Home / Romansa / MENGGODA MANTAN ISTRI / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of MENGGODA MANTAN ISTRI: Chapter 21 - Chapter 30

151 Chapters

Bab 21

{'Jangan coba-coba kabur kalau tidak, kau akan menyesal.'} Charlotte menarik nafas kasar dia merasa pusing dan takut kepada Tomi. Asisten Alan yang dingin dan kasar sejak dulu waktu dia masih menyandang sebagai kekasihnya Alan. "Bagamana ini aku ingin pergi dari sini ." Gumamnya sambil menatap setiap sudut kamera cctv yang berada di ruangan itu. Sedangkan diluar sana Tomi akan bersiap pulang karena pekerjaannya sudah selesai. Dia meminta Weni untuk menyiapkan jadwal meeting di Vale Group untuk menggantikan Alan sementara karena bosnya itu akan menenangkan istrinya dulu. Setengah jam kemudian dia sampai di apartemennya. Tomi berjalan perlahan-lahan ke arah Charlotte, membawa kotak obat di tangannya. Dia bisa melihat bahwa Charlotte sangat ketakutan, matanya sembab dan bengkak dan wajahnya pucat. "Kamu masih hidup," Tomi berkata dengan suara yang dingin. Charlotte tidak menjawab, tapi dia terus memandang Tomi dengan mata yang takut. Tomi tidak peduli dengan sikap Charlotte, dia ha
last updateLast Updated : 2024-12-19
Read more

Bab 22

Tomi mencengkram pipi Charlotte dengan kasar, membuatnya merasa sakit. "Kamu harus makan!" Tomi berteriak, sambil memaksakan makanan itu masuk ke mulut Charlotte. Charlotte berusaha menolak, tapi Tomi terlalu kuat. Makanan itu dipaksa masuk ke mulutnya, membuatnya tersedak. Charlotte berusaha mengeluarkan makanan itu, tapi Tomi tidak membiarkannya. "Aku tidak akan membiarkan kamu mati kelaparan sebelum puas membuatmu menderita!" Tomi berteriak, sambil terus memaksakan makanan itu ke mulut Charlotte. Charlotte merasa sakit dan takut, dia tidak tahu apa yang harus dilakukan untuk menghentikan Tomi. Dia hanya bisa berusaha mengeluarkan makanan itu dari mulutnya, sambil berharap bahwa Tomi akan segera berhenti. Charlotte menangis, airmatanya sudah tidak terbendung lagi. Dia merasa seperti binatang yang diperlakukan dengan kasar dan tidak manusiawi. Tomi yang melihat air mata Charlotte langsung menghempaskan wajah wanita itu dengan kasar. "Berhenti menangis!" Tomi berteriak, sambi
last updateLast Updated : 2024-12-19
Read more

Bab 23

"Pardon me, I'm sorry," ucap wanita itu sambil tersenyum ramah. Vale terkejut melihat wanita yang elegan dan cantik di hadapannya. Namun, yang lebih membuatnya tercengang adalah ketika dia melihat Abizar, yang sudah lama tidak bertemu dengannya, berdiri di belakang wanita itu. "Abizar, sedang apa kau di sini?" tanya Vale heran. "Aku sedang mengawal Nona Celine," jawab Abizar dengan datar. Alan, yang sudah selesai berbicara dengan Tomi di luar butik, melihat interaksi mereka dari kejauhan. Dia pun dengan cepat menghampiri istrinya. "Ada apa, sayang?" tanya Alan. "Ah tidak, tadi kami bertabrakan dan tak sengaja bertemu dengan Abizar di sini," jawab Vale sembari tersenyum. "Ya tadi aku tak sengaja menabrak istri anda." Ucap Celine kepada Alan yang hanya di angguki Alan. "Rupanya kau sedang sibuk Abizar pantes saja tak ada kabar darimu beberapa bulan," ujar Alan kepada temannya, Abizar. "Kalian saling kenal?" tanya celine. "Ya kami berteman. Dan nona, bisakah aku
last updateLast Updated : 2024-12-20
Read more

Bab 24

Alan memandang Vale lalu tersenyum, mencoba memahami kekhawatiran istrinya. "Aku tidak tahu apa yang terjadi pada Charlote, tapi aku akan mencoba mencari informasi tentangnya," kata Alan dengan tenang. Vale mengangguk, merasa lega bahwa suaminya mau membantu. "Terima kasih, Alan. Aku hanya ingin memastikan bahwa Charlote baik-baik saja tidak terjadi sesuatu yang buruk," kata Vale dengan khawatir. Alan memeluk Vale, mencoba menenangkan istrinya. "Aku akan mencari informasi tentang Charlote, dan aku akan memastikan bahwa kamu tidak perlu khawatir," kata Alan dengan lembut. Sementara itu, di tempat lain, Tomi yang sudah tiba di apartemen masih berusaha menyembunyikan Charlote. Dia tahu bahwa Abizar sudah curiga, dan dia harus berhati-hati agar tidak ketahuan. Tomi berusaha tenang, tapi hatinya masih berdebar kencang karena khawatir akan konsekuensi jika rahasianya ketahuan. Tomi memandang Charlote yang sedang tidur dengan wajah yang tenang. Dia merasa lega karena Charlote masih am
last updateLast Updated : 2024-12-20
Read more

Bab 25

Tomi terdiam dia mengingat sosok adiknya, Elang, yang tewas karena bunuh diri setelah Charlote meninggalkannya demi Alan. Wanita itu telah merusak kebahagiaan keluarganya dan membuat Tomi terjebak dalam kesedihan yang mendalam. Dia merasa marah, sedih, dan kecewa sekaligus melihat wajah charlote yang begitu tak tahu diri datang kembali. Tomi merenung, bagaimana mungkin seorang wanita bisa begitu kejam dan tidak memiliki hati nurani. Dia merenungkan bagaimana Charlote begitu rakus akan uang dan kekayaan yang dimiliki oleh pria. Wanita itu selalu memanfaatkan kekayaan orang lain demi kepentingan pribadinya sendiri, tanpa memikirkan akibat dari perbuatannya. Tomi mulai merasakan keinginan untuk membalaskan dendam padanya. Dia merasa bahwa wanita itu harus mendapatkan hukuman atas semua kejahatannya, termasuk kematian Elang. Tomi mulai merencanakan cara untuk menyelesaikan masalah ini, meskipun dia tahu bahwa itu akan membawa dampak besar bagi dirinya sendiri. Tiba-tiba Charlote m
last updateLast Updated : 2024-12-22
Read more

Bab 26

Di dalam ruangan megah, Gerald berdiri di depan cermin besar, mengenakan setelan jas hitam yang terjahit sempurna membalut tubuhnya. Sorot matanya yang biasanya penuh keyakinan, kini terlihat gamang. Bayangan dirinya di cermin, meskipun tampak gagah, tak mampu menyembunyikan kebingungan di wajahnya. Beberapa jam lagi, ia akan melangkah menuju altar untuk menikahi Diana, wanita yang secara sosial dianggap cocok menjadi pendamping hidupnya. Pernikahan yang sudah dirancang dengan begitu sempurna oleh kedua keluarga, pernikahan yang diharapkan akan memperkuat kedudukan dan kehormatan kedua belah pihak. Namun, mengapa hati Gerald justru terasa semakin berat? Di tengah kesunyian itu, tiba-tiba bayangan Valeria melintas di pikirannya. Gadis itu, dengan senyum cerah dan sorot mata yang selalu penuh kehangatan, memenuhi relung hati Gerald tanpa izin. Setiap kenangan kecil bersamanya terasa begitu hidup cara Valeria tertawa, caranya bicara dengan ceria, dan caranya memandang Gerald dengan
last updateLast Updated : 2024-12-23
Read more

Bab 27

Dengan satu tarikan napas panjang, Gerald melepaskan cincin itu dari jarinya, membiarkannya jatuh dengan lembut ke lantai. Semua mata mengikuti gerakan cincin itu, yang kini tergeletak di antara mereka seperti simbol dari keputusan besar yang telah diambil. Tanpa melihat ke belakang, Gerald melangkah pergi, meninggalkan altar yang megah itu, meninggalkan semua rencana yang telah disusun, dan meninggalkan Diana yang kini terdiam dengan tatapan hampa. Suara bisikan dan desahan kekecewaan memenuhi ruangan, namun Gerald tak lagi peduli. Langkahnya mantap, semakin cepat seolah ingin segera melarikan diri dari beban yang selama ini ia pikul. Sementara itu, di tengah aula yang hening, Diana berdiri kaku, menatap pintu tempat Gerald menghilang, hatinya diliputi kemarahan dan kehampaan. Tanpa berkata apa-apa, air matanya mulai mengalir, merasakan perihnya ditinggalkan di saat ia merasa sudah berada di ambang kebahagiaan. Dan di luar ruangan itu, Gerald merasa untuk pertama kalinya d
last updateLast Updated : 2024-12-23
Read more

Bab 28

Di dalam rumah, Diana berdiri di balik dinding, mendengar setiap kata yang diucapkan Gerald dan Arga.. Hatinya bergemuruh, penuh emosi yang sulit ia kendalikan. Ia ingin keluar, ingin bertanya pada Gerald mengapa ia harus membuat segalanya menjadi lebih rumit. Tapi langkah kakinya tertahan. Ada rasa takut yang begitu besar—takut bahwa ia akan terluka lagi, takut bahwa semua ini hanya permainan lain yang akan membuatnya kehilangan dirinya sendiri. Arga mendekatinya, menatapnya dengan lembut. “Diana, kau harus memutuskan. Jika kau masih memiliki perasaan padanya, kau harus memberinya kesempatan bicara sebagai sahabat. Tapi jika tidak, katakan saja padanya untuk pergi.” Diana menatap Arga, matanya mulai berkaca-kaca. “Aku tidak tahu, Kak. Aku tidak tahu apa yang harus kulakukan.” Arga menghela napas. “Kadang, kau tidak perlu tahu segalanya. Kau hanya perlu mendengarkan hatimu.” --- Malam itu, Gerald kembali ke apartemennya dengan perasaan hampa. Ia membuka pintu, membiar
last updateLast Updated : 2024-12-23
Read more

Bab 29

Sampai di apartemen Gerald duduk di meja makan dengan wajah tegang, entah apa yang tengah dipikirkannya. Tanpa diduga, ia tiba-tiba mengeluarkan ponselnya dan mulai menelepon seorang hacker handal yang dikenalnya. 'Hallo, Josh? Aku butuh bantuanmu. Seseorang telah mengancamku dan aku ingin kau mengidentifikasi siapa pelakunya,' ucap Gerald dengan nada serius. Josh, sang hacker, menerima tantangan itu dengan senang hati. 'Siap, Bos. Aku akan segera menyelidiki secara detail,' jawabnya singkat. Dalam waktu singkat, Josh berhasil menemukan jejak digital sang pelaku. Ternyata ancaman itu berasal dari IP address milik Kris, sahabat Gerald sejak kecil. Gerald terkejut mendengar hasil penyelidikan tersebut. Ia bahkan merasa sulit untuk percaya bahwa Kris yang telah bersamanya selama bertahun-tahun bisa melakukan hal seperti itu. 'Sialan, Kris! Mengapa kau melakukan ini padaku?' gerutu Gerald dalam hati. Gerald kemudian memutuskan untuk menghadap langsung pada Kris. Ia sudah sia
last updateLast Updated : 2024-12-23
Read more

Bab 30

Gerald tahu, sekadar kata-kata tak akan cukup. Diana adalah seseorang yang terluka, seseorang yang telah lama mengubur harapan untuk bersamanya. Gerald sadar, sikapnya yang dingin selama ini telah melukai gadis itu, membuatnya merasa tak diinginkan. Sekarang, semua perasaan itu meledak dalam dirinya, dan ia tak mampu mengabaikannya. Gerald menyandarkan kepalanya di kaca jendela, menatap bayangannya sendiri. “Aku mencintaimu, Diana,” gumamnya lirih, seakan menyatakan janji pada dirinya sendiri. Pagi mulai menyingsing, dan Gerald telah memutuskan. Hari ini, ia akan berbicara dengan Arga. Mungkin ini bukan keputusan yang mudah, tapi ia harus melangkah. Sebagai seseorang yang menganggap Arga seperti kakak sendiri, ia harus menjelaskan semuanya, termasuk keputusannya yang kini membawa risiko. Di kantor, Arga sudah menunggunya dengan ekspresi yang tegas. “Gerald, aku tak menduga kau akan datang pagi ini,” sambut Arga dengan suara dingin, matanya mengamati Arga dengan tajam. Gerald
last updateLast Updated : 2024-12-24
Read more
PREV
123456
...
16
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status