Share

47. PENGARANG CERITA

Penulis: Rosemala
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-02 18:32:02

Pram tertegun mendengar tuduhan itu. Rahangnya mengeras, tetapi ia mencoba menahan diri. Mata Puspita yang memerah karena emosi menembus pertahanannya. Namun, sebelum ia sempat membalas, pintu ruangan diketuk,, dan seorang perawat wanita berhijab masuk dengan setumpuk dokumen di tangannya.

“Permisi, Pak, Bu, waktunya kunjungan dokter,” ujarnya ramah.

Pram mengangguk dan berdiri untuk memberi ruang. Pandangannya teralih pada dokter wanita senior yang berjalan mendekat dengan senyum profesional. Di belakangnya mengekor seorang perawat lain.

“Ah, pasien kita sudah sadar. Syukurlah….” ucap dokter itu ramah. “Bagaimana rasanya sekarang, Bu Puspita? Masih merasa pusing atau mual?” lanjutnya setelah berdiri di samping ranjang Puspita.

Puspita menelan ludah, mencoba meredam emosinya yang sempat tersulut pada Pram. Terlebih saat melihat wajah teduh dokter berhijab itu. Ia mengangguk kecil. "Lumayan, Dok,” jawabnya lirih.

Tangan dokter bergerak menempelkan stetoskop di beberapa bagian tubuh Pus
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (7)
goodnovel comment avatar
Maysaroh Anisah
kurang bnyak Thor update nya
goodnovel comment avatar
Kenzo Nova Yandi
hati" puspita..nanti jd bucin loh gegara terlalu benci
goodnovel comment avatar
Yati Murniati
semoga puspita mau diajak pulang... lanjut thor
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • NYONYA MUDA, TUAN INGIN ANDA KEMBALI!   48. PURA-PURA TIDAK TAHU

    "Makanlah, jangan membiarkan perutmu terus kosong." Pram berucap seraya memegang semangkuk bubur hangat yang baru diantarkan petugas.Puspita yang sedari tadi membelakangi Pram, tak menyahut sama sekali. Ia terlalu marah dengan semua perlakuan pria itu, tetapi tak cukup memiliki energi untuk meluapkan rasa marahnya, hingga hanya diam membelakangi.Pram mengakui dirinya sebagai istri, lalu berlanjut dengan janji pada Prily untuk membawanya pulang. Apa-apaan semua itu? Pram seolah sangat berkuasa atas dirinya. Tanpa meminta izin atau persetujuan apa pun darinya, melakukan sesuka hatinya.Puspita menyesali kenapa dirinya harus sakit, hingga membuka peluang untuk Pram menguasai dirinya. Andai ia tidak sampai tumbang begini, tentu Pram tidak punya peluang untuk melakukan semuanya.“Puspita, makanlah dulu. Kasihan tubuhmu kalau terus seperti ini. Apa kamu tidak tahu kalau tubuhmu sangat kurus?”Puspita tetap diam. Apa peduli Pram padanya? Bukankah ia sakit juga karena ulah pria itu? Kalau s

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-03
  • NYONYA MUDA, TUAN INGIN ANDA KEMBALI!   49. PERTANYAAN HAIDAR

    Pram berjalan menjauh dengan perasaan campur aduk. Puspita sedang panas dan merasa mendapat dukungan karena keberadaan Haidar di sana. Jika ia memaksakan terus membantah, hanya akan menambah runyam keadaan.Karenanya, walaupun berat dan tak terima dengan tuduhan itu, ia memutuskan tidak memperpanjang masalah.Pram berjalan keluar. Sesuatu harus ia lakukan. Sepertinya ada yang salah di sini. Namun, sebelum ia benar-benar keluar, pria itu kembali melirik Puspita di ranjangnya. Terlihat Haidar sedang menenangkannya. Laki-laki itu duduk di samping ranjang, di kursi yang biasa ia pakai.Pram memejam sebentar. Ada perasaan tidak rela, tapi ia tidak bisa memaksakan berdebat. Kondisinya tidak memungkinkan, posisinya di sini tidak menguntungkan.Pram membuka pintu dan keluar. Setelahnya ia merogoh ponsel dan menelepon seseorang.Sementara di dalam sana, Puspita masih berusaha menenangkan dirinya. Ia tahu raganya sedang sakit, tapi jika mengingat kejadian di kantin itu, sakit hatinya lebih besa

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-04
  • NYONYA MUDA, TUAN INGIN ANDA KEMBALI!   50. LEGA

    Haidar menggeleng. “Akang yakin itu hanya gosip murahan yang disebar orang tidak bertanggung jawab. Akang yakin kalau kamu tidak seperti itu. Ini Akang sedang meyakinkan orang tua yang akhir bulan ini ingin bertemu kamu.”Lagi, Puspita menelan ludah. Haidar meyakinkan orang tuanya? Rasanya itu akan menjadi hal yang sia-sia. “Sepertinya, Akang tidak perlu repot-repot meyakinkan orang tua dan keluarga, Kang. Maaf, tapi Pita rasa semua itu tidak perlu lagi.”“Maksud kamu?” Haidar memperbaiki posisi duduknya. Keningnya mengernyit.Puspita memaksakan senyum saat melihat keheranan laki-laki di hadapannya. “Akang tidak perlu bicara apa pun kepada Ayah dan Ambu, kita sebaiknya memang tidak melanjutkan rencana yang mustahil itu.”“Rencana mustahil? Maksudnya apa, Pita?”Untuk kesekian kalinya Puspita menggigit bibir, menahan air mata yang tiba-tiba ingin tumpah. Mengatakan ini memang menyakitkan, tetapi ia harus melakukannya agar Haidar tidak merasa tidak enak hati apalagi merasa bersalah.“Se

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-04
  • NYONYA MUDA, TUAN INGIN ANDA KEMBALI!   51. CERITA IBU KOS

    “Puspita akan tinggal lagi di rumahku.” Suara berat itu terdengar tegas. Pramudya berdiri di depan pintu dengan raut wajah yang sulit ditebak. Ia melangkah masuk perlahan, matanya terpaku pada Puspita. “Aku sudah mengatakan hal ini pada pemilik kos. Jadi, semua sudah jelas. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan sekeluarnya Puspita dari sini,” lanjut pria yang kini berdiri tak jauh dari ranjang pasien. Tetap berseberangan dengan Haidar.Puspita memicingkan matanya, menahan emosi yang kembali tersulut. Bisa-bisanya Pram tetap berkuasa atas dirinya. Memangnya siapa dirinya?Puspita meneguk air yang disodorkan Haidar, acara makannya kembali tertunda. Ia kini duduk bersandar di tepi ranjang dengan tangan terlipat di dada. Tatapannya tajam mengarah pada Pramudya yang malah terlihat santai. “Memangnya Anda siapa, Pak? Kenapa bersikap seolah paling berhak atas saya?” Pertanyaan Puspita menohok, sengaja agar Pram tahu diri, tetapi Pram tidak terpengaruh. “Anda bukan siapa-siapa, Pak Pram. Hany

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-06
  • NYONYA MUDA, TUAN INGIN ANDA KEMBALI!   52. KUKUH

    Matahari sore menyelinap melalui tirai jendela, menerangi wajah Puspita yang terbaring lemah di ranjang rumah sakit. Keheningan di kamar itu hanya terganggu oleh suara detak jam di dinding. Pramudya berdiri di sudut ruangan, memperhatikan wanita yang masih enggan berbicara dengannya.Setelah perdebatan sengit dengan Haidar dan kejutan yang ia buat mengenai pendaftaran pernikahan mereka di KUA, situasi menjadi semakin rumit. Puspita tidak ingin bicara dengannya sama sekali. Wanita itu berbaring membelakanginya sepanjang hari. Puspita bukan hanya menolak keberadaannya, tetapi juga memutuskan untuk sepenuhnya mengabaikannya.Ia tahu Puspita marah, tetapi ia tetap harus melakukan ini. Pram terpaksa meminta semua orang di ruangan itu untuk keluar dan tidak datang lagi ke sana. Bukan tidak sopan, tetapi semua demi kesehatan Puspita. Karenanya, setelah mengucapkan terima kasih, ia meminta semua yang menjenguk untuk keluar agar Puspita bisa ditangani.Bukan hanya itu, Pram juga sudah meminta

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-06
  • NYONYA MUDA, TUAN INGIN ANDA KEMBALI!   53. PASRAH

    “Sudah saya katakan, Puspita tidak boleh dijenguk siapa pun, Mbak. Saya sudah tekankan itu. Tapi terima kasih informasinya.”Pram mengakhiri panggilan, lalu mengembuskan napas kasar. Sesuatu baru disadarinya. Sang ibu tidak menyukai Puspita. Ia bisa saja memaksa membawa wanita itu kembali ke rumah karena saat ini wanita itu dalam kendalinya, tetapi bagaimana dengan sang ibu?Apa artinya ia membawa wanita itu kembali ke rumahnya jika di sana hanya akan menjadi santapan empuk sang ibu untuk menghinanya?Pram memejamkan mata sebentar sebelum kembali mengembuskan napas. Lalu berjalan kembali menghampiri ranjang Puspita di mana penghuninya masih tertidur.Ditatapnya lekat wajah itu setelah menundukkan diri di sampingnya. Tangannya terulur ke hadapan wajah Puspita, namun urung saat ingin menyentuhnya. Ia tahu itu salah, dan Puspita akan sangat marah jika tahu.Pram menarik tangannya lagi, kemudian hanya membetulkan selimut yang sedikit tersibak.“Aku janji akan mencari jalan keluar terbaik,

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-07
  • NYONYA MUDA, TUAN INGIN ANDA KEMBALI!   54. VILLA

    Puspita tercekat. Villa? Pram membawanya ke villa? Apa-apaan ini?Puspita merasakan dadanya mendadak bergemuruh. Kepalanya dipenuhi tanda tanya dan emosi yang berkecamuk. Ia tak pernah membayangkan hal seperti ini. Bahkan untuk sekadar berbagi tempat dengannya di rumah yang sama saja sudah berat, apalagi kini berada di sebuah villa terpencil hanya berdua dengannya. Apa yang pria itu rencanakan?“Tidak! Saya tidak mau di sini!” Puspita menggeleng tegas, melangkah cepat menuju mobil. Tangannya mengaduk-aduk kursi belakang dengan panik, mencari sesuatu yang penting baginya.Sang sopir mendekat dengan heran. “Ibu mencari apa?”“Ransel saya! Mana barang-barang saya?” tanya Puspita tanpa menoleh, suaranya gemetar. Ia berencana kabur—keluar dari tempat ini meski tidak tahu di mana kini. Yang penting ia jauh dari Pram.“Oh, ranselnya? Pak Pram sudah membawa semua barang Ibu ke dalam villa,” jawab sopir itu tenang.Puspita berhenti. Wajahnya memucat. Sudah dibawa ke dalam? Itu berarti ia benar

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-09
  • NYONYA MUDA, TUAN INGIN ANDA KEMBALI!   55. BERLEBIHAN

    “Bu, kenapa tidak bilang Bibi?” Wanita paruh baya masuk ke dapur dengan tergopoh-gopoh dari pintu belakang. Tangannya terulur ingin mengambil alih gelas di tangan Puspita yang berdiri di samping meja.Puspita tersenyum sambil mempertahankan gelas di tangannya. “Tidak apa-apa, Bi. Saya bisa sendiri, kok. Hanya mengambil minum.”“Tapi Tuan berpesan agar Ibu istirahat saja. Katanya Ibu baru keluar dari rumah sakit. Biar Bibi yang ambilkan.” Wanita itu tampak tidak enak, tetap ingin merebut gelas di tangan Puspita.“Tidak apa-apa, Bibi. Jangan berlebihan. Saya memang sakit, tapi tidak lumpuh. Masih bisa kalau sekadar mengambil minum.” Puspita tersenyum lagi, lalu menuangkan air ke dalam gelasnya—air panas yang dicampur air dingin. Cuaca villa yang dingin membuatnya ingin menghangatkan tubuh.“Tapi ini perintah Tuan Pram, Bu…”“Sssttt!” Puspita menempelkan telunjuk di bibirnya sebagai kode agar wanita paruh baya itu diam.“Tidak apa-apa, Tuan kan tidak ada. Lagipula, saya masih bisa melaku

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-09

Bab terbaru

  • NYONYA MUDA, TUAN INGIN ANDA KEMBALI!   151.

    Puspita sontak menarik tangannya dari genggaman Prabu. Seakan tersengat, matanya membelalak lebar. Ia tidak menyangka Pram menemukannya di sini. Dalam keadaan yang akan membuatnya semakin salah paham.Lorong yang sepi pun terasa sangat mencekam saat Pram melangkah mendekat. Suara ketukan sepatunya yang bersatu dengan lantai berlomba dengan detak jantung Puspita yang melonjak-lonjak.“Jadi … memang begini perbuatan kalian di belakangku?” tanya Pram dengan tatapan perpaduan antara kekecewaan dan kemarahan. Ada luka juga di sana.Puspita menggeleng cepat. Ia ingin menyangkal, tetapi Pram dengan cepat mendahului.“Apa kamu mau bilang lagi ini tidak seperti yang aku pikirkan?” tanya Pram sinis. “Jadi, apa yang harus aku pikirkan melihat istriku berduaan bahkan berpegangan dengan pria lain?”“Mas ….” Kepala Puspita semakin menggeleng. Bibirnya bergetar.“Kemarin kamu bisa bilang aku salah paham karena hanya melihat foto. Apa aku masih salah paham juga jika sudah melihat dengan mata sendiri

  • NYONYA MUDA, TUAN INGIN ANDA KEMBALI!   150. TOLONGLAH

    Puspita mencuri-curi pandang saat Pram berbincang dengan Rangga dan istrinya. Ia mencari keberadaan Prabu. Ia berharap bisa bicara dengan pria itu sebelum acara dimulai. Sayangnya, pria itu tidak terlihat di mana pun di ruangan itu. Matanya justru menangkap seseorang yang wajahnya sangat familiar.Puspita sampai terjengkit kaget.Di sana, di antara para tamu undangan yang ia yakin semuanya adalah relasi bisnis keluarga Bimantara, ia melihat ada pria berusia lebih dari setengah abad yang menatap sinis ke arahnya.Puspita mengucek matanya setelah beberapa saat terperangah. Sayangnya, setelah ia mengucek mata, orang itu sudah tak terlihat lagi di sana. Puspita berkedip beberapa kali, lalu mencari dengan matanya ke semua penjuru ruangan, tetapi ia tidak mendapati orang yang dicarinya.Wanita itu kemudian menggeleng. Mungkin ia sedang berhalusinasi karena melihat pamannya berada di antara para tamu undangan.Bagaimana mungkin sang paman ada di sana? Bukankah semua tamu hanya dari kalangan

  • NYONYA MUDA, TUAN INGIN ANDA KEMBALI!   149. PESTA APA?

    Puspita menarik napas panjang sebelum turun dari mobil. Dadanya terasa sangat sesak karena selama dalam perjalanan menuju rumah keluarga Bimantara itu, tak sepatah kata pun Pram berucap. Mereka hanya saling diam meski duduk berdampingan.Saat menerima surat undangan dari Prily, sebenarnya ia malas untuk ikut datang. Toh, hubungannya dengan Pram sedang tidak baik-baik saja. Bahkan, Pram hanya menitipkan surat itu pada anaknya. Sebenci itukah Pram padanya, bahkan sekadar menyampaikan kartu undangan saja tidak sudi?Kalau mau egois, Puspita lebih baik tidak ikut datang. Toh, ia juga tidak tahu pesta apa gerangan yang harus dihadirinya itu. Namun, ia tidak ingin Pram malu. Ia bahkan masih memikirkan reputasi Pram meski sang suami sedang marah padanya.Lagipula, bukankah di sana ia bisa bertemu dengan Prabu? Ini kesempatan baik, harus ia gunakan untuk meminta tolong Prabu menjelaskan yang sesungguhnya. Bagaimanapun caranya, ia harus bicara dengan pria itu. Jika bukan pada kesempatan ini, i

  • NYONYA MUDA, TUAN INGIN ANDA KEMBALI!   148. BERNYALI ATAU TIDAK?

    Wanita berrok pendek berlari menuju pintu ruangan Prabu saat mendengar suara gaduh dari dalam sana. Ia sebenarnya sudah curiga sejak awal karena tamu bosnya datang dengan wajah tegang dan penuh amarah.Suara bentakan terdengar menggema di ruangan megah itu. Sekretaris membuka pintu dan langsung memekik melihat bosnya tersungkur di lantai dengan tamunya masih melayangkan tangan.Wanita itu berlari untuk melerai, berusaha menenangkan Pram yang tengah dikuasai amarah. Setelahnya, ia membantu Prabu untuk bangun dan memapahnya ke sofa.Pram berdiri dengan rahang mengeras, napasnya memburu. Tangannya mengepal di sisi tubuh, menahan amarah yang membara dalam dadanya.Sementara itu, Prabu yang kini duduk bersandar di sofa mengusap sudut bibirnya yang berdarah. Tatapannya tetap lurus di wajah merah Pram. Senyum sinis tersungging dari bibir pecah Prabu. Sama sekali tidak ada rasa marah atau takut yang ia tampakkan."Beginikah cara seorang Pramudya Adiguna menyelesaikan masalah?" tanya Prabu san

  • NYONYA MUDA, TUAN INGIN ANDA KEMBALI!   147. TIDAK PROFESIONAL

    Puspita berjalan mondar-mandir di dalam kamar. Dadanya sesak, pikirannya kusut, dan hatinya penuh dengan kegelisahan. Sudah dua hari sejak kejadian kemarin, dan Pram tetap diam. Pria itu bahkan memilih tidur di ruang kerjanya, seolah kehadiran Puspita di rumah ini hanyalah gangguan yang harus dihindari.Tidak ada pengusiran dan kata talak seperti dulu, tidak ada kata-kata kasar yang menghujam lagi, tapi didiamkan seperti ini jauh lebih menyakitkan.Ia tinggal di rumah seseorang, tapi si empunya rumah sama sekali tak menganggapnya ada. Pram selalu menghindarinya seolah tak ingin lagi melihatnya. Waktu makan yang biasanya mereka gunakan untuk bercengkerama hangat, hanya kekosongan meja makan yang didapatkan Puspita. Hingga terkadang ia pun malas untuk sekadar mengisi perut.Pram selalu meminta pelayan yang mengantar makan ke ruang kerjanya dan bukan dirinya.Puspita sampai bingung bagaimana melanjutkan hidup. Ia tidak mungkin pergi karena tidak ada kata talak dan pengusiran seperti dulu

  • NYONYA MUDA, TUAN INGIN ANDA KEMBALI!   146. TERULANG LAGI

    “Aku kembalikan kamu ke agensi. Sejak hari ini kamu tidak bekerja di sini lagi.”Kalimat itu meluncur dari pria yang sejak tadi berdiri di teras, menunggu Puspita dan Joseph keluar. Sikapnya dingin, tatapannya tajam, dan ucapannya tak terbantah.Kalimat itu langsung meluncur dari bibir sang pria bahkan saat kaki Puspita dan pengawal yang menyertainya baru saja turun dari mobil.Kedua bola mata Puspita serta-merta melebar. Ia melirik lelaki tinggi tegap yang berdiri di samping pintu mobil. Lelaki yang diam saja tanpa ekspresi mendengar ucapan Pram, meskipun tahu dirinya dipecat.Puspita menggeleng tegas. Suaminya memecat Joseph begitu saja di saat mereka baru saja tiba. Tidak ada interogasi, tidak ada kesempatan untuk menjelaskan, bahkan mereka tidak diberi waktu sekadar untuk menghirup udara di luar mobil. Pram langsung menyambut dengan pemecatan itu.Puspita ingin bertanya, tetapi Pram sudah masuk ke rumah hanya dalam waktu kedipan mata. Dengan berlari-lari kecil, wanita itu menyusul

  • NYONYA MUDA, TUAN INGIN ANDA KEMBALI!   145. DRAMA

    “Kamu tidak apa-apa?” Pertanyaan lembut penuh kekhawatiran meluncur dari bibir pria yang menahan tubuh seorang wanita. Namun, wanita dalam pelukan itu gegas melepaskan diri setelah beberapa saat terpaku.Puspita—wanita itu—buru-buru mundur, merapikan hijabnya yang sedikit berantakan. Jantungnya yang mendadak bertalu cepat berusaha ia kendalikan. Ini tidak boleh terjadi, Prabu tidak boleh menyentuhnya. tapi semua di luar kendalinya. Semua ini hanya kecelakaan. Prabu menolongnya.Tapi, kenapa tiba-tiba ada Prabu ada di sana?Ah, ya. Pria itu pasti mencari Tika.“Maaf, tapi apa yang terjadi di sini?” tanya Prabu karena melihat Puspita menepuk bajunya seolah telah bersentuhan dengan debu. “Abang ….” Rengekan manja tiba-tiba terdengar, dan itu tentu saja berasal dari mulut Tika. Gadis yang semula amarahnya meluap-luap itu kini berubah ekspresi. Ia mendekati Prabu dengan mimik sedih, seolah tertindas.“Dia menyakitiku, Bang … istrinya Pak Pram ini berusaha menindasku,” adunya dengan suara

  • NYONYA MUDA, TUAN INGIN ANDA KEMBALI!   144. KEBERUNTUNGAN?

    Puspita meringis. Tubuhnya terhimpit di antara dinding dan Tika yang tubuhnya penuh kemarahan. Kelembutan dan keanggunan yang sejak tadi disuguhkan gadis itu mendadak sirna, berganti dengan keberingasannya yang menakutkan.Tangannya menekan salah satu tangan Puspita di dinding, sementara tangan lainnya menunjuk wajah Puspita dengan telunjuk bergetar.“Ja-ngan sekali-kali berpikir untuk ikut campur urusanku!” desis gadis itu dengan penuh penekanan. Suaranya persis desisan ular berbisa. Tidak keras, tidak jelas, tapi sangat menakutkan.Puspita memejam. Bukan karena takut, tapi liur Tika berhamburan mengenai wajahnya.“Kamu dengar?” Suara Tika kini disertai tangannya yang mencengkeram dagu Puspita hingga wanita berhijab itu membuka matanya.“Berhenti menjadi orang menyebalkan yang sok suci! Apa pun yang aku lakukan, itu bukan urusanmu! Jadi, urus saja hidupmu sendiri bersama suami hasil rampasan itu. Bukankah kamu sudah bahagia?”Puspita menghempaskan tangan Tika yang mencengkeram daguny

  • NYONYA MUDA, TUAN INGIN ANDA KEMBALI!   143. MAAF, SALAH ORANG

    [Sudah sampai mana?][Jangan lama-lama, ya. Prily pasti nungguin kamu.]Pram mengirim dua pesan langsung ke nomor istrinya. Tadi Puspita meminta izin untuk ke supermarket karena ada yang harus dibelinya.Sebenarnya, Pram keberatan membiarkan Puspita keluar rumah tanpa dirinya, tapi setelah berpikir bolak-balik, rasanya tidak adil terlalu mengekang Puspita dengan tidak mengizinkan dia keluar, padahal hanya ke supermarket.Sebenarnya pula, Puspita bisa menyuruh ART jika ada kebutuhan yang harus dibeli. Setidaknya itu yang Pram inginkan. Hanya saja, mungkin istrinya jenuh terus di rumah setelah menikah. Apalagi semenjak menjadi istrinya, Puspita belum pernah diajak ke mana pun.Bukankah ia juga berhak menikmati hidupnya? Bukankah pernikahan bukan untuk mengurung istri di dalam rumah? Hanya saja, kekhawatiran Pram yang terlalu besar memang membuatnya terlalu posesif. Tapi kejadian kemarin membuatnya sangat takut kehilangan Puspita.Karenanya, ia mengizinkan wanita itu keluar. Toh hanya ke

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status