Home / Romansa / MENGGODA MANTAN ISTRI / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of MENGGODA MANTAN ISTRI: Chapter 31 - Chapter 40

80 Chapters

Hampir di culik

“Amira,” sapa Abizar dengan pelan, mencoba mencari kata yang tepat. “Aku datang untuk berbicara dengan Elsa, atau setidaknya… menyerahkan ini padanya. Ponselnya sulit dihubungi."Amira melihat surat itu dengan tatapan ragu, namun akhirnya menerimanya. “Aku akan memberikannya padanya. Tapi aku tidak bisa menjanjikan Elsa akan membaca atau membalasnya.” “Aku mengerti. Terima kasih, Amira.” Setelah menyerahkan surat itu, Abizar melangkah pergi dengan perasaan bercampur aduk. Ia tahu Elsa berhak menentukan pilihan, namun dalam hatinya, ia masih memegang janji itu. Sebuah janji untuk tidak menyerah. ---Di saat yang sama, ancaman dari luar yang ia tinggalkan mulai terasa lebih nyata. Keluarga Smith dan rekan-rekan mereka yang berpengaruh menganggap keputusan Abizar sebagai penghinaan. Kabar tentang pemutusan pernikahan itu menyebar cepat di kalangan bisnis dan mafia, dan Abizar tahu bahwa setiap langkahnya kini berada da
last updateLast Updated : 2024-12-24
Read more

Melindunginya dengan mempertaruhkan segalanya

Abizar, dengan latar belakangnya sebagai bagian dari keluarga Ebizawa, tidak kesulitan menghadapi mereka. Gerakannya cepat, pukulannya keras dan terarah. Dalam hitungan menit, pria-pria itu terkapar, meringis kesakitan. Saat semua telah selesai, Elsa berdiri terpaku, matanya penuh ketakutan. "Abizar… apa yang baru saja terjadi? Siapa mereka?" Abizar menatapnya dengan tatapan lembut yang bertolak belakang dengan kekerasan yang baru saja ia tunjukkan. "Mereka mencoba menyakitimu. Aku tidak bisa membiarkan itu terjadi." "Siapa mereka? Kenapa mereka mengejarku?" Elsa mulai panik. "Aku akan menjelaskan semuanya nanti. Sekarang, kau harus ikut denganku. Aku tidak bisa meninggalkanmu sendirian." Di apartemen Abizar, Elsa duduk di sofa dengan gelisah. Abizar menuangkan teh hangat untuknya sebelum duduk di seberang meja. Ia tahu ini adalah waktu yang tepat untuk berbicara jujur, tapi ia juga tahu bahwa hal ini akan membuat Elsa semakin sulit percaya padanya. "Elsa," Abizar memula
last updateLast Updated : 2024-12-24
Read more

Teringat betapa dinginnya hatimu

Abizar mendekat dengan tenang, tatapannya dingin. "Kalian pikir kalian bisa mengancamku? Kalian bahkan tidak tahu siapa yang kalian hadapi." Pria dengan samurai itu melangkah maju, senyum sinis di wajahnya. "Kalau begitu, tunjukkan apa yang bisa kau lakukan." Tanpa peringatan, pria itu menyerang, mengayunkan samurainya ke arah Abizar. Tapi Abizar sudah siap. Dengan gerakan cepat, ia menghindar dan meraih pipa besi yang tergeletak di lantai. Suara denting logam memenuhi ruangan saat samurai dan pipa saling beradu. Ryu dan anak buahnya tidak tinggal diam. Mereka melawan pria-pria lainnya, perkelahian yang penuh kekerasan. Suara tembakan bergema di udara, membuat suasana semakin mencekam. Abizar terus bertarung dengan pria bersamurai itu. Gerakannya lincah dan penuh strategi, seperti seseorang yang sudah terbiasa menghadapi bahaya. Dengan satu gerakan cepat, ia berhasil menjatuhkan samurai dari tangan pria itu dan menodongkan pistol ke kepalanya. "Kau ingin hidup?" tanya Abi
last updateLast Updated : 2024-12-25
Read more

Menyesal karena kebodohan

Sementara itu, Abizar berjalan perlahan ke meja di sudut apartemennya. Ia membuka laci, mengambil sebuah foto kecil yang tersembunyi di antara tumpukan kertas. Foto itu menunjukkan Elsa sedang tersenyum lebar, memegang setangkai bunga mawar putih. Ia tidak tahu kapan Elsa menyelipkan foto itu di jaketnya, tapi foto itu sudah ada di sana selama berbulan-bulan. Tatapannya melembut. Hatinya menghangat, tapi juga terluka. “Kenapa aku begitu bodoh?” gumamnya. Ia menyentuh wajah Elsa di foto itu dengan ujung jarinya, seolah ingin merasakan kehangatannya. “Kenapa aku tidak menyadari semuanya lebih cepat?” Abizar tahu dirinya telah membuat kesalahan besar. Ia telah menyia-nyiakan momen berharga bersama Elsa, dan kini gadis itu mulai menjauh darinya. Tapi yang paling menyakitkan adalah kenyataan bahwa ia mungkin kehilangan Elsa untuk selamanya. Ia bangkit dari kursinya dan berjalan ke sudut ruangan. Sebuah amplop kecil tergeletak di sana, berisi surat terakhir Elsa sebelum ia meninggalkan r
last updateLast Updated : 2024-12-25
Read more

Terlepas dari beban

Tapi senyuman itu tidak bertahan lama. Di halaman terakhir, ada kata-kata kecil yang tertulis dengan tinta hitam._'Kenapa kau harus menyentuh hatiku, Abizar? Aku hanya ingin melupakanmu.'_ Kalimat itu menghantamnya seperti badai. Ia sadar bahwa luka Elsa jauh lebih dalam dari yang ia bayangkan. Dengan buku sketsa itu di tangannya, ia tahu ia harus menemukan Elsa—tidak hanya untuk memperbaiki segalanya, tapi juga untuk mengungkapkan perasaannya yang selama ini tersembunyi.Ia menutup buku itu dengan perlahan, matanya penuh tekad. “Aku akan menemukanmu, Elsa. Tidak peduli berapa jauh kau mencoba pergi.”Tapi ketika ia melangkah pergi dari taman itu, sebuah bayangan muncul di kejauhan. Elsa berdiri di sana, di balik pohon besar, dengan mata yang penuh air mata. Tapi sebelum Abizar menyadari keberadaannya, Elsa berbalik dan menghilang dalam kegelapan.***Abizar berdiri di tengah ruang tamu rumah keluarganya yang megah. Udara
last updateLast Updated : 2024-12-26
Read more

Melawannya demi cinta

Abizar berdiri di luar pagar rumah kecil itu, menyadari bahwa ada banyak halangan di antara mereka. Ia melihat dari kejauhan, Elsa sedang duduk di taman belakang, memegang buku sketsanya. Wajahnya tampak lelah, tapi tetap memancarkan keindahan yang sama seperti yang selalu ia ingat. Abizar melangkah mendekat, tapi sebelum ia mencapai gerbang, seseorang menghentikannya. Darwin Luis berdiri di sana, dengan tangan menyilang di dadanya. “Kau tidak seharusnya ada di sini,” kata Darwin dingin. Abizar menatapnya tanpa gentar. “Aku hanya ingin berbicara dengannya.” “Tidak ada yang perlu dibicarakan,” balas Darwin. “Elsa sudah cukup terluka. Kau hanya akan membuat segalanya lebih buruk.” “Aku mencintainya,” kata Abizar tegas. “Aku akan melakukan apa saja untuk melindunginya, bahkan jika itu berarti menghadapi keluargamu atau siapa pun yang mencoba menyakitinya.” Abizar mengepalkan tangan, tapi ia menaha
last updateLast Updated : 2024-12-27
Read more

Jarak yang semakin lebar

Elsa membuka mulutnya untuk menjawab, tapi kata-kata itu tidak keluar. Ia terlalu terkejut, terlalu terguncang. "Elsa, dengarkan aku!" suara Abizar bergetar. "Aku mencintaimu. Kau harus tahu itu. Aku tidak akan membiarkan siapa pun membawamu pergi, tidak lagi." Air mata mulai mengalir di pipi Elsa. Ia menatap Abizar dengan campuran emosi yang sulit dijelaskan. Tapi sebelum ia sempat berkata apa-apa, pria kedua yang tadi mundur tiba-tiba menarik Elsa ke dalam kapal. "Maaf, Tuan Abizar, tapi ini perintah!" katanya sebelum kapal mulai melaju. "Elsa!" Abizar mencoba mengejarnya, tapi sudah terlambat. Kapal itu melaju ke tengah lautan, meninggalkan Abizar berdiri di dermaga dengan tubuh basah kuyup dan hati yang hancur. Dua hari kemudian, Abizar menemukan dirinya berdiri di depan sebuah mansion tua di Lombok. Bangunan itu megah, tapi tampak sunyi dan sedikit berdebu. Ia tahu Darwin telah membawa Elsa ke tempat ini. Darwin ingin
last updateLast Updated : 2024-12-27
Read more

Tembok yang tak terbongkar

Pagi harinya, Elsa berjalan-jalan sendirian di taman. Udara pagi yang segar memberikan sedikit ketenangan, meski pikirannya masih dipenuhi kebingungan. Ia berhenti di dekat danau kecil, memandangi air yang tenang.“Pagi yang indah, bukan?” suara Abizar terdengar dari belakangnya.Elsa menoleh, menemukan Abizar berdiri beberapa langkah darinya. Pria itu tampak lelah, tapi matanya memancarkan tekad yang kuat.“Kau masih di sini,” gumam Elsa, suaranya datar.“Aku bilang aku akan menunggumu,” jawab Abizar pelan. Ia melangkah mendekat, tapi menjaga jarak yang cukup agar Elsa tidak merasa terancam. “Aku tidak akan pergi sampai kau percaya padaku, Elsa.”Elsa menghela napas. “Abizar, aku butuh waktu. Dan aku butuh ruang. Kau tidak bisa memaksa ini.”“Aku tahu,” balas Abizar dengan nada lembut. “Tapi aku hanya ingin kau tahu bahwa aku tidak akan pernah menyerah.”Elsa mengangguk pelan, lalu berbalik pergi. Namun, sebelum ia terl
last updateLast Updated : 2024-12-28
Read more

Melawan keinginan keluarga

Keesokan harinya, Abizar mencari Elsa di taman. Gadis itu duduk di bangku yang sama seperti sebelumnya, memandangi bunga-bunga yang mulai bermekaran. Wajahnya terlihat tenang, tapi Abizar tahu ada badai di dalam dirinya."Elsa," panggil Abizar lembut.Elsa menoleh, sedikit terkejut melihat Abizar di sana. "Ada apa?"Abizar duduk di sampingnya, menjaga jarak agar Elsa tidak merasa terpojok. Ia mengeluarkan surat Irfan dari sakunya dan meletakkannya di atas meja kecil di depan mereka."Aku menemukan ini," katanya pelan.Elsa menatap surat itu dengan mata membesar. Tangannya gemetar saat meraih amplop yang begitu familiar itu. "Kenapa kau membacanya?""Karena aku ingin mengerti," jawab Abizar jujur. "Aku ingin tahu apa yang membuatmu menutup hatimu seperti ini."Elsa menggigit bibirnya, mencoba menahan air mata yang mulai menggenang. "Itu bukan urusanmu.""Tapi aku ingin itu menjadi urusanku, Elsa," kata Abizar, su
last updateLast Updated : 2024-12-28
Read more

Ancaman wanita itu

Natasya mendekat, menyentuh lengan Abizar dengan lembut, tapi pria itu segera menarik diri. “Kau berubah, Abizar. Kau tidak seperti dulu.”“Karena aku sudah tidak mau terjebak dalam permainanmu, atau permainan keluarga kita,” balasnya.Wajah Natasya berubah serius. “Kau tahu, Ebizawa tidak akan membiarkanmu begitu saja. Dia memberiku satu kesempatan terakhir untuk membuatmu sadar. Kembalilah ke jalan yang benar, Abizar. Lupakan Elsa.”“Kalau aku menolak?” Abizar menatapnya dengan mata tajam.Natasya tersenyum miring. “Kalau kau menolak, jangan salahkan aku kalau aku harus memainkan caraku sendiri.”“Coba saja,” balas Abizar penuh tantangan. “Aku tidak takut padamu atau siapa pun.”---Sementara itu, Elsa duduk di taman mansion-nya, mencoba menenangkan pikirannya yang kacau. Surat Irfan masih terngiang-ngiang di benaknya, membuat hatinya terus berdebar tak menentu. Ia ingin percaya pada Abizar, tetapi bayangan masa lalu t
last updateLast Updated : 2024-12-29
Read more
PREV
1234568
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status