas Juned?” Novi semakin penasaran, matanya membulat.Juned akhirnya bersandar di kursi, menatap Novi dengan serius. “Sulastri dipaksa menikah sama Sugeng. Orang tuanya enggak mau dengar penolakannya. Jadi dia kabur dari rumah.”Novi terdiam sejenak, terkejut dengan jawaban itu. “Dipaksa menikah? Itu serius banget, Mas… Jadi dia kabur ke sini?”Juned mengangguk. “Iya. Dia minta tolong sama aku untuk sembunyi sementara waktu. Aku enggak tega menolaknya, Novi. Lagipula sepertinya dia enggak punya tempat lain untuk pergi.”“Mas Juned benar-benar baik, ya…” Novi
last updateLast Updated : 2024-12-14
Read more

Bab 58

Juned berjalan cepat menuju rumahnya, rasa khawatir terlihat jelas di wajahnya. Ia harus segera memberitahu Lastri bahwa ayahnya dan Sugeng sedang mencarinya. Saat memasuki rumah, Juned langsung memanggil, “Lastri! Kamu di mana?”Vivi yang sedang membereskan meja makan, menoleh dengan wajah bingung. “Juned, kenapa kok teriak-teriak begitu? Ada apa emangnya?“Mana Lastri?” tanya Juned dengan nada panik. “Barusan ayahnya dan Sugeng datang ke klinik, mereka mencari Lastri sambil marah-marah.”Vivi mengernyit, merasa ikut khawatir. “Lastri lagi mandi, Jun. Tadi dia bilang badannya gerah, jadi dia mau bersihin diri dulu.”Juned menghela napas, mencoba meredakan ketegangan. “Oh, ya sudah. Kalau dia keluar, bilang aku mau bicara. Ini penting.”Vivi menatap kakaknya dengan raut serius. “Jun, apa orang-orang tahu Lastri ada di sini?”Juned menggeleng. “Sejauh ini, tidak ada yang tahu. Tapi mereka curiga. Apalagi tadi Sugeng yang ikut ke klinik juga menuduhku menyembunyikannya.”Vivi menghela n
last updateLast Updated : 2024-12-14
Read more

Bab 59

“Kalau begitu, aku mau ke dapur. Kalian lanjutin aja obrolannya,” kata Vivi singkat sebelum berdiri dan berjalan menjauh.Setelah Vivi berlalu ke dapur, suasana di ruang tengah terasa lebih tenang. Juned duduk kembali di kursinya, sementara Lastri tersenyum kecil, seperti ingin memulai pembicaraan yang lebih santai.“Jun, kelihatannya tegang banget sih?” tanya Lastri sambil menyandarkan tubuhnya ke sandaran sofa. Rambutnya yang masih basah dibiarkan terurai, menambah kesan seksi dan menggoda.Juned mencoba tersenyum, meski rasa cemas masih ada di pikirannya. “Ya, gimana enggak tegang? Kalau sampai ayahmu tahu kamu di sini, bisa gawat juga.”Lastri tertawa kecil, nada suaranya ringan seolah masalah itu bukan sesuatu yang perlu dikhawatirkan. “Sudah, Jun. Enggak usah dipikirkan terlalu. Lagian, aku enggak mau kamu jadi stres gara-gara aku.”Juned menghela napas panjang, mencoba menenangkan dirinya. “Aku cuma enggak mau ada hal buruk terjadi. Aku enggak mau lihat kamu terluka atau.”Last
last updateLast Updated : 2024-12-15
Read more

Bab 60

Tanpa menunggu jawaban dari mereka, Juned segera keluar rumah dan menuju kliniknya. Setibanya di sana, ia mendapati Novi, sedang duduk di meja depan, tampak sibuk dengan ponselnya.Saat di klinik, Juned duduk di kursinya dengan ekspresi suntuk. Tangannya menopang dagu, sementara tatapan matanya kosong menatap meja di depannya. Novi yang duduk di meja resepsionis memperhatikan sikap Juned yang berbeda dari biasanya.“Mas Juned, ada apa? Kok kelihatan murung banget?” tanya Novi dengan nada prihatin, sembari meletakkan ponsel di depannya.Juned mendongak, menatap Novi sejenak sebelum menghela napas panjang. “Enggak apa-apa, Novi. Cuma lagi pusing aja.”Novi mengerutkan kening, lalu berdiri dari kursinya dan mendekati Juned. “Pusing kenapa, mas? Kalau Mas Juned mau cerita, mungkin aku bisa bantu.”Juned sempat ragu, tapi akhirnya ia membuka suara. “Di rumah barusan, Lastri dan Vivi ribut. Mereka kayak enggak akur, saling sindir, bahkan bikin suasana jadi enggak nyaman.”“Oh, jadi itu seba
last updateLast Updated : 2024-12-15
Read more
PREV
1
...
45678
...
12
DMCA.com Protection Status