All Chapters of Diceraikan Karena Madu, Suami Kembali Dengan Malu: Chapter 51 - Chapter 60

128 Chapters

51

Entah dosa apa yang dimiliki Rina sehingga Farida begitu membencinya. Wanita paruh baya itu seolah tak rela melihat Rina bahagia.Dia pun mengirimkan pesan pada Rina. "Wanita mana yang kamu minta donor sel telur untuk menampung benih dari suamimu?"Tak lama, muncul pesan balasan dari Rina. "Nyonya Frida, saya harap, mulai saat ini, Anda jangan pernah lagi mencampuri urusan saya, bukankah keinginan Anda sudah terpenuhi, lalu, untuk apa lagi, Nyonya mengurusi hidup saya?"Farida mengepalkan tangannya. Dia yakin kalau apa yang dia pikirkan itu benar.Ia segera mengambil surat hasil pemeriksaan dokter Rina dari masa lalu yang masih tersimpan di rumahnya. Surat itu menjadi senjata Farida untuk membongkar kebohongan Rina di hadapan suaminya. Ia yakin, dengan bukti ini, ia bisa menunjukkan pada Rina bahwa kebohongan tidak akan pernah bertahan lama."Tunggu saja Rina, setelah ini, suamimu yang ganteng itu akan pergi meninggalkanmu. Lebih baik lelaki tampan dan kaya itu aku berikan pada Serly,
last updateLast Updated : 2024-11-30
Read more

52

Ponsel Farida bergetar saat dia akan masuk ke dalam ruangan dokter kandungan tempat dia memeriksakan Rina kemarin."Siapa sih," gerutunya.Farida pun membuka pesan dari aplikasi berwarna hijau itu.Seketika, matanya membola saat melihat isi pesan itu. Berbagai foto Hana dan juga seorang lelaki yang tengah bercengkerama di sebuah rumah sakit. Yang paling membuat dia kesal adalah saat melihat foto lelaki itu tengah mengelus perut Hana yang tengah membuncit.Tak lama, muncul lagi pesan. "Ibu harus tahu, kalau ternyata, menantu ibu tidak sebaik yang Ibu kira. Foto ini hanya salah satu bukti. Ada lagi, kalau Ibu ingin tahu lebih banyak." Farida menggenggam ponselnya dengan erat. Ia merasa ini adalah bukti bahwa ada sesuatu yang tidak beres dengan Hana, menantunya. Tanpa pikir panjang, ia membalas pesan itu. "Siapa Anda? Kenapa Anda mengirimkan foto-foto itu? Apa yang Anda inginkan?" Tak lama kemudian, balasan datang. "Saya hanya ingin membantu. Kalau Ibu ingin tahu lebih banyak,
last updateLast Updated : 2024-11-30
Read more

53

BruugghhHana membekap mulutnya, terkejut melihat Farida terkapar di lantai. Darah mengalir dari pelipis Farida, dan tubuhnya tak bergerak. "Bibi! Bibi!" Hana berteriak panik, memanggil pembantu rumah tangga. Bibi berlari masuk ke kamar dan tertegun melihat Farida terbaring di lantai. "Ya Tuhan! Apa yang terjadi?" "Ibu... Ibu jatuh terpeleset... Saya tidak tahu pastimya!" Hana berusaha mencari alasan, matanya seolah memancarkan rasa bersalah dan takut. "Kita harus membawanya ke dokter, cepat!" Bibi dibantu oleh Mang Diman membopong Farida ke mobil. Setalah mengambil bayinya, Farida pun langsung melajukan mobilnya ke rumah sakit. Dalam hati, Hana berharap Farida tetap tertidur selamanya Sesampainya di rumah sakit, dokter langsung memeriksa kondisi Farida. Salah satu dokter mendekati Hana dengan wajah serius. "Ibu Farida mengalami pecahnya pembuluh darah akibat benturan di kepala. Kami harus segera melakukan operasi untuk menghentikan perdarahan. Tolong tanda tangani perset
last updateLast Updated : 2024-12-01
Read more

54

"Kenapa dia tidak mengirim pesan lagi? Apa maksud dia kirim pesan kayak gitu?" Arya kembali memandangi layar ponselnya. Pesan dari nomor tak dikenal itu terus menghantui pikirannya. ---Pagi itu, Arya kembali ke rumah setelah semalaman di rumah sakit. Ia melihat Hana sedang menyusui Althaf sambil tersenyum lembut.“Mas, gimana kondisi Mama?” tanya Hana tanpa menoleh, suaranya terdengar datar.“Masih kritis. Dokter bilang semuanya tergantung pada tubuh Mama. Kita cuma bisa berdoa,” jawab Arya, duduk di sofa sambil memijat pelipisnya.Hana menghentikan aktivitasnya sejenak, menatap Arya penuh perhatian. “Mas harus istirahat. Jangan sampai jatuh sakit. Kalau Mas sakit, siapa yang bakal mengurus Mama di rumah sakit?”Arya mengangguk, tapi pikirannya melayang. Ia harus menemukan jawaban. “Oh iya, CCTV rumah kita masih aktif, kan?” tanyanya tiba-tiba.Tubuh Hana pun menegang, tetapi, dia berusaha menyembunyikannya. “Seharusnya sih aktif, Mas. Memangnya kenapa?”“Aku mau cek rekaman CCTV di
last updateLast Updated : 2024-12-01
Read more

55

Arya duduk di ruang kerjanya, menatap layar ponsel dengan ekspresi campuran antara marah dan bingung. "Kenapa ibu masuk ke kamarku dengan ekspresi marah? Terus ibu bawa apa itu?" Gumam Arya saat melihat screenshot dari CCTV yang tiba-tiba muncul di galeri foto ponselnya.Degup jantungnya berdetak kencang. Apalagi ada beberapa screenshoot lain yang seharusnya, bisa menjadi jawaban semua masalahnya. Namun, dia tetap harus bertanya pada sang istri. “Ini nggak masuk akal. CCTV kan mati, lalu, kenapa dia bisa dapatkan foto ini?” gumam Arya sambil meremas ponsel di tangannya. Ia bangkit dari kursinya, berjalan mondar-mandir di ruangan. Rasa marahnya semakin memuncak. Hanya ada satu orang yang mungkin tahu sesuatu, dan orang itu adalah Hana. --- Di ruang tamu, Hana sedang duduk sambil menggoyang-goyangkan Althaf di pangkuannya. Wajahnya tampak lelah, tetapi sorot matanya tak bisa menyembunyikan kegelisahan. Saat Arya muncul di hadapannya, Hana terkejut melihat ekspresi serius di wajah s
last updateLast Updated : 2024-12-02
Read more

56

“Ada apa, Arya? Wajah lo kusut banget,” tanya Rizal sambil menuangkan teh hangat kala ayah muda itu baru saja datang di rumahnya. Arya menghela napas berat. “Masalah di rumah, Zal. Mama masih kritis di rumah sakit, CCTV rusak, dan Hana…” Arya menggantungkan kalimatnya, tak mampu melanjutkan. Rizal menatapnya dengan penuh perhatian. “Hana kenapa? Ada masalah sama dia?” Arya mengangguk perlahan. “Gue curiga ada yang dia sembunyikan, Zal. Dari screenshot cctv yang gue tunjukkan ke elo, Mama masuk ke kamar sebelum dia terjatuh. Bukan gue nuduh, cuma, gue curiga, Mama sama Hana bertengkar sebelum Mama jatuh. Tapi gue nggak punya bukti kuat. Sekarang gue cuma bisa berharap Mama sadar dan kasih tahu apa yang sebenarnya terjadi.” Rizal menghela napas panjang. “Lo jangan terlalu keras sama Hana. Bisa jadi, Mamamu memang terjatuh karena terpeleset. Jangan menuduh sembarangan. Karena banyak kasus mertua menantu yang memang sering berselisih paham. Seandainya Mama kamu sudah sadar, dan mengat
last updateLast Updated : 2024-12-03
Read more

57

"Selamat jalan, Ma. Semoga Mama tenang disana. Arya akan cari sampai dapat siapa yang berusaha mencelakai Mama." Arya tergugu di samping nisan sang Mama. Dia cium batu nisan bertuliskan nama Farida itu. Setelah puas, Arya pun berdiri hendak meninggalkan pemakaman. Saat akan keluar dari gerbang pemakaman, Arya bertemu dengan Rina. "Arya, aku turut berduka atas kematian Mama. Aku sudah mendengar kasus Mama, jika kamu butuh bantuan, Rian bisa membantu," kata Rina sambil mengusap air matanya. Tanpa kata, Arya menarik tubuh Rina ke dalam pelukannya. Lelaki itu menangis tersedu di bahu Rina. "Maafkan Mama, Rin. Mama banyak salah sama kamu dulu." Rina melirik sang suami. Setelah lelaki tampan itu menganggukkan kepalanya, barulah Rina mengusap punggung lelaki itu. "Aku sudah memaafkan Mama, Arya. Mama sudah aku anggap seperti ibuku sendiri." Arya pun melepaskan pelukannya. Sungguh, jauh di dalam lubuk hatinya, Arya sangat menyesal telah mengkhianatinya Rina dulu. Andai waktu bisa dip
last updateLast Updated : 2024-12-05
Read more

58

Arya duduk termenung di ruang kerjanya. Setelah tadi pagi mendapat laporan dari Seno kalau Adi ditemukan tewas gantung diri di dalam selnya, membuat Arya bingung harus kemana lagi mencari petunjuk untuk mencari tahu siapa dalang dibalik kematian ibunya. Ponselnya berdering. Seno menelepon. "Arya, kami baru saja dapat laporan dari tim forensik," suara Seno terdengar serius. "Apa hasilnya, Seno? Ini benar-benar bunuh diri?" tanya Arya penuh harap. Seno menghela napas. "Tidak. Ada bekas suntikan kecil di lengan Adi. Dia disuntik zat mematikan sebelum digantung. Ini pembunuhan." Arya menggertakkan giginya. "Sial! Ini pasti dilakukan oleh orang yang ingin menutupi jejaknya. Pelakunya jelas tidak ingin kita mengetahui lebih jauh." "Kami sedang melacak riwayat orang yang menghubungi Adi. Sebelum meninggal Adi menemui tamu dipenjara, kami tidak tahu itu siapa tapi kami akan menyelidikinya," ujar Seno. Arya menarik napas panjang. "Baiklah, beri tahu aku jika ada perkembangan." --- Ha
last updateLast Updated : 2024-12-06
Read more

59

"Frederick yang membeli saham perusahaanmu itu sebenarnya adalah Bram. Dia menyamar," ungkap Seno. Arya terkejut. "Sial! Bagaimana aku bisa terjebak?" Seno menambahkan, "Kami sudah menginterogasi Bram, tapi dia sangat cerdik. Alasan dia menemui Adi sama sekali tidak ada hubungannya dengan kasus ini. Jadi, kami tidak bisa menahannya. Kami akan mencari bukti lain." --- Beberapa hari kemudian, profesionalitas Arya mulai dipertanyakan. Pasalnya, banyak proyek baru gagal diambil oleh Arya. Disamping itu, banyak karyawan mengeluh karena seringnya Arya tidak hadir dalam rapat rutin kantor. "Pak Arya sangat tidak profesional. Dia sering membatalkan meeting secara mendadak, dengan alasan mengurusi kasus kematian ibunya. Padahal seharusnya, sikap seorang pemimpin tidak begitu." Salah satu direktur memberikan keterangannya terkait rumor yang beredar. "Buktinya, perusahaan ini mengalami kerugian akhir-akhir ini." Kabar itu tersebar luas, memengaruhi reputasi Arya di dunia bisnis. Banyak k
last updateLast Updated : 2024-12-06
Read more

60

"Kamu dimana, Sayang?" Suara berat nan seksi menyapa telinga Hana."Aku di lobby," jawab Hana."Segeralah naik, aku menunggumu!" Lelaki itu memberi perintah seolah dia adalah Bosnya.Hana pun segera masuk ke dalam lift dan memencet angka 11. Saat tiba di lantai 11 Hana menyeret kopernya menuju ke kamar 1102. Baru saja Hana memencet bel, seorang lelaki yang hanya memakai bathrobe menyambut kedatangannya. Lelaki itu merentangkan tangannya dan memeluk Hana dengan erat."Lama sekali kamu datang, Sayang. Aku merindukanmu," bisiknya membuat Hana tersipu malu. Lelaki itu adalah Bram."Maaf jika kamu menunggu lama. Aku harus menidurkan putraku dulu." Hana pun membalas pelukan Bram tak kalah hangat. Lelaki itu pun membawa Hana masuk ke dalam. Mereka duduk di sofa. Lelaki itu menyentuh kedua tangan Hana. "Akhirnya kita berhasil, Sayang," kata Bram dengan senyum penuh kemenangan. Lelaki itu pun mengecup kening Hana penuh cinta dan menariknya ke dalam pelukan. Hana memainkan tangannya di dada
last updateLast Updated : 2024-12-07
Read more
PREV
1
...
45678
...
13
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status