Share

Bab 58

Author: Dania Zahra
last update Last Updated: 2024-11-18 18:37:59
Wajah Livy langsung memucat karena ketakutan. Bagaimana Ivana bisa mengetahui hal ini? Mengapa dia berpikir bahwa kejadian ini ada hubungannya dengan Livy? Apakah dia mendengar tentang insiden Rambisi?

"Nggak, sepertinya bukan ...." Sebelum Livy bisa memikirkan alasan untuk menjawab, Ivana sudah menepis teorinya sendiri. "Lagi pula, adikmu nggak akrab sama kamu, jadi seharusnya bukan karena ingin membantumu."

"Adikku?" tanya Livy dengan bingung sambil mengernyit.

"Zoey, 'kan? Bukannya dia punya hubungan khusus sama Pak Preston?" ujar Ivana pelan, bahkan membuat gestur untuk mempertegas ucapannya.

"Apa hubungannya kejadian ini sama Zoey?" Livy benar-benar tidak mengerti bagaimana Ivana bisa mengaitkannya dengan adiknya.

Ivana mulai menjelaskan dengan gaya analisis sok tahu, "Bu Annie sudah lama suka sama Pak Preston. Dari sekolah sampai bekerja di Grup Sandiaga, dia selalu mengikuti dan mengabdikan diri sepenuhnya. Jadi, kenapa tiba-tiba Pak Preston memindahkannya ke cabang?"

"Apalagi,
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 59

    "Nek, aku nggak apa-apa kok. Kebetulan saja baru-baru ini aku dipromosikan, jadi ada banyak pekerjaan yang harus diserahterimakan. Setelah sibuk beberapa waktu ini, aku pasti akan datang menemuimu saat liburan nasional. Aku akan menemanimu selama beberapa hari, gimana?"Livy mengingat bahwa liburan nasional hanya tinggal setengah bulan lagi. Setelah sibuk beberapa waktu lagi, dia ingin benar-benar meluangkan waktu untuk mengunjungi neneknya dan merawatnya dengan baik."Oke, syukurlah kalau kamu nggak usah lembur di hari libur. Nenek kangen sama kamu ...." Suara Winda terdengar seperti sedang berusaha untuk menahan tangisannya. Selain itu, dia juga berpesan, "Oh ya, nanti jangan lupa bawa Stanley ke sini juga. Ada yang mau Nenek bicarakan sama kalian."Mendengar neneknya mengungkit tentang Stanley, Livy langsung terdiam.Saat liburan nasional nanti, Stanley akan menikah dengan Chloe. Bagaimana dia bisa menjelaskan hal ini pada neneknya? Neneknya tidak boleh mengalami syok sekarang, jad

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 60

    Perubahan di mata Preston membuat Livy bisa merasakan makna tersembunyi dalam ucapannya. Namun, saat ini ... bukan waktu yang tepat baginya untuk "membalas budi".Dia masih memiliki setumpuk pekerjaan yang belum selesai. Barusan saja, dia menyempatkan diri menelepon neneknya sebelum pukul delapan, lalu kembali fokus pada lembur."Pak Preston, aku masih harus lembur. Mungkin aku baru bisa pulang larut malam," kata Livy dengan suara pelan. Dia merasa agak takut untuk langsung menatap mata pria itu karena khawatir Preston akan mengira bahwa ini hanya alasannya untuk menghindar.Preston merasa kecewa, tetapi dia tidak menyalahkan Livy. Dia ingin sekali menyuruh Livy berhenti lembur dan pulang bersamanya, tetapi ... Preston tahu betul bahwa Livy memang perlu lembur untuk mengambil alih tugas Sherly. Ini memang tanggung jawabnya dan dia tidak bisa membiarkan keinginan pribadinya mengganggu tugas Livy.Dengan sifatnya yang tegas dalam urusan pekerjaan, Preston menahan diri dan berkata, "Baikl

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 61

    "Aku sudah bilang sama Preston. Saat pernikahan Chloe nanti, aku akan memperkenalkanmu dengan resmi sebagai istri sah Preston!" ucap Tristan sambil mengelus janggutnya.Namun, Livy langsung terpaku dan pikirannya terasa buntu.Dia teringat bahwa Stanley telah mengundang banyak teman lama, terutama beberapa sahabat dekatnya yang semuanya mengenal Livy. Meskipun dulu hubungan asmara mereka dirahasiakan, semua orang tahu bahwa Livy dan Stanley adalah teman baik. Jika mereka melihatnya di acara pernikahan, Livy tidak mungkin bisa berpura-pura tidak mengenal mereka.Jika hal itu terjadi, Preston pasti akan tahu bahwa dia dan Stanley sudah saling kenal sejak lama. Padahal, saat pertama kali bertemu di kediaman Keluarga Sandiaga, mereka berpura-pura tidak saling mengenal.Awalnya, Livy berpikir bahwa dengan banyaknya tamu di pernikahan itu, dia bisa menghindari terlalu banyak kontak dengan teman-teman Stanley, terutama karena dia berada di pihak "keluarga pengantin wanita". Namun, dengan renc

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 62

    Keringat dingin mengucur di punggung Livy. Dia bahkan sudah memikirkan kemungkinan terburuk yang akan terjadi. Mungkinkah Stanley datang karena khawatir Livy akan membuat masalah menjelang pernikahan, sehingga dia sengaja datang menemui neneknya untuk mengancamnya?Tanpa memedulikan mobil Preston yang belum meninggalkan tempat itu, Livy langsung melangkah cepat menghampiri Stanley."Stanley!" serunya dengan keras, menghentikan langkah pria itu. Stanley tertegun, lalu berbalik dan melihat Livy mendekat dengan ekspresi penuh amarah.Hal yang paling mengerikan adalah, mobil Preston masih terparkir di pinggir jalan. Jendelanya masih terbuka dan pandangan Preston jelas tertuju pada mereka berdua.Apa Livy sudah gila? Stanley terkejut hingga dahinya mengucurkan keringat deras. Dia buru-buru menunjukkan senyum menggoda sambil menyapa, "Pagi, Bibi." Stanley sengaja menaikkan volume suaranya saat berkata demikian.Livy terkejut mendengar panggilan tersebut, lalu tersadar bahwa Preston masih ada

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 63

    Setelah memastikan bahwa Stanley telah pergi jauh, Livy baru berbalik dan berkata pada Preston, "Kamu lanjutkan saja kesibukanmu. Aku mau ketemu dulu sama Nenek."Livy merasa sangat berterima kasih pada Preston karena telah membantu menyembunyikan fakta bahwa neneknya dirawat di sini. Tentu, Preston tidak benar-benar berniat menolong. Hanya saja, karena identitas Livy sebagai "anak yatim" di Keluarga Sandiaga, tidak mungkin tiba-tiba muncul seorang nenek yang dirawat di sini.Meski begitu, Livy merasa lega karena rahasianya tidak terbongkar, baik di hadapan Preston maupun Stanley."Jam tiga nanti kujemput. Temani nenekmu dulu," ucap Preston sambil melirik jam tangan sebelum berbalik dan pergi.Livy menghela napas lega sambil menepuk dadanya, lalu berjalan masuk ke sanatorium. Namun, ketika dia tiba di lantai tempat neneknya dirawat sesuai petunjuk perawat, dia melihat dua baris perawat sedang terburu-buru mendorong tempat tidur seorang pasien ke depan.Begitu Livy memperhatikan dengan

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 64

    David tidak berani lagi bercanda, suaranya berubah serius. "Bukannya aku sudah kirim pesan? Nenek istrimu tiba-tiba pingsan, kondisinya memburuk dan saat ini sedang dalam perawatan darurat. Situasinya cukup kritis."Setelah hening beberapa detik, Preston berkata dengan nada dingin, "Lakukan yang terbaik.""Tentu saja. Aku sudah menyiapkan para ahli terbaik untuk operasi ini. Setelah memberimu laporan ini, aku juga akan langsung ke meja operasi. Ini sudah cukup menghargaimu, bukan?" Meskipun nada David terdengar santai, jika dia sampai turun langsung ke ruang operasi, itu artinya situasi benar-benar serius.Preston segera menyahut, "Terima kasih. Aku akan segera ke sana."David bisa merasakan keseriusan Preston. "Oke, aku mulai sterilkan diri dulu."....David masuk ke ruang operasi dari pintu belakang, sehingga Livy tidak melihatnya, juga tidak bisa melihat apa pun yang terjadi di dalam ruang operasi. Livy berdiri sendirian di koridor yang terasa begitu sepi. Meskipun matahari bersinar

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 65

    David tidak tega melanjutkan ucapannya. Dalam kasus seperti ini, sering kali operasinya telah berhasil, tetapi pasien belum tentu bisa siuman kembali. Kondisi Winda sangat lemah dan tubuhnya kesulitan untuk bertahan. David tidak bisa menjamin bahwa Winda akan sadar keesokan harinya.Bahkan jika terbangun, hidup Winda tidak akan bertahan lama. Tubuhnya sudah terlalu ringkih. Meski operasi berhasil, usianya tidak akan lama lagi. Untuk saat ini, yang menjadi kekhawatiran utama adalah apakah Winda masih bisa terbangun keesokan harinya.Livy memahami maksud tersirat dari penjelasan David. Jika neneknya bisa melewati malam ini dan sadar besok, harapannya untuk bertahan hidup akan lebih besar. Terdengar isakan tertahan dari Livy saat tubuhnya bersandar lemah ke dinding dan berusaha untuk tidak jatuh.Melihat kondisi tersebut, Preston segera merangkul bahu Livy dan memeluknya dengan erat."Besok adalah titik krusial. Semoga saja Bu Winda bisa melewatinya," ujar David sambil melirik jam tangann

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 66

    "Bu, apa kita benar-benar harus sampai sekejam ini?" Stanley merasa gelisah. Sebenarnya, dia tidak terlibat dalam masalah ini. Ternyata alasan neneknya dibawa ke sanatorium bukanlah karena benar-benar sakit, melainkan itu adalah ide dari ibunya.Nora menyuruh nenek Stanley untuk menyelidiki kondisi Winda dan sengaja membuatnya syok dengan berita pernikahan Stanley dan Chloe. Bahkan, Nora juga menambahkan cerita bahwa Livy sudah putus asa hingga menjadi wanita simpanan dari pria kaya.Tadi pagi saat Stanley pergi menjemput neneknya, dia benar-benar tidak tahu tentang rencana ini. Nora sengaja merahasiakannya dari Stanley karena khawatir dia akan menghentikan mereka jika tahu."Livy sudah mengkhianatimu dan memanfaatkan pernikahannya dengan Preston untuk mencapai status tinggi. Pasti dia juga ingin menghancurkan hubunganmu dengan Chloe. Kalau dia nggak mau kamu bahagia, mana mungkin aku membiarkannya begitu saja?" ujar Nora dengan sengit."Kalau bukan karena ibunya, aku pasti bakal ngamb

Latest chapter

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 93

    "Tenang saja, serahkan sisanya padaku," ucap Linda."Terima kasih. Aku traktir kamu makan lain hari," kata Livy sambil buru-buru berjalan pergi.Sayangnya, saat ini kebetulan adalah jam sibuk. Taksi yang dipesan Livy baru akan sampai 1 jam 45 menit lagi. Hal ini membuatnya merasa sangat lesu.Tiba-tiba, Livy menerima pesan di WhatsApp. Pengirimnya adalah Preston.[ Sudah naik taksi? Bagi pelat nomornya. ]Livy terpaksa mengirimkan tangkapan layar dari halaman pemesanan taksi.Preston mengirimkan pesan lagi.[ Aku jemput kamu. ]Livy merasa ragu untuk memberitahukan alamatnya sekarang. Namun, dia lantas sadar bahwa hasil tangkapan layar tadi sudah menunjukkan titik lokasinya. Artinya, Preston tahu bahwa dia berada di Dibiza.Entah apa yang dipikirkan Preston saat tahu dirinya berada di sini. Untungnya, Linda memang bekerja di sini. Jadi, dia masih bisa menjadikan itu sebagai alasan.Livy duduk di sofa lobi, menunggu Preston datang menjemputnya. Tak lama kemudian, dia melihat sekelompok

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 92

    Stanley terpancing. Dia lantas mengikuti wanita itu naik ke kamar di lantai atas. Alhasil, begitu masuk kamar, wanita itu langsung melepas pakaiannya."Tunggu! Kamu ngapain? Bukannya ini hanya pura-pura?" tanya Stanley kaget.Wanita itu tersenyum manis, membuatnya terlihat kian mirip dengan Livy. Dia berkata, "Kak, kamu sudah menolongku. Sebagai gantinya, aku akan menemanimu malam ini. Nggak perlu bayar.""Nggak perlu," tolak Stanley. Meski begitu, dia merasa sangat tergoda.Wanita itu sudah menanggalkan semua pakaiannya. Melihatnya berjalan mendekat, Stanley buru-buru balik badan. Dia tidak berani menatap wanita itu, takut dirinya akan hilang kendali.Wanita itu memeluk Stanley dari belakang, menempelkan tubuh mereka erat-erat dan menggodanya. Stanley tidak tahan godaan. Akhirnya, dia berbalik dan merengkuh wanita itu.Livy yang menyaksikan semua ini dari kamera CCTV mengernyit dan merasa jijik."Sudah kubilang, 'kan? Dia pasti akan terpancing kalau digoda wanita yang mirip denganmu,"

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 91

    Stanley mengajak teman-temannya untuk makan bersama di Olive Tower. Ketika mereka semua berada di ruang VIP, Nicky keluar untuk menelepon.Usai mendapat informasi ini, Livy segera mengganti pakaian dan meninggalkan apartemen. Dia tidak memberi tahu Preston tentang kepergiannya.Livy hanya berpamitan pada Tina. Dia berkata hendak menemui temannya dan tidak ingin menginterupsi pekerjaan Preston. Dia juga meminta Tina menyampaikan bahwa dirinya akan segera kembali jika Preston mencarinya.Di dalam taksi, Nicky memberi tahu Livy bahwa mereka akan pindah ke Dibiza. Livy lantas meminta sopir untuk mengubah rute. Dibiza adalah nama sebuah kelab terkenal.Livy berpesan pada Nicky untuk merahasiakan kedatangannya. Dia beralasan ingin memberi mereka kejutan.Sebelum mereka sampai, Livy sudah terlebih dahulu tiba di Dibiza. Dia juga sudah menghubungi Charlene sebelumnya.Charlene mengenal Linda, manajer Dibiza. Hubungan akrab keduanya memuluskan rencana Livy.Livy menemui Linda dan memilih bebera

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 90

    Ketika manusia sedang lemah, mereka selalu mencari sandaran. Kebetulan, Preston ada di sisi Livy untuk membantunya. Mungkin, ini hanya efek psikologis. Livy tidak berani berpikir terlalu jauh, apalagi mencintai Preston. Ini karena dia tahu betul bahwa dia bukan istri sah yang sesungguhnya.Kalau bukan karena ada Tina di sini, Livy tidak mungkin memanggil Preston dengan semesra itu. Biasanya, Livy memanggilnya dengan sebutan Pak Preston karena Preston memang atasannya."Sudah baikan?" tanya Preston setelah melepas sepatunya. Kemudian, dia menghampiri Livy.Livy mengangguk. "Sudah. Rencananya aku mau kerja besok.""Nggak usah repot-repot. Yang penting sembuh dulu." Supaya Livy tidak cemas, Preston pun menggodanya, "Lagian, perusahaan tetap beroperasi seperti biasanya tanpa kamu."Livy tahu Preston sedang bercanda dan bukan ingin mengejeknya. Hatinya terasa hangat. Dia bergumam, "Ya sudah. Aku istirahat sehari lagi. Lusa baru kerja."Livy tidak ingin menunda terlalu banyak pekerjaan. Sela

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 89

    "Hanya saja, Rivano juga menjenguk temannya yang sakit. Mungkin dia memang cuma ingin menjenguk nenek Livy. Tapi, ini bukan berarti kematian nenek Livy nggak ada kaitan dengannya. Mungkin kebetulan, mungkin juga bukan ...." David menganalisis dengan saksama.Preston mengernyit sambil menatap ke kejauhan. Entah apa yang dia pikirkan. Dia berujar dengan pelan, "Rahasiakan dulu hal ini."....Selama beberapa hari ini, Livy terus tidur. Dia terus bermimpi saat neneknya masih hidup. Setiap kali membuka mata, dia merasa kematian neneknya hanyalah mimpi.Namun, setiap kali Preston menyuapinya makan, Livy akan tersadar dari mimpinya. Neneknya benar-benar sudah tiada.Setelah memastikan semua ini nyata, pikiran Livy menjadi lebih jernih. Dia menyibakkan selimutnya dan berjalan tanpa alas kaki, lalu membuka pintu kamar.Rumah yang luas ini tampak kosong melompong. Matahari telah bersinar terik. Hari ini bukan akhir pekan. Jadi, Preston pasti sudah pergi ke perusahaan.Tina yang menjinjing keranj

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 88

    Tiga hari kemudian, Livy menyaksikan dengan mata kepala sendiri saat neneknya dikremasi. Ketika menerima guci abu, Livy hanya bisa menunduk dengan bengong. Semua ini terasa seperti mimpi. Namun, fakta menyadarkannya bahwa neneknya memang telah tiada.Preston mengatur semuanya dengan sangat baik, termasuk makam untuk neneknya. Livy dibawa ke pemakaman untuk mengubur neneknya.Pemakaman diadakan dengan sangat sederhana. Tidak ada orang lain, hanya ada Preston dan Livy. Charlene sedang syuting di luar negeri. Sehingga Livy tidak mengabarinya soal masalah ini. Dia tidak ingin Charlene khawatir dan berdampak pada pekerjaannya. Rivano sempat datang untuk berbelasungkawa, tetapi Livy mengusirnya.Saat ini, Livy berlutut di depan makam neneknya. Langit mendung dan mulai gerimis, persis dengan suasana hatinya. Makin deras air mata Livy, makin deras pula hujan yang turun.Preston memayungi Livy sambil menunggunya dengan tenang. Tiba-tiba, ponsel Preston yang berdering memecahkan keheningan.Satu

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 87

    Ternyata itu adalah "ayah terbaiknya".Livy tidak berniat meladeninya, tetapi Rivano maju dan berkata lagi, "Biaya pengobatan di sini seharusnya sangat mahal, 'kan? Aku punya sedikit uang. Aku diam-diam menyimpannya dari Kristin dan Zoey untukmu. Aku bantu kamu bayar biaya operasinya."Sesudah mendengarnya, ekspresi Livy baru berubah. Dia menoleh menatap sosok belakang Rivano yang hendak pergi. Nada bicaranya terdengar tegas saat menyergah, "Kami nggak butuh uangmu! Pergi!""Livy, kenapa kamu sekejam ini sama ayahmu? Kamu putri kandungku. Mana mungkin kuabaikan?" timpal Rivano yang bersikap seolah-olah dirinya adalah ayah yang sangat baik.Namun, tidak peduli bagaimana Rivano berusaha, Livy tidak akan pernah melupakan kekejamannya setelah Helen meninggal, serta kebanggaan pada ekspresi Kristin dan Zoey saat dibawa pulang.Saat ini, Livy tidak ingin meladeni Rivano. Dia sedang mencemaskan keselamatan neneknya.Tiba-tiba, pintu ruang operasi dibuka. Dokter berjalan keluar sambil menatap

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 86

    Jawaban ini membuat ekspresi Nicky membeku. Dia sulit untuk memercayainya. Kemudian, dia teringat pada ucapan bibi Stanley dan bertanya untuk memastikan, "Kamu ikut acara siang juga?"Livy agak terkejut karena mengira tidak ada yang melihatnya. Kini, dia tidak punya alasan untuk menyembunyikan apa pun lagi. Dia mengangguk. "Ya, tapi aku langsung pergi istirahat setelah siap makan. Aku nggak enak badan.""Kamu sakit?" Hal pertama yang dicemaskan Nicky adalah kesehatan Livy. Namun, setelah tersadar kembali, tatapannya menjadi sedih.Ternyata benar, Livy dan Preston bersama. Nicky awalnya mengira keduanya hanya pacaran. Siapa sangka, ternyata keduanya sudah menikah."Sudah jauh lebih baik," timpal Livy yang menyadari kejanggalan dari sikap Nicky. Dia tidak tahu apa yang janggal, tetapi bisa merasakannya. Apa mungkin Nicky terkejut dengan kabar pernikahannya?"Aku nggak bermaksud merahasiakannya darimu. Tapi, kami memang menutupi pernikahan ini dari semua orang. Semua karyawan di perusahaa

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 85

    Livy mengangguk. "Aku bisa ambil sendiri. Nggak usah merepotkan Preston."Livy menoleh dan berujar, "Preston, panggil saja aku kalau ada masalah. Aku pergi cari makan dulu."Mereka sudah melihat Bahran tidak ada di sini. Itu artinya, mereka tidak bisa membuat perhitungan dengan Bahran sekarang.Livy memang lapar sampai kepalanya terasa agak sakit. Dia harus mengisi perutnya dulu. Sebelum Preston mengiakan, Livy sudah pergi makan supaya dia tidak pingsan karena gula darah rendah.Livy makan sepotong kue dan minum segelas jus jeruk dengan lahap. Seketika, dia merasa berenergi kembali. Ketika dia hendak pergi, tiba-tiba ada yang memanggil, "Livy."Livy lantas berbalik dan agak terkejut. "Nicky?" Untungnya, Livy telah membuat persiapan mental."Lama nggak ketemu." Nicky mendekat. "Kami beberapa kali mengajakmu ketemu, tapi kamu nggak bisa.""Ya, aku sibuk kerja, ditambah lagi harus jaga nenekku. Sekarang aku jarang keluar. Charlene saja datang ke rumahku kalau mau ngobrol," jelas Livy sege

DMCA.com Protection Status