Chapter: Jangan tinggalkan aku"Baik Tuan, kalau begitu Saya akan menyiapkan mobil dan menunggu Anda di lobi setelah Anda sudah siap.""Hem ... pergilah." Dengan gerakan tangan dari Tuannya Tian pergi meninggalkan Juan yang membelakanginya sambil menikmati pemandangan kota Jogjakarta yang begitu terkenal dengan kuliner tradisional dan keramah tamahan warganya.'Sudah setahun Kau pergi kemana Dokter Marsya. Begitu sulit menemukanmu. Apa Kau baik-baik saja diluar sana. Semua negara sudah Aku cari tak ada satupun tanda-tanda kehadiranmu,' monolognya dengan perasaan yang begitu hampa.***Juan pergi bersama asistennya Tian dengan pakaian santai. Menikmati perjalanan di kota Jogja untuk menghilangi rasa penat belakangan ini."Kau menikmati perjalanan ini Tian.""Sangat Tuan, bagaimana dengan Anda.""Hem ... sedikit menikmati tapi kenapa malam ini agak berbeda. Lihatlah dilangit banyak bintang-bintang bersinar dan berkilau.""Banyak masyarakat awam
Last Updated: 2025-01-20
Chapter: Bersamanya Juan memeluk erat Marsya Dia mencium lama rambut Marsya yang wangi bunga rose."Tidak, Kau sudah mengacaukan hidupku berjanjilah tak akan pergi lagi, Marsya."Deg! Detak jantung Marsya begitu cepat ketika Juan tiba-tiba mengungkapakan perasaannya."Kau ... Kau sudah memiliki kekasih Juan, jangan seperti ini. Jangan buat kekasihmu bersedih, Aku bukan perebut kekasih orang."Dekapan Juan menegang matanya terbuka mendengar ucapan Marsya. Ya dia memang mempunyai kekasih tapi wanita inilah yang belakangan ini menjadi pemilik hati sebenarnya. Wanita ini sudah membuat dia membohongi kekasihnya.Juan melepas pelukannya tangannya menangkup wajah cantik Marsya dengan sorot mata lembut. "Kau yang ku inginkan tunggulah sebentar lagi Kita akan bersama.""Apa Kau tidak mengerti, Aku nggak cinta sama Kamu Juan. Kita hanya sepasang manusia yang baru bertemu belum lama yang tak sengaja bertemu dalam hubunganku bersama Bima temanmu. Kau tahu betul
Last Updated: 2025-01-20
Chapter: Tanggung jawab untuknyaDeg! Detak jantung Marsya begitu cepat ketika Juan tiba-tiba mengungkapakan perasaannya."Kau ... Kau sudah memiliki kekasih Juan, jangan seperti ini. Jangan buat kekasihmu bersedih, Aku bukan perebut kekasih orang."Dekapan Juan menegang matanya terbuka mendengar ucapan Marsya. Ya dia memang mempunyai kekasih tapi wanita inilah yang belakangan ini menjadi pemilik hati sebenarnya. Wanita ini sudah membuat dia membohongi kekasihnya.Juan melepas pelukannya tangannya menangkup wajah cantik Marsya dengan sorot mata lembut. "Kau yang ku inginkan tunggulah sebentar lagi Kita akan bersama.""Apa Kau tidak mengerti, Aku nggak cinta sama Kamu Juan. Kita hanya sepasang manusia yang baru bertemu belum lama yang tak sengaja bertemu dalam hubunganku bersama Bima temanmu. Kau tahu betul siapa yang selalu mengisi hatiku sampai saat ini. Tolong ijinkan Aku pergi Dokter Juan.''Juan memandang sinis Marsya tatapannya berubah dingin membuat Marsya sedikit
Last Updated: 2025-01-19
Chapter: Mengingat masa lalu"Baik Tuan, kalau begitu Saya akan menyiapkan mobil dan menunggu Juan pergi bersama asistennya Tian dengan pakaian santai. Menikmati perjalanan di kota Jogja untuk menghilangi rasa penat belakangan ini."Kau menikmati perjalanan ini Tian.""Sangat Tuan, bagaimana dengan Anda.""Hem ... sedikit menikmati tapi kenapa malam ini agak berbeda. Lihatlah dilangit banyak bintang-bintang bersinar dan berkilau.""Banyak masyarakat awam bilang pandanglah langit yang gelap seandainya ada bintang jatuh maka mintalah sesuatu kepada bintang itu agar menyampaikan kepada Tuhan supaya doa Kita terkabul Tuan.""Itu mitos Tian buktinya setiap malam Aku selalu memandang langit bertabur bintang tapi tak ada satu pun permintaanku didengarnya.""Anda ingin bertemu dengan seseorang pandanglah langit disana pasti akan ada bintang jatuh malam ini. Saya yakin doa Anda didengar Tuhan malam ini."Juan hanya tersenyum mendengar saran asisten
Last Updated: 2025-01-19
Chapter: JuanMarsya"Besok Kau ikut Aku ke markas Abizar. Apa tujuannya sampai harus bersitegang dengan Kita, pergilah!" "Baik Tuan Dominic." Ahmad membungkukkan punggungnya melangkah mundur dan keluar dari ruangan ketua mafia Clan. Seperginya Ahmad, Dominic mengetuk-ngetuk meja dengan pisau lipatnya. "Sudah ku duga wanita itu bukan keturunan orang sembarangan. Aku pernah melihat mendiang Ibunya menghajar pencuri yang mengganggu Julia sampai tumbang. Juan Kau benar-benar bodoh meninggalkan wanita istimewa itu," gumamnya. Disisi lain didalam club malam diruangan VIP ada dua sosok pria tampan sedang menikmati minumannya. " Loe nggak pulang sejak tadi ponsel loe bergetar. Gue lihat nama tunangan loe." "Berisik! Diamlah Tom ... Loe saja yang pulang anak istri nanti cari Loe," balas Juan. "Istri sama anak gue sedang berada di Jepang Kakeknya kangen cucunya. Kami barusan selesai video call. Gue sudah ijin temani Lo
Last Updated: 2025-01-18
Chapter: JuanMarsyaSuatu malam, Juan masuk ke kamar Marsya yang mau tidur di kamarnya tanpa seizinnya. "Kenapa kamu di sini, Juan?" tanya Marsya, yang telah memasuki delapan bulan kehamilannya. "Kenapa? Ini kamar kamukan dan aku ingin berada dekat anakku," ucap Juan sambil menatap perut Marsya yang telihat sudah membesar. Marsya menatap Juan dengan heran. "Ck, jangan aneh-aneh. Aku memberikanmu kesempatan, tapi tidak sebebas ini. Keluarlah, aku mau istirahat," ujar Marsya, mencoba mengusir Juan dari kamarnya. "Besok lusa kita akan menikah, aku sudah menyiapkan semuanya," kata Juan dengan suara mantap. Marsya terdiam sejenak, tidak percaya dengan apa yang didengarnya. "Apa katamu, menikah?" tanyanya dengan wajah terkejut. "Ya, kita akan menikah," jawab Juan dengan tegas. "Aku tidak mau, kau jangan memaksaku, Juan!" "Aku tidak perlu persetujuanmu, yang jelas besok lusa kita akan menikah atau... ," ucap Juan menggangtung sam
Last Updated: 2025-01-18
Chapter: Bab 32"Kenapa menatapku seperti itu?""Memangnya ada larangan seorang suami memandang istrinya.""Nggak juga sih, cuma aneh saja kalau yang lihat orang seperti Kamu.""Aku? Tunjuk Juan kepada dirinya. Memangnya Aku kenapa?""Kau itu predator maniak," tukas Marsya yang melototi Juan menghadap meja rias."Ha ha ha." Juan berjalan melangkahkan kakinya memeluk Marsya dari belakang hidungnya menciumi tengkuk leher Marsya. "Hem ... Kau sangat wangi Marsya tidak berubah harumnya.""Hey, menyingkirlah! Aku sudah lapar mau makan.""Ok, Kita makan ... ayo!" ajak Juan mengulurkan tangannya meminta Marsya menyambut tangannya."Apa harus, Kita hanya mau makan di pantry kenapa harus berpegangan tangan. Aku bukan anak SD Dokter Juan.""Ya sudah Kita di dalam kamar saja kalau begitu.""Aaaa! Menyebalkan," teriak Marsya menghentakkan kakinya kesal. Dan pada akhirnya Marsya menggenggam tangan Juan yang disambut dengan geng
Last Updated: 2025-01-20
Chapter: Bab 31Tokyo, Jepang di aula Ebisawa ... "Semua ini terasa mimpi kisah asmara Kita seperti mengambil jodoh orang lain, benarkan?" "Semua ini berkat saranmu juga, Dude." "Hmm ... Aku hanya kebetulan saja membantumu." "Bagaimana bisa Kau cepat menemukan keberadaannya." "Istrimu itu menjual asetnya kepada Walker. Sedangkan Walker itu teman sepupunya Marsya. Aku mengetahui kabar itu dari Rose. Rose dan Valeria datang berkunjung ke apartment Marsya untuk disewakan. Mereka menemukan kwitansi pembelian dan alamat ruko di Jogja. Rupanya istrimu itu lupa membawanya." "Terima kasih maaf sudah merepotkanmu." "Kau susah payah mendapatkannya jadi jangan lama-lama meninggalkannya . Aku serius lho!" "Aku juga, Kau pikir Aku main-main masih 40% rencana yang Kita mainkan. Sekarang belum bisa Aku dapatkan sampai semua hak Marsya kembali baru Aku menemuinya. Terserah kalau pada akhirnya Dia
Last Updated: 2025-01-20
Chapter: Bab 30Langit sore mulai memerah, seolah ikut menjadi saksi pergolakan hati Elsa. Ia masih memandangi dokumen dan rekaman di hadapannya. Setiap gambar, setiap pesan, semuanya seperti menusuk hati yang sudah terlanjur rapuh. Tangannya gemetar, namun ia tak sanggup mengalihkan pandangan. Abizar berdiri tak jauh darinya. Pria itu tak mengatakan apapun, hanya membiarkan Elsa mencerna bukti-bukti yang ia bawa. Wajahnya keras, namun ada rasa cemas yang tak bisa disembunyikan. "Aku tak tahu harus berkata apa," suara Elsa akhirnya pecah, hampir seperti bisikan. Air mata yang sejak tadi ia tahan kini mengalir perlahan. "Semua ini... terlalu banyak." Abizar melangkah mendekat, meski ragu-ragu. Ia tahu ini bukan saatnya memaksakan apa pun, tetapi hatinya tak sanggup melihat Elsa seperti ini. "Aku tahu aku tak layak meminta maaf lagi," ucap Abizar pelan, matanya menatap Elsa lekat-lekat. "Tapi kau harus tahu, aku tak pernah ingin menyakitimu.
Last Updated: 2025-01-19
Chapter: Bab 29Langit sore mulai memerah, seolah ikut menjadi saksi pergolakan hati Elsa. Ia masih memandangi dokumen dan rekaman di hadapannya. Setiap gambar, setiap pesan, semuanya seperti menusuk hati yang sudah terlanjur rapuh. Tangannya gemetar, namun ia tak sanggup mengalihkan pandangan. Abizar berdiri tak jauh darinya. Pria itu tak mengatakan apapun, hanya membiarkan Elsa mencerna bukti-bukti yang ia bawa. Wajahnya keras, namun ada rasa cemas yang tak bisa disembunyikan. "Aku tak tahu harus berkata apa," suara Elsa akhirnya pecah, hampir seperti bisikan. Air mata yang sejak tadi ia tahan kini mengalir perlahan. "Semua ini... terlalu banyak." Abizar melangkah mendekat, meski ragu-ragu. Ia tahu ini bukan saatnya memaksakan apa pun, tetapi hatinya tak sanggup melihat Elsa seperti ini. "Aku tahu aku tak layak meminta maaf lagi," ucap Abizar pelan, matanya menatap Elsa lekat-lekat. "Tapi kau harus tahu, aku tak pernah ingin menyakitimu.
Last Updated: 2025-01-19
Chapter: Bab 28Dengan satu tarikan napas panjang, Abizar melepaskan cincin itu dari jarinya, membiarkannya jatuh dengan lembut ke lantai. Semua mata mengikuti gerakan cincin itu, yang kini tergeletak di antara mereka seperti simbol dari keputusan besar yang telah diambil. Tanpa melihat ke belakang, Abizar melangkah pergi, meninggalkan altar yang megah itu, meninggalkan semua rencana yang telah disusun, dan meninggalkan Natasya yang kini terdiam dengan tatapan hampa. Suara bisikan dan desahan kekecewaan memenuhi ruangan, namun Abizar tak lagi peduli. Langkahnya mantap, semakin cepat seolah ingin segera melarikan diri dari beban yang selama ini ia pikul. Sementara itu, di tengah aula yang hening, Natasya berdiri kaku, menatap pintu tempat Abizar menghilang, hatinya diliputi kemarahan dan kehampaan. Tanpa berkata apa-apa, air matanya mulai mengalir, merasakan perihnya ditinggalkan di saat ia merasa sudah berada di ambang kebahagiaan. Dan
Last Updated: 2025-01-18
Chapter: Bab 27Di dalam ruangan megah itu, Abizar berdiri di depan cermin besar, mengenakan setelan jas hitam yang terjahit sempurna membalut tubuhnya. Sorot matanya yang biasanya penuh keyakinan, kini terlihat gamang. Bayangan dirinya di cermin, meskipun tampak gagah, tak mampu menyembunyikan kebingungan di wajahnya. Beberapa jam lagi, ia akan melangkah menuju altar untuk menikahi Natasya, wanita yang secara sosial dianggap cocok menjadi pendamping hidupnya. Pernikahan yang sudah dirancang dengan begitu sempurna oleh kedua keluarga, pernikahan yang diharapkan akan memperkuat kedudukan dan kehormatan kedua belah pihak. Namun, mengapa hati Abizar justru terasa semakin berat? Di tengah kesunyian itu, tiba-tiba bayangan Elsa melintas di pikirannya. Gadis itu, dengan senyum cerah dan sorot mata yang selalu penuh kehangatan, memenuhi relung hati Abizar tanpa izin. Setiap kenangan kecil bersamanya terasa begitu hidup cara Elsa tertawa, caranya bicara dengan ceria, dan caranya memanda
Last Updated: 2025-01-18