“Sudah berapa tahun kalian menikah, tapi, kenapa sampai sekarang kamu belum juga hamil? Apa gunanya kamu jadi istri?” ucap Farida dengan suara dingin dan ketus. Matanya menyipit, menatap tajam perut Rina seolah menunggu jawaban yang sudah lama diinginkannya. Mendengar ucapan sang mertua membuat wajah Rina mendadak tegang. Meskipun di hadapannya tersedia berbagai makanan lezat, namun tak ada sedikit pun rasa lapar dalam dirinya. Sementara, Arya, suaminya, duduk dengan tenang tanpa peduli ocehan sang mama. Malam ini adalah malam yang selalu dihindari oleh Rina—makan malam di rumah mertua, di bawah tatapan tajam Farida, ibu Arya. "Jawab Rina! Jangan hanya diam dan menundukkan kepala saja!" Kali ini, Farida kembali menekannya Rina menelan ludahnya kasar, merasakan tenggorokannya kering. Di sudut matanya, dia bisa melihat Arya hanya diam, tak berniat sedikit pun untuk membela. “Maaf, Ma, aku dan Mas Arya sudah berusaha, tapi mungkin memang belum diberi,” jawab Rina dengan suara pelan, me
Read more