Share

Bab 34

Author: Miss Kay
last update Last Updated: 2024-12-25 21:05:49
Sementara itu, Gerald berjalan perlahan ke meja di sudut apartemennya. Ia membuka laci, mengambil sebuah foto kecil yang tersembunyi di antara tumpukan kertas. Foto itu menunjukkan Diana sedang tersenyum lebar, memegang setangkai bunga mawar putih. Ia tidak tahu kapan Diana menyelipkan foto itu di jaketnya, tapi foto itu sudah ada di sana selama berbulan-bulan.

Tatapannya melembut. Hatinya menghangat, tapi juga terluka. “Kenapa aku begitu bodoh?” gumamnya. Ia menyentuh wajah Diana di foto itu dengan ujung jarinya, seolah ingin merasakan kehangatannya. “Kenapa aku tidak menyadari semuanya lebih cepat?”

Gerald tahu dirinya telah membuat kesalahan besar. Ia telah menyia-nyiakan momen berharga bersama Diana, dan kini gadis itu mulai menjauh darinya. Tapi yang paling menyakitkan adalah kenyataan bahwa ia mungkin kehilangan Diana untuk selamanya.

Ia bangkit dari kursinya dan berjalan ke sudut ruangan. Sebuah amplop kecil tergeletak di sana, berisi surat terakhir Diana sebelum ia menin
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 35

    Tapi senyuman itu tidak bertahan lama. Di halaman terakhir, ada kata-kata kecil yang tertulis dengan tinta hitam. _'Kenapa kau harus menyentuh hatiku, Gerald? Aku hanya ingin melupakanmu.'_ Kalimat itu menghantamnya seperti badai. Ia sadar bahwa luka Diana jauh lebih dalam dari yang ia bayangkan. Dengan buku sketsa itu di tangannya, ia tahu ia harus menemukan Diana—tidak hanya untuk memperbaiki segalanya, tapi juga untuk mengungkapkan perasaannya yang selama ini tersembunyi. Ia menutup buku itu dengan perlahan, matanya penuh tekad. “Aku akan menemukanmu, Diana. Tidak peduli berapa jauh kau mencoba pergi.” Tapi ketika ia melangkah pergi dari taman itu, sebuah bayangan muncul di kejauhan. Diana berdiri di sana, di balik pohon besar, dengan mata yang penuh air mata. Tapi sebelum Gerald menyadari keberadaannya, Diana berbalik dan menghilang dalam kegelapan. *** Gerald berdiri di tengah ruang tamu rumah keluarganya yang megah. Udara di sana terasa berat, bukan karena kemewahan

    Last Updated : 2024-12-26
  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 36

    Gerald berdiri di luar pagar rumah minimalis itu, menyadari bahwa ada banyak halangan di antara mereka. Ia melihat dari kejauhan, Diana sedang duduk di taman belakang, memegang buku sketsanya. Wajahnya tampak lelah, tapi tetap memancarkan keindahan yang sama seperti yang selalu ia ingat. Gerald melangkah mendekat, tapi sebelum ia mencapai gerbang, seseorang menghentikannya. Arga Lacon berdiri di sana, dengan tangan menyilang di dadanya. “Kau tidak seharusnya ada di sini,” kata Arga dingin. Gerald menatapnya tanpa gentar. “Aku hanya ingin berbicara dengannya.” “Tidak ada yang perlu dibicarakan,” balas Arga. “Diana sudah cukup terluka. Kau hanya akan membuat segalanya lebih buruk.” “Aku mencintainya,” kata Gerald tegas. “Aku akan melakukan apa saja untuk melindunginya, bahkan jika itu berarti menghadapi keluargamu atau siapa pun yang mencoba menyakitinya.” Arga mengepalkan tangan, tapi ia menahan emosinya. “Aku tahu aku bukan yang terbaik adikku. Arga mendekat, menatapnya taj

    Last Updated : 2024-12-27
  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 37

    Diana membuka mulutnya untuk menjawab, tapi kata-kata itu tidak keluar. Ia terlalu terkejut, terlalu terguncang. "Diana, dengarkan aku!" suara Gerald bergetar. "Aku mencintaimu. Kau harus tahu itu. Aku tidak akan membiarkan siapa pun membawamu pergi, tidak lagi." Air mata mulai mengalir di pipi Diana. Ia menatap Gerald dengan campuran emosi yang sulit dijelaskan. Tapi sebelum ia sempat berkata apa-apa, pria kedua yang tadi mundur tiba-tiba menarik Diana ke dalam kapal. "Maaf, Tuan Gerald, tapi ini perintah!" katanya sebelum kapal mulai melaju. "Diana!" Gerald mencoba mengejarnya, tapi sudah terlambat. Kapal itu melaju ke tengah lautan, meninggalkan Gerald berdiri di dermaga dengan tubuh basah kuyup dan hati yang hancur. *** Dua hari kemudian, Gerald menempatkan dirinya berdiri di depan sebuah mansion tua di Lombok. Bangunan itu megah, tapi tampak sunyi dan sedikit berdebu. Ia tahu Arga telah membawa Diana ke tempat ini. Arga ingin mengujinya—menguji sejauh mana ia rela berjua

    Last Updated : 2024-12-27
  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 38

    Pagi harinya, Diana berjalan-jalan sendirian di taman. Udara pagi yang segar memberikan sedikit ketenangan, meski pikirannya masih dipenuhi kebingungan. Ia berhenti di dekat danau kecil, memandangi air yang tenang. “Pagi yang indah, bukan?” suara Gerald terdengar dari belakangnya. Diana menoleh, menemukan Gerald berdiri beberapa langkah darinya. Pria itu tampak lelah, tapi matanya memancarkan tekad yang kuat. “Kau masih di sini,” gumam Diana, suaranya datar. “Aku bilang aku akan menunggumu,” jawab Gerald pelan. Ia melangkah mendekat, tapi menjaga jarak yang cukup agar Diana tidak merasa terancam. “Aku tidak akan pergi sampai kau percaya padaku, Diana.” Diana menghela napas. "Gerald aku butuh waktu. Dan aku butuh ruang. Kau tidak bisa memaksa ini.” “Aku tahu,” balas Gerald dengan nada lembut. “Tapi aku hanya ingin kau tahu bahwa aku tidak akan pernah menyerah.” Diana mengangguk pelan, lalu berbalik pergi. Namun, sebelum ia terlalu jauh, ia berhenti dan berkata, “Aku hanya

    Last Updated : 2024-12-28
  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 39

    Keesokan harinya, Gerald mencari Diana di taman. Gadis itu duduk di bangku yang sama seperti sebelumnya, memandangi bunga-bunga yang mulai bermekaran. Wajahnya terlihat tenang, tapi Gerald tahu ada badai di dalam dirinya. "Diana," panggil Gerald lembut. Diana menoleh, sedikit terkejut melihat Gerald di sana. "Ada apa?" Gerald duduk di sampingnya, menjaga jarak agar Diana tidak merasa terpojok. Ia mengeluarkan surat Irfan dari sakunya dan meletakkannya di atas meja kecil di depan mereka. "Aku menemukan ini," katanya pelan. Diana menatap surat itu dengan mata membesar. Tangannya gemetar saat meraih amplop yang begitu familiar itu. "Kenapa kau membacanya?" "Karena aku ingin mengerti," jawab Gerald jujur. "Aku ingin tahu apa yang membuatmu menutup hatimu seperti ini." Diana menggigit bibirnya, mencoba menahan air mata yang mulai menggenang. "Itu bukan urusanmu." "Tapi aku ingin itu menjadi urusanku, Diana," kata Gerald, suaranya penuh dengan ketulusan. "Aku ingin menjadi se

    Last Updated : 2024-12-28
  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 40

    Natasya mendekat, menyentuh lengan Gerald dengan lembut, tapi pria itu segera menarik diri. “Kau berubah, Gerald. Kau tidak seperti dulu.” “Karena aku sudah tidak mau terjebak dalam permainanmu, atau permainan keluarga kita,” balasnya. Wajah Natasya berubah serius. “Kau tahu, Kakek tidak akan membiarkanmu begitu saja. Dia memberimu satu kesempatan terakhir untuk membuatmu sadar. Kembalilah ke jalan yang benar, Gerald. Lupakan Diana.” “Kalau aku menolak?” Gerald menatapnya dengan mata tajam. Natasya tersenyum miring. “Kalau kau menolak, jangan salahkan aku kalau aku harus memainkan caraku sendiri.” “Coba saja,” balas Gerald penuh tantangan. “Aku tidak takut padamu atau siapa pun.” --- Sementara itu, Diana duduk di taman mansion-nya, mencoba menenangkan pikirannya yang kacau. Surat Irfan masih terngiang-ngiang di benaknya, membuat hatinya terus berdebar tak menentu. Ia ingin percaya pada Gerald, tetapi bayangan masa lalu terlalu kuat untuk diabaikan. Sahabatnya, Livia, du

    Last Updated : 2024-12-29
  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 41

    Abizar yang simpati kepada Gerald itu menepuk bahunya. “Hati-hati, Gerald. Ludwig tidak akan diam saja kalau kau terus melawan.” “Aku tidak peduli,” jawabnya tegas. “Aku akan melakukan apa pun untuk Diana.” Malam semakin larut, tetapi Gerald tidak bisa tidur. Ia terus memikirkan bagaimana cara menjelaskan semuanya pada Diana. Ia tahu, kepercayaannya telah dirusak, akan membutuhkan waktu—waktu yang mungkin tidak ia miliki. Sementara itu, di sebuah kamar hotel mewah, Natasya duduk sambil tersenyum puas. Ia memegang ponselnya, membaca pesan yang ia kirimkan dengan nama Gerald. Di pikirannya, Diana pasti akan menyerah sekarang, dan Gerald akan kembali padanya. Namun, senyum itu menghilang ketika ponselnya berbunyi. Sebuah pesan masuk dari nomor tidak dikenal. Pesan itu hanya berisi satu kalimat. 'Kau akan menyesal melakukan ini, Natasya.' *** Langit pagi terlihat pucat, menggambarkan suasana hati Gerald yang kacau. Ia duduk sendirian di ruang tamu mansion-nya, membiarkan kehe

    Last Updated : 2024-12-29
  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 42

    Diana menyerahkan ponselnya tanpa berkata apa-apa. Livia membaca pesan itu, lalu menghela napas panjang. “Diana, ini mungkin jebakan. Kau tahu orang ini tidak akan berhenti sampai dia memisahkan kalian.” “Tapi bagaimana kalau ini benar? Bagaimana kalau aku hanya menjadi permainan lain untuk Gerald?” “Kau tidak bisa mengambil kesimpulan hanya dari foto,” balas Livia. “Kau harus dengar penjelasannya.” “Penjelasan apa?” Diana menggelengkan kepala. “Semua ini sudah cukup jelas.” *** Malam itu, Diana kembali ke mansion. Ia merasa ada sesuatu yang tidak beres. Seluruh situasi terasa salah. Saat ia masuk ke ruang kerjanya, ponselnya berbunyi. Sebuah pesan dari Abizar muncul di layar: 'Natasya terlibat lebih dalam dari yang kita duga. Aku menemukan bukti tambahan.' Namun sebelum ia sempat membaca lebih jauh, ponselnya kembali bergetar. Kali ini, Diana menelepon. Gerald langsung menjawab, meskipun dadanya berdebar kencang. 'Diana?' 'Kita perlu bicara.' 'Diana, aku bisa jela

    Last Updated : 2024-12-30

Latest chapter

  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Ban 151

    Alan memerintahkan baby sister datang ke hotel untuk menjaga Anya. Sedangkan dia ingin bermesraan bersama Valeria. "Aku bukannya senang merayakan wasiatmu, tapi aku speechless kenapa Ayah Satia tidak jujur dan malah berhutang banyak denganku. Apa dia hanya pura-pura saja? Pantas saja dia meninggalkan perusahaan, pergi ke Rusia bersama wanita mudanya, hanya untuk mengujiku," ucap Alan yang kini sedang menciumi tubuh Vale dengan mesra. Valeria tertawa kecil. "Jadi, semua ini adalah ujian? Ujian yang sangat mahal!" Alan mencium leher Valeria. "Ya, ujian untuk melihat apakah kita cukup kuat untuk menghadapi semua ini bersama-sama. Dan sejauh ini, ki

  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 150

    "Terima kasih sudah menjadi suamiku kembali. Meskipun kau membuatku sedikit khawatir tadi malam." Alan tertawa kecil. "Maaf, sayang. Aku terlalu bersemangat." Valeria mencubit lengan Alan pelan. "Lain kali, jangan terlalu bersemangat. Tapi... aku senang." Alan memeluk Valeria. "Baiklah, sayang. Aku berjanji akan lebih lembut... kecuali jika kau menginginkan sebaliknya. Malam yang luar biasa. Aku senang kita bisa menghabiskan waktu bersama seperti ini. "Aku juga. Rasanya seperti kita kembali muda lagi." "Kita akan selalu muda di hati, sayang. Selamanya."

  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 149

    Reinhard dan Elsa, dua anak Alan Chester Clark yang gendut dan lucu, berlarian di sekitar taman pesta pernikahan Abizar, membuat para tamu undangan tertawa. Mereka berguling-guling di atas rumput, mengejar kupu-kupu, dan saling kejar-kejaran. 'Lihatlah mereka! Seperti dua anak kelinci yang berlarian!" ucap para tamu. "Mereka sangat menggemaskan! Aku jadi ingin punya anak juga." Di sisi lain taman, Valeria, dan Violet, duduk di sebuah bangku tamu undangan, menikmati suasana pesta sambil mengobrol. Anya duduk di pangkuan Valeria, tersenyum terus tanpa henti. "Anya, kamu kenapa senyum terus? Ada yang lucu ya?" Violet tertawa. "Dia memang selalu ceria. Lihat giginya, baru tumbuh beberapa

  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 148

    "Jadi, anakku sudah mulai mengikuti jejak ayahnya, ya?" ucap Alan sambil tertawa. Valeria mendelik. "Jangan tertawa! Ini serius! Aku khawatir dia akan terlalu banyak pacar nanti." Alan masih tertawa. "Tenanglah. Aku yakin dia akan baik-baik saja. Setidaknya dia punya bakat alami. Mungkin suatu hari nanti dia akan menulis buku tentang pengalaman pacarannya, judulnya." "Petualangan Cinta Seorang Playboy Cilik". Valeria memukul pelan lengan Alan. "Jangan mengada-ada! Ini serius!" Alan tertawa. "Baiklah, baiklah. Aku berjanji akan membicarakan ini dengan Reinhard. Tapi jangan berharap aku akan melarangnya pacaran. Aku sendiri kan juga pernah mengalami masa-masa itu. Tapi aku akan memastikan dia tahu batasannya. Aku tidak ingin dia terluka."

  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 147

    Sore hari menjelang, mentari mulai terbenam, menorehkan warna jingga dan ungu di langit. Alan dan Valeria masih berbaring di ranjang, saling berpelukan. Suasana kamar masih dipenuhi aroma intim dan sisa-sisa gairah. Valeria tersenyum. "Aku merasa sangat senang. Seperti kembali ke masa pacaran kita dulu." "Aku juga. Rasanya seperti waktu berhenti, hanya ada kita berdua." "Anak-anak akan kembali dalam seminggu. Kita harus memanfaatkan waktu ini sebaik mungkin." "Tentu. Bagaimana kalau kita memasak makan malam bersama? Sesuatu yang romantis, hanya untuk kita berdua." "Ide bagus! Bagaimana kalau kita membuat pasta? Dengan saus truffle dan anggur merah?" Alan tersenyum. "Kau selalu tahu

  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 146

    Jan 23.00 malam baru pulang dari kantor. Ia masuk ke kamar , melihat Valeria, matanya melebar. Ia berjalan mendekat dengan langkah pasti. Kamar gelap hanya diterangi cahaya remang dari lampu tidur di meja samping ranjang. Alan berbisik, sedikit serak. "Wow..." menatap Valeria yang tertidur pulas dengan lingerie sutra berwarna merah marun. "Pekerjaan yang melelahkan di kantor, langsung sirna begitu melihatmu..." Alan mendekati Valeria dan menyentuh pipinya dengan lembut, jari-jarinya merasakan kelembutan kulit Valeria. "Lingerie itu... sangat menggoda." Ia menarik napas dalam-dalam, aroma parfum Valeria memenuhi indranya. "Kau selalu tahu bagaimana membuatku tenang dan... tergoda sekaligus." Ia menunduk, mencium lembut leher Valeria. "Kau luar biasa, Valeria." Alan kemudian berbaring di samping Valeria, memeluknya dengan erat. Ia merasakan detak jantung Valeria yang t

  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 145

    "Kau menginap di sini atau pulang, Boy?" "Aku langsung pulang saja, Kak. Kan ada jet pribadi Kakak." Boy tersenyum. Alan tersenyum. "Ya sudah. Aku ke ruang kerja dulu." Alan menyerahkan Anya ke Valeria. "Anya, sayang, ikut Mommy ya." Valeria menerima Anya. "Tentu, Sayang." "Reinhard dan Elsa ke mana, Kak?" "Mereka tadi, setelah berenang, katanya mau bermain di taman bersama teman-temannya. Sepertinya mereka sudah pulang juga. melihat ke arah pintu. "Ah, lihat! Mereka sudah pulang." Reinhard dan Elsa masuk, membawa beberapa mainan kecil. "Mom! Papa!" teriak Reinhard. "Paman Boy!" seru Els

  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 144

    Valeria segera mempersiapkan diri untuk menyusui Anya. Alan meletakkan Anya di pangkuan Valeria, dan Anya langsung menempelkan mulutnya ke dada Valeria, menghisap dengan lahapnya. Valeria menatap Anya yang sedang menyusu. "Nah, sudah tenang sekarang, ya, Sayang. Minum yang banyak biar kuat." Alan duduk di samping Valeria. "Dia memang cepat sekali laparnya." "Iya juga ya. Besok aku harus lebih sering memberinya ASI. Jangan sampai dia kelaparan lagi." Valeria menatap Anya dengan penuh kasih sayang. "Mommy sayang Anya." Alan memeluk Valeria dari belakang. "Aku juga sayang kalian semua. Keluarga kecilku yang sempurna." Anya selesai menyusu dan tertidur pulas di pangkuan Valeria. Suasana menjadi tenang dan damai. Valeria berbisik kepada Alan. "Dia sudah tidur. Tidurnya sangat nyenyak." "Kita juga perlu istirahat sebentar, Sayang. Hari ini cukup melelahkan." Valeria dan

  • MENGGODA MANTAN ISTRI   Bab 143

    Alan dan Valeria tetap berpelukan, tenang dan damai. Keheningan di antara mereka dipenuhi dengan cinta yang dalam dan pengertian yang mendalam. Alan berbisik pelan. "Ingatkah kau... saat kita pertama kali bertemu?" Valeria tersenyum lembut muncul di wajahnya. "Tentu saja. Di kafe kecil itu, dengan hujan yang turun deras di luar." Kenangan itu muncul kembali di benak mereka, membawa mereka kembali ke masa-masa awal hubungan mereka. Mereka mengingat perasaan gugup, debaran jantung, dan percikan cinta pertama yang mekar di antara mereka. "Saat itu... aku tahu. Aku tahu kau adalah orang yang tepat untukku." "Aku juga, Sayang. Aku merasakannya sejak pandangan pertama." Mereka saling bertukar tatapan, tatapan yang penuh cinta, kepercayaan, dan pen

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status