Pram tertegun mendengar tuduhan itu. Rahangnya mengeras, tetapi ia mencoba menahan diri. Mata Puspita yang memerah karena emosi menembus pertahanannya. Namun, sebelum ia sempat membalas, pintu ruangan diketuk,, dan seorang perawat wanita berhijab masuk dengan setumpuk dokumen di tangannya.“Permisi, Pak, Bu, waktunya kunjungan dokter,” ujarnya ramah.Pram mengangguk dan berdiri untuk memberi ruang. Pandangannya teralih pada dokter wanita senior yang berjalan mendekat dengan senyum profesional. Di belakangnya mengekor seorang perawat lain.“Ah, pasien kita sudah sadar. Syukurlah….” ucap dokter itu ramah. “Bagaimana rasanya sekarang, Bu Puspita? Masih merasa pusing atau mual?” lanjutnya setelah berdiri di samping ranjang Puspita.Puspita menelan ludah, mencoba meredam emosinya yang sempat tersulut pada Pram. Terlebih saat melihat wajah teduh dokter berhijab itu. Ia mengangguk kecil. "Lumayan, Dok,” jawabnya lirih.Tangan dokter bergerak menempelkan stetoskop di beberapa bagian tubuh Pus
Last Updated : 2024-12-02 Read more