Share

Bab 45

Penulis: Dania Zahra
"Ada yang bilang kalau Pak Preston menyukai adikmu. Bahkan ada juga yang bilang kalau mereka berdua sudah bersama," ucap Ivana.

Ivana melanjutkan dengan penuh semangat, "Waktu jam pulang kerja kemarin, seseorang melihat adikmu pergi ke kantor CEO di lantai puncak. Oh iya, bukannya kamu merapikan data di lantai puncak kemarin? Kamu nggak lihat apa-apa?"

"Nggak, tuh. Zoey nggak bersama Pak Preston, semua itu hanya rumor nggak berdasar," bantah Livy.

Ivana membalas sambil mengibaskan tangannya, "Ada yang memotret mereka dan mengunggahnya secara anonim di situs perusahaan. Aku sempat melihatnya, tapi waktu aku mau menyimpannya untuk diperlihatkan padamu, unggahan itu sudah diblokir. Mencurigakan, 'kan?"

Livy tentu saja tahu apa yang terjadi kemarin. Hanya saja, dia tidak leluasa menjelaskannya.

Livy juga tidak menyangka ada yang memotret Zoey saat gadis itu datang mencari Preston di kantor CEO. Grup Sandiaga ini sangat berbahaya. Ada mata-mata di mana-mana. Apa hubungannya dengan Preston b
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 46

    Berhubung Annie sudah mengancam seperti itu, Livy pun tidak kuasa untuk menolak. Dia tidak punya pilihan selain menyanggupi, "Baik, Bu Annie."Annie menatap Livy lekat-lekat dan bertanya dengan dingin, "Kenapa aku nggak melihatmu turun waktu kamu kerja di lantai puncak kemarin? Apa kamu dan Pak Preston pulang sama-sama?"Jantung Livy berdebar. Dia segera menyunggingkan senyum canggung dan membantah, "Nggak, aku pulang duluan setelah selesai merapikan dokumen."Livy merasa Annie mencurigai hubungannya dengan Preston, jadi dia harus menepis kecurigaannya. Apalagi, alasan Annie selalu bersikap sinis padanya tidak lain karena Preston."Terus, kenapa aku nggak melihatmu pulang kerja?" tanya Annie sambil memicingkan matanya, terus mendesak Livy untuk buka mulut."Gula darah rendahku kambuh kemarin. Pak Preston menyuruhku pulang lebih awal, mungkin itu sebabnya Bu Annie nggak melihatku," sahut Livy, berpura-pura tenang.Merasa Livy tidak sedang berbohong, Annie menghela napas lega. Namun, dia

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 47

    Sekarang, aroma itu juga tercium dari tubuh Livy. Annie terbakar api cemburu saat memikirkan asal aroma itu. Sialan! Dia tidak boleh membiarkan Livy menang lagi. Preston hanya miliknya seorang!....Setengah jam sebelum jam pulang kerja, Livy merampungkan tugasnya lebih awal. Kemudian, dia berkemas dan pergi bersama Annie.Livy sudah pernah kerja lapangan beberapa kali sebelumnya. Orang yang ditemuinya adalah perwakilan dari perusahaan mitra. Biasanya, pertemuan itu dilangsungkan selama jam kerja di kafe atau restoran.Namun, kali ini Annie membawanya ke kelab. Selain itu, mereka juga pergi pada malam hari, jadi Livy harus lembur.Bangunan bergaya Elupa itu membentang hampir separuh jalan. Papan nama neon "De Royal" bersinar terang, menonjolkan atmosfer pesta.Livy jarang menikmati kehidupan malam, tetapi bukan berarti dia tidak tahu tempat apa De Royal itu. Kelab ini adalah tempat bersenang-senang terbesar di ibu kota. Banyak orang kaya dan berpengaruh yang menghabiskan uang mereka di

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 48

    Wajah pria itu terkesan mesum, tidak berbeda jauh dengan fotonya. Berbagai botol anggur berderet rapi di atas meja di depannya.Annie mendekati pria itu sambil tersenyum. Kemudian, dia menjabat tangannya dan berucap, "Maaf sudah membuatmu menunggu lama, Pak Wijaya. Jalanan agak macet, jadi kami sedikit terlambat."Pria yang dipanggil "Pak Wijaya" itu mendongak dengan malas dan menyahut pelan, "Bu Annie, orang-orang Grup Sandiaga benar-benar sombong. Kamu membuatku menunggu selama satu jam, lalu begitu datang, kamu hanya meminta maaf? Ini kurang tulus, 'kan?"Setelah mendapat kode, gadis di pelukan Wijaya lantas membuka botol anggur di meja sambil tersenyum."Sesuai aturan, orang yang terlambat harus dihukum minum tiga gelas. Kalau nggak, aku akan merasa diremehkan!" ucap Wijaya sambil menyeringai.Annie diam-diam mendorong Livy maju, lalu berucap sambil tersenyum, "Pak Wijaya, ini kelalaianku. Hanya saja, hari ini aku sedang nggak enak badan dan baru minum obat. Sekarang aku benar-bena

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 49

    Annie terkekeh-kekeh, lalu membentak tegas, "Bu Livy, saat ini kamu sedang mewakili perusahaan. Kalau kamu menyinggung Pak Wijaya hingga kerja sama gagal, apa kamu sanggup bertanggung jawab? Cepat ke sini!"Annie sengaja mengancam Livy. Jika Livy menolak, takutnya besok Annie akan membuat laporan ke departemen SDM bahwa Livy membuat masalah saat kerja lapangan dan menyinggung klien.Peraturan di Grup Sandiaga sangat ketat. Setiap performa karyawan akan dijatuhi hukuman dan diberikan penghargaan yang setimpal.Livy mungkin tidak akan langsung dipecat karena menyinggung klien. Namun, namanya akan masuk dalam catatan hitam dan gajinya akan dikurangi.Jika pelanggaran yang dilakukannya mencapai jumlah tertentu, kontrak kerjanya dengan Grup Sandiaga otomatis akan berakhir.Memikirkan jumlah pengeluaran yang akan timbul setelah neneknya dipindahkan ke Sanatorium Sejahtera, Livy terpaksa menggertakkan gigi dan menurut.Livy tidak bisa mengandalkan Preston selamanya. Selain itu, Wijaya belum t

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 50

    Brak! Pintu toilet ditendang terbuka. Tubuh Livy gemetar ketakutan. Sekarang kesadarannya kian jernih.Begitu menoleh, Livy melihat Wijaya berjalan masuk sambil tersenyum mesum. Pria itu mendekat dan mencekal lengannya.Wajah Livy sontak memucat dan isi kepalanya kosong. Sebelum dia sempat bereaksi, Wijaya sudah menariknya keluar dari toilet dan menyeretnya ke sofa.Gadis yang tadi melayani Wijaya sudah pergi. Kini hanya tertinggal Livy dan pria itu di dalam ruang VIP yang besar.Livy menyadari keganjilan situasi ini dan meronta sambil berteriak minta tolong. Dia lalu berlari menuju pintu. Namun, Livy yang sedang mabuk berat jelas tidak bisa menandingi Wijaya. Baru berlari beberapa langkah, dia sudah ditarik kembali.Seluruh dunia serasa berputar. Livy mendadak sudah ditindih di atas sofa. Bau rokok dan alkohol yang kental memenuhi hidungnya. Saat dia membuka matanya, dia berhadapan dengan sederet gigi kuning kehitaman. Huek! Livy memalingkan wajah dan muntah di lantai.Tangan Wijaya j

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 51

    Tak disangka, dia rela menggunakan cara seperti ini. Tak heran pepatah lama mengatakan bahwa hati perempuan bisa menjadi sangat kejam. Namun, sekarang Livy telah benar-benar melihat kedok asli dari Annie, tetapi tidak ada lagi jalan untuk kembali.Di sini, dia tidak bisa memanggil pertolongan .... Nenek!Wajah Nenek yang lembut muncul di benaknya. Jika Nenek tahu dia diperlakukan seperti ini, pasti nenek akan merasa sedih. Dia tidak bisa menyerah begitu saja!Saat Livy sekali lagi ditekan ke sofa, dia mengumpulkan seluruh kekuatannya untuk mendorong Rambisi dengan keras. Rambisi yang tak menduga serangan itu, terjatuh ke lantai dengan langkah yang goyah. Ketika dia bangkit dengan marah, Livy meraih botol minuman keras di dekatnya dan menghantamkannya ke kepala Rambisi.Suara benturan yang keras terdengar segera setelahnya.Livy terpaku ketakutan melihat Rambisi terkapar di depannya. Matanya terbuka lebar, sementara darah segar mengalir deras dari dahinya. Namun, suara keras tadi ternya

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 52

    "Astaga! Kak, istrimu sudah sadar!" ujar David sambil mengangkat kacamata berbingkai emasnya. Dia hampir saja bersiul ke arah Preston, tetapi langsung berhenti setelah mendapat tatapan tajam darinya."Pak Preston, aku harus meluruskan masalah ini! Rambisi adalah saksi, dia nggak boleh mati .... Kalau dia mati, aku nggak akan bisa lepas dari tuduhan," ucap Livy lemah.Bagaimanapun, kepala Rambisi terluka karena ulahnya. Jika Rambisi benar-benar mati, bukankah itu berarti ... dia akan dianggap sebagai pembunuh? Mengerikan sekali! Tubuh Livy bergetar ketakutan dan pikirannya terasa kosong."Hahaha ...." Sebelum Livy sempat bereaksi, terdengar suara tawa yang keras dari samping.Dengan kaget, Livy mendongak melihat David yang sedang tertawa terbahak-bahak di sampingnya. Apa yang menurutnya lucu? Livy bahkan sudah hampir mati ketakutan!"Serius nih, Kak. Kenapa istrimu pengecut begini? Terus, tadi dia manggil kamu ... Pak Preston?" David benar-benar hampir gila karena tertawa. "Kalian benar

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 53

    "Masuk."Setelah Preston berkata demikian, Bendy membuka pintu dan masuk. Saat melihat Livy sudah tersadar, dia menyapa dengan hormat, "Bu Livy, gimana keadaannya?""Aku sudah baikan. Terima kasih," jawab Livy dengan terus terang.Preston memicingkan mata melihatnya. Bendy segera mengalihkan pembicaraan ke topik utama. "Kata Bu Annie, semalam itu ...." Bendy melirik sekilas pada Livy. Semua ucapannya seolah-olah tertahan di tenggorokannya."Katakan," perintah Preston dengan nada dingin dan penuh wibawa.Bendy menunduk untuk menghindari tatapan Livy, lalu melapor dengan hormat, "Kata Bu Annie, semalam Bu Livy yang berinisiatif meminta untuk bertugas ke luar. Selain itu, dia sudah menasihati Bu Livy untuk jangan minum anggur, tapi Bu Livy malah nggak mau pergi setelah mabuk.""Sebaliknya, dia malah ngobrol dengan akrab sama Rambisi dan Rambisi bahkan menyetujui proyek berprofit rendah itu. Melihat masalahnya sudah selesai, Bu Annie ingin pulang dan menawarkan untuk membawa Bu Livy pulang

Bab terbaru

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 298

    Kalimat ini benar-benar kejam saat memarahi seorang pria. Chloe sama sekali tidak menjaga harga diri Stanley. Sungguh tajam dan mematikan. Bagaimanapun, pria paling pantang kemampuan ranjangnya dicela.Wajah Stanley sontak memucat, lalu akhirnya menjadi suram. Namun, karena ada orang lain di tempat itu, dia merasa malu untuk marah. Dia hanya bisa menenangkan Chloe dengan nada memelas."Ya sudah, aku tahu kamu cuma main-main di luar untuk membuatku kesal. Aku sudah menyadari kesalahanku dan aku nggak akan melakukannya lagi. Kalau kamu nggak enak badan, aku akan menemanimu selama dua hari ke depan dan menjadi pelayan pribadimu, oke?"Ugh .... Livy hampir muntah mendengarnya. Untung saja dia sedang lapar, jadi perutnya kosong. Kalau tidak, dia pasti sudah muntah karena mual."Nggak perlu repot-repot. Oh, mantan pacarmu masih ada di sini. Sepertinya dia juga sakit. Pak Stanley, kalau kamu peduli dan menanyakan kabarnya, mungkin kalian bisa balikan lagi," sindir Chloe yang kembali menyerang

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 297

    Menahan rasa pedih di hatinya, Livy berbalik untuk pergi. Samar-samar, dia mendengar Preston di belakangnya mengangkat telepon.Nada bicaranya tiba-tiba menjadi lembut, bahkan terdengar agak hangat. "Sylvia, aku masih sibuk.""Ya, aku nggak akan lupa."Mendengar sampai di situ, Livy hanya bisa tersenyum getir. Perbedaan antara cinta dan tidak cinta memang sangat jelas.Livy kembali ke kantornya, tumpukan pekerjaan masih menggunung. Dia mengusap perutnya yang mulai terasa lapar, lalu akhirnya memutuskan untuk turun dan mencari sesuatu untuk dimakan.Saat pintu lift terbuka, terlihat beberapa orang dari departemen lain yang masih lembur. Ketika melihat Livy, pandangan mereka menunjukkan penghinaan. Beberapa bahkan mendesaknya ke bagian paling dalam lift, seolah-olah Livy adalah sesuatu yang menakutkan."Itu dia, 'kan?""Ya, benar. Dia nggak terlihat seperti wanita penggoda, tapi trik yang digunakannya sangat hebat.""Hahaha, jangan bicara begitu. Gimana kalau dia dengar nanti?""Biarkan

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 296

    Livy mengikuti Bendy ke ruangan Preston. Ekspresi pria itu terlihat kurang baik, tangannya memegang tablet, sepertinya sedang membaca pesan di grup.[ Livy dan Pak Bendy mesra sekali. Livy pasti sangat mencintainya. ]Setelah membaca satu per satu komentar, Preston perlahan-lahan mendongak menatap Livy yang berdiri di depannya. "Apa pendapatmu setelah mendengar orang-orang bilang kamu sangat cocok dengan Bendy?"Wajah Bendy langsung menjadi muram. Fitnah, ini benar-benar fitnah! Bukankah setiap kali dia mencari Livy karena perintah Preston? Dia hanya menjalankan tugas, tetapi foto-foto itu malah digunakan oleh orang lain untuk membuat masalah."Ini ... semua ini cuma kesalahpahaman." Livy menggigit bibirnya, menatap Bendy dengan agak canggung dan berkata, "Pak Bendy, apa kamu bisa meluangkan waktu untuk menjelaskan hal ini kepada semua orang?""Baik, aku akan segera mengurusnya." Setelah berkata demikian, Bendy langsung berlari keluar, khawatir dirinya akan terlibat dalam pertengkaran

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 295

    Livy terpaku mendengar sindiran terakhir dari rekan kerjanya yang segera diikuti oleh tawa sinis."Berani melakukannya tapi nggak berani mengakuinya, ya?"Salah satu rekan kerja lainnya menarik lengannya dan berkata, "Sudahlah, jangan terlalu keras. Nanti dia atur kita jadi petugas kebersihan seperti yang dilakukannya sama adiknya."Usai bicara, para rekan kerjanya pun pergi.Livy yang kebingungan, menoleh ke Ivana yang masih di sampingnya. "Apa aku melakukan sesuatu yang membuat mereka marah?" tanyanya ragu.Ivana tampak sedikit canggung dan ragu-ragu sebelum akhirnya berkata pelan, "Livy, kamu benar-benar minta bantuan agar Zoey dipindahkan ke departemen pemasaran?"Livy terkejut dan segera bertanya, "Dari mana kamu tahu soal itu?"Ivana menghela napas panjang. "Grup obrolan perusahaan sudah heboh soal itu! Aku yakin kamu punya alasan sendiri dan aku tahu kamu bukan orang seperti yang mereka bicarakan. Tapi sekarang, di kantor ... rumor itu sudah menyebar ke mana-mana."Livy merasa s

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 294

    Livy tidak terlalu memikirkan hal itu. Bagaimanapun, ini adalah area umum, jadi melihat orang lewat adalah hal yang wajar. Saat kembali ke mejanya, Sherly baru kembali setelah beberapa waktu.Livy segera berdiri dan bersiap untuk melaporkan perkembangan proyek. Namun, suara salah satu rekan kerja di sebelahnya tiba-tiba terdengar. "Bu Sherly, tadi pakaian yang Anda pakai bagus sekali. Kenapa sekarang ganti baju lagi?"Sherly tersenyum tipis, lalu merapikan rambutnya dengan anggun dan menjawab, "Tadi agak kotor, jadi aku ganti."Setelah itu, dia menoleh ke arah Livy dengan ekspresi lembut dan memberikan komentar yang terdengar penuh perhatian, "Livy, tubuhmu belum sepenuhnya pulih. Seharusnya kamu istirahat saja di rumah. Aku nggak mau kehilangan salah satu talenta terbaik di departemen sekretaris ini."Ucapan itu segera membuat rekan-rekan lain di sana memandang Livy dengan tatapan yang sulit dijelaskan. Ada rasa iri yang tidak bisa disembunyikan.Livy terkejut dan buru-buru berkata, "

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 293

    Livy hanya menggelengkan kepala dengan senyum pahit.Bergantung pada orang lain hanyalah kesia-siaan. Bahkan Preston yang masih berstatus sebagai suaminya saja bisa bersikap seperti ini padanya. Apalagi jika mereka bercerai nanti, siapa tahu apakah Livy akan menjadi korban balas dendamnya atau tidak.Livy harus fokus membangun kariernya sendiri. Hanya dengan memiliki kekuatan dan kemandirian, dia bisa hidup lebih baik.....Keesokan paginya, Livy bangun lebih awal untuk pergi ke kantor.Sherly sudah mengirimkan laporan perkembangan proyek selama dua hari terakhir. Begitu tiba di meja kerjanya, Livy langsung tenggelam dalam pekerjaannya.Seperti biasa, Ivana datang tepat waktu. Saat melihat Livy, dia terlihat terkejut. "Livy, bukannya kamu lagi sakit? Kenapa baru istirahat satu hari sudah masuk kerja lagi?""Aku sudah merasa lebih baik sekarang, jadi aku masuk. Proyek ini cukup banyak kerjaan, jadi aku nggak bisa terus beristirahat," jelas Livy dengan singkat."Iya juga sih." Ivana meng

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 292

    Amarah Preston hampir meluap dari dadanya. Genggaman tangannya di pergelangan Livy semakin erat, seolah ingin menghancurkan tulangnya.Tatapan dingin penuh kemarahan terpancar dari matanya, membuat Livy semakin gemetar. Air mata mengalir deras dari matanya karena rasa sakit yang tak tertahankan.Dengan suara terisak, dia mencoba menjelaskan, "Sayang, aku dan Nicky cuma teman. Bukan seperti yang kamu pikirkan. Kami nggak melakukan apa-apa ... bisa nggak kamu percaya padaku?""Percaya padamu?" Preston tertawa sinis, kemudian melepaskan genggamannya dengan kasar. Dia bersandar ke sofa dan menatapnya dengan pandangan penuh ejekan."Livy, ucapanmu nggak berarti apa-apa. Lebih baik buktikan dengan tindakan bahwa kamu nggak bisa meninggalkan aku."Livy tertegun. Buktikan? Mengapa dia harus membuktikannya?Dengan hati-hati, dia menyembunyikan pergelangan tangannya yang sakit di balik tubuhnya. Kemudian, dia bertanya dengan suara serak, "Kamu ... nggak ingin aku pergi, bukan?"Livy menatap Pres

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 291

    Pria itu bertubuh tinggi dan tegap. Auranya saat ini begitu menekan hingga membuat orang merasa tertekan."Pak Preston." Nicky menyeka sudut bibirnya yang berdarah sambil memberikan senyum sopan. "Namaku Nicky.""Aku nggak tertarik mengenal orang yang nggak ada hubungannya denganku," balas Preston dengan ketus, lalu langsung menggenggam tangan Livy dan menariknya.Tangan Livy yang baru saja terluka akibat pegangan Nicky, kini digenggam erat oleh Preston dengan kasar. Rasa sakit itu membuat air matanya hampir mengalir."Pak Preston, tangan Livy terluka!" kata Nicky dengan cemas dan mencoba mendekat. Namun, tatapan dingin dari wajah Preston membuatnya mundur dengan gugup."Dia itu istriku. Nggak butuh perhatianmu!" Suara Preston semakin dingin, dengan nada penuh ketegasan yang membuat siapa pun merasa kecil di hadapannya."Kalau begitu, boleh aku bertanya, Pak Preston? Apakah Anda benar-benar melindungi istri Anda dengan baik?" Nicky tahu bahwa kata-katanya akan memancing masalah, tetapi

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 290

    Livy ragu sejenak. Dia tahu Nicky selalu menganggapnya sebagai teman baik, dan kemungkinan besar telepon semalam telah membuatnya khawatir.Setelah memastikan melalui cermin bahwa luka-lukanya sudah tertutup dengan baik dan tidak terlihat, dia berganti pakaian dan turun ke bawah.Mobil Nicky terparkir di dekat air mancur yang tidak jauh dari rumahnya."Maaf ya, Nicky, semalam aku cuma terlalu tertekan. Maaf kalau aku mengganggumu," kata Livy dengan nada menyesal.Temannya tidak banyak, terutama setelah dia putus dengan Stanley. Livy awalnya berpikir bahwa hubungan mereka juga akan berakhir, tetapi nyatanya, Nicky tetap menjadi temannya."Nggak apa-apa. Orang yang bisa masuk ke Grup Sandiaga pasti orang-orang hebat, jadi wajar kalau merasa tertekan. Tapi, Livy, kamu sudah sangat luar biasa," jawab Nicky sambil memperhatikan Livy dengan saksama.Dia tahu ada sesuatu yang disembunyikan Livy darinya. Namun, mengingat posisinya sebagai teman biasa, dia merasa tidak punya hak untuk bertanya

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status