Elsa hanya mengangguk, tangannya menggenggam erat ujung gaun putih yang ia kenakan. Sesuatu dalam hatinya berkata bahwa Abizar tulus. Tetapi ketakutan tetap membayang. Masa depan mereka, tantangan yang menanti, semuanya terasa begitu besar.Pintu ruang tamu terbuka dengan keras, dan masuklah Darwin, diikuti oleh Maya. Wajah Darwin terlihat gelap, lebih serius dari biasanya. Maya, yang selalu menjadi penengah, kali ini tampak hanya mengamati, duduk di salah satu kursi tanpa mengatakan apa-apa. Elsa merasakan perbedaan pada dirinya—sebuah ketegangan yang baru, yang tak pernah ada sebelumnya.Darwin menatap Abizar dengan tatapan yang sangat tajam. “Abizar, aku sudah memberi kamu kesempatan. Tapi sekarang, aku ingin mendengarnya langsung darimu. Apa yang sebenarnya terjadi antara kau dan adikku?” Suara Darwin rendah namun penuh ancaman, dan Elsa merasakan getaran di dalam dadanya. Ini bukan pertemuan biasa.Abizar menghela napas, matanya berseri-seri, namun je
Last Updated : 2025-01-04 Read more