Share

Bab 63

Author: Dania Zahra
last update Last Updated: 2024-11-18 18:37:59
Setelah memastikan bahwa Stanley telah pergi jauh, Livy baru berbalik dan berkata pada Preston, "Kamu lanjutkan saja kesibukanmu. Aku mau ketemu dulu sama Nenek."

Livy merasa sangat berterima kasih pada Preston karena telah membantu menyembunyikan fakta bahwa neneknya dirawat di sini. Tentu, Preston tidak benar-benar berniat menolong. Hanya saja, karena identitas Livy sebagai "anak yatim" di Keluarga Sandiaga, tidak mungkin tiba-tiba muncul seorang nenek yang dirawat di sini.

Meski begitu, Livy merasa lega karena rahasianya tidak terbongkar, baik di hadapan Preston maupun Stanley.

"Jam tiga nanti kujemput. Temani nenekmu dulu," ucap Preston sambil melirik jam tangan sebelum berbalik dan pergi.

Livy menghela napas lega sambil menepuk dadanya, lalu berjalan masuk ke sanatorium. Namun, ketika dia tiba di lantai tempat neneknya dirawat sesuai petunjuk perawat, dia melihat dua baris perawat sedang terburu-buru mendorong tempat tidur seorang pasien ke depan.

Begitu Livy memperhatikan dengan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 64

    David tidak berani lagi bercanda, suaranya berubah serius. "Bukannya aku sudah kirim pesan? Nenek istrimu tiba-tiba pingsan, kondisinya memburuk dan saat ini sedang dalam perawatan darurat. Situasinya cukup kritis."Setelah hening beberapa detik, Preston berkata dengan nada dingin, "Lakukan yang terbaik.""Tentu saja. Aku sudah menyiapkan para ahli terbaik untuk operasi ini. Setelah memberimu laporan ini, aku juga akan langsung ke meja operasi. Ini sudah cukup menghargaimu, bukan?" Meskipun nada David terdengar santai, jika dia sampai turun langsung ke ruang operasi, itu artinya situasi benar-benar serius.Preston segera menyahut, "Terima kasih. Aku akan segera ke sana."David bisa merasakan keseriusan Preston. "Oke, aku mulai sterilkan diri dulu."....David masuk ke ruang operasi dari pintu belakang, sehingga Livy tidak melihatnya, juga tidak bisa melihat apa pun yang terjadi di dalam ruang operasi. Livy berdiri sendirian di koridor yang terasa begitu sepi. Meskipun matahari bersinar

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 65

    David tidak tega melanjutkan ucapannya. Dalam kasus seperti ini, sering kali operasinya telah berhasil, tetapi pasien belum tentu bisa siuman kembali. Kondisi Winda sangat lemah dan tubuhnya kesulitan untuk bertahan. David tidak bisa menjamin bahwa Winda akan sadar keesokan harinya.Bahkan jika terbangun, hidup Winda tidak akan bertahan lama. Tubuhnya sudah terlalu ringkih. Meski operasi berhasil, usianya tidak akan lama lagi. Untuk saat ini, yang menjadi kekhawatiran utama adalah apakah Winda masih bisa terbangun keesokan harinya.Livy memahami maksud tersirat dari penjelasan David. Jika neneknya bisa melewati malam ini dan sadar besok, harapannya untuk bertahan hidup akan lebih besar. Terdengar isakan tertahan dari Livy saat tubuhnya bersandar lemah ke dinding dan berusaha untuk tidak jatuh.Melihat kondisi tersebut, Preston segera merangkul bahu Livy dan memeluknya dengan erat."Besok adalah titik krusial. Semoga saja Bu Winda bisa melewatinya," ujar David sambil melirik jam tangann

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 66

    "Bu, apa kita benar-benar harus sampai sekejam ini?" Stanley merasa gelisah. Sebenarnya, dia tidak terlibat dalam masalah ini. Ternyata alasan neneknya dibawa ke sanatorium bukanlah karena benar-benar sakit, melainkan itu adalah ide dari ibunya.Nora menyuruh nenek Stanley untuk menyelidiki kondisi Winda dan sengaja membuatnya syok dengan berita pernikahan Stanley dan Chloe. Bahkan, Nora juga menambahkan cerita bahwa Livy sudah putus asa hingga menjadi wanita simpanan dari pria kaya.Tadi pagi saat Stanley pergi menjemput neneknya, dia benar-benar tidak tahu tentang rencana ini. Nora sengaja merahasiakannya dari Stanley karena khawatir dia akan menghentikan mereka jika tahu."Livy sudah mengkhianatimu dan memanfaatkan pernikahannya dengan Preston untuk mencapai status tinggi. Pasti dia juga ingin menghancurkan hubunganmu dengan Chloe. Kalau dia nggak mau kamu bahagia, mana mungkin aku membiarkannya begitu saja?" ujar Nora dengan sengit."Kalau bukan karena ibunya, aku pasti bakal ngamb

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 67

    Preston benar-benar duduk di sini untuk bekerja? Tanpa peralatan apa pun, dia duduk bersila di lantai dan bekerja dengan tenang.Saat itu, Preston menoleh ke arahnya dan berkata, "Dengan kondisimu sekarang, siapa tahu kapan kamu bisa pingsan. Sebagai suamimu, aku punya tanggung jawab untuk menjagamu dan segera memanggil bantuan kalau perlu."Ucapan itu membuat Livy merasa jantungnya berdebar kencang. "Sebagai suaminya ...." Padahal pernikahan mereka hanya sebatas pernikahan kontrak dan Preston sama sekali tidak punya kewajiban untuk memperhatikan keadaannya.Kalaupun Preston benar-benar tidak ingin Livy jatuh sakit karena membutuhkan bantuannya dalam berakting, dia bisa saja menugaskan orang lain untuk mengawasi Livy. Tidak perlu dia sendiri yang datang.Livy tidak mengerti mengapa Preston bersikeras untuk menemaninya secara langsung. Tentu saja, dia tidak ingin berangan-angan bahwa Preston mungkin menyukainya. Satu-satunya alasan yang bisa dia pikirkan adalah Preston mungkin ingin mem

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 68

    Livy tertegun. Dia tidak menyangka Preston akan masuk pada saat seperti ini. Apa maksudnya? Secara refleks, Livy menoleh ke arah neneknya. Neneknya juga membuka mata melihat ke arah datangnya Preston.Dengan gugup, Livy segera memperkenalkan Preston kepada neneknya sebelum Preston sempat berbicara."Nenek, ini adalah presdir perusahaan kami, Pak Preston. Teman Pak Preston adalah wakil direktur di Rumah Sakit Sejahtera. Berkat bantuannya kali ini, dokter akan memberikan Nenek perawatan terbaik. Nenek tenang saja."Livy sangat menyadari bahwa tanpa koneksi Preston, neneknya tidak mungkin mendapatkan perawatan sebaik ini di Rumah Sakit Sejahtera. Dia telah melihat sisi kelam rumah sakit sebelumnya. Saat neneknya pertama kali jatuh sakit, mereka hanya bisa mendapat perawatan yang seadanya karena keterbatasan biaya dan harus melalui banyak kesulitan.Itulah sebabnya kondisi neneknya tidak pernah benar-benar pulih sepenuhnya sejak saat itu dan Livy selalu merasa bersalah karenanya.Ditambah

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 69

    Dulu, ketika Nora menikah dengan Lucas, Keluarga Taslim hanya memiliki sebuah supermarket kecil. Setelah Nora meminjam dua miliar dari Helen, barulah Keluarga Taslim bisa memperluas usaha hingga berkembang seperti sekarang.Sebagai generasi muda, Livy merasa tidak pantas mempermasalahkan hal ini dengan Nora. Pada akhirnya, sahabatnya, Charlene, yang membantunya mengumpulkan biaya operasi neneknya. Meski berasal dari keluarga kaya, Charlene adalah anak dari hubungan di luar nikah. Dia sering diabaikan oleh ayahnya dan mendapat perlakuan tidak adil dari ibu tiri.Oleh karena itu, uang sakunya pun sangat terbatas. Namun, berkat tubuhnya yang tinggi semampai, Charlene mulai bekerja sebagai model komersial sejak masih mahasiswa. Dia menggunakan uang hasil tabungannya serta pinjaman dari teman-temannya untuk membantu Livy.Selama bertahun-tahun, Livy terus berusaha melunasi utangnya. Uang yang dipinjamkan oleh teman-teman Charlene sudah berhasil dia lunasi, tetapi uang yang dipinjam dari Cha

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 70

    Livy tertegun sejenak. Dia mendapat kesan bahwa Liana tampaknya agak kesal terhadapnya.Livy segera menjelaskan, "Nenek Liana, setelah nenekku dipindahkan ke sini, aku mengalami beberapa masalah yang cukup rumit. Baru saat libur nasional kemarin, aku akhirnya bisa datang mengunjungi Nenek, tapi tiba-tiba saja terjadi hal buruk ....""Para perawat mengatakan Anda adalah saksi. Apa aku boleh minta bantuan Anda untuk menceritakan apa yang sebenarnya membuat nenekku mengalami syok?"Melihat sikap Livy yang sopan, Liana mengerutkan kening sedikit sebelum bangkit dan berbalik menghadapnya."Kak Winda itu orang baik. Aku bersahabat baik dengannya di sini. Kami jalan-jalan dan main catur bersama setiap hari. Dia sering bilang, kamu ini cucu yang baik. Katanya kamu bekerja di Grup Sandiaga dan berjuang agar dia bisa dirawat di sanatorium ini.""Tapi aku selalu merasa kamu menyembunyikan sesuatu darinya. Kebetulan, aku punya seorang keponakan yang bekerja di Grup Sandiaga. Dia bilang, nggak ada

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 71

    Penjelasan Liana membuat Livy terkejut, seolah-olah disambar petir. Akhirnya dia mengetahui alasan neneknya mengalami syok. Selain itu, dia juga akhirnya tahu alasan mengapa dia bisa bertemu dengan Stanley di depan gerbang sanatorium tadi pagi.Ternyata, kedatangan Ratna ke sini untuk pemulihan hanyalah bagian dari sebuah rencana busuk! Mereka sengaja bersekongkol untuk menyakiti neneknya!Livy merasakan kebencian yang mendalam. Dia sudah sangat membenci Stanley karena telah meninggalkannya dan semua kedekatannya dengan Preston hanyalah untuk membuat Stanley merasa tidak nyaman dan marah. Namun, dia tidak pernah melakukan tindakan yang melanggar hati nurani. Lantas, kenapa Keluarga Taslim bisa sekejam itu?Livy terkesiap hingga wajahnya memucat. Tubuhnya gemetaran dan hampir jatuh pingsan. Kondisinya tampak sangat mengkhawatirkan.Melihat hal itu, wajah Liana berubah cemas. "Kenapa kamu? Perlu kupanggilkan dokter? Wajahmu kelihatannya pucat sekali ....""Nggak perlu." Liana berkata den

Latest chapter

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 94

    Tubuh Livy tiba-tiba dihinggapi hawa dingin. Dia menatap Preston dengan ekspresi tidak percaya. Apa pria ini sudah mengetahui segalanya?Livy tidak tahu harus bagaimana menanggapi Preston. Dia hanya diam dan menanti sikap pria itu. Kemudian, dia mendengar Preston berkata lagi, "Lihat ke belakang."Livy menoleh dengan kaku dan melihat Chloe berdiri di depan pintu masuk. Rambutnya acak-acakan dan penampilannya terlihat berantakan. Nancy sedang menghiburnya di sampingnya.Livy tidak berani bersuara karena tidak mengerti maksud perkataan Preston.Pria itu berucap, "Sepertinya dia lagi ada masalah, coba kamu temui dia.""Hah?" Livy tertegun sejenak. Dia tiba-tiba merasa sudah berpikir kejauhan. Sepertinya Preston tidak bermaksud apa-apa, dia hanya kebetulan melihat Chloe."Aku ke sana sebentar,"ucap Livy. Dia berbalik dan segera berjalan menuju pintu masuk kelab.Nancy-lah yang pertama menyadari kehadirannya. Dia berseru, "Bibi!"Nancy adalah pengiring pengantin di pernikahan Chloe. Saat Li

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 93

    "Tenang saja, serahkan sisanya padaku," ucap Linda."Terima kasih. Aku traktir kamu makan lain hari," kata Livy sambil buru-buru berjalan pergi.Sayangnya, saat ini kebetulan adalah jam sibuk. Taksi yang dipesan Livy baru akan sampai 1 jam 45 menit lagi. Hal ini membuatnya merasa sangat lesu.Tiba-tiba, Livy menerima pesan di WhatsApp. Pengirimnya adalah Preston.[ Sudah naik taksi? Bagi pelat nomornya. ]Livy terpaksa mengirimkan tangkapan layar dari halaman pemesanan taksi.Preston mengirimkan pesan lagi.[ Aku jemput kamu. ]Livy merasa ragu untuk memberitahukan alamatnya sekarang. Namun, dia lantas sadar bahwa hasil tangkapan layar tadi sudah menunjukkan titik lokasinya. Artinya, Preston tahu bahwa dia berada di Dibiza.Entah apa yang dipikirkan Preston saat tahu dirinya berada di sini. Untungnya, Linda memang bekerja di sini. Jadi, dia masih bisa menjadikan itu sebagai alasan.Livy duduk di sofa lobi, menunggu Preston datang menjemputnya. Tak lama kemudian, dia melihat sekelompok

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 92

    Stanley terpancing. Dia lantas mengikuti wanita itu naik ke kamar di lantai atas. Alhasil, begitu masuk kamar, wanita itu langsung melepas pakaiannya."Tunggu! Kamu ngapain? Bukannya ini hanya pura-pura?" tanya Stanley kaget.Wanita itu tersenyum manis, membuatnya terlihat kian mirip dengan Livy. Dia berkata, "Kak, kamu sudah menolongku. Sebagai gantinya, aku akan menemanimu malam ini. Nggak perlu bayar.""Nggak perlu," tolak Stanley. Meski begitu, dia merasa sangat tergoda.Wanita itu sudah menanggalkan semua pakaiannya. Melihatnya berjalan mendekat, Stanley buru-buru balik badan. Dia tidak berani menatap wanita itu, takut dirinya akan hilang kendali.Wanita itu memeluk Stanley dari belakang, menempelkan tubuh mereka erat-erat dan menggodanya. Stanley tidak tahan godaan. Akhirnya, dia berbalik dan merengkuh wanita itu.Livy yang menyaksikan semua ini dari kamera CCTV mengernyit dan merasa jijik."Sudah kubilang, 'kan? Dia pasti akan terpancing kalau digoda wanita yang mirip denganmu,"

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 91

    Stanley mengajak teman-temannya untuk makan bersama di Olive Tower. Ketika mereka semua berada di ruang VIP, Nicky keluar untuk menelepon.Usai mendapat informasi ini, Livy segera mengganti pakaian dan meninggalkan apartemen. Dia tidak memberi tahu Preston tentang kepergiannya.Livy hanya berpamitan pada Tina. Dia berkata hendak menemui temannya dan tidak ingin menginterupsi pekerjaan Preston. Dia juga meminta Tina menyampaikan bahwa dirinya akan segera kembali jika Preston mencarinya.Di dalam taksi, Nicky memberi tahu Livy bahwa mereka akan pindah ke Dibiza. Livy lantas meminta sopir untuk mengubah rute. Dibiza adalah nama sebuah kelab terkenal.Livy berpesan pada Nicky untuk merahasiakan kedatangannya. Dia beralasan ingin memberi mereka kejutan.Sebelum mereka sampai, Livy sudah terlebih dahulu tiba di Dibiza. Dia juga sudah menghubungi Charlene sebelumnya.Charlene mengenal Linda, manajer Dibiza. Hubungan akrab keduanya memuluskan rencana Livy.Livy menemui Linda dan memilih bebera

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 90

    Ketika manusia sedang lemah, mereka selalu mencari sandaran. Kebetulan, Preston ada di sisi Livy untuk membantunya. Mungkin, ini hanya efek psikologis. Livy tidak berani berpikir terlalu jauh, apalagi mencintai Preston. Ini karena dia tahu betul bahwa dia bukan istri sah yang sesungguhnya.Kalau bukan karena ada Tina di sini, Livy tidak mungkin memanggil Preston dengan semesra itu. Biasanya, Livy memanggilnya dengan sebutan Pak Preston karena Preston memang atasannya."Sudah baikan?" tanya Preston setelah melepas sepatunya. Kemudian, dia menghampiri Livy.Livy mengangguk. "Sudah. Rencananya aku mau kerja besok.""Nggak usah repot-repot. Yang penting sembuh dulu." Supaya Livy tidak cemas, Preston pun menggodanya, "Lagian, perusahaan tetap beroperasi seperti biasanya tanpa kamu."Livy tahu Preston sedang bercanda dan bukan ingin mengejeknya. Hatinya terasa hangat. Dia bergumam, "Ya sudah. Aku istirahat sehari lagi. Lusa baru kerja."Livy tidak ingin menunda terlalu banyak pekerjaan. Sela

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 89

    "Hanya saja, Rivano juga menjenguk temannya yang sakit. Mungkin dia memang cuma ingin menjenguk nenek Livy. Tapi, ini bukan berarti kematian nenek Livy nggak ada kaitan dengannya. Mungkin kebetulan, mungkin juga bukan ...." David menganalisis dengan saksama.Preston mengernyit sambil menatap ke kejauhan. Entah apa yang dia pikirkan. Dia berujar dengan pelan, "Rahasiakan dulu hal ini."....Selama beberapa hari ini, Livy terus tidur. Dia terus bermimpi saat neneknya masih hidup. Setiap kali membuka mata, dia merasa kematian neneknya hanyalah mimpi.Namun, setiap kali Preston menyuapinya makan, Livy akan tersadar dari mimpinya. Neneknya benar-benar sudah tiada.Setelah memastikan semua ini nyata, pikiran Livy menjadi lebih jernih. Dia menyibakkan selimutnya dan berjalan tanpa alas kaki, lalu membuka pintu kamar.Rumah yang luas ini tampak kosong melompong. Matahari telah bersinar terik. Hari ini bukan akhir pekan. Jadi, Preston pasti sudah pergi ke perusahaan.Tina yang menjinjing keranj

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 88

    Tiga hari kemudian, Livy menyaksikan dengan mata kepala sendiri saat neneknya dikremasi. Ketika menerima guci abu, Livy hanya bisa menunduk dengan bengong. Semua ini terasa seperti mimpi. Namun, fakta menyadarkannya bahwa neneknya memang telah tiada.Preston mengatur semuanya dengan sangat baik, termasuk makam untuk neneknya. Livy dibawa ke pemakaman untuk mengubur neneknya.Pemakaman diadakan dengan sangat sederhana. Tidak ada orang lain, hanya ada Preston dan Livy. Charlene sedang syuting di luar negeri. Sehingga Livy tidak mengabarinya soal masalah ini. Dia tidak ingin Charlene khawatir dan berdampak pada pekerjaannya. Rivano sempat datang untuk berbelasungkawa, tetapi Livy mengusirnya.Saat ini, Livy berlutut di depan makam neneknya. Langit mendung dan mulai gerimis, persis dengan suasana hatinya. Makin deras air mata Livy, makin deras pula hujan yang turun.Preston memayungi Livy sambil menunggunya dengan tenang. Tiba-tiba, ponsel Preston yang berdering memecahkan keheningan.Satu

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 87

    Ternyata itu adalah "ayah terbaiknya".Livy tidak berniat meladeninya, tetapi Rivano maju dan berkata lagi, "Biaya pengobatan di sini seharusnya sangat mahal, 'kan? Aku punya sedikit uang. Aku diam-diam menyimpannya dari Kristin dan Zoey untukmu. Aku bantu kamu bayar biaya operasinya."Sesudah mendengarnya, ekspresi Livy baru berubah. Dia menoleh menatap sosok belakang Rivano yang hendak pergi. Nada bicaranya terdengar tegas saat menyergah, "Kami nggak butuh uangmu! Pergi!""Livy, kenapa kamu sekejam ini sama ayahmu? Kamu putri kandungku. Mana mungkin kuabaikan?" timpal Rivano yang bersikap seolah-olah dirinya adalah ayah yang sangat baik.Namun, tidak peduli bagaimana Rivano berusaha, Livy tidak akan pernah melupakan kekejamannya setelah Helen meninggal, serta kebanggaan pada ekspresi Kristin dan Zoey saat dibawa pulang.Saat ini, Livy tidak ingin meladeni Rivano. Dia sedang mencemaskan keselamatan neneknya.Tiba-tiba, pintu ruang operasi dibuka. Dokter berjalan keluar sambil menatap

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 86

    Jawaban ini membuat ekspresi Nicky membeku. Dia sulit untuk memercayainya. Kemudian, dia teringat pada ucapan bibi Stanley dan bertanya untuk memastikan, "Kamu ikut acara siang juga?"Livy agak terkejut karena mengira tidak ada yang melihatnya. Kini, dia tidak punya alasan untuk menyembunyikan apa pun lagi. Dia mengangguk. "Ya, tapi aku langsung pergi istirahat setelah siap makan. Aku nggak enak badan.""Kamu sakit?" Hal pertama yang dicemaskan Nicky adalah kesehatan Livy. Namun, setelah tersadar kembali, tatapannya menjadi sedih.Ternyata benar, Livy dan Preston bersama. Nicky awalnya mengira keduanya hanya pacaran. Siapa sangka, ternyata keduanya sudah menikah."Sudah jauh lebih baik," timpal Livy yang menyadari kejanggalan dari sikap Nicky. Dia tidak tahu apa yang janggal, tetapi bisa merasakannya. Apa mungkin Nicky terkejut dengan kabar pernikahannya?"Aku nggak bermaksud merahasiakannya darimu. Tapi, kami memang menutupi pernikahan ini dari semua orang. Semua karyawan di perusahaa

DMCA.com Protection Status