Skandal Cinta Pilot Angkuh

Skandal Cinta Pilot Angkuh

last updateTerakhir Diperbarui : 2022-01-28
Oleh:  GallonTamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
807 Peringkat. 807 Ulasan-ulasan
214Bab
612.8KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Cantik, mandiri dan selalu menebar keceriaan membuat semua orang menyukai Joya Dimitra. Kecuali satu orang. Joya tidak pernah mengerti kenapa Fajar Larsson salah seorang pilot di maskapai tempatnya bekerja begitu membencinya. Tidak hanya membenci Joya, pria itu juga sangat angkuh. Hingga...mereka tanpa sengaja terjebak di sebuah pulau. Api kebencian dengan cepat berubah menjadi percikan gairah. Fajar memilih untuk menyerah pada daya tarik Joya dan gadis itu membiarkan dirinya terjerat dalam pesona Sang pilot. Walau Joya tahu...ada tunangan yang menunggu kepulangan Fajar.Akankah hubungan mereka bertahan atau hanya menjadi sebuah skandal yang disembunyikan?

Lihat lebih banyak

Bab 1

1. Kesedihan Joya

"Joya," panggil Szasza dengan suara yang bergetar.

Joya yang sedang asik membaca langsung mengalihkan pandangannya dari buku yang ada ditangannya, "Kenapa, Sza?"

"Joy, gue mau ngasih tau lo sesuatu."

"Apa? Ada apa sih?" tanya Joya bingung saat melihat wajah sahabatnya itu. Rasa-rasanya Joya tidak sedang dalam masalah apa pun hari ini, kenapa Szasza tampak seperti orang kebingungan.

Szasza mulai mengatur napasnya, Szasza tau bila dirinya memberikan informasi ini. Szasza yakin Joya akan histeris atau bahkan ambruk.

"Kenapa sih?" tanya Joya gemas. Saking gemasnya Joya menutup buku yang sedang dia baca dan berjalan ke arah Szasza.

"Apaan, kenapa ada apa sih?" tanya Joya bingung.

"Joy, gue mau ngomong sesuatu."

"Iya apa, lo kenapa sih?" tanya Joya bingung.

"Itu gue—"

"Sebuah tabrakan beruntun yang terjadi di Tol Jagorawi, telah memakan korban. Sepasang suami istri yang menggunakan mobil mini bus telah meregang nyawanya. Menurut data yang telah kami dapatkan kedua pasangan itu bernama Asep Dimitra dan Paula Dimitra."

Suara pembawa acara di televisi terdengar sangat jelas dikuping Joya dan Szasza. Ruangan perpustakaan yang sepi benar-benar membuat Joya mendengar informasi tersebut dengan jelas.

"Joy," panggil Szasza pelan.

Joya yang mendengarkan nama kedua orang tuanya hanya bisa mengerjapkan kedua matanya, perasaan Joya langsung campur aduk. Saking kagetnya Joya hanya bisa berdiri mematung.

"Joy," panggil Szasza sambil menepuk bahu Joya pelan.

"Sza, Papih sama Mamih, Sza," ucap Joya sambil menatap Szasza kebingungan.

"Iya, Joy. Gue mau bilang Om Asep sama Tante Paula meninggal. Gue baru liat beritanya di Ingsangram." Szasza menunjukkan layar ponsel miliknya ke arah Joya.

Seketika itu juga, Joya menangis. Air matanya mengalir dengan derasnya, sesak didadanya membuat Joya tidak mampu lagi menopang badannya. Seketika itu juga Joya ambruk, tangisan memilukan langsung terdengar jelas di kuping Szasza dan beberapa orang yang sedang berada di perpustakaan.

"Joy, Joy bangun Joy. Tolong," teriak Szasza saat melihat Joya ambruk dan tak sadarkan diri.

Beberapa orang di sana dan para guru langsung menolong Joya yang tak sadarkan diri. Mereka saling bahu membahu untuk menolong Joya yang tidak sadarkan diri.

•••

Dua minggu kemudian...

"Sza, lo nggak papa nginep di rumah gue terus?" tanya Joya pada Szasza yang sudah dua minggu menginap di rumah milik Joya.

"Nggak papa, santai aja Joy. Lo 'kan tau gue juga yatim piatu. Siapa yang bakal nanya keadaan hidup gue." Szasza tersenyum pada Joya.

Joya hanya bisa membalas senyuman Szasza, apa yang dikatakan Szasza ada benarnya juga. Szasza adalah sahabatnya semenjak sekolah dasar, selama mereka bersahabat Szasza memang sudah Joya kenal sebagai anak panti asuhan. Namun, Szasza selalu tersenyum dan entah bagaimana ceritanya dia selalu memiliki banyak uang.

Joya benar-benar sangat terbantu dengan kehadiran Szasza. Joya yang tidak memiliki sanak saudara sama sekali, benar-benar kewalahan mengurusi kedua orang tuanya. Dimulai dari pemakaman hingga acara doa setelah kepergian orang tuanya. Beruntung Joya memiliki Szasza yang mampu mengurusi semuanya, relasi Szasza yang tidak terbatas benar-benar membuat Joya tercengang. Dimulai dari tukang sampah sampai anak taipan Szasza mengenal semuanya. Entah dari mana.

Orang tua Joya hanya mewariskan satu buah rumah, satu buah apartemen kecil dan mobil untuk Joya. Semua aset dan harta lainnya Joya jual untuk membayar hutang-hutang orang tuanya yang banyak. Usaha orang tuanya bangkrut, sebelum kecelakaan itu terjadi.

Sebenarnya kepergian orang tua Joya adalah untuk melakukan lobi dengan pengusaha lainnya untuk menyelamatkan perusahaan mereka. Namun, nasib berkata lain, orang tua Joya mengalami kecelakaan yang merenggut nyawa mereka berdua.

"Lo pindah sini aja gimana?" tanya Joya pada Szasza.

Szasza yang sedang asik memakan kacang, menatap Joya kaget. "Gue tinggal sini maksudnya?"

"Iya, pindah kesini. Tinggal sama Gue, daripada lo tinggal di panti."

"Lo nggak salah?" tanya Szasza.

"Nggaklah, gue nggak salah. Malah enak, gue jadi ada temennya. Rumah ini juga gede, gue juga sepi tinggal di sini, Sza." ungkap Joya sambil menatap Szasza.

"Benaran?"

"Iyalah, benaran, masa bohongan. Kalau bohongan ngapain gue nawarin, Sza. Udah tinggal sini aja yah, please," pinta Joya sambil mengatupkan kedua tangannya di dada.

Szasza langsung tersenyum senang, rasanya perkataan Joya adalah tiketnya untuk keluar dari panti asuhan tempat mereka tinggal. Rasanya malas untuk tinggal di sana, dia juga sudah bosan dan muak bersama anak-anak panti yang membuat kepalanya pusing tujuh keliling, apalagi Ibu panti yang selalu melarangnya bepergian dimalam hari.

"Tapi.

"Apa, tapi apa?" tanya Joya pada Szasza.

"Gue bakal sering pergi-pergi saat malem, Joy. Gue 'kan kerjanya dimalam hari," ungkap Szasza sambil menatap Joya.

"Lo kerja apaan sih, sebenarnya?" tanya Joya penasaran.

"Pekerjaan, adalah lo anak kecil nggak usah tau," ucap Szasza sambil mencibirkan mulutnya.

"Hilih, mentang-mentang kagak naik kelas dua kali lo yah, jadi ngerasa lebih tua," olok Joya pada Szasza.

"Suka bener aja lo," ucap Szasza sambil melemparkan bantal kecil ke arah Joya.

Szasza memang tidak naik kelas sebanyak dua kali. Jadi, mau tidak mau umur Szasza lebih tua dua tahun dari Joya, Joya saat ini berumur tujuh belas tahun. Sedangkan, Szasza berumur sembilan belas tahun. Namun, mereka sama-sama bersekolah di sekolah menengah atas yang saat ini sedang libur. Karena, menunggu pengumuman kelulusan angkatan mereka.

"Udahlah lo tinggal di sini ajalah, Sza. Bantuin gue, beres-beres rumah juga," kekeh Joya sambil menunjuk ke sekeliling rumahnya.

"Lo nyari pembantu?" tanya Szasza kesal, "bangke emang lo tuh."

Tawa langsung terdengar jelas di ruangan itu, "Udah pokoknya lo disini aja. Temani gue"

"Iya gue di sini. Tapi, lo mau kerja apa?" tanya Szasza pada Joya.

Joya terdiam saat mendengar perkataan Szasza, seperti selepas SMA dia harus sesegera mungkin mencari pekerjaan. Tabungannya mungkin hanya cukup sampai tiga bulan ke depan.

"Nggak tau, gue bingung. Lo kerja apa, Sza?" tanya Joya sambil menatap Szasza.

"Nggak usah taulah gue kerja apa, nggak ada faedahnya," ucap Szasza santai.

"Gue mau tau, lo kayanya hidup santai banget. Nggak ribet, duit ada aja. Gawe apaan sih lo?" tanya Joya penasaran.

"Bukan urusan lo, lah." Szasza mengambil makanan yang ada di depannya.

"Ah lo mah pelit, ya udahlah nanti setelah ijasah SMA gue keluar. Gue mau coba deh kerja di mana gitu. Moga-moga gue bisa kuliah juga," ucap Joya.

"Aamiin, kalau ada apa-apa lo kabarin aja yah, mungkin gue bisa bantu-bantu," ucap Szasza.

"Iya, gue pasti bakal bilang ke lo. Gue udah nggak punya siapa-siapa lagi, kali." Joya berkata sambil memeluk sahabatnya tersebut.

Kring... kring...

Joya langsung berdiri dan berjalan ke arah telepon di hadapannya. Dengan cepat Joya mengangkat telepon tersebut.

"Halo."

"Bisa saya bicara dengan ahli waris Bapak Asep Dimitra?"

"Iya, saya sendiri. Ada apa, yah?" tanya Joya bingung, jantungnya berdebar keras saat mendengar suara di sambungan telepon lainnya.

"Ini berarti mbak Joya?" tanya lelaki itu.

"Iya, saya Joya. Ini siapa yah?"

"Bu Joya, saya Hasan Basrie. Ayah Anda punya hutang pada saya, hutangnya saat ini sudah tujuh Milyar rupiah."

"Maksudnya?"

"Ayah Anda punya hutang tujuh milyar rupiah dan saya minta kamu bayar paling lambat dua minggu lagi."

"Hah, yang bener aja. Gimana cara Ayah saya punya hutang sebesar itu. Nggak masuk akal." bentak Joya kesal bukan main.

"Ayah kamu meminjam uang pada kami dengan jaminan rumah yang kamu tinggali. Rumah itu dijual pun paling laku tiga milyar. Masih kurang empat milyar lagi." ucap Hasan dengan nada membentak keras.

"Hah, enak aja harga pasaran rumah ini lima milyar."

"Okelah kalau lima milyar, berarti masih kurang dua milyar. Kamu punya sisanya?" tanya Hasan.

Joya terdiam, mana punya Joya uang sebesar itu. "Saya mau ketemu Bapak, saya mau liat bukti-buktinya. Saya mau tau benar atau tidak Bapak saya hutang sama Bapak."

Terdengar suara mendengus yang sangat merendahkan di telinga Joya. "Kamu mau bukti, boleh. Kapan kita bisa bertemu. Saya kasih semua bukti-buktinya. Tapi...."

"Tapi, apa?" tanya Joya takut-takut.

"Kamu harus bayar hutang-hutang Ayah kamu. Ini bukan main-main, saya bisa melakukan dengan cara kasar," teriak Hasan.

Joya gentar, tubuhnya tiba-tiba bergetar. Rasa takut langsung menyelusup di tubuhnya. "Bapak nggak bisa gitu. Saya bisa laporkan Bapak ke kantor polisi, Pak. Ini namanya pemerasan."

"Silakan, saya punya surat perjanjian hutang piutangnya," ucap Hasan.

"Tapi, Ayah saya sudah meninggal, Pak."

"Saya tidak peduli, karena salah satu dari butir pasal surat perjanjian tersebut dituliskan—"

"Apa?" tanya Joya penasaran.

"Kalau apa pun yang terjadi hutang itu harus dibayar. Walau pihak debitur mati sekalipun." Hasan berkata sambil tertawa penuh kemenangan.

"Apa!?"

"Ingat Nona Joya, waktu kamu cuman dua minggu. Jadi, jangan coba-coba kabur. Saya bisa cari kamu hingga keliang lahat sekalipun. Camkan itu baik-baik, Nona Joya."

***

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

10
99%(802)
9
0%(1)
8
0%(2)
7
0%(2)
6
0%(0)
5
0%(0)
4
0%(0)
3
0%(0)
2
0%(0)
1
0%(0)
10 / 10.0
807 Peringkat · 807 Ulasan-ulasan
Tulis Ulasan
default avatar
Iis Riskiani
Ii ui iiuu ku iis cnjj
2024-09-09 00:37:38
0
user avatar
Gallon
Hai semuanya pembaca karya Gallon, bagi yang mau membaca karya Gallon yang lainnya kalian bisa cari judul Di Atas Ranjang Dokter Sonya dan Sepanas Belaian Chef Jonathan, selamat menikmati ….
2023-02-01 14:41:00
1
user avatar
ROBERT DINA
Good talent untuk sang penulis...,lanjutkan kisah2 yg lebih menarik... .........
2023-01-25 12:36:57
0
user avatar
Nia
SEMANGAT terus
2022-10-25 21:50:30
3
user avatar
Karensia
Bagus ceritanya, alur dan penokohan sangat kuar, dan gaya bahasa rapi. Di bab awal sudah disuguhi kisah Joya yang mengalami tragedi menyedihkan dan harus berjuang demi hidupnya sendiri. Kutunggu bab selanjutnya deh ......
2022-06-30 22:37:26
0
user avatar
Nannys0903
Mampir ke karyaku MALAM TANPA NODA Faisal tak menemukan bercak dara di atas ranjang apa benar istrinya sudah tak perawan. memilih menikahi wanita lain pilihan ibuanya tanpa mau menyentuh istri pertama. Mampukah Airi bertahan dalam rumah tangganya.
2022-02-05 22:13:53
1
user avatar
Muti
Uwooow di siang yg panas iniii, akoooh di buat panas dengan kehadiran Awan dan Sonya
2022-01-28 15:18:58
1
user avatar
Muti
Haiii Mentari
2022-01-28 15:18:28
2
user avatar
malapalas
BACA novel berjudul :FREL. Banyak kejutan di dalamnya. Selain tentang cinta segitiga yang bikin baper, gemes dibumbui humor dan mengharubirukan, kalian akan disuguhi dg persahabatan, keluarga, luka dan rahasia di masa lalu orangtua yang akan membuat cerita lebih seru dan menjungkirbalikkan perasaan.
2022-01-27 20:59:45
0
user avatar
mrs. jenniey
Terbaik dan sentiasa menunggu update buku terbaru dari penulis
2022-01-02 10:51:08
0
user avatar
Maaron Wow Keren
Terimakasih.
2021-12-30 19:16:33
0
user avatar
Muti
Yeaaay happy ending yaa. Terima kasih ka Gallon untuk cerita Fajar Joya dan Byan Szasza
2021-12-18 21:56:04
1
user avatar
Neng Ade
............sekian dekade Bru ikhlas kyanya . smngat trus d tunggu yua crta slanjut nya joya psti sllu d hti ku ko. ......️...️...️...️...️...️...️...️...️...️...️...️...️.....................
2021-12-18 21:06:27
0
user avatar
Mom's Rafkaputra Syarif
rela g rela harus rela pisah ma kang pilot hatur nhun madam atas karya pertamu yg debes smoga scepatnya publis karya yg ga kalah debes dri ini
2021-12-18 20:27:48
0
user avatar
Lea Octa
senja semoga papah kamu menempati janjinya kasih kamu Ade yaa
2021-12-18 20:27:30
0
  • 1
  • 2
  • 3
  • 4
  • 54
214 Bab
1. Kesedihan Joya
"Joya," panggil Szasza dengan suara yang bergetar.Joya yang sedang asik membaca langsung mengalihkan pandangannya dari buku yang ada ditangannya, "Kenapa, Sza?""Joy, gue mau ngasih tau lo sesuatu.""Apa? Ada apa sih?" tanya Joya bingung saat melihat wajah sahabatnya itu. Rasa-rasanya Joya tidak sedang dalam masalah apa pun hari ini, kenapa Szasza tampak seperti orang kebingungan.Szasza mulai mengatur napasnya, Szasza tau bila dirinya memberikan informasi ini. Szasza yakin Joya akan histeris atau bahkan ambruk."Kenapa sih?" tanya Joya gemas. Saking gemasnya Joya menutup buku yang sedang dia baca dan berjalan ke arah Szasza."Apaan, kenapa ada apa sih?" tanya Joya bingung."Joy, gue mau ngomong sesuatu.""Iya apa, lo kenapa sih?" tanya Joya bingung."Itu gue—""Sebuah tabrakan beruntun yang terjadi di Tol Jagorawi, telah memakan korban. Sepasang suami istri yang menggunakan mobil mini bus telah meregang nyawanya. Menurut data yang telah kami dapatkan
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-05-18
Baca selengkapnya
2. Hutang
Joya mencampakkan telepon setengah frustasi. Lintah darat berengsek bernama Hasan Basrie meminjamkan uang dengan bunga yang benar-benar mencekik pada almarhum ayahnya.    Dia terduduk dan mencakari berkas yang sejak tadi terhampar. Tak ada hal yang bisa menepis atau setidaknya mengurangi jumlah hutang.   "Berengsek," desis Joya. Keringanan yang diberikan pun tak membawa pengaruh besar. Dia masih perlu lima ratus juta lagi untuk menutupinya. Rumah, apartemen dan mobilnya sudah Joya jual. Besok rencananya Joya sudah harus angkat kaki dari rumah itu. Szasza menyarankan Joya mengekos bersama dengan dirinya di sebuah kostan. Joya bersyukur memiliki sahabat multitalenta seperti Szasza. "Kenapa lo?" tanya Szasza. "Ini gimana, gue masih butuh duit lima ratus juta buat bayar hutang-hutang bokap gue. Gue udah nggak sanggup lagi, dapat duit dari mana lima ratus juta dalam dua minggu?" tanya Joya sambil melempar pulpen dari
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-05-20
Baca selengkapnya
3. Hampir Terenggut
"Hah, maksud Bapak apa?" tanya Joya kaget, pelayanan yang seperti apa yang diharapkan oleh Hasan. Joya yakin pelayanan ini pasti ada hubungannya dengan kegiatan esek-esek. "Kamu jangan pura-pura polos lah." Hasan mendekati badan Joya dan mengelus paha Joya. Seperti tersengat listrik, Joya langsung mendorong tangan Hasan dari pahanya. Rasa jijik langsung Joya rasakan, "Maksudnya apa, yah?" "Astaga jangan pura-pura lugu lah, emang kamu nggak pernah apa?" "Pernah apaan?" tanya Joya berang. "Zaman kaya gini, nggak mungkin kamu masih perawan," ucap Hasan sambil mendekatkan bibirnya ke bibir Joya. Joya yang kaget sontak mendorong badan Hasan dengan keras, "Saya masih perawan, Pak." "Oh, yah. Coba sini saya cicip," ucap Hasan sambil menyentuh bagian dalam paha Joya. Jari jemari Hasan yang kasar langsung membuat Joya meremang, "Saya bilang lepas." Hasan langsung merasa tertantang dengan penolakan Joya, dengan kasar dice
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-05-21
Baca selengkapnya
4. Jalan Keluar Penuh Kebingungan
Szasza kembali menarik Joya ke dalam pelukannya. Sesaat tadi ia tak tahu harus mengatakan apa. Soal keberuntungan bahwa Joya hanya disentuh saja, atau ungkapan penyesalan karena sekujur tubuh sahabatnya itu sudah dijelajahi pria tua. Dalam hati, ia diam-diam bersyukur. Joya belum sempat dinodai.   "Diminum dulu," Szasza menyodorkan secangkir teh ke tangan Joya. Sahabatnya itu memegang cangkir dengan tangan yang masih sedikit bergetar. “Udah nangisnya?” tanya Szasza sambil memberikan secangkir teh ke tangan Joya. Joya hanya bisa mengambil teh dari tangan Szasza dan mengusap air matanya dengan menggunakan punggung tangannya.  “Udah, gue kaget Sza. Seumur hidup baru tadi, gue kaya gitu,” isak Joya. Szasza hanya bisa menepuk bahu Joya, sahabatnya itu memang wanita baik-baik. Sepengetahuannya, Joya bukan wanita munafik yang tidak suka melakukan hal seperti itu. Tapi, Szasza yakin Joya masih melakukan sekitar wilayah dada. “Udah, u
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-05-22
Baca selengkapnya
5. Teror
Tak aneh kalau toilet mini market yang disinggahi puluhan orang setiap harinya selalu berpenampilan luar biasa, meski setiap hari dibersihkan dengan seksama. Walau sudah sering membersihkan toilet, Joya masih selalu mengernyit tiap berjongkok menyikat lantainya. Tepian WC selalu membuatnya mual.     "Aww!" Kepala Joya tersentak ke belakang. Rambutnya yang diikat tinggi itu ditarik tiba-tiba oleh seseorang.   "Nama lo Joya Dimitra?" tanya pria pelaku yang baru saja menarik rambut Joya.   Sikat yang tadi dipegang Joya, terlepas. Tangannya seketika berpindah memegangi bagian kepalanya yang berdenyut karena tarikan pria itu. "Sakit, Pak. Tolong lepas," teriak Joya keras sambil berusaha mencakar tangan yang sedang menarik rambutnya. Rasa sakit langsung menjalar ke kepala Joya. "Gue tanya sekali lagi, nama lo Joya Dimitra?" "Iya, Nama gue Joya Dimitra," jerit Joya keras sambil berusaha mele
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-05-24
Baca selengkapnya
6. Kenikmatan Pertama
"O--Oya," cicit Joya. Suaranya hilang ditelan ketakutan.    Belum lagi selesai mengatur napasnya. Sepasang bibir, melumat mulutnya membabi buta. Lidah laki-laki itu membelitnya, memaksa dirinya untuk membuka mulutnya dan memberikan aksen tak terbatas pada dirinya agar dapat menjelajah bibir Joya. Joya merasakan tangan lelaki itu mulai meremas payudaranya dengan sangat keras, Joya yakin setelah ini berakhir Joya akan mendapati banyak lebam di sekujur tubuhnya yang sangat sensitif.  Lelaki itu menarik lagi telinga Joya ke bawah, entah kenapa lelaki ini selalu menarik-narik telinga Joya saat menciumnya. Sesaat Joya merasakan lelaki itu mengurai ciumannya. "Sebentar." Joya tersengal-sengal, Joya berjuang untuk bernapas. Ini bukan ciuman pertamanya. Tapi, lelaki yang saat ini sudah membelinya memiliki ciuman termabukkan dan terbaik yang pernah Joya rasakan.  Terdengar kekehan pelan ditelinga Joya. "Kenapa saya harus berh
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-05-26
Baca selengkapnya
7. Hentakkan Demi Hentakkan
Tubuh lelaki itu ambruk menimpa Joya, Joya hanya bisa pasrah mendapati lelaki tersebut menimpanya. Rasa sesak, lengket dan deburan kenikmatan benar-benar Joya rasakan saat ini. Semuanya bersatu menjadi satu, ini adalah pertama kali Joya merasakan semuanya sekaligus. Joya merasakan pergerakkan di atas tubuhnya, lelaki tersebut sepertinya bergerak kesamping Joya. Joya diam pasrah, tubuhnya menggigil bukan main karena suhu udara yang dingin, sedangkan dirinya tidak mengenakan sehelaipun benang di tubuhnya.  “Berapa berat badan kamu?”  “Hah, gimana?” tanya Joya bingung, lelaki sinting itu malah bertanya berapa berat badannya? Buat apa?“Kamu budek? Saya tanya berapa berat badan kamu?” tanya lelaki itu sambil meremas salah satu dada Joya. 
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-05-29
Baca selengkapnya
8. Cuddle and Good Bye
Joya merasakan rasa hangat menyelimutinya. Bukan, bukan selimut hotel yang menghangatkan tubuhnya yang kelelahan atas semua kegiatan yang telah dirinya lakukan. Joya merasakan dada yang bidang dihadapannya, lengan yang kekar dan kaki yang keras juga liat merengkuhnya.  Wangi maskulin dari lelaki itu langsung menggelitik hidungnya, wanginya benar-benar membuat dirinya nyaman. Tanpa sadar Joya menelusupkan wajahnya diatara ceruk leher lelaki itu.  Merasakan pergerakkan dari Joya, lelaki itu mengecup pucuk rambut Joya, terdengar gumanan dari lelaki itu, "Kamu wangi bayi, aku suka Oya." Tubuh Joya meremang saat merasakan jari jemari lelaki itu bergerak di belakang punggungnya. Menggelitiknya, memberikan sensasi yang tidak mampu Joya ungkapkan dengan kata-kata.  "
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-05-30
Baca selengkapnya
9. Time After Time
Delapan tahun kemudian....  Kring ... Kring ... Terdengar suara handphone di atas nakas, tiba-tiba keluar sebuah tangan dari balik selimut. Selimutnya sedikit tersibak, dengan cekatan tangan itu berusaha meraih handphone di atas nakas.  “Mamah,” jerit seseorang dari balik selimut. “Siapa? Mamah siapa?” tanya Szasza bingung sambil bangkit dari tidurnya dan melihat ke sekeliling kamar. “Szasza gue telat,” jerit Joya sambil berlari ke kamar mandi.  “Telat apaan?” tanya Szasza bingung. “Lo telat datang bulan? Emang lo punya pacar atau one night stand sama siapa?” Brang ... Prang ... Terdengar suara barang-barang berjatuha
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-05-31
Baca selengkapnya
10. Fajar Klakson
"Joya, kamu tolong kasih ini semua ke kokpit," pinta Diana sambil menyerahkan sebotol air mineral satu liter, tissue dan plastik sampah."Harus saya?" tanya Joya pada Diana dengan suara memelas. Joya sedang malas berurusan dengan sektor kopilot.Lebih tepatnya Joya sedang tidak mau berurusan dengan seorang Fajar Larsson. Pilot tampan berusia 38 tahun, yang memiliki gelar Captain America-nya maskapai penerbangan mereka. Dari pertama mereka berkenalan hingga detik ini Joya dan Fajar tidak pernah akur. tapi, entah kenapa schedulle mereka selalu sama dan untungnya Fajar tidak pernah menurunkan Joya dengan alasan tidak bisa diajak bekerja sama, padahal Fajar bisa melakukan hal tersebut pada dirinya."Mau siapa lagi?" tanya Diana sambil menatap Joya. "Ada orang lain di sini?"Argh ... rasanya Joya ingin melemparkan kettle yang ada di tangannya kearah Diana, andai Joya tidak ingat siapa Diana mungkin sudah Joya lakukan. "Baik, Mbak."Joya dengan patuh men
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-06-02
Baca selengkapnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status