Home / Romansa / Malam Penuh Gelora Bersama Bosku / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Malam Penuh Gelora Bersama Bosku: Chapter 51 - Chapter 60

93 Chapters

Bab 51

Tak disangka, dia rela menggunakan cara seperti ini. Tak heran pepatah lama mengatakan bahwa hati perempuan bisa menjadi sangat kejam. Namun, sekarang Livy telah benar-benar melihat kedok asli dari Annie, tetapi tidak ada lagi jalan untuk kembali.Di sini, dia tidak bisa memanggil pertolongan .... Nenek!Wajah Nenek yang lembut muncul di benaknya. Jika Nenek tahu dia diperlakukan seperti ini, pasti nenek akan merasa sedih. Dia tidak bisa menyerah begitu saja!Saat Livy sekali lagi ditekan ke sofa, dia mengumpulkan seluruh kekuatannya untuk mendorong Rambisi dengan keras. Rambisi yang tak menduga serangan itu, terjatuh ke lantai dengan langkah yang goyah. Ketika dia bangkit dengan marah, Livy meraih botol minuman keras di dekatnya dan menghantamkannya ke kepala Rambisi.Suara benturan yang keras terdengar segera setelahnya.Livy terpaku ketakutan melihat Rambisi terkapar di depannya. Matanya terbuka lebar, sementara darah segar mengalir deras dari dahinya. Namun, suara keras tadi ternya
Read more

Bab 52

"Astaga! Kak, istrimu sudah sadar!" ujar David sambil mengangkat kacamata berbingkai emasnya. Dia hampir saja bersiul ke arah Preston, tetapi langsung berhenti setelah mendapat tatapan tajam darinya."Pak Preston, aku harus meluruskan masalah ini! Rambisi adalah saksi, dia nggak boleh mati .... Kalau dia mati, aku nggak akan bisa lepas dari tuduhan," ucap Livy lemah.Bagaimanapun, kepala Rambisi terluka karena ulahnya. Jika Rambisi benar-benar mati, bukankah itu berarti ... dia akan dianggap sebagai pembunuh? Mengerikan sekali! Tubuh Livy bergetar ketakutan dan pikirannya terasa kosong."Hahaha ...." Sebelum Livy sempat bereaksi, terdengar suara tawa yang keras dari samping.Dengan kaget, Livy mendongak melihat David yang sedang tertawa terbahak-bahak di sampingnya. Apa yang menurutnya lucu? Livy bahkan sudah hampir mati ketakutan!"Serius nih, Kak. Kenapa istrimu pengecut begini? Terus, tadi dia manggil kamu ... Pak Preston?" David benar-benar hampir gila karena tertawa. "Kalian benar
Read more

Bab 53

"Masuk."Setelah Preston berkata demikian, Bendy membuka pintu dan masuk. Saat melihat Livy sudah tersadar, dia menyapa dengan hormat, "Bu Livy, gimana keadaannya?""Aku sudah baikan. Terima kasih," jawab Livy dengan terus terang.Preston memicingkan mata melihatnya. Bendy segera mengalihkan pembicaraan ke topik utama. "Kata Bu Annie, semalam itu ...." Bendy melirik sekilas pada Livy. Semua ucapannya seolah-olah tertahan di tenggorokannya."Katakan," perintah Preston dengan nada dingin dan penuh wibawa.Bendy menunduk untuk menghindari tatapan Livy, lalu melapor dengan hormat, "Kata Bu Annie, semalam Bu Livy yang berinisiatif meminta untuk bertugas ke luar. Selain itu, dia sudah menasihati Bu Livy untuk jangan minum anggur, tapi Bu Livy malah nggak mau pergi setelah mabuk.""Sebaliknya, dia malah ngobrol dengan akrab sama Rambisi dan Rambisi bahkan menyetujui proyek berprofit rendah itu. Melihat masalahnya sudah selesai, Bu Annie ingin pulang dan menawarkan untuk membawa Bu Livy pulang
Read more

Bab 54

Hati Livy terasa dingin, tetapi dia juga tidak berdaya. Dia kini sadar bahwa dia tak seharusnya menggantungkan harapan pada siapa pun.Setelah menenangkan diri cukup lama, akhirnya dia duduk perlahan. Tubuhnya memang tidak terluka parah, hanya ketakutan yang tadi membuatnya syok. Sekarang, rasa mabuknya sudah hilang. Tidak ada alasan baginya untuk terus tinggal di rumah sakit.Aroma disinfektan di rumah sakit membuatnya tidak nyaman. Sejak dulu, Livy memang tidak menyukai rumah sakit. Tempat ini penuh dengan kenangan menyakitkan. Ibunya meninggal di rumah sakit, neneknya pernah mengalami operasi berat di sini, dan di sanatorium tempat neneknya dirawat pun selalu tercium aroma disinfektan.Livy turun dari ranjang, lalu berganti pakaian dan pergi meninggalkan rumah sakit. Namun, ketika keluar dari pintu rumah sakit, dia tiba-tiba merasa bingung.Ke mana dia harus pergi?Sewa apartemennya sudah dihentikan. Dengan kondisi lelah seperti ini, dia tak mungkin mengunjungi neneknya. Satu-satuny
Read more

Bab 55

Untungnya, Rambisi gagal menjalankan rencananya kali ini. Jika tidak, Livy benar-benar tidak tahu harus bagaimana melanjutkan hidupnya.Oh ya, Rambisi ... bagaimana keadaannya sekarang?Livy memutuskan untuk menanyakannya kepada Preston agar dia bisa mempersiapkan mental. "Pak Preston, Pak Rambisi ...."Preston langsung memotong ucapannya, "Rambisi sudah siuman. Aku sudah suruh Bendy untuk lapor polisi dan selanjutnya dia akan dibawa ke kejaksaan untuk diproses hukum."Livy membelalakkan matanya dengan kaget. Diproses secara hukum? Apakah itu artinya Livy akan dijatuhkan tuduhan penganiayaan? Apakah Preston benar-benar akan menyudutkannya hanya demi Annie?Tangan Annie yang memegang sendok sontak gemetaran. Sekujur tubuhnya terasa dingin dan bubur yang disantapnya juga terasa hambar seketika."Tenang saja. Tindakanmu itu cuma melindungi diri, jadi kamu nggak bersalah." Preston menyadari apa yang ditakutkan Livy dan langsung meredakan ketakutannya.Livy tercengang dan hampir tidak bisa
Read more

Bab 56

Awalnya, Livy cukup terharu mendengar penjelasannya. Bagaimanapun, Preston memang harus mempertahankan Annie demi "keselamatan" Grup Sandiaga.Namun, perubahan ekspresi Preston yang mendadak ini membuatnya tampak menakutkan. Seolah-olah dia sedang mengancam Livy untuk menerima kenyataan ini dan tidak boleh menunjukkan ekspresi sedih sama sekali.Livy buru-buru menjelaskan, "Pak Preston, aku bukan sedih, aku merasa terharu. Annie sudah mendapat hukuman yang setimpal, jadi aku juga nggak akan perpanjang masalah ini lagi. Lagian, aku juga nggak mengalami kerugian besar."Livy menunjukkan sikap komprominya, berharap Preston bisa mengakhiri masalah ini. Sebenarnya, apa yang dilakukan Preston sudah cukup membuatnya lega. Jika Preston memilih untuk tidak menghukum Annie dan membiarkannya terus berbuat sesuka hati di kantor pusat, Livy juga tidak berdaya melawannya. Jadi, hasil ini sudah cukup membuatnya puas."Baguslah kalau kamu mikir begitu." Nada bicara Preston jadi agak melunak saat melih
Read more

Bab 57

Livy tertegun sejenak. Dia bisa memahami maksud dari peringatan Preston, tetapi ... dia memanggilnya hanya untuk mengingatkan soal itu?Livy berdiri beberapa detik lagi, memastikan Preston akan melanjutkan pekerjaannya. Dia tidak tahu apakah harus merasa lega atau malah sedikit bingung. Apakah mungkin Preston sudah kenyang makan di luar?Dia menggigit bibir, lalu menjawab dengan lembut, "Baik, Sayang."Setelah itu, dia segera keluar dari ruang kerja. Kesempatan untuk benar-benar beristirahat seperti ini sangat langka, jadi dia tidak mau menyia-nyiakannya.....Keesokan pagi, Livy bangun lebih awal dan menyiapkan sarapan yang mewah. Setelah itu, dia berangkat ke kantor bersama Preston dan berpisah di lantai bawah tanah gedung. Memikirkan bahwa dia tidak lagi harus menghadapi Annie hari ini membuat suasana hati Livy jauh lebih ringan.Dengan langkah mantap, Livy menuju ruang arsip untuk memulai pekerjaan. Hingga akhirnya, Bendy datang mengetuk pintu."Aku diberi tahu ada perubahan dalam
Read more

Bab 58

Wajah Livy langsung memucat karena ketakutan. Bagaimana Ivana bisa mengetahui hal ini? Mengapa dia berpikir bahwa kejadian ini ada hubungannya dengan Livy? Apakah dia mendengar tentang insiden Rambisi?"Nggak, sepertinya bukan ...." Sebelum Livy bisa memikirkan alasan untuk menjawab, Ivana sudah menepis teorinya sendiri. "Lagi pula, adikmu nggak akrab sama kamu, jadi seharusnya bukan karena ingin membantumu.""Adikku?" tanya Livy dengan bingung sambil mengernyit."Zoey, 'kan? Bukannya dia punya hubungan khusus sama Pak Preston?" ujar Ivana pelan, bahkan membuat gestur untuk mempertegas ucapannya."Apa hubungannya kejadian ini sama Zoey?" Livy benar-benar tidak mengerti bagaimana Ivana bisa mengaitkannya dengan adiknya.Ivana mulai menjelaskan dengan gaya analisis sok tahu, "Bu Annie sudah lama suka sama Pak Preston. Dari sekolah sampai bekerja di Grup Sandiaga, dia selalu mengikuti dan mengabdikan diri sepenuhnya. Jadi, kenapa tiba-tiba Pak Preston memindahkannya ke cabang?""Apalagi,
Read more

Bab 59

"Nek, aku nggak apa-apa kok. Kebetulan saja baru-baru ini aku dipromosikan, jadi ada banyak pekerjaan yang harus diserahterimakan. Setelah sibuk beberapa waktu ini, aku pasti akan datang menemuimu saat liburan nasional. Aku akan menemanimu selama beberapa hari, gimana?"Livy mengingat bahwa liburan nasional hanya tinggal setengah bulan lagi. Setelah sibuk beberapa waktu lagi, dia ingin benar-benar meluangkan waktu untuk mengunjungi neneknya dan merawatnya dengan baik."Oke, syukurlah kalau kamu nggak usah lembur di hari libur. Nenek kangen sama kamu ...." Suara Winda terdengar seperti sedang berusaha untuk menahan tangisannya. Selain itu, dia juga berpesan, "Oh ya, nanti jangan lupa bawa Stanley ke sini juga. Ada yang mau Nenek bicarakan sama kalian."Mendengar neneknya mengungkit tentang Stanley, Livy langsung terdiam.Saat liburan nasional nanti, Stanley akan menikah dengan Chloe. Bagaimana dia bisa menjelaskan hal ini pada neneknya? Neneknya tidak boleh mengalami syok sekarang, jad
Read more

Bab 60

Perubahan di mata Preston membuat Livy bisa merasakan makna tersembunyi dalam ucapannya. Namun, saat ini ... bukan waktu yang tepat baginya untuk "membalas budi".Dia masih memiliki setumpuk pekerjaan yang belum selesai. Barusan saja, dia menyempatkan diri menelepon neneknya sebelum pukul delapan, lalu kembali fokus pada lembur."Pak Preston, aku masih harus lembur. Mungkin aku baru bisa pulang larut malam," kata Livy dengan suara pelan. Dia merasa agak takut untuk langsung menatap mata pria itu karena khawatir Preston akan mengira bahwa ini hanya alasannya untuk menghindar.Preston merasa kecewa, tetapi dia tidak menyalahkan Livy. Dia ingin sekali menyuruh Livy berhenti lembur dan pulang bersamanya, tetapi ... Preston tahu betul bahwa Livy memang perlu lembur untuk mengambil alih tugas Sherly. Ini memang tanggung jawabnya dan dia tidak bisa membiarkan keinginan pribadinya mengganggu tugas Livy.Dengan sifatnya yang tegas dalam urusan pekerjaan, Preston menahan diri dan berkata, "Baikl
Read more
PREV
1
...
45678
...
10
DMCA.com Protection Status