Semua Bab Malam Penuh Gelora Bersama Bosku: Bab 41 - Bab 50

50 Bab

Bab 41

Livy melihat ke arah Preston dengan bingung. Dia menjelaskan dengan suara rendah, "Aku pikir hubungan kalian cukup baik. Kalau nggak, dia nggak akan datang ke Grup Sandiaga untuk mencarimu.""Sudahlah, kali ini memang salahku. Masa magangnya cuma satu bulan. Kalau nggak lolos, dia akan langsung dikeluarkan. Sisanya akan ditangani dengan prosedur biasa," tambah Preston.Livy sangat terkejut. Dia berkedip dan merasa ragu apakah dia salah dengar. Kalau dilakukan sesuai prosedur, dengan kemampuan Zoey, dia pasti akan dikeluarkan setelah sebulan.Apa Preston benar-benar menerima Zoey hanya karena dirinya? Jadi, pria itu bukan tertarik pada Zoey?"Aku ...." Livy terdiam sejenak. Dia menjilat bibirnya sebelum berucap dengan canggung, "Aku berpikir terlalu jauh sebelumnya. Maaf."Preston selalu terlihat tegas dan tidak pernah memberi perlakuan istimewa. Itu sebabnya, Livy pun berpikiran lain."Apalagi, hari ini kamu makan di kantin padahal sebelumnya kamu nggak pernah ke sana. Ini tepat di har
Baca selengkapnya

Bab 42

Livy tiba-tiba merasa pusing. Pandangannya mulai kabur dan tubuhnya ikut goyah. Setelah jatuh lemas ke atas meja, wajahnya yang sudah pucat pun terlihat."Livy!" seru Preston. Tanpa berpikir panjang, dia langsung menggendong Livy. Pada saat itu, Livy sudah lemah, matanya kabur, bahkan tak sanggup merespons. Tatapannya benar-benar kosong.Dengan langkah cepat, Preston membawanya ke pantri. Suara air mengalir terdengar. Tak lama kemudian, aroma manis cokelat memenuhi udara.Preston membawa secangkir cokelat panas ke dekat Livy dan memaksanya untuk meminumnya dengan lembut.Kehangatan dari minuman itu menyebar di perut Livy. Akhirnya, kesadarannya perlahan kembali. Wajahnya pun mulai berangsur-angsur memerah.Livy berucap, "Pak Preston, aku ...."Preston mengernyit. Dia terlihat cemas ketika bertanya, "Sudah lebih baik?"Preston sendiri punya masalah lambung. Dengan pengalamannya, dia bisa tahu bahwa Livy mengalami gejala gula darah rendah.Itulah sebabnya Preston langsung memberinya coke
Baca selengkapnya

Bab 43

Namun, Preston justru merasa jengkel dengan tindakan Livy yang berusaha menghindari kecurigaan.Lift sudah datang, lalu keduanya masuk dan turun ke lantai bawah dalam diam.Bendy sudah menunggu di samping mobil sambil membawa sebuah kantong. Dari logonya, Livy tahu kantong itu dari toko serba ada di sebelah gedung Grup Sandiaga."Pak Preston, ini pesanan Bapak," ucap Bendy sambil menyerahkan kantong itu dengan sopan.Preston tidak mengambil kantong itu, melainkan melirik Bendy. Bendy segera mengerti maksud atasannya dan segera berpaling memberikan kantong itu pada Livy.Preston menatap wajah kebingungan Livy dan berkata, "Bawa ke mobil."Mendengar nada sebal dari ucapan Preston, Livy tidak berani banyak tanya. Dia menerima kantong itu dan menggumamkan terima kasih pada Bendy, lalu segera naik ke mobil.Di dalam mobil yang sempit, aroma makanan dari dalam kantong langsung tercium di udara. Perut Livy langsung berbunyi protes.Preston bertopang dagu dan memandang ke luar jendela tanpa me
Baca selengkapnya

Bab 44

Ciuman itu makin lama makin intens. Livy hampir sesak napas dan merintih pelan tanda menyerah. Mendengar itu, Preston baru melepaskannya.Livy membuka matanya yang berkabut dan pandangannya refleks tertuju pada bibir pria itu. Bibirnya sangat tipis dan terkesan sedikit dingin. Namun, Livy tahu betul betapa panas dan posesifnya bibir itu saat berciuman.Ketika bertemu tatapan dalam Preston, Livy merasakan sensasi panas di tubuhnya. Dia meneguk saliva dan bertanya dengan gugup, "Apa kita boleh naik ke atas dulu?" Dia malu untuk melangkah lebih jauh di dalam mobil.Sorot mata Preston tiba-tiba menggelap. Tatapannya yang lekat seakan-akan sanggup menelan Livy sepenuhnya. Dia bertanya dengan suara serak, "Kamu tahu apa yang kamu katakan?"Tadinya, Preston tidak berencana untuk tidur dengan Livy malam ini. Bagaimanapun, dia tidak bisa terus-menerus menempelinya. Apalagi, wanita itu juga sedang tidak enak badan. Namun ....Jantung Livy berdebar kencang di bawah tatapan Preston. Dia menunduk m
Baca selengkapnya

Bab 45

"Ada yang bilang kalau Pak Preston menyukai adikmu. Bahkan ada juga yang bilang kalau mereka berdua sudah bersama," ucap Ivana.Ivana melanjutkan dengan penuh semangat, "Waktu jam pulang kerja kemarin, seseorang melihat adikmu pergi ke kantor CEO di lantai puncak. Oh iya, bukannya kamu merapikan data di lantai puncak kemarin? Kamu nggak lihat apa-apa?""Nggak, tuh. Zoey nggak bersama Pak Preston, semua itu hanya rumor nggak berdasar," bantah Livy.Ivana membalas sambil mengibaskan tangannya, "Ada yang memotret mereka dan mengunggahnya secara anonim di situs perusahaan. Aku sempat melihatnya, tapi waktu aku mau menyimpannya untuk diperlihatkan padamu, unggahan itu sudah diblokir. Mencurigakan, 'kan?"Livy tentu saja tahu apa yang terjadi kemarin. Hanya saja, dia tidak leluasa menjelaskannya.Livy juga tidak menyangka ada yang memotret Zoey saat gadis itu datang mencari Preston di kantor CEO. Grup Sandiaga ini sangat berbahaya. Ada mata-mata di mana-mana. Apa hubungannya dengan Preston b
Baca selengkapnya

Bab 46

Berhubung Annie sudah mengancam seperti itu, Livy pun tidak kuasa untuk menolak. Dia tidak punya pilihan selain menyanggupi, "Baik, Bu Annie."Annie menatap Livy lekat-lekat dan bertanya dengan dingin, "Kenapa aku nggak melihatmu turun waktu kamu kerja di lantai puncak kemarin? Apa kamu dan Pak Preston pulang sama-sama?"Jantung Livy berdebar. Dia segera menyunggingkan senyum canggung dan membantah, "Nggak, aku pulang duluan setelah selesai merapikan dokumen."Livy merasa Annie mencurigai hubungannya dengan Preston, jadi dia harus menepis kecurigaannya. Apalagi, alasan Annie selalu bersikap sinis padanya tidak lain karena Preston."Terus, kenapa aku nggak melihatmu pulang kerja?" tanya Annie sambil memicingkan matanya, terus mendesak Livy untuk buka mulut."Gula darah rendahku kambuh kemarin. Pak Preston menyuruhku pulang lebih awal, mungkin itu sebabnya Bu Annie nggak melihatku," sahut Livy, berpura-pura tenang.Merasa Livy tidak sedang berbohong, Annie menghela napas lega. Namun, dia
Baca selengkapnya

Bab 47

Sekarang, aroma itu juga tercium dari tubuh Livy. Annie terbakar api cemburu saat memikirkan asal aroma itu. Sialan! Dia tidak boleh membiarkan Livy menang lagi. Preston hanya miliknya seorang!....Setengah jam sebelum jam pulang kerja, Livy merampungkan tugasnya lebih awal. Kemudian, dia berkemas dan pergi bersama Annie.Livy sudah pernah kerja lapangan beberapa kali sebelumnya. Orang yang ditemuinya adalah perwakilan dari perusahaan mitra. Biasanya, pertemuan itu dilangsungkan selama jam kerja di kafe atau restoran.Namun, kali ini Annie membawanya ke kelab. Selain itu, mereka juga pergi pada malam hari, jadi Livy harus lembur.Bangunan bergaya Elupa itu membentang hampir separuh jalan. Papan nama neon "De Royal" bersinar terang, menonjolkan atmosfer pesta.Livy jarang menikmati kehidupan malam, tetapi bukan berarti dia tidak tahu tempat apa De Royal itu. Kelab ini adalah tempat bersenang-senang terbesar di ibu kota. Banyak orang kaya dan berpengaruh yang menghabiskan uang mereka di
Baca selengkapnya

Bab 48

Wajah pria itu terkesan mesum, tidak berbeda jauh dengan fotonya. Berbagai botol anggur berderet rapi di atas meja di depannya.Annie mendekati pria itu sambil tersenyum. Kemudian, dia menjabat tangannya dan berucap, "Maaf sudah membuatmu menunggu lama, Pak Wijaya. Jalanan agak macet, jadi kami sedikit terlambat."Pria yang dipanggil "Pak Wijaya" itu mendongak dengan malas dan menyahut pelan, "Bu Annie, orang-orang Grup Sandiaga benar-benar sombong. Kamu membuatku menunggu selama satu jam, lalu begitu datang, kamu hanya meminta maaf? Ini kurang tulus, 'kan?"Setelah mendapat kode, gadis di pelukan Wijaya lantas membuka botol anggur di meja sambil tersenyum."Sesuai aturan, orang yang terlambat harus dihukum minum tiga gelas. Kalau nggak, aku akan merasa diremehkan!" ucap Wijaya sambil menyeringai.Annie diam-diam mendorong Livy maju, lalu berucap sambil tersenyum, "Pak Wijaya, ini kelalaianku. Hanya saja, hari ini aku sedang nggak enak badan dan baru minum obat. Sekarang aku benar-bena
Baca selengkapnya

Bab 49

Annie terkekeh-kekeh, lalu membentak tegas, "Bu Livy, saat ini kamu sedang mewakili perusahaan. Kalau kamu menyinggung Pak Wijaya hingga kerja sama gagal, apa kamu sanggup bertanggung jawab? Cepat ke sini!"Annie sengaja mengancam Livy. Jika Livy menolak, takutnya besok Annie akan membuat laporan ke departemen SDM bahwa Livy membuat masalah saat kerja lapangan dan menyinggung klien.Peraturan di Grup Sandiaga sangat ketat. Setiap performa karyawan akan dijatuhi hukuman dan diberikan penghargaan yang setimpal.Livy mungkin tidak akan langsung dipecat karena menyinggung klien. Namun, namanya akan masuk dalam catatan hitam dan gajinya akan dikurangi.Jika pelanggaran yang dilakukannya mencapai jumlah tertentu, kontrak kerjanya dengan Grup Sandiaga otomatis akan berakhir.Memikirkan jumlah pengeluaran yang akan timbul setelah neneknya dipindahkan ke Sanatorium Sejahtera, Livy terpaksa menggertakkan gigi dan menurut.Livy tidak bisa mengandalkan Preston selamanya. Selain itu, Wijaya belum t
Baca selengkapnya

Bab 50

Brak! Pintu toilet ditendang terbuka. Tubuh Livy gemetar ketakutan. Sekarang kesadarannya kian jernih.Begitu menoleh, Livy melihat Wijaya berjalan masuk sambil tersenyum mesum. Pria itu mendekat dan mencekal lengannya.Wajah Livy sontak memucat dan isi kepalanya kosong. Sebelum dia sempat bereaksi, Wijaya sudah menariknya keluar dari toilet dan menyeretnya ke sofa.Gadis yang tadi melayani Wijaya sudah pergi. Kini hanya tertinggal Livy dan pria itu di dalam ruang VIP yang besar.Livy menyadari keganjilan situasi ini dan meronta sambil berteriak minta tolong. Dia lalu berlari menuju pintu. Namun, Livy yang sedang mabuk berat jelas tidak bisa menandingi Wijaya. Baru berlari beberapa langkah, dia sudah ditarik kembali.Seluruh dunia serasa berputar. Livy mendadak sudah ditindih di atas sofa. Bau rokok dan alkohol yang kental memenuhi hidungnya. Saat dia membuka matanya, dia berhadapan dengan sederet gigi kuning kehitaman. Huek! Livy memalingkan wajah dan muntah di lantai.Tangan Wijaya j
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status